Minggu, 30 Oktober 2022

Kelly


Kelly
Oleh Abdul Haris Booegies


     Hidup di pesantren ibarat berdiam di gua.  Dunia luar bagai tidak terjamah.  Sebagian menilai santri itu kolot mengenai peradaban ultramutakhir.  Apalagi, pondok santri dikelilingi tembok tinggi dengan kawat berduri.
     Saya terkenang kala kelas I di Pesantren Modern Pendidikan al-Qur'an IMMIM pada awal 1981.  Di suatu senja saat menanti shalat Magrib, beberapa santri bercengkerama di dekat pagar di sisi Jalan Perintis Kemerdekaan.  Ada yang mondar-mandir, berdiri termangu atau duduk sembari mengobrol.
     Dari arah Daya, melintas dua truk dengan puluhan penumpang remaja.  Tatkala mengamati kami yang sedang berkerumun di depan kampus, mereka pun tertawa dengan kelakar iseng.  Maklum, kami bergerombol memakai sarung dan kopiah.  Ini semacam pemandangan aneh baginya.
     Dari truk kedua, berdentam pekik seorang gadis mungil.  Ia berseru nyaring sambil melambaikan tangan tinggi-tinggi; "SELAMAT MENGAJI!"
     Kami yang mendengarnya mendadak salah tingkah.  Senyum kecut tersungging di bibir.  Mereka menyindir kami sebagai generasi sarungan yang cuma andal mengaji.
     Petandang dari luar pondok mengira santri sebagai komunitas yang hanya berkutat dengan kitab kuning.  Santri dianggap kaum putihan alias bocah saleh.
     Persepsi ini niscaya berubah jika mereka menyaksikan langsung suasana asrama.  Banyak santri menempel poster artis nasional serta Hollywood di dinding bilik.
     Puluhan jaka-dara akil balig atau bocil belum disunat di dua truk tersebut bisa pingsan berjamaah seketika kalau tahu ada santri doyan nonton film Edwige Fenech saat midnight show di bioskop.  Edwige Fenech merupakan bintang hot asal Italia yang ikhlas tanpa syarat melepas kutang dan cawat di adegan sinema.
     Warga luar tentu kaget bila mengendus ada santri yang familier dengan Vista, Variasi, Video, Ria Film serta Team.  Seluruh majalah ini membahas film maupun musik cadas.  Santri IMMIM akrab dengan James Bond, Rocky Balboa, John Rambo, Indiana Jones, Mad Max, Dirty Harry dan Terminator.  Bukan cuma film, santri pun rukun dengan aksi-aksi Michael Jackson, Rod Steward, Phil Collins, Duran Duran, The Police, The Go-Go's, Van Hallen, The Beatles, Bananarama serta aneka supergrup rock.  Orang luar pasti tak percaya jika santri pun paham breakdance.  Santri IMMIM tidak menyisakan apa pun, segalanya digeluti.  Tak ada tercecer secuil.
     Ada satu perkara besar bagi santri IMMIM.  Di kampus tidak ada lawan jenis.  Ini lantaran santriwati ditempatkan berjauhan.  Putra berlokasi di Tamalanrea, Makassar.  Sedangkan putri di Minasa Te'ne, Pangkep.  Terpisah puluhan kilometer.
     Bukan santri IMMIM kalau pasrah dengan nasib, hidup tanpa kekasih.  Mereka pun melirik cewek di seputar pondok.  Pada 1983, ada dua perawan yang sering dibincangkan.  Namanya Dw dan Na.  Para ikhwan tak jenuh mendiskusikannya.  Berharap cintanya bersemayam di kalbu sang pujaan hati.  Berfantasi memadu kasih di gunung Olympus atau pulau Kahyangan.  Santri sudah tidak tahan mau sekali mengucap "zheyeng" atau "papah-mamah".  Begitu romantis perjaka IMMIM di zaman old.
     Saya repot mendeskripsikan dua gadis target santri ini.  Sebab, tak pernah melihat langsung kecuali mendengar namanya dikomentari usil.
     Santri puber biasanya berpakaian necis bila hendak makan coto di sudut belakang kampus.  Ini untuk menarik perhatian sang dara.  Begitu pula jika ada pertandingan sepak bola.  Santri mata keranjang gercep untuk tampil apik ke lapangan Kavaleri, dekat Wesabbe.  Ini supaya cewek yang diincar terkesan.  Pokoknya, biar missqueen asal gaya.
     Lagak santri menggaet pacar teramat norak, malahan vulgar.  Dua gadis dikejar ratusan santri.  Ini mendefinisikan mereka bermental pebinor.  Waspadalah!
     Di malam hari menjelang tidur, santri kasmaran diam-diam memoles kosmetik ke wajah.  Harapannya agar paras bercahaya bak rembulan.  Bedak favorit santri ialah Kelly.  Krim ini digunakan kalau malam sebagaimana whitening night cream lain.  Malu dipakai bila siang.  Nanti ketahuan.  Pasalnya, Kelly berbentuk salep, bukan bubuk.  Jika membalurnya di roman muka, tampak persis topeng.  Santri langsung bertampang ondel-ondel.  Akibatnya jadi olok-olok sesama teman.
     Bukan hanya santri puber yang memermak pipi dengan Kelly.  Santri dengan raut muka cukup berantakan pun mencobanya.  Siapa tahu mujur, dapat mendekati ketampanan Rano Karno atau Herman Felani.  Paling tidak, kulit bisa bersih seperti pelawak Yanto Stock On You (Djanu Arianto) atau Diding Boneng (Ali Zainal Abidin Zetta).
     Santri jerawatan turut mencoba Kelly.  Mereka berangan-angan flek hitam serta jerawat sebesar jagung di pipinya lekas hilang.  Istilah santri untuk bisul asmara yang segede kacang yakni jerawat batu.  Ini jerawat bandel.  Sekalipun digosok dengan batu bata tetap tumbuh.  Dibilas 100 galon air dengan skincare tiap menit, tetap tumor cinta itu menggelembung.  Bikin malu-malu!  Cowok begini tak laku di pasaran.  Bukan cuma sepi peminat, memang tidak punya nilai jual.  Mana ada santriwati Miss Teen (Minasa Te'ne) yang kecantol.  Jangan harap.  Amit-amit.
     Tak ada sumber akurat tentang siapa santri IMMIM yang pertama kali menggunakan Kelly.  Tiba-tiba saja bedak tersebut populer di antara santri kasmaran pada 1983.  Pamor Herocyn, kalah.  Elektabilitas bedak kulit ini tertinggal jauh.
     Santri puber bersama santri yang mendambakan kulit cerah, bening dan flawless sama-sama memakai bahan perawatan.  Keduanya sepakat karena sepaket dalam kegombalan.  Mereka berhasrat meningkatkan aroma ragawi sekaligus kepercayaan diri.  Santri menjajal kosmetik demi mengubah corak kulit, dari dark ke glowing.  Kosmetik memicu mood mereka memuncak di ketinggian tanpa batas, tanpa tikungan.  Kosmetik memacu energi santri bergelora seolah ingin mendaftar untuk berpartisipasi dalam pertempuran besok pagi di Malvinas (Perang Falkland).
     Santri tidak pernah mempertimbangkan efek samping suatu produk.  Semua lantaran keterbatasan dalam menalar sesuatu.  Layaknya remaja lain, santri IMMIM maju menerjang dulu.  Urusan di belakang.  Mereka dibekap halusinasi total.  Berniat tampil jantan, walau sebenarnya letoy.  Hingga mirip cowok yang "gagah gemulai lembut perkasa".  Santri model begini cocok bercita-cita jadi raja bajak laut karena serupa kapten Jack Sparrow di Pirates of the Caribbean.  Inilah tragedi di Pesantren IMMIM yang ruwet diterka gara-gara melenceng dari presisi ulama intelek.  Hm...


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Amazing People