Senin, 07 April 2025

Ketakutan di Pesantren IMMIM

 

 

 

Ketakutan di Pesantren IMMIM
Oleh Abdul Haris Booegies


     Ketakutan (خَوْفٌ) adalah sesuatu yang manusiawi.  Semua orang punya rasa takut.  Semua orang pernah ketakutan.
     Rasa takut merupakan respons alami.  Ini memacu mekanisme pertahanan diri.  "Terkadang, takut merupakan respons yang tepat", begitu sebuah kalimat tergiang di The Batman (2022).
     Perasaan takut memaksa orang untuk menghindar.  Ini alasan biologis sebagai insting guna bertahan hidup.
     Di film Dune, ketakutan dideskripsikan sebagai pembunuh pikiran.  "Fear is the mind-killer".
     Ketakutan sirna seiring waktu.  Sementara orang tangguh andal memadamkan ketakutan dengan menata emosi.  Apalagi, ketakutan adalah landasan keberanian.
     "Kau tak bisa jadi pemberani jika belum pernah takut", The Mummy (1999).  Seberani apa pun, orang pasti punya perasaan gentar yang menggedor nyali.
     Di Pesantren IMMIM era 80-an, perasaan takut muncul dengan berbagai alasan.  Paling bejibun yakni santri takut dihukum.  Apalagi, hukuman fisik.
     Saya paling sering kena hukuman.  Ini gara-gara pelanggaran teramat banyak.  Sekali waktu, pimpinan di pesantren menguji coba santri badung tinggal seatap dengan pembina.  Saya yang kelas IV bersama Mukbil kelas III, menjadi kelinci percobaan.  Kami tinggal bersama ustaz Abdul Kadir Massoweang, wakil pimpinan kampus serta kyai Abdul Kadir Kasim.
     Uji coba ini gagal total.  Bukannya insaf, saya dengan Mukbil justru kian beringas.  Apalagi, banyak pelanggaran yang tak terdeteksi oleh pembina.  Saya sering mengelabui duo Kadir.  Algojo-algojo keji qismul amni (seksi keamanan) juga tidak berani memonitor ke Mes Guru.  Hingga, saya bersama Mukbil merasakan kebebasan tiada tara.  Mes Guru yang terletak di Jalan Bugis merupakan tempat kami dikarantina.
     Bukti bahwa uji coba mengalami kegagalan ekstrem ialah Mukbil.  Kala kelas V, ia dipecat akibat aneka pelanggaran berat.  Saya selamat.  Padahal, pelanggaranku lebih banyak.  Entah jimat apa yang saya pakai.
     Sesungguhnya, ketakutan saya di Pesantren IMMIM bukan hukuman fisik.  "Ketakutan hanyalah perasaan.  Tidak nyata", ini kata-kata di film After Earth (2013).
     Tatkala kelas satu, saya memang gentar dengan qismul amni serta mahkamah lugah (pengadilan bahasa).  Siapa tidak menceret-menceret, pelanggar bonyok didera bogem mentah.  Saat eksekutor beraksi, lampu di ruang penyiksaan dipadamkan.  Santri pun jadi samsak hidup.  Menjadi sasaran empuk pukulan maupun tendangan.  Jika bermental kerupuk, santri cuma bertahan satu semester di Pesantren IMMIM.
     Nama yang hampir saban malam diumumkan sebagai pelanggar, membuatku mati rasa.  Dari hari ke hari, hukuman fisik tidak mencederai ragaku, namun, mengendap menjadi dendam.
     Luka batin oleh dendam selaras kutipan di Star Wars: Episode I (1999).  "Ketakutan menuntun pada amarah, amarah menuntun pada kebencian, kebencian menuntun pada penderitaan".
     Pada hakikatnya, ada satu perkara yang membuatku senantiasa ketakutan di Pesantren IMMIM.  Ini saya alami sampai memasuki tarikh 1986.  Persoalan tersebut yaitu ilusi tentang pertukaran kampus.  Saya sering dilanda galau bila membayangkan santriwan bertukar kampus dengan santriwati.
     Kalau santri dipindahkan ke Minasatene, otomatis saya menganggur melakukan pelanggaran.  Mustahil leluasa kabur ke bioskop.  Jarak bioskop dengan Minasatene mencapai 55 km.  Naik mikrolet (petepete) bisa sampai dua jam.  Olala.
     Bila putra ditempatkan di Minasatene, maka, saya tak bisa nonton midnite show.  Pertunjukan selepas pukul 00.00, biasanya memutar film baru yang berbeda sepekan dengan pemutaran di bioskop Amerika.
     Pertukaran kampus bukan hanya masalah bioskop.  Saya juga kesulitan ke Sentral untuk membeli majalah serta surat kabar.  Selama di pesantren, saya selalu membeli Vista, Variasi, Ria Film, Team serta Varianada.  Ini majalah yang mengulas film, rock dan selebritas.  Saya juga beli Pos Film, koran perihal artis-artis.  Nonton di bioskop serta menyimak majalah film betul-betul gue banget.  Momen-momen indah inilah yang membuatku ketakutan setengah mati bila terkenang pertukaran kampus.  Ketakutan tersebut bagai memenjarakanku.  "Fear can hold you prisoner", sebuah ungkapan menggema dari The Shawshank Redemption (1994).
     Saya pernah curhat ke seorang rekan.  Ia tertawa.  Menurutnya, itu muskil, mengada-ada.  Wejangannya bagai diksi dari film Chhapaak (2020).  "Dar se jeene ka kya faida?  Zindagi jeene ke liye hoti hai, darr ke liye nahi" (Apa guna hidup dalam ketakutan?  Hidup untuk dijalani, bukan ditakuti).
     Kendati sahabat tersebut berusaha meyakinkanku, tetapi, tetap pertukaran kampus membuat waswas.  Jantung berdegup kencang memikirkannya.
     Band eksperimental El Morabba3 dari Saudi bersenandung: "الخوف يسكنني مثل الوحوش في الظلام" (ketakutan berdiam dalam diriku laksana monster di kegelapan).
     Pertukaran kampus antara putra dengan putri, niscaya melahirkan budaya baru.  Muncul tradisi di luar perkiraan di area asing.  Tidak berlebihan pula bila santri merasa disingkirkan oleh santriwati.  Sebab, mereka menyerobot rumah kenangan santri, rumah yang sarat suka-duka.
     Ilusi yang melahirkan ketakutan itu tidak pernah terealisasi.  Ketakutan tersebut pada esensinya dapat menjadi landasan untuk berbenah.
     "Hal yang paling ditakuti mungkin yang paling dibutuhkan", sebuah nasehat terdengar di How to Train Your Dragon (2010).


Sabtu, 15 Maret 2025

Nama Misterius

 

 

Nama Misterius
Oleh Abdul Haris Booegies


     Nama merupakan identitas diri yang wajib ada bagi orang.  Tanpa memiliki nama, seseorang bakal repot berinteraksi.  Terjadi kekakuan dalam komunikasi akibat tiada identifikasi.
     Nama punya banyak fungsi, termasuk agama dan geolokasi.  Dari nama, kita bisa tahu orang ini Muslim atau bukan.  Sebagai umpama, orang bernama Muhammad atau Ahmad tentu bisa dipastikan ia Muslim.
     Orang bernama Mustari, Ambo Upe, Ambo Tuwo atau Isakka menunjukkan mereka beretnis Bugis.  Sementara orang yang bernama John atau Kelly biasanya berambut pirang bermata biru.  Dari nama, mereka bisa dilacak lewat geolokasi.  Semutakhir apa pun budaya Bugis, kita muskil menemukan mereka menggunakan nama Apache, Cherokee, Mohawk, Mohican atau Sioux.  Ini nama Indian yang berlokasi di benua Amerika.
     Banyak yang tidak menyangka bahwa dalam sejarah Islam, ada nama jadi-jadian.  Sialnya, nama ini menyasar ke tafsir al-Qur'an.  Penceramah doyan mengumandangkan nama-nama misterius ini untuk memperkaya narasinya.
     Nama pertama yang sering muncul yakni "Hawa" atau nyonya Nabi Adam.  Tiada satu pun Hadis berstatus shahih yang pernah menukil nama ini.  Ini nama palsu!  Siapa yang memasukkannya ke sejarah Islam?  Siapa yang mengintegrasikan nama ini ke tafsir?
     Nama kedua yang mengotori tafsir yaitu "Zulaikha", ibu angkat Nabi Yusuf al-Karim.  Bila mendengar surah Yusuf, tentu terbayang wanita molek yang hendak mencicipi daun muda.
     Persepsi kita terbentuk bahwa perempuan yang merindukan Nabi Yusuf adalah wanita seksi nan anggun.  Ia istri pembesar.  Tinggal di istana dengan ratusan dayang.
     Siapa sangka, Zulaikha adalah nama gadungan.  Sampai sekarang, nama ibu angkat Nabi Yusuf tersebut belum terdeteksi.  Belum ada prasasti dari Piramida yang menyodorkan nama asli cewek glamor ini.
     Nama ketiga yang merupakan polusi dalam tafsir ialah "Ratu Balqis" alias "Bilqis".  Tiada satu pun Hadis berderajat shahih yang menunjukkan jika Ratu Saba bernama Balqis.
     Dari mana nama siluman ini?  Patut diduga ini bersumber dari cerita Israiliyat yang sarat dusta.  Ulama-ulama klasik yang belum dilengkapi smartphone akhirnya memasukkannya ke kitab-kitab karyanya, termasuk tafsir.
     Dua nama yang juga sering terdengar yakni "Qabil" dan "Habil".  Dalam buku-buku tafsir serta sejarah para nabi, nama Qabil maupun Habil senantiasa muncul.  Padahal, tidak ada satu pun referensi dari Maharasul Muhammad bahwa dua putra Nabi Adam bernama Qabil dan Habil.
     Dari mana semua nama sesat ini?  Boleh jadi ini bersumber dari teks keagamaan Yahudi serta lembaran Biblikal.


Urus Keluargamu



 

Urus Keluargamu
Oleh Abdul Haris Booegies


"Why don't you take care of your own family?"
     Apa hikmah Abu Thalib tetap kafir sampai akhir hayat?  Kalau saja Abu Thalib masuk Islam, niscaya tiada lagi pelindung Maharasul Muhammad.  Sebab, bukan cuma Rasululllah yang diserang preman-preman Mekah.  Abu Thalib pasti ikut diteror siang-malam oleh mafia Quraisy.
     Majusi modern yang membajak idiom-idiom Islam berpendirian bahwa Abu Thalib itu Muslim.  Ia bersyahadat tatkala sakratulmaut.  Mulutnya komat-kamit.  Siapa yang mendengarnya?  Di momen itu, Maharasul Muhammad yang paling dekat dengan pamannya.
     Ketika Abu Thalib mangkat, Ali bin Abi Thalib tidak memperoleh warisan.  Pasalnya, Muslim dilarang menerima warisan dari orangtua kafir.
     Di suatu kesempatan di Medinah, Maharasul Muhammad duduk bersama Hamzah.
     "Apa pertolonganmu untuk Abu Thalib yang mati-matian mendukungmu?"
     "Ia ada di pinggir Neraka.  Api hanya membakar telapak kaki sampai tumitnya".

"Why don't you take care of your own family?"
     Kelak, di satu masa, orang juga bakal mempersoalkan putra Nabi Nuh yang mati tenggelam.  Di tengah gelombang sebesar gunung, Nabi Nuh menyaksikan buah hatinya ditelan laut.
     Orang-orang keblinger yang tidak paham hikmah kisah samawi ini, akan menggugatnya.  Mengapa ada kematian yang begitu kejam di depan mata Nabi Nuh.
     Warga pelangi makin hari kian menampakkan taring kekuasaan.  Ini tentu akan membuat mereka memperdebatkan istri Nabi Luth.  Mengapa ia mati secara tidak terhormat?  Padahal, ia cuma membantu kawanan LGBT untuk bersenang-senang.

"Why don't you take care of your own family?"
     Di Unfaithful (2002), terjadi cekcok antara Edward Sumner (Richard Gere) dengan Charlie (Erik Per Sullivan).  Tidak sudi ditegur, Charlie pun dengan lantang memekik; "why don't you take care of your own family?"
     Ini membuat Edward terpana.  Ia tercenung.  Ada apa dengan istrinya?  Rupanya, Charlie sempat memergoki Connie Sumner (Diane Lane) bercumbu mesra dengan Paul Martel (Olivier Martinez).
     Apakah jika Abu Thalib mualaf, maka, seluruh keturunanmu Muslim sampai Kiamat?  Tidak ada yang murtad.  Apakah bila mempersoalkan anak Nabi Nuh, maka, putra-putrimu tidak ada yang durhaka?  Apakah kalau kau meratapi  istri Nabi Luth, maka, binimu bisa menjaga kehormatan?  Bagaimana jika ia serupa Connie?  Rela ditumbuk-tumbuk pria idaman lain.
     Urus saja keluargamu supaya tidak terpelanting ke jurang Neraka.  Tak usah mengurus beban sejarah.  Tak perlu mencampuri yang sesungguhnya bukan masalahmu.  Memangnya kau siapa!  Urus dirimu!  "Why don't you take care of your own family?"


Sabtu, 22 Februari 2025

Syafaat

 

Syafaat
Oleh Abdul Haris Booegies


     Hampir tiap hari kata "syafaat" terdengar.  Istilah ini bisa diterjemahkan sebagai pengampunan dari Allah lewat wakil khusus.  Syafaat merupakan rekomendasi dari makhluk suci yang bisa mengintervensi takdir di Akhirat.  Mereka punya kedudukan tinggi di sisi Allah.  Hingga, pedosa yang sudah disiksa, bisa ditarik kembali ke pinggir Neraka.  Kasus ditutup, hukuman dibatalkan.
     Ada seuntai salah pemahaman perihal syafaat.  Seolah seluruh insan di Padang Mahsyar membutuhkan syafaat.  Padahal, syafaat cuma dikejar-kejar oleh sekumpulan tersangka.  Mereka galau level gigantik gara-gara mafhum nasibnya berakhir di api yang berkobar meluap-luap.  Sementara dua kafilah yang tidak butuh syafaat yaitu orang mati syahid dan manusia dengan iman tebal.  Dua grup ini kokoh di Mahsyar tanpa perlu bantuan secuil pun.  Sesungguhnya, ada lagi himpunan yang tidak meminta syafaat.  Mereka adalah begundal kafir serta kaum munafik.  Mereka berputar-putar di Mahsyar karena bingung akibat dosa-dosa.
     Gerombolan keblinger berlomba-lomba menemui sejumlah makhluk kudus pemberi syafaat.  Di antara pemberi syafaat yang paling dicari ialah Maharasul Muhammad dan Jibril, kepala suku segenap malaikat.  Selain Rasulullah dengan Jibril, juga bertindak selaku pemberi syafaat dari kalangan malaikat yakni Mikail, Ridwan, Malik, Munkar serta Nakir.  Beberapa rasul ikut pula berlakon sebagai pemberi syafaat, termasuk Nabi Ibrahim, Nabi Musa dan Nabi Isa.  Bahkan, syuhada yang wafat demi membela Allah bersama golongan orang saleh dapat menjadi pemberi syafaat.
     "Tiada yang dapat memberi syafaat kecuali atas izin Allah" (al-Baqarah: 255).
     Tugas pemberi syafaat antara lain memohonkan ampun untuk para pedosa.  Membela begundal-begundal yang berkhianat kepada Allah.  Bahkan, pemberi syafaat enteng mengintervensi keputusan yang diteken oleh Malik, bos Neraka.  Alhasil, bisa mengurangi durasi hukuman atau pembebasan tanpa syarat.
     Untuk menghadap ke Maharasul Muhammad demi meminta syafaat, jelas tidak mudah.  Jutaan orang antre.  Tatkala tiba giliran, belum tentu Rasulullah mengabulkan permohonan.
     "Ya, Rasulullah.  Dulu di dunia saya memakai emas", rintih seorang pemuda.
     "Saya sudah melarangmu!"
     Maharasul Muhammad telah berwasiat bahwa laki-laki tak diperkenankan mengenakan emas.  Sekarang ada anak muda yang ketakutan lantaran mendengar namanya tertera di lis calon penghuni Neraka akibat memakai emas.
     Pria model begini jelas tidak memperoleh syafaat.  Sudah disampaikan supaya jangan memakai emas, ternyata masih nekat.  Sok-sokan bergaya bak putra mahkota.  Kini, rasakan Neraka!
     Hari ini, paksakan diri untuk shalat, mengaji seraya berbuat baik.  Jangan mau mencari syafaat di Mahsyar.  Jadilah insan saleh agar berpeluang sebagai pemberi syafaat yang berada di belakang Maharasul Muhammad serta Jibril.


Kamis, 13 Februari 2025

Tempat Terlama

 

Tempat Terlama
Oleh Abdul Haris Booegies


     Sekitar tahun 5872 sebelum Masehi, Nabi Adam menjejakkan kaki di Bumi.  Jika ia berusia 930 tahun, berarti sudah hampir 6.967 tahun dalam kubur.  Maharasul Muhamnad mangkat pada tahun 632.  Ini berarti di tarikh 2025, Rasulullah telah meninggalkan dunia selama 1.393 tahun.
     Dari sini diketahui kalau kubur tergolong area terlama yang dihuni manusia.  Sesudah kubur, distrik berdurasi panjang yakni Padang Mahsyar.  Di sini manusia berkumpul dalam keadaan bugil belum disunat, sekalipun pernah dikhitan di dunia.  Mereka berdiri menunggu selama 50 ribu tahun untuk diadili.  Kepanasan oleh Matahari yang berjarak 5 km dari kepala.  Hatta, sulit bernapas.  Bahkan, ada manusia tenggelam oleh keringat sendiri yang setinggi 70 hasta (36,75 meter).
     Nabi Sulaiman termasuk teramat lama diinterogasi.  Butuh waktu 2000 tahun untuk mendata seluruh kekuasaan sembari mengecek sumber kekayaannya.
     Dari sini kita memetik pelajaran perihal Maharasul Muhamnad.  Menjelang wafat, ia tak mau ada uang yang dimilikinya.  "Apa kata Tuhanku bila ada uang di tanganku", rintihnya.
     Hidup fakir sesungguhnya cara cepat untuk dihisab.  Sebab, apa mau diperiksa oleh hakim-hakim langit jika berstatus miskin.  Hingga, Pengadilan Akhirat membebaskan kaum papa untuk segera masuk ke Surga.


Amazing People