Minggu, 19 November 2023

Santri M/M 2022


Santri M/M 2022
Oleh Abdul Haris Booegies


     Dunia berkembang menembus zaman serta generasi.  Dari hari ke hari, waktu terus melesat kencang.  Rongsokan peradaban ditinggalkan seraya menyongsong kultur baru.  Kini, manusia berada di dekade ketiga milenium ketiga.  Muncul aneka budaya sekaligus interaksi sosial berasas teknologi.  Mobilitas manusia kian trengginas berkat produk terbaru yang kecil, namun, cepat.
     Pesantren IMMIM tidak luput dari invasi kultur baru.  Sekolah berbasis agama ini ikut membuang rongsokan budaya yang banyak menyengsarakan santri.  Sebagai umpama, Pesantren IMMIM tidak lagi diperkuat qismul amni (gerombolan keamanan).  Qismul amni merupakan santri berbadan besar dengan wajah yang kurang sedap dipandang.  Mereka dipilih dari kelas IV dan V.  Tugasnya yaitu mengadili santri kelas I, II, III serta IV yang melakukan pelanggaran.  Algojo yang rata-rata kampungan ini mempraktekkan kekerasan verbal sekaligus fisik yang direstui oleh direktur pesantren maupun pimpinan kampus.  Banyak korban yang ditimbulkan oleh kebiadaban kawanan brutal ini.  Akibatnya, sejumlah santri keluar dari Pesantren IMMIM gara-gara kebejatan qismul amni.
     Tidak berlebihan kalau qismul amni merupakan sisi paling kelam di Pesantren IMMIM era 80-an.  Kini, komplotan najis tersebut sudah tak ada.  Perilaku sadisnya menjadi kenangan yang sulit dilupakan oleh para korban yang sebagian justru dendam.  Waspadalah!
     Bukan cuma qismul amni yang dimatikan di Pesantren IMMIM.  Kualitas makanan pun terus ditingkatkan.  Dewasa ini, asupan santri makin beragam.  Sebagai contoh, sarapan tiap Rabu dengan telur.  Saban Jumat, santri sarapan dengan bubur.  Tiap Ahad, sarapan dengan nasi goreng.  Pada Kamis dan Ahad pagi, santri minum teh susu.  Makanan mutlak diperhatikan karena jika perut lapar, maka, pikiran kacau, liar serta tidak keruan.
     Di masa 80-an, santri tak pernah makan ikan bandeng.  Kini, ikan bandeng menjadi lauk lumrah di Pesantren IMMIM.  Telur pertama kali menjadi hidangan di Pesantren IMMIM pada 1984.
     Bukan hanya santapan yang berubah.  Santri pun diarahkan menjadi orator ulung.  Di rentang waktu 80-an, muhadarah (latihan pidato) diadakan satu kali sepekan.  Kini, ditambah menjadi dua kali pada malam Kamis serta Ahad.  Penambahan ini bertujuan agar santri menjelma dari anak manis menjadi pemuda kritis.
     Santri yang duduk di Aliyah (kelas IV, V dan VI), wajib memiliki laptop.  Sekali sepekan, santri diberi kesempatan menggunakan laptop masing-masing di laboratorium komputer.  Kelas IV di malam Sabtu.  Kelas V di malam Senin serta kelas VI di malam Rabu.  Laptop wajib disimpan kembali di loker supaya tidak dibawa ke kamar untuk nonton film hot.
     Dalam hal hiburan, santri milenial Moncongloe alias M/M, punya fasilitas proyektor.  Di malam Jumat, mereka leluasa nonton film sampai puas di kamar masing-masing.  Ini berbeda dengan santri kedaluwarsa periode 80-an.  Kala itu, santri kabur dengan cara lompat pagar untuk ke bioskop yang berjarak 10 km.
     Santri klasik IMMIM di era 80-an banyak yang ke bioskop nonton midnight show.  Film yang diputar tentu saja tidak mengenakan kutang dan cawat.  Bintang paling digemari ialah Edwige Fenech yang berkulit bening.  Desahan aktris Italia ini membuat santri bandel mendadak poso-poso (sesak nafas).  Adakah sisa-sisa kenakalan itu sekarang?
     Tak diduga tak dikira tak dinyana, disangka pun tidak.  Rupanya segelintir santri M/M pada kurun 2020, cukup badung.  Proyektor yang telah digunakan secara resmi di malam Jumat, tidak dikembalikan ke pembina kampus.  Mereka justru menggunakannya untuk nonton film 17 tahun ke samping yang tersimpan di flashdisk.  Namanya anak muda, mereka tahan nonton sampai subuh.
     Sejak 1983, santri nakal yang doyan ke bioskop menggunakan istilah "lame-lame" (ubi-ubian) untuk film panas.  Ini karena tekstur ubi mirip perkakas pria.  Sementara santri milenial memakai istilah "muraja'ah" yang berarti meninjau ulang atau memeriksa kembali.  Mungkin maksudnya menonton lagi film porno.
     Berikut lampiran nama alumni Pesantren IMMIM yang tamat pada 2022.
Muhammad Ihsan Ramadhana
Nur Ikhlasul Amal
Muhammad Aqsal Amin Latuconsina
Muhammad Arsyal Rahman
Muhammad Hanif
Raihan Nur Abdillah
Yusuf al-Qardhawi al-Mandar
Andi Aiman al-Ghifary
Andi Fahim Hasan Putrata
Andi Mohamad Riyadh
Muhammad Zhaky Aprilla
Muhammad Dzikra Thamisyah Putra
Mochamad Darul Fhaiz
Andi Muhammad Ashabul Qahfi
Muhammad Awal Rif'at
Muhammad Faiq Fauzan
Ahmaddin Palamba
Muhammad Syafa'at Muis
Muhammad Alif Nur
Syahrul Mubarak
Ahmad Syaguni Majdi
Muhammad Fajrin Ramadhan
Muhammad Fiqran Apriansyah
Muhammad Ichsan
Harisakti Baihaqi
Muhammad Adam al-Ghazali
Raevan Faiz Kautsar Amku
A Muhammad Rif'at Syauki Arifin
Muhammad Ghulam Fayiz Huwaidi
Muhammad Inal Samali
Muhammad Afrizal Pulubuhu
Achmad Madika Muchsin
Imtiaz Muhammad Syihab
Muhammad Musvy Fadlan
Muhammad Aqil Azhzhahir Subair
Zulfikar Fahmi
Adit Rachmat Raehal
Mohammad Azwansyah Darwis
Syahreza Pratama A
Muhammad Alwan Khairullah
Muhammad Haekal Sunarto
Yusran Dwi Ramadhana
Ahmad Mujahid
Ahmad Ramadhan
Hairulfikri Kasim
Agung Muhammad Fathil
Muhammad Faqih Rumbaroa
Andi Asyru Ramadhan Arif
Umar M Hamzah
Ahmad Dzhaqi Farhan
Muhammad Rangga Baasalem
Muhammad Ashabul Kahfi
Muhammad Riza Aditya
Muhammad Dirga Daffa Zulkifli
Rahmat Sobirin Matdoan
Ajwad Haeqal Munarqa
Muhammad Rifky Bidarishandy
Muhammad Raffi Hidayat
Muhammad Ali Husain Ridwan
Mohammad Ilham
Muhammad Rafi Shidiq Nurlette
Abdul Aziz Aminullah
Muhammad Fadil Basri
Ahmad Zubair Mu'allimuddin
Muhammad Syawal
Muhammad Iqra Ramadhani Jamal
Yusuf Risaldi
A Adriansyah
Ahmad Fauzi
Alim Zahal
Rochmat Ziyadatulkhair
Muhammad Arya Syahran
Muhammad Rifai Maulana S
Raihan Islami Rasya
Muhammad Akram AR
Muhammad Fadhel Basri
Abdillah Abulkhair
Ahmad Wildan Rahim
Muhammad Ian Raehansyah Enre
Abdullah Hatami
Ahmad Dzaky
Alwy Shiyam Daud
Andi Ahmad Adam Kenni
Andi Fahmi Husein Putrata
Chikal Aditya Budiman
Fahmi Firman Syeh
Fatwa Kelian
Hardiman
Khairul Rajul
Kurniawan Mursalim
Muhammad Yusuf Zahir
Muhammad Adriansyah Ansar
Muhammad Aliy Faiz al-Giffari
Muhammad Anis Khairy Sutopo
Muhammad Jusuf al-Munawara Abustan
Muhammad Zaki M Amir Syam
Muhammad Adithya Madhani Saifuddin
Muhammad Agung Syaifullah
Muhammad Ali Karim
Muhammad Bintang Ramadani
Muhammad Faiz Baso Saleh
Muhammad Fadhil
Muhammad Fathi Farhan
Muhammad Furqaan
Muhammad Iqra Tantu
Muhammad King Defano Arfah
Muhammad Nur Bashirah
Nur Faiq
Nur Ilham Hidayat
Quwais Ridho
Tholib Ariansa Sabir
Muhammad Zahran ath-Toyyib
Dava Maulana Dzaky
Aljilani Septia
Andi Muhammad Adzani Gibran
A Ahmad Faris Fyabyaq Ashar
A Muhammad Rizwaan Rusdy
Hilalulya
Alief Muhammad Rafi'i
Muhammad Padil
Halid Lutfi
Muhammad Nurfan Sahti M
Muhammad Ryan Ilham
Awal Furqan
Muhammad Fikri Fais Zikra
Ryan Rezki Firmansyah
Hadiid ar-Raad
Lutfi Fathurrachman
Muhammad Fathi Fawwaz Aras
Akhmad Mastori
A Wahyu Amir Pallampa
Ahmad Mulyadi
Mohammad Aqsa
Muhammad Fadil
Iskandar Agung

Narasumber
Ahmad Fauzi


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Amazing People