Inilah Guinea yang Perkasa
Oleh Abdul Haris Booegies
Pukul 19.00 WIB pada Kamis, 9 Mei 2024, berlangsung babak play-off antara Guinea dengan Indonesia. Pertandingan berlangsung di Centre National du Football de Clairefontaine, Paris, Perancis. Duel ini untuk memperebutkan tiket terakhir ke Olimpiade Paris 2024 yang diselenggarakan pada Jumat, 26 Juli 2024-Ahad, 11 Agustus 2024.
Ada 16 negara yang bakal bermain di cabang olahraga sepak bola. 15 tim sudah memastikan diri lolos.
Guinea merupakan negara kecil dengan Ibu Kota Conakry. Negeri di Afrika Barat ini berpenduduk sekitar 14 juta jiwa dengan 85 persen Muslim mazhab Sunni.
Di Guinea, sepak bola menjadi olahraga populer. Walau berpenduduk minim, namun, Guinea mampu mencetak pemain kelas dunia. Mereka merumput di Austria, Belgia, Jerman, Prancis serta Yunani.
Di skuad Guinea U-23 ini, terdapat 13 pemain abroad dan lima pemain yang berlaga di liga lokal. Saat ini, kesebelasan Guinea U-23 dilatih oleh Kaba Diawara yang sebelumnya melatih tim senior Guinea. Kaba mentereng karena pernah membela Arsenal, Marseille serta PSG. Ia ditunjuk sebagai pelatih U-23 pada April 2024.
Di Guinea U-23, sejumlah bintang bercokol. Mereka antara lain Algassime Bah (Olympiacos), Selu Diallo (Deportivo Alaves), Mohamad Soumah (KAA Gent), Madiou Keita (Auxerre B), Lassana Diakhaby (Valenciennes) dan Aguibou Camara (Atromitos Athen). Pemain paling berbahaya yakni Algassime Bah. Serangannya betul-betul bak bah. Kini, ia membela Olympikos, klub elite Yunani.
Guinea yang berjuluk Sily Nationale berada di posisi runner up Piala Afrika pada 1976. Mereka kalah dari Maroko.
Di Guinea, klub raksasa ialah Djoliba AC (Athletic Club). Klub terkemuka ini berdiri pada 1953. Mereka memenangkan banyak gelar liga domestik.
Keunggulan pemain Guinea ialah fisik prima. Rata-rata berperut six-pack. Mereka tahan panas karena berasal dari Afrika yang bersuhu menyengat. Apalagi, mereka sudah disunat karena Muslim. Hingga, larinya sekencang kijang.
Tim nasional Guinea yang bergelar Sily Nationale alias gajah-gajah nasional, niscaya repot dibendung. Lawan-lawan bakal keteteran diseruduk persis amuk gajah murka. Cucu-cucu para pencuri rempah-rempah yang beroperasi selama 350 tahun pasti hancur-lebur di tangan gajah Guinea. Gawang cucu bekas penjajah wajib dibombardir agar paham bahwa Guinea bukan tandingannya. Timnas Hindia Belanda gadungan cuma lawan lembek yang hanya fasih mem-bully om Tommy Welang atau menghujat wasit yang bekerja secara baik. Dasar kampungan!
DAFTAR PEMAIN GUINEA YANG PASTI MENGHAJAR MAMPUS LAWANNYA DI PLAY-OFF
Sandali Condé (penjaga gawang, 21 tahun, SV Stripfing)
Sékou Camara (penjaga gawang, 21 tahun, Hafia FC)
Lassana Diakhaby (penjaga gawang, 20 tahun, Valenciennes FC U19)
Mory Keita (penjaga gawang, 18 tahun, Hafia FC)
Naby Oularé (bek tengah, 21 tahun, Boluspor)
Sahmkou Camara (bek tengah, 20 tahun, FC Stade-Lausanne-Ouchy)
Cheick Thiam (bek tengah, 20 tahun, Beerschot V.A.)
Madiou Keita (bek tengah, 19 tahun, AJ Auxerre B)
Bangaly Cissé (bek tengah, 21 tahun, SOAR Academie)
Chérif Camara (bek tengah, 21 tahun, Hafia FC)
Mohamed Soumah (bek tengah, 21 tahun, Jong KAA Gent)
Ousmane Kokoe Coumbassa (gelandang, 22 tahun, al-Shorta SC)
Fode Camara (gelandang, 21 tahun, CS Sfaxien)
Naby Camara (gelandang, 22 tahun, al-Waab SC)
Ibrahima Fofana (gelandang, 21 tahun, Kocaelispor)
Selu Diallo (gelandang, 20 tahun, Deportivo Alavés B)
Aguibou Camara (gelandang, 22 tahun, Atromitos Athen)
Sekou Tidiany Bangoura (gelandang, 22 tahun, Tuzlaspor)
Momo Cissé (sayap kiri, 21 tahun, pemain tanpa klub)
Alseny Soumah (sayap kiri, 23 tahun, Horoya AC)
Salifou Soumah (sayap kanan, 20 tahun, Zira FC)
Ousmane Camara (depan tengah, 22 tahun, FC Annecy)
Algassime Bah (depan tengah, 21 tahun, Olympiacos Piraeus)
Elhadj Bah (depan tengah, 22 tahun, USL Dunkerque)
Mohamed Diaby (depan tengah, 22 tahun, KF Trepca 89)
Saran Mamoudou Kanté (depan tengah, 23 tahun, Hafia FC)
Mohamed Lamine Soumah (bomber, 21 tahun, AS Kaloum)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar