Kamis, 19 Juni 2025

100 Pelangi Diktum (3)


 

100 Pelangi Diktum (3)


Suami kuat bukan yang bangun untuk Tahajud, tetapi, yang mengarahkan istri untuk Dhuha
(Abdul Haris Booegies)

Bumi memang dikuasai pria, tetapi, Surga berada di telapak kaki wanita
(Abdul Haris Booegies)

Jangan hanya fokus pada kesuksesan.  Sebab, selalu ada faktor kegagalan di tiap perjuangan
(Abdul Haris Booegies)

Mengingkari kekalahan merupakan perjuangan untuk merebut kemenangan
(Abdul Haris Booegies)

Cinta tak pernah mengajarkan kecewa
(Abdul Haris Booegies)

Harta yang mustahil hilang adalah keluarga dan pengetahuan
(Abdul Haris Booegies)

Kekerasan yang ditimpakan ke orang akan dibalas.  Mungkin bukan sekarang, tetapi, tunggu saja
(Abdul Haris Booegies)

Manusia mulai sadar diri ketika ia mulai tahu kelemahannya
(Abdul Haris Booegies)

Senjata terbesar orang-orang sukses ialah pikiran positif
(Abdul Haris Booegies)

Tidak setia bukan berarti berkhianat
Bila cita-cita kandas terus
Bukan dosa kalau mengubah cita-cita
Tak setia pada cita-cita merupakan proses
Sebab, kemenangan menanti di jalur lain
(Abdul Haris Booegies)

Realitas hanya fatamorgana kalau kita tak mampu menjadikannya destinasi untuk meraih sukses
(Abdul Haris Booegies)

Fokus menjadi juara akan meminimalkan kekalahan
(Abdul Haris Booegies)

Fantasi menciptakan banyak realitas
(Abdul Haris Booegies)

Menulis karena punya disiplin waktu.
Menulis berkat teliti merangkai kata
Disiplin dan teliti merupakan azimat menulis
(Abdul Haris Booegies)

Ibadah layu kala kesehatan merosot
(Abdul Haris Booegies)

Mengapa manusia banyak yang gagal?  Sebab, skenario hidup yang diinginkan adalah kesuksesan.  Mengapa tak mengubah akhir cerita di skenario bahwa hidup adalah perjuangan
(Abdul Haris Booegies)

Keandalan menulis ditentukan kualitas imajinasi
(Abdul Haris Booegies)

Jangan mundur gara-gara gagal.  Sebab, itulah kunci para juara
(Abdul Haris Booegies)

Dunia bisa hilang, tetapi, imajinasi tidak
(Abdul Haris Booegies)

Mustahil menemukan orang menderita karena imajinasi.  Sementara realitas lebih banyak menyengsarakan
(Abdul Haris Booegies)

Imajinasi menciptakan realitas yang kita jalani
(Abdul Haris Booegies)

Pikiran bertumpa pada realitas dan imajinasi
(Abdul Haris Booegies)

Dua sepatu yang mengubah hidup ialah sepatu Cinderella dan sepatu yang melayang ke wajah George Bush
(Abdul Haris Booegies)

Dalam cinta, selalu ada semangat buaya darat
(Abdul Haris Booegies)

Kekayaan itu ada dua.  Kekayaan hati untuk mensyukuri kekayaan harta
(Abdul Haris Booegies)

Saya tahu cinta karena pernah dibenci
(Abdul Haris Booegies)

Cinta lebih indah daripada imajinasi
(Abdul Haris Booegies)

Bukan cinta kalau pandangan tidak searah dalam tujuan
(Abdul Haris Booegies)

Satu-satunya alasan untuk hidup adalah untuk mati
(Abdul Haris Booegies)

Cnta itu ibarat teka-teki.  Kita mendatanginya, tetapi, tidak tahu jalan keluar
(Abdul Haris Booegies)

Di masa depan, manusia akan hidup di alam imajinasi.  Realitas akan menjadi alam yang sepi
(Abdul Haris Booegies)

Imajinasi bercokol dalam pikiran.  Sementara realitas terpampang di depan mata
(Abdul Haris Booegies)

Rindu di hati tak sembuh sebelum melihat kekasih, walau dalam khayal
(Abdul Haris Booegies)

Pikiranku adalah petualanganku
(Abdul Haris Booegies)

Ujung kekalahan ada dua.  Kecewa sebagai pecundang atau bijak untuk mengubah strategi
(Abdul Haris Booegies)

Siapa gerangan gadis tidak bergetar kalau dibisik dengan suara merintih.  "Kau satu-satunya wanita dalam hidupku dan inilah satu-satunya cinta seumur hidupku".  Ingat pesan nenek, jangan mau terjerat perangkap buaya darat
(Abdul Haris Booegies)

Ibu adalah dunia sempurna bagi seorang anak
(Abdul Haris Booegies)

Di hari tua, sahabat-sahabat terkasih sudah pergi.  Kini, saya melewati malam-malam senyap dengan kenangan yang terus memanggil-manggil
(Abdul Haris Booegies)

Berhati-hatilah dengan dunia.  Ia memujimu setinggi langit kemudian menghempaskanmu ke dasar Bumi
(Abdul Haris Booegies)

Kebenaran hanya ada dalam fantasi.  Tidak ditemukan dalam realitas
(Abdul Haris Booegies)

Saya tak peduli dengan kata-katamu.  Sebab, mulut dan pantatmu sama-sama suka mengeluarkan bunyi
(Abdul Haris Booegies)

Kesabaran adalah rahasia nomor satu dalam kehidupan
(Abdul Haris Booegies)

Sifat dasar manusia tidak berubah setelah sukses
(Abdul Haris Booegies)

Wanita merupakan makhluk yang bisa mengubah keputusan
(Abdul Haris Booegies)

Gagal satu kali dan berhasil seterusnya hanya ada dalam dongeng
(Abdul Haris Booegies)

Saya tidak takut gagal karena itu saya mengejar sukses
(Abdul Haris Booegies)

"Tidak berhenti" adalah azimat orang sukses
(Abdul Haris Booegies)

Tidak ada yang mustahil dilakukan oleh pikiran selama manusia berpijak di Bumi
(Abdul Haris Booegies)

Mengharapkan hal-hal besar dari diri sendiri merupakan kunci kemandirian
(Abdul Haris Booegies)

Kemalasan itu timbul karena ada orang rajin.  Andai tak ada orang rajin, niscaya kemalasan tidak dipersoalkan
(Abdul Haris Booegies)

Masalah kita adalah, waktu tak pernah cukup untuk bermalas-malasan
(Abdul Haris Booegies)

Ada tiga yang mengendalikan remaja; orangtua, pacar dan uang
(Abdul Haris Booegies)

Ada dua manusia terkuat di dunia.  Orang yang bisa bangun untuk shalat Shubuh dan orang yang ikhlas memaafkan
(Abdul Haris Booegies)

Tempat pulang ada dua; Tuhan dan keluarga
(Abdul Haris Booegies)

Semangat, harapan, impian dan visi hanya dimiliki oleh individu pemilik masa depan
(Abdul Haris Booegies)

Persiapan dan pengetahuan merupakan fondasi kesuksesan
(Abdul Haris Booegies)

Kalau jejaka membisik seorang gadis bahwa saya mencintaimu sekarang dan selamanya, jangan percaya!  Ingat, buaya darat tidak pernah puas dengan satu korban
(Abdul Haris Booegies)

Kata abadi di dunia ialah "Ibu".  Tergiang sejak bayi sampai akhir hayat
(Abdul Haris Booegies)

Tidur merupakan petualangan di alam mimpi
(Abdul Haris Booegies)

Kesehatan adalah anugerah terbesar.  Tidak ada penemuan besar dari orang yang terbaring sakit kecuali bagi-bagi warisan
(Abdul Haris Booegies)

Tujuan merupakan sayap kehidupan
(Abdul Haris Booegies)

Garis tangan mustahil diubah, tetapi, nasib bisa diubah
(Abdul Haris Booegies)

Kebebasan itu bukan melakukan sesuatu sesuai kemauan.  Kebebasan merupakan tanggung jawab tentang hak dan kewajiban(Abdul Haris Booegies)

Bila ingin melihat lukisan indah, pandanglah senyum ibumu.  Kalau hendak menyimak dendang merdu, dengarlah suara ibumu.  Jika mau merasakan telaga sesejuk embun, tataplah mata ibumu
(Abdul Haris Booegies)

Keinginan yang selalu terpendam di hati manusia ialah hendak merasakan belaian ibu
(Abdul Haris Booegies)

Mantra jitu keberhasilan seorang anak adalah doa ibu
(Abdul Haris Booegies)

Semua orang punya kehebatan di wilayah masing-masing
(Abdul Haris Booegies)

Perbuatan sekecil apa pun hari ini, akan dipanen esok
(Abdul Haris Booegies)

Sukses terkait semangat, bukan waktu.  Sebab, semua orang punya waktu 24 jam sehari-semalam
(Abdul Haris Booegies)

Belajarlah terus sampai orang-orang dengki di sekelilingmu laksana barisan semut mengitari gula.  Ingat, makin banyak buah pohon, kian banyak yang melemparnya
(Abdul Haris Booegies)

Kegagalan merupakan fase jeda untuk melangkah kembali
(Abdul Haris Booegies)

Kesuksesan butuh waktu kecuali kau sepupu Superman
(Abdul Haris Booegies)

Hidup adalah sekumpulan fragmen
(Abdul Haris Booegies)

Peluang banyak bertebar.  Kita harus menggapainya dengan keterampilan
(Abdul Haris Booegies)

Wanita pasti menyenangi pria bertabiat buaya dan tuyul.  Sebab, buaya terbukti sebagai reptil setia kepada pasangannya.  Sementara tuyul masih kecil sudah pintar cari uang
(Abdul Haris Booegies)

Cinta pertama selalu bergelora bak kobar api.  Sementara cinta terakhir menggelisahkan laksana ombak.  Semua karena tertutupnya kesempatan berlakon sebagai buaya darat
(Abdul Haris Booegies)

Tak ada kesetiaan sejati dalam cinta, yang ada hanya pengorbanan di atas hubungan yang lemah
(Abdul Haris Booegies)

Lelah hanya milik pekerja keras.  Pemalas tidak mungkin merasa lelah
(Abdul Haris Booegies)

Jangan memikirkan menang atau kalah, tetapi, fokus bahwa di tiap pertandingan hanya ada satu juara
(Abdul Haris Booegies)

Bukan bagaimana menjadi cerdas, tetapi, bagaimana kecerdasan itu mewarnai banyak orang
(Abdul Haris Booegies)

Semua bisa mengontrol nasibnya tanpa perlu sulap atau sihir
(Abdul Haris Booegies)

Terkadang, almamater bukan sekedar persinggahan bagi alumni, tetapi, serpihan jiwa
(Abdul Haris Booegies)

Saya memang diam.  Sebab, sudah paham
(Abdul Haris Booegies)

Bahagia itu ketika manusia tak punya masalah.  Rumitnya, manusia tinggal di dunia yang penuh masalah
(Abdul Haris Booegies)

Cinta selalu menjadi kenangan.  Kenangan menjadi impian.  Impian menjadi rindu.  Rindu menjadi cinta.  Baca kembali kalimat pertama.
(Abdul Haris Booegies)

Ucapan adalah bentuk imajinasi yang kelak menjadi realitas
(Abdul Haris Booegies)

Di mana gerangan Aphrodite bersemedi?  Sampaikan kisahku yang semalam terseret pertikaian di dekat perapian leluhur.  "Paras rupawan bukan cuma penghibur hati, namun, penyulut kegaduhan"
(Abdul Haris Booegies)

Dengarlah, Kisanak!  Dekaplah kata-kataku ini untuk kau renungkan.  "Hentikan membenahi busanamu untuk busana orang lain"
(Abdul Haris Booegies)

Saya bersandar pada sebatang kayu yang mengapung dari samudra tak bertepi.  Tubuh terkulai karena terperangkap oleh keliaran makna kata-kata.  "Kekuatan tidak berarti kemenangan.  Kebenaran tidak berarti kepuasan"
(Abdul Haris Booegies)

Saya mendekati kuncup-kuncup kembang di tepi gerbang sekolah.  Tanganku merogoh secarik kertas lusuh yang memuat beban makna.  "Bukan salah guru kalau kau tak paham"
(Abdul Haris Booegies)

Sejak tadi saya mencari-cari.  Suara yang entah dari mana.  Membisikkan untaian kata tegas, sedikit menyakitkan.  "Jangan salahkan takdirmu kalau jalan hidupmu seolah tercipta dari derita.  Salahkan dirimu yang enggan mengubah takdir"
(Abdul Haris Booegies)

Ini pekuburan tua.  Ada bau bangkai menyergap hidung.  Bukan, itu bukan bangkai, tetapi, bisul dosa yang meletup di bawah tanah.  "Semua karena kejahatan di hati didukung oleh tangan dan kaki"
(Abdul Haris Booegies)

Sungguh pedih jiwa yang remuk oleh penantian.  Wahai jiwa yang merindu, ada badai, ada api.  Jangan terkulai merajut asa.  Ingat, fajar dan senja tak pernah ingkar janji
(Abdul Haris Booegies)

Ingatan terkikis oleh momen-momen, oleh selubung waktu.  Adakah yang menggema sampai napas terakhir terenggut?
"Anak bisa melupakan orangtuanya, sementara orangtua tidak bisa melupakan anaknya"
(Abdul Haris Booegies)

Angin di gurun menggulung ke segala arah.  Bayu di padang kalbu pun terombang-ambing.  Wahai bayang-bayang yang menari di panggung malam.  "Penilaian terpengaruh suasana"
(Abdul Haris Booegies)

Keragu-raguan menghentak hati yang rapuh.  Jangan bimbang di permulaan musim gugur ini.  Wahai jiwa yang terguncang badai emosi.  "Asal-usul dan karakteristik merupakan penilaian awal"
(Abdul Haris Booegies)

Wahai jiwa yang tegak di tengah guncangan.  Wahai keindahan nan lestari yang tiada gentar oleh siluet pekat.  "Jangan mengubah siapa dirimu"
(Abdul Haris Booegies)

Ingatkah kau tentang lorong waktu?  Kita terempas dalam pusaran sang kala demi mengais kompilasi mantra di gua purba.  Terdengar guntur menggelegar.  "Tradisi leluhur adalah lorong masa kini ke masa lampau"
(Abdul Haris Booegies)

Wahai jiwa yang bergelora dalam gempita tempo.  Tunduklah mengikuti irama waktu yang berdentang.  Jangan menampik penuntun dalam melintas titian.  "Ada aturan karena manusia terus bergerak, terus berubah"
(Abdul Haris Booegies)

"Apa yang dilakukan oleh khalayak di alun-alun ini?  Apa yang membuatnya bergelombang dalam simfoni rancak", gumamku lirih.  Terdengar suara penuh daya dari kaki bukit.  "Semua bergerak sebagaimana awan dan sungai untuk membentuk keharmonisan"
(Abdul Haris Booegies)


Senin, 16 Juni 2025

100 Pelangi Diktum (2)

 

 

100 Pelangi Diktum (2)


Kecepatan merupakan identitas masa depan
(Abdul Haris Booegies)

Kau memang pergi.  Jauh dari sisiku, namun, saya masih bisa memikirkanmu.  Ini merupakan kebahagiaan sekalipun kau tak ada di sini
(Abdul Haris Booegies)

Sudut pandang tiap orang berbeda karena cara mereka mengolah pengetahuan juga berbeda
(Abdul Haris Booegies)

Pengetahuan yang diolah akal akan menghasilkan produk positif atau negatif.  Tergantung koneksi antara otak dengan hati dalam memproses
(Abdul Haris Booegies)

Dalam mengarungi hidup
Orang selalu mengejar predikat sebagai individu terbaik
Ini akan memicu kebanggaan
Di sisi lain, segelintir insan berupaya menjadi figur yang bernilai dalam interaksi sosial
lni bakal memacu kebahagiaan
Tekad tergantung pada ikhtiar masing-masing
Ingin bangga atau bahagia?
(Abdul Haris Booegies)

Pria menjelajah untuk menikmati petualangannya
Wanita menjelajah untuk dinikmati petualangannya
(Abdul Haris Booegies)

Mendidik kalbu agar rendah hati
Mendidik akal agar pikiran cemerlang
(Abdul Haris Booegies)

Menyemangati diri untuk meraih cita-cita merupakan pekerjaan yang jarang dilakukan
(Abdul Haris Booegies)

Sifat berubah seiring usia.  Setebal apa pun tekad, niscaya aus oleh umur
(Abdul Haris Booegies)

Mengapa kita sering gagal?  Ini akibat kalkulasi otak.  Begini modusnya.  Otak melarang kita melompati sungai yang lebarnya tiga meter.  Sebab, pasti gagal.  Di lain kesempatan, kita dikejar hewan liar.  Ternyata sungai itu bisa diloncati.
Jangan fokus pada kalkulasi otak
(Abdul Haris Booegies)

Kesulitan memacu daya kreasi agar kita terlepas dari kesulitan
(Abdul Haris Booegies)

Menulis merupakan panggilan hati untuk menabur inspirasi
(Abdul Haris Booegies)

Berpihak pada kepentingan positif
(Abdul Haris Booegies)

Ketika mendengar al-Qur'an pada bulan biasa, kita menikmati alunannya
Ketika mendengar al-Qur'an pada Ramadan, kita menikmati maknanya
(Abdul Haris Booegies)

Kesabaran adalah pancaran jiwa
(Abdul Haris Booegies)

Semua suami ingin mempersembahkan kebahagiaan untuk istri.
Sementara istri bertekad mencurahkan kehidupan terbaik bagi suami.
Keindahan berkeluarga ini bukan dalam rumah tangga hakiki.  Ini sekedar konsumsi publik agar terlihat harmonis demi meraih prestasi sosial di tengah masyarakat dan media
(Abdul Haris Booegies)

Biar lambat asal tidak kembali ke awal perjalanan
(Abdul Haris Booegies)

Semangat mendorong ketekunan
Ketekunan melahirkan peluang
Peluang menghamparkan pilihan
Jangan bicara kesuksesan tanpa punya pilihan yang menentukan langkah selanjutnya
(Abdul Haris Booegies)

Alumni laksana kupu-kupu
Almamater ibarat taman bunga
Indahnya reuni
(Abdul Haris Booegies)

Tiga hal yang selalu mengguncang jiwa ialah ayah-ibu, persahabatan serta almamater.  Ketiganya identik dengan pengorbanan dan semangat
(Abdul Haris Booegies)

Reuni alumni hanya berlangsung sehari, namun, pesta itu sesungguhnya tidak pernah berakhir.  Sebab, seluruh kenangan membentuk atmosfer di almamater
(Abdul Haris Booegies)

Alumni bisa berhenti mencintai almamater, tetapi, almamater tidak pernah berhenti mencintai alumni
(Abdul Haris Booegies)

Jangan mengeluh.  Kalau mengeluh, niscaya kau kehilangan waktu dan kesempatan yang mustahil direbut kembali
(Abdul Haris Booegies)

Sebar gagasanmu agar menjadi taman pahala
Gagasan yang baik akan mengembangkan rasa percaya diri
Gagasan besar niscaya mengajarkan pedoman hidup
(Abdul Haris Booegies)

Usia tua bukan penghalang untuk terus mengenang almamater sebagaimana usia tua bukan penghalang untuk terus belajar
(Abdul Haris Booegies)

Tiap manusia merupakan pengguna waktu dan arsitek kehidupan bagi dirinya.  Seluruh susunan kehidupan yang sekarang dirasakan adalah ikhtiar kita di masa lalu dalam menggunakan waktu untuk merangkai kehidupan
(Abdul Haris Booegies)

Kesabaran merupakan jalan menuju ke Surga
(Abdul Haris Booegies)

Orang takut dengan ide baru karena terkurung dengan ide lama
(Abdul Haris Booegies)

Apa itu masa depan?  Sederet halusinasi yang disepakati tentang rangkaian waktu
(Abdul Haris Booegies)

Apa itu masa kini?  Refleksi sejarah sekaligus fatamorgana waktu yang akan datang
(Abdul Haris Booegies)

Apa itu masa lalu?  Untaian fiksi yang menjadi bahan penelitian para ilmuwan, sejarawan dan penggemar konspirasi
(Abdul Haris Booegies)

Kita menelusuri sejarah agar bernilai bagi kehidupan, tetapi, hanya segelintir petualang kehidupan menjadi pembuat sejarah
(Abdul Haris Booegies)

Mencerna informasi saban waktu artinya memperbaiki perspektif untuk menjangkau target
(Abdul Haris Booegies)

Masa lampau, masa kini dan masa depan bukan sebuah kesatuan.  Ketiganya berdiri sendiri.  Sebagai bukti, di zaman purba ada diktator.  Sampai sekarang ada diktator.  Manusia tidak bisa menghadirkan dunia tanpa diktator karena tiap masa terpisah sekaligus berdiri sendiri.  Masa silam, masa kini serta masa depan bukan segandeng waktu untuk belajar tentang sesuatu yang terdahulu.  Inilah yang menyebabkan diktator selalu muncul.  Sebab, manusia sekarang bukan bagian dari masa lalu yang pernah diperintah diktator
(Abdul Haris Booegies)

Imajinasi adalah alam yang penuh kemustahilan.  Kalau imajinasi hendak dikalkulasi secara empiris, niscaya pengetahuan tak pernah sanggup
(Abdul Haris Booegies)

Imajinasi adalah sumbu segenap keindahan
(Abdul Haris Booegies)

Cinta adalah akar semua cemburu
(Abdul Haris Booegies)

Imajinasi merupakan modal utama penulis untuk menginspirasi dunia
(Abdul Haris Booegies)

Menulis bukan seberapa cerdas kau, namun, seberapa hebat fantasi berkeliaran di kepalamu
(Abdul Haris Booegies)

Reuni adalah terapi
(Abdul Haris Booegies)

Sahabat sejati laksana unta merah yang bunting.  Langka, mahal sekaligus membahagiakan
(Abdul Haris Booegies)

Waktu antara Jumat dengan Jumat berikut terasa bak pijar meteor yang sekejap.  Waktu yang berlalu cepat wajib dimaksimalkan.  Sebab, waktu adalah amal
(Abdul Haris Booegies)

Ada kejahatan di tiap makhluk Bumi sebagaimana mereka punya keluhuran
(Abdul Haris Booegies)
Text sticker ini diilhami sabda Rasulullah:  "Ada pahala untuk kebaikan bagi tiap makhluk hidup"

Lelaki sejati punya lembah cinta di lubuk hati
Wanita sejati memiliki cakrawala kasih sayang di jiwa
(Abdul Haris Booegies)

Realitas dan imajinasi terkadang mengingkari kebenaran
(Abdul Haris Booegies)

Untuk menyegarkan jasmani dan rohani, menghadaplah ke Barat sambil mengaplikasikan rumus 24434
(Abdul Haris Booegies)

Papan tulis punya penghapus untuk menghilangkan coretan kapur.  Sementara coretan ilmu di kepala tak punya penghapus
(Abdul Haris booegies)

Waktu terasa cepat berlalu karena kita lamban dalam beraktivitas
(Abdul Haris Booegies)

Dunia bisa menunggu kita untuk berdandan, tetapi, waktu tidak
(Abdul Haris Booegies)

"Cepat dan selamat" akan menjadi ciri dalam bekerja di masa mendatang
(Abdul Haris Booegies)

Penyesalan terbesar ialah menyesali diri
(Abdul Haris Booegies)

Kata-kata indah bersumber dari imajinasi
(Abdul Haris Booegies)

Fakta berpijak di Bumi.  Fiksi berpijak di langit
(Abdul Haris Booegies)

Tindakan dianggap lebih penting dibandingkan kata-kata.  Ucapan ibarat embun.  Sementara perbuatan laksana hujan.  Dalam shalat, bacaan dan gerakan sama penting.
(Abdul Haris Booegies)

Imajinasi adalah fondasi masa depan
(Abdul Haris Booegies)

Imajinasi lebih mendominasi kehidupan ketimbang realitas.  Orang bekerja agar sampai di masa depan yang kabur modelnya.  Orang beribadah agar sampai di Firdaus yang tak terbayang modelnya
(Abdul Haris Booegies)

Tidak ada masa depan kalau tak ada imajinasi
(Abdul Haris Booegies)

Kalau dunia ini hilang, kita masih bisa berkelana dalam imajinasi
(Abdul Haris Booegies)

Perspektif dibatasi realitas.  Sementara imajinasi tidak membatasi perspektif
(Abdul Haris Booegies)

Realitas bukan dunia ideal bagi manusia  Orang lebih menyukai imajinasi yang merupakan dunia semu untuk berpetualang
(Abdul Haris Booegies)

Arogansi adalah dekadensi pribadi dalam kesuksesan
(Abdul Haris Booegies)

Arogansi adalah rasa percaya diri yang disamarkan sebagai sikap pantang menyerah
(Abdul Haris Booegies)

Arogansi dan kehebatan itu bersahabat
(Abdul Haris Booegies)

Kita tak bisa mengubah kenangan, tetapi, bisa mengubah persepsi tentang kenangan
(Abdul Haris Booegies)

Posisi seorang sahabat seperti dua jiwa yang saling terikat
(Abdul Haris Booegies)

Persahabatan sesama alumni ibarat tangga.  Makin lama bersahabat, kian tinggi kaki berpijak.  Makin bijak pula memandang almamater (Abdul Haris Booegies)

Usia menandakan keterbatasan fisik sekaligus kejernihan jiwa
(Abdul Haris Booegies)

Tiap pagi saya membuka lembar halaman surat kabar.  Kalau artikelku tidak dimuat.  Saya kembali belajar merangkai kalimat
(Abdul Haris Booegies)

Bukan seberapa banyak harta yang dimiliki, namun, seberapa banyak pengetahuan yang dimiliki
(Abdul Haris Booegies)

Reuni = rahasia emosional undang nostalgia indah
(Abdul Haris Booegies)

Doa guru di sekolah ibarat pengawal yang terus mengawasi untuk mencapai cita-cita
(Abdul Haris Booegies)

Mewujudkan cita-cita merupakan impian semua orang.  Menggapai cita-cita niscaya menggelorakan semangat kendati yang diharapkan tidak sesempurna yang diimpikan
(Abdul Haris Booegies)

Di mana pun berada, alumni dengan almamater selalu terhubung.  Ibarat cinta,  tertanam di hati untuk tumbuh siang-malam
(Abdul Haris Booegies)

Disiram dengan rindu
Disiram dengan harapan
(Abdul Haris Booegies)

Kita selalu mengulang kesalahan yang sama karena merasa memiliki waktu untuk memperbaiki kesalahan
(Abdul Haris Booegies)

Pantang menyerah dan tidak berhenti berharap adalah definisi kemenangan
(Abdul Haris Booegies)

Tujuan hidup yakni mengubah nasib
(Abdul Haris Booegies)

Tak perlu menunjukkan kehebatan yang dimiliki.  Kehebatan bisa dinilai dari banyaknya orang yang meremehkan dan menyepelekan
(Abdul Haris Booegies)

Kalau tekad sekokoh karang sudah menjalar ke sendi-sendi tubuh.  Jangan membiarkan orang lain memutuskan kau harus menjadi ini atau itu
(Abdul Haris Booegies)

Bukan seberapa banyak temanmu, tetapi, seberapa banyak kenangan kau torehkan
(Abdul Haris Booegies)

Kita bisa bersatu untuk menumbangkan kezaliman, tetapi, semua terbelenggu kepentingan
(Abdul Haris Booegies)

Memuaskan harapan orang yang dicintai merupakan pemacu semangat menggapai sukses
(Abdul Haris Booegies)

Jangan meniru kehidupan orang lain.  Sebab, tiap manusia diciptakan unik
(Abdul Haris Booegies)

Cinta bukan hanya butuh pengorbanan, tetapi, pengampunan
(Abdul Haris Booegies)

Kehangatan keluarga tak beranjak walau rumah berpindah
(Abdul Haris Booegies)

Jangan membawa nestapa ke rumah
(Abdul Haris Booegies)

Pintu rumah merupakan benteng segala beban dan kesedihan
(Abdul Haris Booegies)

Jangan duduk dekat pintu agar pandanganmu suci
(Abdul Haris Booegies)

Bayang-bayang menghalangi kemajuan karena muncul dari ketakutan
(Abdul Haris Booegies)

Orang mati lebih paham seluk beluk kehidupan.  Sayangnya, ia tak bisa membisikkan nasehat
(Abdul Haris Booegies)

Orang yang berlayar lebih tahu tujuan daripada kedalaman laut
(Abdul Haris Booegies)

Pahami dulu posisimu kemudian bicara arah
(Abdul Haris Booegies)

Orang tersesat dalam dirinya sendiri karena tak paham nilai spiritual
(Abdul Haris Booegies)

Orang berpengetahuan niscaya mencari gurunya
(Abdul Haris Booegies)

Di tiap jiwa yang haus hikmah, menyala hasrat untuk menemukan Khidir, sang nabi abadi
(Abdul Haris Booegies)

Di antara teori-teori yang belum khatam, kita berpacu dengan kematian untuk menuntaskan misteri yang belum tamat di pikiran
(Abdul Haris Booegies)

Di tengah suasana malam yang dingin kala percik hujan membasuh dedaunan, saya bergumam:  "Cinta adalah permainan.  Dimulai dari permainan dan berakhir dalam permainan"
(Abdul Haris Booegies)

Malam ini, cahaya harapan kembali bersinar untuk menembus segala rintangan dalam perjalanan.  Hamba membatin, benarkah cinta adalah perjalanan?  Dimulai dari perjalanan dan berakhir dalam perjalanan?
(Abdul Haris Booegies)

Langit cukup berbinar oleh cahaya Rembulan di awal subuh.  Saya menengadah dengan seuntai tanya.
"Bagaimana memadamkan ambisi demi menghidupkan pencerahan?"
(Abdul Haris Booegies)

Adakah perisai tak tergoyahkan agar asa tumbuh liar?  Saya menggeliat, mencoba mengenang bisik angin.  "Makin terpojok kian besar harapan"
(Abdul Haris Booegies)


Minggu, 15 Juni 2025

100 Pelangi Diktum (1)


 

 

100 Pelangi Diktum (1)


Kesepian merupakan momen untuk mengevaluasi hidup
(Abdul Haris Booegies)

Buku harian bercerita tentang aneka tema dan dimensi kehidupan yang serasa belaian kasih seorang ibu
(Abdul Haris Booegies)

Buku harian merupakan jendela untuk menatap masa lampau
(Abdul Haris Booegies)

Buku harian merupakan reportase pribadi yang diolah oleh diri sendiri untuk diri sendiri
(Abdul Haris Booegies)

Tiap halaman buku harian merupakan sketsa suatu momen
(Abdul Haris Booegies)

Buku harian merupakan lorong waktu untuk kembali ke masa ketika catatan pribadi itu ditulis
(Abdul Haris Booegies)

Jujur berbuah luhur
(Abdul Haris Booegies)

Tiap budaya memiliki keunikan.  Ada nilai-nilai yang tidak selaras dengan budaya di wilayah lain.  Ini bukti kalau budaya tidak universal.  Sebab, akan mengalami benturan dengan budaya lain
(Abdul Haris Booegies)

Lebih baik habis-habisan bertutur jujur daripada menimbun kebenaran sampai basi
(Abdul Haris Booegies)

Otak adalah aset terbesar
Pupuklah dengan teks-teks terpercaya
Kelak menghasilkan karya-karya terbaik
(Abdul Haris Booegies)

Do bad to others
(Abdul Haris Booegies)

Logika menciptakan harapan untuk memodifikasi individu dan merekayasa aktivitas
(Abdul Haris Boogies)

Pernikahan bukan sekedar prokreasi.  Pernikahan merupakan wadah untuk saling memahami dalam meniti masa depan.  Di hari tua, saling pengertian menjadi fondasi dalam menjalani periode akhir kehidupan yang terasa berat
(Abdul Haris Boogies)

Jangan meratapi beban hidup.  Di mana-mana manusia didera derita.  Tiap insan menjalani ujian hidup sesuai garis nasib
(Abdul Haris Booegies)

Sebuah gagasan harus diolah dengan mengedepankan manfaat bagi orang lain
(Abdul Haris Booegies)

Tahu diri adalah cara untuk hidup secara terhormat
(Abdul Haris Booegies)

Asas pernikahan ialah saling menghargai.  Kalau suami atau istri pergi, niscaya kehampaan datang.  Kesendirian menyiksa karena belahan hati tidak ada di sisi dalam melewati suka-duka kehidupan
(Abdul Haris Booegies)

Pernikahan memadukan dua hati
Perceraian membebaskan kedua hati
(Abdul Haris Booegies)

Keyakinan mencerminkan pribadi
(Abdul Haris Booegies)

Kebenaran tak bermukim di jurang
Kebenaran ada di pelupuk mata selama hati terbuka
(Abdul Haris Booegies)

Harapan merupakan jembatan kesuksesan
(Abdul Haris Booegies)

Yang tampil tidak jelas
Yang jelas tidak tampil
(Abdul Haris Booegies)

Waktu kecil saya kira masa depan Indonesia bergerak ke arah kebaikan.  Ternyata masa depan dikudeta oleh buzzeRp
(Abdul Haris Booegies)

Gundul belum tentu botak, tetapi, botak pasti gundul
(Abdul Haris Booegies)

Semua gadis pasti wanita, namun, tidak semua wanita adalah gadis
(Abdul Haris Booegies)

Kunci menulis ialah fokus pada masalah yang dipahami
(Abdul Haris Booegies)

Menempuh jalan salah
Akhirnya dikepung masalah
(Abdul Haris Booegies)

Ilusi menjadi informasi
(Abdul Haris Booegies)

Sejumput kata berkelana dalam peristiwa
(Abdul Haris Booegies)

Bersatu untuk beragam dalam berpikir
(Abdul Haris Booegies)

Manusia hidup berkat kreativitasnya
(Abdul Haris Booegies)

Kisah dibatasi sumber
(Abdul Haris Booegies)

Kembang bagi hati adalah keindahan
(Abdul Haris Booegies)

Ambisi dan akal wajib sejalan guna mencapai tujuan
(Abdul Haris Booegies)

Esensi menjelma eksistensi
(Abdul Haris Booegies)

Sejarah adalah pengakuan peristiwa
(Abdul Haris Booegies)

Asmara Nabi Adam merupakan kisah cinta terbesar
(Abdul Haris Booegies)

Ekspresi dibendung oleh doktrin
(Abdul Haris Booegies)

Sejarah dilestarikan bahasa
Bahasa dilestarikan manusia
(Abdul Haris Booegies)

Mengapa harus beribadah berkali-kali?  Shalat lima kali sehari-semalam tiap hari.  Sedekah tiap saat.  Puasa tiap Ramadan.
Jawabnya, manusia juga berkali-kali makan, minum dan berhubungan suami-istri karena menyenangkan fisik.  Sementara ibadah menenangkan jiwa.
(Abdul Haris Booegies)

Musim boleh berganti, tetapi, iman tak boleh berganti
(Abdul Haris Booegies)

Iman tak boleh pudar walau segala yang berubah sudah punah
(Abdul Haris Booegies)

Sesuatu yang tidak terpikir berarti tak ada
(Abdul Haris Booegies)

Memilih karena mengerti
(Abdul Haris Booegies)

Teks adalah jiwa tulisan
(Abdul Haris Booegies)

Kalau kita menguasai informasi, kita lebih buas dari singa, lebih kejam dari diktator dan lebih mematikan dari nuklir
(Abdul Haris Booegies)

Tugas media yakni menyiarkan fakta dan membuktikan kebenaran
(Abdul Haris Booegies)

Hidup itu absurd, penuh kejutan sekaligus mematikan
(Abdul Haris Booegies)

Hidup hampa tanpa harapan
(Abdul Haris Booegies)

Bangun subuh memotivasi diri untuk optimis
(Abdul Haris Booegies)

Takdir mustahil ditampik
(Abdul Haris Booegies)

Rasa takut punah karena hidupnya sejajar maut
(Abdul Haris Booegies)

Belajar bukan sekedar keterpaksaan, tetapi, siksaan.
(Abdul Haris Booegies)

Belajar karena terpaksa, akhirnya tersiksa
(Abdul Haris Booegies)

Bergandeng dalam ikhtiar
(Abdul Haris Booegies)

Azimat untuk belajar:
"Tak mundur sebelum paham"
(Abdul Haris Booegies)

Pikiran dan imajinasi memobilisasi cita-cita
(Abdul Haris Booegies)

Keringat adalah simbol perubahan
(Abdul Haris Booegies)

Sepaham untuk sepakat
(Abdul Haris Booegies)

Hati selalu mencari telaga untuk melepas rindu, tanpa kita izinkan pun
(Abdul Haris Booegies)

Bila rindu laksana taman bunga, maka, penantian bagai taman makam
(Abdul Haris Booegies)

Untaian kata tak mampu melukiskan rinduku.  Bahkan, kata-kata tak mengerti bagaimana rindu di hatiku
(Abdul Haris Booegies)

Rindu mengikat semua nada, semua kata, semua impian di relung kalbu
(Abdul Haris Booegies)

Mencintaimu adalah takdir
Merindukanmu adalah siksaan
(Abdul Haris Booegies)

Neraka adalah menanti orang-orang terkasih
(Abdul Haris Booegies)

Rindu merupakan sinyal hati tentang cinta
(Abdul Haris Booegies)

Ibu adalah bidadari yang turun dari Surga untuk membagikan kehangatan kepada putra-putrinya
(Abdul Haris Booegies)

Bersama demi bermakna
(Abdul Haris Booegies)

Strategi efektif yang berfaedah
(Abdul Haris Booegies)

Problem hilang berkat program hebat
(Abdul Haris Booegies)

Bolos menjelma gairah akibat proses belajar-mengajar mengekang peserta didik
(Abdul Haris Booegies)

Bolos adalah pilihan terbaik untuk berpikir
(Abdul Haris Booegies)

Bolos tidak membuat dungu, tetapi, menghambat pelajaran masuk ke pikiran
(Abdul Haris Booegies)

Bolos terkadang perlu untuk mewarnai hidup agar bergairah
(Abdul Haris Booegies).

Kenangan yang tergiang tentang sekolah adalah saat bolos
(Abdul Haris Booegies).

La Dosa (laki-laki dengan otak sempurna)
(Abdul Haris Booegies)

Ada banyak warna dan ilustrasi
(Abdul Haris Booegies)

Bila ibu adalah Mentari, maka, ayah adalah Rembulan
(Abdul Haris Booegies)

Pasangan suami-istri ditempa oleh pengorbanan
(Abdul Haris Booegies)

Pemberani memperoleh kejayaan
(Abdul Haris Booegies)

Tiada jalan pintas untuk memperoleh dunia kecuali pantang menyerah
(Abdul Haris Booegies)

Menang tidak berarti berjaya
Kalah tidak berarti menyerah
(Abdul Haris Booegies)

Tiap orang punya masalah dengan solusi berbeda
(Abdul Haris Booegies)

Menyerah tidak berarti kehilangan kesempatan untuk mencapai tujuan
(Abdul Haris Booegies)

Cinta bagai berada di antara persahabatan dengan pernikahan
(Abdul Haris Booegies)

Ongkos cinta ialah kesetiaan
(Abdul Haris Booegies)

Politik bukan tentang kesetiakawanan, melainkan kepentingan pribadi
(Abdul Haris Booegies)

Melupakan segalanya merupakan ciri politik yang dinamis
(Abdul Haris Booegies)

Mengabaikan kekurangan akan menimbulkan masalah
(Abdul Haris Booegies)

Jangan menyesali keputusan karena selalu ada kesempatan
(Abdul Haris Booegies)

Hal sepele bisa menimbulkan perubahan besar kalau terjadi reaksi berantai
(Abdul Haris Booegies)

Jangan mendahului jejak pemilik kebun
(Abdul Haris Booegies)

Perselingkuhan timbul seiring pertemuan
(Abdul Haris Booegies)

Cintailah dunia karena kau tidak akan sampai di Surga tanpa dunia
(Abdul Haris Booegies)

Hari ini adalah hari ini, bukan kemarin atau besok
(Abdul Haris Booegies)

Kita lebih percaya kabar angin ketimbang suara hati
(Abdul Haris Booegies)

Kita tak pernah tahu pelangi bila tak tahu warna
(Abdul Haris Booegies)

Kekuatan ide lebih berbahaya dibandingkan kekuatan massa
(Abdul Haris Booegies)

Orang yang hebat hari ini, dulu tak punya visi dan pengaruh
(Abdul Haris Booegies)

Cinta menghasilkan dua pikiran satu tujuan, dua hati satu tekad
(Abdul Haris Booegies)


Rabu, 21 Mei 2025

Dalam Labirin Pesantren

 

 

Dalam Labirin Pesantren
Oleh Abdul Haris Booegies


     Sejak kemerdekaan Indonesia pada Jumat, 17 Agustus 1945, label pesantren senantiasa menggetarkan di dunia pendidikan.  Pesantren alias ma'had (مَعْهَد) atau darul ulum (دار العلوم), serasa punya citra kosmik.  Mempesona bagai ledakan neuron sinkronisasi yang menggedor jiwa, memukau imajinasi.
     Di balik tembok-tembok pucat dengan cat yang melepuh.  Di balik pagar kawat berduri runcing yang bisa menindik kulit, ada gairah pembelajaran.  Bersemi denyut kehidupan spiritual.  Bergemuruh riak kehidupan intelektual.  Ada metode belajar yang khas.  Ada perjalanan batin yang melenakan.  Dipandu oleh ustaz-ustazah terbaik yang merupakan mercusuar keteladanan.  Dipantau oleh kiai karismatik yang berperan sebagai arsitek jiwa.
     Santri yang belajar di pondok-pondok spiritual identik dengan ilmu agama.  Ritual transendental tiada henti berdengung supaya santri bergelimang informasi langit.
     Santri senantiasa menjadi pusat perhatian jika ada pertemuan antarsiswa.  Ini berkat santri terkesan unik.  Keunikan ini mencakup aktivitas santri yang selaras jadwal shalat.  Apalagi, santri fasih merapal doa, menghafal hikmah, melantunkan zikir.
     Dalam bayangan siswa-siswi serta masyarakat, komunitas bersarung ini merupakan peziarah batin yang menggumamkan secara lirih teks-teks suci Ilahi.  Mereka menilai bahwa santri lebih banyak membaca kitab gundul yang minus harakat ketimbang menelisik teori fisika maupun rumus kimia.
     Bagi sebagian orang, santri ibarat gadis pingitan.  Sebab, diharamkan keluar kampus.  Santri menjalani kehidupan monastik yang jauh dari godaan dunia.  Akibatnya, meninggalkan kampus tanpa izin tergolong pelanggaran berat.  Ini dosa besar bagi santri.
     Menjadi santri bermakna mengemban keyakinan tak tergoyahkan.  Demi menggapai cita-cita, santri siap belajar siang-malam.  Mereka merupakan Academic Warrior.  Apalagi, santri punya survivalis pragmatis, sikap hidup yang fokus untuk bertahan.  Tidak berlebihan bila santri berseru bahwa; "we're on a mission from God".  Frasa ikonik ini diucapkan oleh Jake Blues (John Belushi) di film The Blues Brothers (1980).  Kalimat ini mendeskripsikan kegigihan menggapai cita-cita, kendati harus melanggar aturan.
     Selama enam tahun, santri direduksi menjadi instrumen mekanis yang tunduk pada otoritas sistem.  Hingga, terjadi transformasi jiwa-jiwa muda menjadi pribadi berilmu dan berakhlak.  Kabar baiknya, aturan pesantren begitu efisien.  Bahkan, efektif sebagai ambisi futuristik demi menjadikan santri sebagai spesies superior di berbagai bidang.  Ini merupakan proyek agung pesantren sebagai lumbung generasi Islam.
     Santri bukan sekedar darah serta tulang, melainkan data dan logika.  Mereka ditumpuk dalam sejumlah petak-petak kamar.  Data serta logika yang menjadi fondasi ontologis ini kelak membimbing santri.  Sebagai entitas pencari hakikat hidup, santri berkelana di tengah dataisme dan algoritma.  Semua berkat kemampuan untuk merenung sembari berinteraksi secara intens.  Hingga, andal menciptakan makna berazas logika biner di kerumunan kuasa kapital.
     Kapitalisme data tidak menjadikan santri menjadi sekedar pelajar dengan nuansa kental spiritualitas logika.  Santri bukan produk.  Mereka punya otonomi dan ruang publik sebagai bagian otentik pelajar.  Tak ada overproteksi yang membatasi pengalaman santri.
     Hidup di pesantren sebenarnya petualangan ala garden salad, hidangan yang ramai rasanya.  Terkadang seperti petualang mitologis Simbad dari dunia fantasy-oriental klasik.  Ada kalanya serupa petualang modern rasional Indiana Jones dari dunia pop-pulp modern.  Sesekali nyaris sama ikon spy-thriller James Bond dari dunia "kiss kiss and bang bang".  Di momen tertentu, mirip petualang wasteland punk Mad Max dari puing-puing dunia pasca-apokaliptik.
     Aktivitas di pesantren sarat gairah, bukan kehidupan tanpa ilusi.  Selalu ada keisengan.  Selalu ada seberkas kegilaan di sela-sela ritual ibadah yang rutin.

Eksplorasi Spiritual
     Di era 80-an, Pesantren IMMIM termaktub sebagai lembaga pendidikan bergengsi.  Di institusi ini, pelajar dibekali informasi ganda.  Paham pengetahuan umum sekaligus andal ilmu agama.  Sejatinya, Pesantren IMMIM betul-betul modern dalam arti sesungguhnya.  Selain memadukan pelajaran umum serta khusus, juga fisik bangunan terkesan mentereng.
     Pada 1980, saya berstatus santri kala nama Pesantren IMMIM menjulang menapak kemasyhuran.  Menggumpal rasa bangga sebagai santri IMMIM.
     Hidup di pesantren terasa memacu impuls eksistensial.  Mengapa saya terdampar di sini.  Mengapa harus berpisah dengan orangtua.  Mengapa menjalani retret alias menjauhkan diri dari hiruk-pikuk dunia.  Mengapa mesti terasing di hermitage, tempat terpencil.  Mengapa di pondok waktu berjalan dengan ritme yang lebih lambat?  Mengapa fragmen kami dibatasi sampai titik terendah?  Mengapa dorongan liar kami dikebiri dengan aturan.  Mengapa santri dieksploitasi untuk belajar.
     Bergaung represi eksistensial di tiap santri.  Akibatnya, santri bermental kerupuk dengan pertahanan setipis selaput dara, niscaya mengalami kelelahan emosional.  Ada kompleksitas persoalan yang tidak diketahui ujungnya.  Tidak dipahami bagaimana untuk mengurai.  Bagaimana terlepas dari kejenuhan yang tiap hari datang mementung semangat.  Ini memicu keterasingan, kekecewaan, ketegangan serta sedikit kemarahan.  Hingga, ada yang tersesat, ada yang menyerah.
     "Saya ingin keluar dari pesantren!  Saya mau keluar dari pesantren.  Saya hendak keluar dari pesantren".  Ini monolog internal bernada kelam yang diulang-ulang oleh santri frustrasi.  Ia kalah bukan oleh krisis, melainkan kurang jitu beradaptasi.  Hatta, ia bukan sekedar runtuh, namun, menghancurkan segenggam masa depannya.
     Ma'had Fugitive atau santri murtad tak sanggup bertahan dalam lorong berliku.  Tak seperti santri berlabel Intelectual Gladiator yang andal meracik pilihan agar terlepas dari jalan buntu.  Santri yang game over scholar gara-gara kehabisan extra lives, memandang sistem jalur rumit secara lateral.  Ia lupa memantik mata hatinya untuk menyelami labirin pesantren secara simbolis.  Jalur berkelok banyak tersebut bukan untuk menjebak.
     Labirin adalah perjalanan linier menuju kesadaran.  Ini semacam pencarian jati diri menuju pencerahan.  Film yang mendeskripsikan labirin sebagai pencarian identitas diri antara lain Pan's Labyrinth (2006), The Maze Runner (2014), The Secret Life of Walter Mitty (2013), Icarus and the Minotaur (2022) serta Into the Wild (2007).  Jadi, labirin terkait dengan tantangan intelektual, terhubung dengan eksplorasi spiritual.

Paradoks Etika
     Di Pesantren IMMIM, semua santri memiliki perspektif untuk berjaya.  Apalagi, santri Aliyah punya kontrol untuk memperkuat identitas, termasuk kontrol atas proses belajar.  Arkian, bisa menciptakan persona.
     Dalam keterbatasan, naluri kerap mendorong untuk bertindak di luar batas logika.  Norma minoritas ini jamak dilakukan oleh santri.  Sebagai umpama, mencuri lauk teman di dapur.  Biasanya maling ikan sudah punya niat sebelum waktu makan.  Alhasil, begitu masuk dapur untuk santap siang atau makan malam, ia tinggal menjambret milik korban.
     Perbuatan yang mengandung sedikit dosa ini, ibarat cultural leniency.  Dalam budaya populer Amerika, cultural leniency merupakan sikap untuk menilai perbedaan secara toleran.
     Masalah yang paling mendera di pesantren yakni hukuman.  Di Pesantren IMMIM era 80-an, santri kelas I-IV, bakal mengalami depresi.  Hari-hari suram nan mencekam pasti merasuk kalbu.  Semua bermula bakda Isya tatkala nama-nama pelanggar diumumkan.  Santri sontak merinding seolah hendak diterkam monster.
     Momen selama lima menit pengumuman, ibarat menanti hukuman mati.  Ini karena bergema dengan getaran mengerikan.  Siapa yang namanya disebut, niscaya terkulai.  Ia bagai kehilangan sepotong nyawa.  Terasa bak raga dicabik dari jiwa.  Akibatnya, napas tersengal-sengal laksana kekurangan oksigen.  Perut terasa perih.  Kaki bergetar kala beranjak dari masjid.  Sebab, mereka segera dihukum secara fisik oleh qismul amni (seksi keamanan) serta mahkamah lugah (pengadilan bahasa).  Ini dua departemen OSIS yang betul-betul biadab karena punya lisensi kekerasan.  Arkian, kebrutalan adalah hal lumrah bagi santri pelanggar.  Soalnya, qismul amni dan mahkamah lugah bertindak persis binatang.  Tidak beda dengan kawanan anjing yang menggigit mampus mangsanya.
     Geng qismul amni dan mahkamah lugah merupakan Dementor.  Di film Harry Potter, makhluk mengerikan ini menyedot rasa bahagia, kenangan indah serta harapan.  Ia lantas meninggalkan korbannya yang tertekan, sedih, putus asa dan kehilangan orientasi hidup.  Aksi Dementor lebih menyayat hati dibandingkan santri yang ditinggalkan tunangannya saat akad nikah.
     The Silent of the Lambs yang merupakan film klasik thriller psikologis akan kalah dengan suasana ketika santri pelanggar diadili.  Di sini, teror verbal dan umpatan pedas yang mengiris kalbu dijamin menciptakan trauma berkepanjangan.  Menjadi pengalaman stresful bertahun-tahun.  Ini fearmongering yang memacu over-paranoid.
     Kabar buruk di tengah jemaah santri menggelegar.  Bergemuruh ibarat guntur yang menggema dari kepekatan hutan jati di Sidrap.  Semua karena tindakan qismul amni serta mahkamah lugah yang teramat kurang ajar, direstui secara sahih oleh pimpinan kampus dan direktur pesantren.  Afirmasi ini seolah mengonfirmasi jika santri badung paling matang dalam rasa sakit.
     Saya ingin mengingatkan ke gerombolan qismul amni serta mahkamah lugah bahwa; "perbuatanmu tak akan lolos dari akibat!"
     Tidak mengherankan bila sekarang ada rekan yang ingin membalas dendam.  Ini sebagai katarsis untuk menutup lingkaran derita batin.  Balas dendam adalah jalan ninja, purgatoria!
     Bagi saya, balas dendam adalah perilaku terhormat.  Balas dendam mutlak ditegakkan karena jiwa tidak bisa lagi menanggung kompromi.  Korban-korban 40 tahun silam bereaksi gara-gara aksi keji qismul amni dan mahkamah lugah yang tiada lain Fir'aun Tamalanrea.
     Kenanglah bahwa Maharasul Muhammad tidak pernah menegur Bilal bin Rabah serta Abdullah bin Mas'ud.  Dendamnya tidak menguap seiring hawa kering yang melintas di dataran pasir Badar.  Bilal menusuk-nusuk Umayah bin Khalaf dengan pedang seolah menumbuk gandum.  Ibnu Mas'ud menetak sampai putus leher Abu Jahal.  Dosa Umayah ialah menyiksa Bilal dengan bongkahan batu kolosus di gurun gersang.  Dosa Abu Jahal yakni meninju wajah Mas'ud sampai bonyok di sisi Kabah ketika melantunkan sebait surah ar-Rahman.
     Santri nakal sebagai golongan anti-ordo yang menentang keteraturan, harus diakui mengusik sistem yang mapan.  Walau demikian, bukan berarti diperlakukan secara semena-mena ketika dihukum.  Apalagi, yang menghukum mencerminkan paradoks etika.  Seenaknya mengadili pelanggar, sementara ia sendiri melakukan pelanggaran serupa.
     Nama-nama algojo qismul amni dan mahkamah lugah menjadi inskripsi trauma.  Nama-nama tersebut menyimpan luka yang masih berdarah.  Masih merah darahnya sampai kini.
      Sisi pahit kehidupan santri barangkali bakal menjadi kisah-kisah pilu, hikayat kacau-balau yang berantakan atau mungkin saga perihal tumbuhnya cita-cita besar.
     Spirit santri untuk berjaya adalah epos kolosal.  Di sisi lain, muncul stigma perihal pemukulan secara bengis oleh qismul amni serta mahkamah lugah.  Perbuatan bejat ini seolah pusat drama pilu dalam lakon kecil di pinggir panggung IMMIM.
     Apakah spirit dan stigma ini realistis untuk dipuja atau dihujat?  Pada esensinya, bukan bagaimana memandangnya secara realistis.  Kita harus memutar haluan untuk memandang diri sendiri secara realistis setelah semua terjadi dalam labirin pesantren.


Minggu, 27 April 2025

Sidak Pesantren IMMIM

 

 

Sidak Pesantren IMMIM
Oleh Abdul Haris Booegies


     Aturan merupakan landasan untuk mendisiplinkan diri.  Ini akan membuat orang merasa nyaman, tenteram sekaligus sejajar.  Tanpa aturan, maka, yang ada hanya kekacauan.
     Aturan bukan cuma satu, namun, banyak.  Bahkan, beragam sesuai konteks, komunitas maupun periode waktu.  Ada aturan harian, ada pula berkala.
     Aturan harian bagi siswa-siswi yakni saban hari ke sekolah untuk belajar.  Aturan berkala biasanya menyangkut non-akademik.  Misalnya, siswa baru membersihkan musalah atau kelas.
     Aturan harian serta aturan berkala acap dikejutkan dengan inspeksi mendadak (تَفْتِيش مُفَاجِئ).  Siapa siswa yang tidur di kelas sewaktu berlangsung pelajaran.  Siapa yang cuma mengobrol saat diperintahkan membersihkan musalah atau kelas.
     Inspeksi mendadak (sidak) merupakan pemeriksaan atau pengawasan tiba-tiba.  Hingga, mengagetkan karena tiada pemberitahuan sebelumnya.
     Cristiano Ronaldo beranggapan bahwa sidak merupakan peluang untuk membuktikan diri.  Bahkan, menunjukkan kemampuan kita.
     Sidak merupakan kontrol kualitas guna mengevaluasi kondisi nyata.  Ini untuk memperoleh gambaran real-time perihal suasana sesungguhnya tanpa persiapan khusus.
     Sidak yang termaktub dalam sejarah bermula dari Kaisar Qin Shi Huang (221-206 sebelum Masehi).  Ia mengaplikasikan sidak demi memastikan kepatuhan birokrasi sekaligus standar di seluruh kekaisaran.
     Dalam manajemen Islam. pemimpin diimbau melakukan sidak.  Ini demi mencegah penyimpangan.
     Menurut Presiden Uni Emirat Arab Sheikh Zayed bin Sultan an-Nahyan, sidak merupakan modus guna memastikan orang tidak terlena dengan rutinitas harian.
     Di film-film Hollywood, kerap terdengar "I want a full sweep, now!"  Ini perintah tegas dalam menjalankan inspeksi menyeluruh secara langsung.
     Jangan bandel.  Soalnya, pelaku surprise inspection kebal hukum untuk sesekali melanggar aturan.  Hatta, suaranya menggelegar dengan nada serius dan otoritatif sebagai legitimasi tindakan sidak.  "Open it.  I don't care what the protocol says".
     Tujuan sidak ialah memastikan kepatuhan terhadap aturan atau perintah.  Pepatah Arab berbunyi; "memeriksa secara langsung meningkatkan keterikatan".  Sementara Socrates bersabda bahwa hidup yang tidak diperiksa tak layak dijalani.  The unexamined life is not worth living.
     Di Pesantren IMMIM, sidak alias pemeriksaan merupakan prosedur pembina serta guru yang paling menakutkanku.  Pada 1980 saat kelas satu, dua kali diadakan pemeriksaan di kamar 2 rayon Datuk Ribandang.  Saya tidak tahu, apakah di kamar lain juga ada pemeriksaan oleh pembina dan guru.  Maklum, kamarku dihuni santri bandel.  Sidak yang sekoyong-konyong dilakukan untuk mengetahui kondisi nyata, membuat santri tak kuasa memanipulasi situasi.  Tak ada persiapan untuk menyembunyikan barang haram versi pesantren.
     Sidak pertama pada 1980, terjadi di tengah malam.  Saya dibangunkan untuk merapikan kembali isi lemariku yang berantakan.
     "Ada apa?"
     "Ada pemeriksaan".
     Pembina pesantren mencari barang-barang yang tidak sesuai aturan.  Sebagai umpama, radio.  Radio adalah barang haram di pesantren.
     Ada sejumlah santri senior membawa badik.  Ini yang gawat.  Benda mematikan ini disembunyikan di buku tebal.  Kitab tersebut dilubangi bagian dalamnya sesuai ukuran badik.  Buku yang digunakan yaitu Biologi jilid 3 untuk siswa kelas III.
     Pemeriksaan kedua berlangsung pada pagi sebelum mata pelajaran dimulai.  Kami baru saja hendak ke kelas ketika disuruh tinggal sebentar.
     Jantung gedebak-gedebuk.  Situasi apalagi ini?  Terkenang film Mandarin.  Segerombol orang berwajah dingin mengepung sebuah rumah.  "这是临时命令" (zhè shì línshí mìnglìng), ini perintah dadakan.  Frasa menakutkan ini menunjukkan bila tindakan yang dilakukan adalah resmi serta sah tanpa syarat.
     Dua sidak selama kelas satu menjadi trauma bagiku selama di pesantren.  Ini lantaran sejak kelas II sampai VI, saya selalu membawa radio tape recorder dengan hampir 100 kaset.  Bukan hanya radio, tiap pekan saya membeli majalah.  Ada Vista, Ria Film, Team, Variasi, Varianada, Hai dan koran Pos Film.  Majalah serta surat kabar merupakan barang haram di pesantren.
     Ketakutanku kian menganga kala menulis diari saat kelas III.  Saya gelisah tingkat dewa jika membayangkan buku harianku disita gara-gara pemeriksaan.  Catatan pribadi itu niscaya diforensik oleh pimpinan kampus.  Isinya pasti membuat seluruh pembina dan guru geleng-geleng kepala.
     Sekali peristiwa saat kelas V, saya dibisik oleh Mantang, kepala koki untuk peserta pelatihan dari luar kota.  Menurutnya, akan ada pemeriksaan asrama oleh pembina serta guru.  Saya langsung sibuk karena dilanda kengerian.  Menyembunyikan radio dan majalah di kamar Mantang di aula.
     Aman?  Tidak!  Radio tape recorder milikku yang sebesar bantal bayi, rupanya disandera pimpinan kampus.  Ini akibat pembina curiga.  Dari mana Mantang bisa punya radio?  Mendengar radioku direbut, saya mengumpat-umpat, bersungut-sungut.  Menyesali hidup di pesantren.
     Informasi tentang pemeriksaan yang disampaikan oleh Mantang, tidak terbukti.  Boleh jadi pembina mengendus kalau rencana tersebut bocor.
     Saya mulai bernafas lega setelah tiba Februari 1986.  Sebelum ujian nasional, semua barangku sudah dibawa ke rumah.  Barang yang tersisa tinggal baju sekolah serta buku harian.
     Pemeriksaan alias sidak di Pesantren IMMIM, senantiasa memicu jantung berdetak kencang.  Pemeriksaan betul-betul merupakan ujian nyali yang benar-benar tidak siap saya hadapi.  Pasalnya, saya  santri yang paling banyak memiliki benda yang tidak punya legalitas.  Semua bayang kengerian, akhirnya sirna setelah tamat.


Senin, 07 April 2025

Ketakutan di Pesantren IMMIM

 

 

 

Ketakutan di Pesantren IMMIM
Oleh Abdul Haris Booegies


     Ketakutan (خَوْفٌ) adalah sesuatu yang manusiawi.  Semua orang punya rasa takut.  Semua orang pernah ketakutan.
     Rasa takut merupakan respons alami.  Ini memacu mekanisme pertahanan diri.  "Terkadang, takut merupakan respons yang tepat", begitu sebuah kalimat tergiang di The Batman (2022).
     Perasaan takut memaksa orang untuk menghindar.  Ini alasan biologis sebagai insting guna bertahan hidup.
     Di film Dune, ketakutan dideskripsikan sebagai pembunuh pikiran.  "Fear is the mind-killer".
     Ketakutan sirna seiring waktu.  Sementara orang tangguh andal memadamkan ketakutan dengan menata emosi.  Apalagi, ketakutan adalah landasan keberanian.
     "Kau tak bisa jadi pemberani jika belum pernah takut", The Mummy (1999).  Seberani apa pun, orang pasti punya perasaan gentar yang menggedor nyali.
     Di Pesantren IMMIM era 80-an, perasaan takut muncul dengan berbagai alasan.  Paling bejibun yakni santri takut dihukum.  Apalagi, hukuman fisik.
     Saya paling sering kena hukuman.  Ini gara-gara pelanggaran teramat banyak.  Sekali waktu, pimpinan di pesantren menguji coba santri badung tinggal seatap dengan pembina.  Saya yang kelas IV bersama Mukbil kelas III, menjadi kelinci percobaan.  Kami tinggal bersama ustaz Abdul Kadir Massoweang, wakil pimpinan kampus serta kyai Abdul Kadir Kasim.
     Uji coba ini gagal total.  Bukannya insaf, saya dengan Mukbil justru kian beringas.  Apalagi, banyak pelanggaran yang tak terdeteksi oleh pembina.  Saya sering mengelabui duo Kadir.  Algojo-algojo keji qismul amni (seksi keamanan) juga tidak berani memonitor ke Mes Guru.  Hingga, saya bersama Mukbil merasakan kebebasan tiada tara.  Mes Guru yang terletak di Jalan Bugis merupakan tempat kami dikarantina.
     Bukti bahwa uji coba mengalami kegagalan ekstrem ialah Mukbil.  Kala kelas V, ia dipecat akibat aneka pelanggaran berat.  Saya selamat.  Padahal, pelanggaranku lebih banyak.  Entah jimat apa yang saya pakai.
     Sesungguhnya, ketakutan saya di Pesantren IMMIM bukan hukuman fisik.  "Ketakutan hanyalah perasaan.  Tidak nyata", ini kata-kata di film After Earth (2013).
     Tatkala kelas satu, saya memang gentar dengan qismul amni serta mahkamah lugah (pengadilan bahasa).  Siapa tidak menceret-menceret, pelanggar bonyok didera bogem mentah.  Saat eksekutor beraksi, lampu di ruang penyiksaan dipadamkan.  Santri pun jadi samsak hidup.  Menjadi sasaran empuk pukulan maupun tendangan.  Jika bermental kerupuk, santri cuma bertahan satu semester di Pesantren IMMIM.
     Nama yang hampir saban malam diumumkan sebagai pelanggar, membuatku mati rasa.  Dari hari ke hari, hukuman fisik tidak mencederai ragaku, namun, mengendap menjadi dendam.
     Luka batin oleh dendam selaras kutipan di Star Wars: Episode I (1999).  "Ketakutan menuntun pada amarah, amarah menuntun pada kebencian, kebencian menuntun pada penderitaan".
     Pada hakikatnya, ada satu perkara yang membuatku senantiasa ketakutan di Pesantren IMMIM.  Ini saya alami sampai memasuki tarikh 1986.  Persoalan tersebut yaitu ilusi tentang pertukaran kampus.  Saya sering dilanda galau bila membayangkan santriwan bertukar kampus dengan santriwati.
     Kalau santri dipindahkan ke Minasatene, otomatis saya menganggur melakukan pelanggaran.  Mustahil leluasa kabur ke bioskop.  Jarak bioskop dengan Minasatene mencapai 55 km.  Naik mikrolet (petepete) bisa sampai dua jam.  Olala.
     Bila putra ditempatkan di Minasatene, maka, saya tak bisa nonton midnite show.  Pertunjukan selepas pukul 00.00, biasanya memutar film baru yang berbeda sepekan dengan pemutaran di bioskop Amerika.
     Pertukaran kampus bukan hanya masalah bioskop.  Saya juga kesulitan ke Sentral untuk membeli majalah serta surat kabar.  Selama di pesantren, saya selalu membeli Vista, Variasi, Ria Film, Team serta Varianada.  Ini majalah yang mengulas film, rock dan selebritas.  Saya juga beli Pos Film, koran perihal artis-artis.  Nonton di bioskop serta menyimak majalah film betul-betul gue banget.  Momen-momen indah inilah yang membuatku ketakutan setengah mati bila terkenang pertukaran kampus.  Ketakutan tersebut bagai memenjarakanku.  "Fear can hold you prisoner", sebuah ungkapan menggema dari The Shawshank Redemption (1994).
     Saya pernah curhat ke seorang rekan.  Ia tertawa.  Menurutnya, itu muskil, mengada-ada.  Wejangannya bagai diksi dari film Chhapaak (2020).  "Dar se jeene ka kya faida?  Zindagi jeene ke liye hoti hai, darr ke liye nahi" (Apa guna hidup dalam ketakutan?  Hidup untuk dijalani, bukan ditakuti).
     Kendati sahabat tersebut berusaha meyakinkanku, tetapi, tetap pertukaran kampus membuat waswas.  Jantung berdegup kencang memikirkannya.
     Band eksperimental El Morabba3 dari Saudi bersenandung: "الخوف يسكنني مثل الوحوش في الظلام" (ketakutan berdiam dalam diriku laksana monster di kegelapan).
     Pertukaran kampus antara putra dengan putri, niscaya melahirkan budaya baru.  Muncul tradisi di luar perkiraan di area asing.  Tidak berlebihan pula bila santri merasa disingkirkan oleh santriwati.  Sebab, mereka menyerobot rumah kenangan santri, rumah yang sarat suka-duka.
     Ilusi yang melahirkan ketakutan itu tidak pernah terealisasi.  Ketakutan tersebut pada esensinya dapat menjadi landasan untuk berbenah.
     "Hal yang paling ditakuti mungkin yang paling dibutuhkan", sebuah nasehat terdengar di How to Train Your Dragon (2010).


Sabtu, 15 Maret 2025

Nama Misterius

 

 

Nama Misterius
Oleh Abdul Haris Booegies


     Nama merupakan identitas diri yang wajib ada bagi orang.  Tanpa memiliki nama, seseorang bakal repot berinteraksi.  Terjadi kekakuan dalam komunikasi akibat tiada identifikasi.
     Nama punya banyak fungsi, termasuk agama dan geolokasi.  Dari nama, kita bisa tahu orang ini Muslim atau bukan.  Sebagai umpama, orang bernama Muhammad atau Ahmad tentu bisa dipastikan ia Muslim.
     Orang bernama Mustari, Ambo Upe, Ambo Tuwo atau Isakka menunjukkan mereka beretnis Bugis.  Sementara orang yang bernama John atau Kelly biasanya berambut pirang bermata biru.  Dari nama, mereka bisa dilacak lewat geolokasi.  Semutakhir apa pun budaya Bugis, kita muskil menemukan mereka menggunakan nama Apache, Cherokee, Mohawk, Mohican atau Sioux.  Ini nama Indian yang berlokasi di benua Amerika.
     Banyak yang tidak menyangka bahwa dalam sejarah Islam, ada nama jadi-jadian.  Sialnya, nama ini menyasar ke tafsir al-Qur'an.  Penceramah doyan mengumandangkan nama-nama misterius ini untuk memperkaya narasinya.
     Nama pertama yang sering muncul yakni "Hawa" atau nyonya Nabi Adam.  Tiada satu pun Hadis berstatus shahih yang pernah menukil nama ini.  Ini nama palsu!  Siapa yang memasukkannya ke sejarah Islam?  Siapa yang mengintegrasikan nama ini ke tafsir?
     Nama kedua yang mengotori tafsir yaitu "Zulaikha", ibu angkat Nabi Yusuf al-Karim.  Bila mendengar surah Yusuf, tentu terbayang wanita molek yang hendak mencicipi daun muda.
     Persepsi kita terbentuk bahwa perempuan yang merindukan Nabi Yusuf adalah wanita seksi nan anggun.  Ia istri pembesar.  Tinggal di istana dengan ratusan dayang.
     Siapa sangka, Zulaikha adalah nama gadungan.  Sampai sekarang, nama ibu angkat Nabi Yusuf tersebut belum terdeteksi.  Belum ada prasasti dari Piramida yang menyodorkan nama asli cewek glamor ini.
     Nama ketiga yang merupakan polusi dalam tafsir ialah "Ratu Balqis" alias "Bilqis".  Tiada satu pun Hadis berderajat shahih yang menunjukkan jika Ratu Saba bernama Balqis.
     Dari mana nama siluman ini?  Patut diduga ini bersumber dari cerita Israiliyat yang sarat dusta.  Ulama-ulama klasik yang belum dilengkapi smartphone akhirnya memasukkannya ke kitab-kitab karyanya, termasuk tafsir.
     Dua nama yang juga sering terdengar yakni "Qabil" dan "Habil".  Dalam buku-buku tafsir serta sejarah para nabi, nama Qabil maupun Habil senantiasa muncul.  Padahal, tidak ada satu pun referensi dari Maharasul Muhammad bahwa dua putra Nabi Adam bernama Qabil dan Habil.
     Dari mana semua nama sesat ini?  Boleh jadi ini bersumber dari teks keagamaan Yahudi serta lembaran Biblikal.


Urus Keluargamu



 

Urus Keluargamu
Oleh Abdul Haris Booegies


"Why don't you take care of your own family?"
     Apa hikmah Abu Thalib tetap kafir sampai akhir hayat?  Kalau saja Abu Thalib masuk Islam, niscaya tiada lagi pelindung Maharasul Muhammad.  Sebab, bukan cuma Rasululllah yang diserang preman-preman Mekah.  Abu Thalib pasti ikut diteror siang-malam oleh mafia Quraisy.
     Majusi modern yang membajak idiom-idiom Islam berpendirian bahwa Abu Thalib itu Muslim.  Ia bersyahadat tatkala sakratulmaut.  Mulutnya komat-kamit.  Siapa yang mendengarnya?  Di momen itu, Maharasul Muhammad yang paling dekat dengan pamannya.
     Ketika Abu Thalib mangkat, Ali bin Abi Thalib tidak memperoleh warisan.  Pasalnya, Muslim dilarang menerima warisan dari orangtua kafir.
     Di suatu kesempatan di Medinah, Maharasul Muhammad duduk bersama Hamzah.
     "Apa pertolonganmu untuk Abu Thalib yang mati-matian mendukungmu?"
     "Ia ada di pinggir Neraka.  Api hanya membakar telapak kaki sampai tumitnya".

"Why don't you take care of your own family?"
     Kelak, di satu masa, orang juga bakal mempersoalkan putra Nabi Nuh yang mati tenggelam.  Di tengah gelombang sebesar gunung, Nabi Nuh menyaksikan buah hatinya ditelan laut.
     Orang-orang keblinger yang tidak paham hikmah kisah samawi ini, akan menggugatnya.  Mengapa ada kematian yang begitu kejam di depan mata Nabi Nuh.
     Warga pelangi makin hari kian menampakkan taring kekuasaan.  Ini tentu akan membuat mereka memperdebatkan istri Nabi Luth.  Mengapa ia mati secara tidak terhormat?  Padahal, ia cuma membantu kawanan LGBT untuk bersenang-senang.

"Why don't you take care of your own family?"
     Di Unfaithful (2002), terjadi cekcok antara Edward Sumner (Richard Gere) dengan Charlie (Erik Per Sullivan).  Tidak sudi ditegur, Charlie pun dengan lantang memekik; "why don't you take care of your own family?"
     Ini membuat Edward terpana.  Ia tercenung.  Ada apa dengan istrinya?  Rupanya, Charlie sempat memergoki Connie Sumner (Diane Lane) bercumbu mesra dengan Paul Martel (Olivier Martinez).
     Apakah jika Abu Thalib mualaf, maka, seluruh keturunanmu Muslim sampai Kiamat?  Tidak ada yang murtad.  Apakah bila mempersoalkan anak Nabi Nuh, maka, putra-putrimu tidak ada yang durhaka?  Apakah kalau kau meratapi  istri Nabi Luth, maka, binimu bisa menjaga kehormatan?  Bagaimana jika ia serupa Connie?  Rela ditumbuk-tumbuk pria idaman lain.
     Urus saja keluargamu supaya tidak terpelanting ke jurang Neraka.  Tak usah mengurus beban sejarah.  Tak perlu mencampuri yang sesungguhnya bukan masalahmu.  Memangnya kau siapa!  Urus dirimu!  "Why don't you take care of your own family?"


Sabtu, 22 Februari 2025

Syafaat

 

Syafaat
Oleh Abdul Haris Booegies


     Hampir tiap hari kata "syafaat" terdengar.  Istilah ini bisa diterjemahkan sebagai pengampunan dari Allah lewat wakil khusus.  Syafaat merupakan rekomendasi dari makhluk suci yang bisa mengintervensi takdir di Akhirat.  Mereka punya kedudukan tinggi di sisi Allah.  Hingga, pedosa yang sudah disiksa, bisa ditarik kembali ke pinggir Neraka.  Kasus ditutup, hukuman dibatalkan.
     Ada seuntai salah pemahaman perihal syafaat.  Seolah seluruh insan di Padang Mahsyar membutuhkan syafaat.  Padahal, syafaat cuma dikejar-kejar oleh sekumpulan tersangka.  Mereka galau level gigantik gara-gara mafhum nasibnya berakhir di api yang berkobar meluap-luap.  Sementara dua kafilah yang tidak butuh syafaat yaitu orang mati syahid dan manusia dengan iman tebal.  Dua grup ini kokoh di Mahsyar tanpa perlu bantuan secuil pun.  Sesungguhnya, ada lagi himpunan yang tidak meminta syafaat.  Mereka adalah begundal kafir serta kaum munafik.  Mereka berputar-putar di Mahsyar karena bingung akibat dosa-dosa.
     Gerombolan keblinger berlomba-lomba menemui sejumlah makhluk kudus pemberi syafaat.  Di antara pemberi syafaat yang paling dicari ialah Maharasul Muhammad dan Jibril, kepala suku segenap malaikat.  Selain Rasulullah dengan Jibril, juga bertindak selaku pemberi syafaat dari kalangan malaikat yakni Mikail, Ridwan, Malik, Munkar serta Nakir.  Beberapa rasul ikut pula berlakon sebagai pemberi syafaat, termasuk Nabi Ibrahim, Nabi Musa dan Nabi Isa.  Bahkan, syuhada yang wafat demi membela Allah bersama golongan orang saleh dapat menjadi pemberi syafaat.
     "Tiada yang dapat memberi syafaat kecuali atas izin Allah" (al-Baqarah: 255).
     Tugas pemberi syafaat antara lain memohonkan ampun untuk para pedosa.  Membela begundal-begundal yang berkhianat kepada Allah.  Bahkan, pemberi syafaat enteng mengintervensi keputusan yang diteken oleh Malik, bos Neraka.  Alhasil, bisa mengurangi durasi hukuman atau pembebasan tanpa syarat.
     Untuk menghadap ke Maharasul Muhammad demi meminta syafaat, jelas tidak mudah.  Jutaan orang antre.  Tatkala tiba giliran, belum tentu Rasulullah mengabulkan permohonan.
     "Ya, Rasulullah.  Dulu di dunia saya memakai emas", rintih seorang pemuda.
     "Saya sudah melarangmu!"
     Maharasul Muhammad telah berwasiat bahwa laki-laki tak diperkenankan mengenakan emas.  Sekarang ada anak muda yang ketakutan lantaran mendengar namanya tertera di lis calon penghuni Neraka akibat memakai emas.
     Pria model begini jelas tidak memperoleh syafaat.  Sudah disampaikan supaya jangan memakai emas, ternyata masih nekat.  Sok-sokan bergaya bak putra mahkota.  Kini, rasakan Neraka!
     Hari ini, paksakan diri untuk shalat, mengaji seraya berbuat baik.  Jangan mau mencari syafaat di Mahsyar.  Jadilah insan saleh agar berpeluang sebagai pemberi syafaat yang berada di belakang Maharasul Muhammad serta Jibril.


Kamis, 13 Februari 2025

Tempat Terlama

 

Tempat Terlama
Oleh Abdul Haris Booegies


     Sekitar tahun 5872 sebelum Masehi, Nabi Adam menjejakkan kaki di Bumi.  Jika ia berusia 930 tahun, berarti sudah hampir 6.967 tahun dalam kubur.  Maharasul Muhamnad mangkat pada tahun 632.  Ini berarti di tarikh 2025, Rasulullah telah meninggalkan dunia selama 1.393 tahun.
     Dari sini diketahui kalau kubur tergolong area terlama yang dihuni manusia.  Sesudah kubur, distrik berdurasi panjang yakni Padang Mahsyar.  Di sini manusia berkumpul dalam keadaan bugil belum disunat, sekalipun pernah dikhitan di dunia.  Mereka berdiri menunggu selama 50 ribu tahun untuk diadili.  Kepanasan oleh Matahari yang berjarak 5 km dari kepala.  Hatta, sulit bernapas.  Bahkan, ada manusia tenggelam oleh keringat sendiri yang setinggi 70 hasta (36,75 meter).
     Nabi Sulaiman termasuk teramat lama diinterogasi.  Butuh waktu 2000 tahun untuk mendata seluruh kekuasaan sembari mengecek sumber kekayaannya.
     Dari sini kita memetik pelajaran perihal Maharasul Muhamnad.  Menjelang wafat, ia tak mau ada uang yang dimilikinya.  "Apa kata Tuhanku bila ada uang di tanganku", rintihnya.
     Hidup fakir sesungguhnya cara cepat untuk dihisab.  Sebab, apa mau diperiksa oleh hakim-hakim langit jika berstatus miskin.  Hingga, Pengadilan Akhirat membebaskan kaum papa untuk segera masuk ke Surga.


Amazing People