Senin, 03 Oktober 2022

Hadis Saintifik The Next Level



 

Hadis Saintifik: The Next Level
Oleh Abdul Haris Booegies


     Show of force pertama dalam Islam dilakukan oleh Abdullah bin Mas'ud.  Walau berpostur kecil, namun, nyalinya sekokoh bukit Tsur (جبل ثور).
     Demonstrasi tunggal Ibnu Mas'ud di sisi Kabah yaitu menggemakan firman-firman Allah.  Ini pembacaan kedua ayat al-Qur'an di depan khalayak setelah sebelumnya pernah dilakukan oleh Maharasul Muhammad.  Dengan suara melengking, Ibnu Mas'ud melantunkan surat ar-Rahman.
     Warga Mekah yang lalu-lalang terhenti sejenak.  Berkerumun mencari tahu apa gerangan yang digaungkan oleh Ibnu Mas'ud, orang keenam yang masuk Islam.
     Para senator Mekah yang tengah bertukar pikiran di Dar an-Nadwah, turut melongok.  Amru bin Hisyam bin Mughirah (Abu Jahal) yang merupakan anggota senat, otomatis geram.
     Abu Jahal tergopoh mendekat ke Kabah.  Ia menggampar sampai ludes Ibnu Mas'ud.  Abu Jahal juga menghinanya sebagai tukang angon ternak.
     Ibnu Mas'ud kemudian meninggalkan Kabah menuju Dar al-Arqam.  Ia bonyok gara-gara dibombardir tinju oleh sejumlah penggawa Quraisy.  Ibnu Mas'ud berjalan gontai dengan mulut berdarah, muka lebam sekaligus kepala benjol-benjol.  Fisiknya dilukai, harga dirinya dinistai.
     Berbilang tahun berlalu.  Tatkala sang Surya tergelincir dari pucuk langit, terlihat pasukan Mekah kocar-kacir di perang Badar.  Mereka berhamburan menyelamatkan diri.  Di momen krusial tersebut, Ibnu Mas'ud melacak jejak Abu Jahal.  Cukup sulit menemukannya.  Soalnya, debu maupun ceceran darah menutup jasad korban perang.
     Ibnu Mas'ud memeriksa beberapa tubuh lunglai serdadu Mekah.  Ia mengecek lutut sejumlah korban.  Ibnu Mas'ud paham bahwa di lutut Abu Jahal ada bekas luka.  Ketika bocah, Abu Jahal memprovokasi Rasulullah sampai terjadi adu jotos.  Abu Jahal kalah, lututnya koyak.
     Ibnu Mas'ud akhirnya menemukan Abu Jahal yang sekarat.  Perutnya sobek disabet oleh dua remaja Medinah.  Kakinya buntung pula karena ditebas.  Kedua pemuda Anshar itu geram atas tindak-tanduk Abu Jahal terhadap kaum Muslim di Mekah.  Kini, keadaan berbalik.  Abu Jahal teronggok kuyu sembari terengah-engah menanti ajal.  Sementara Ibnu Mas'ud berdiri gagah dengan pedang terhunus.
     "Rupanya kamu si penggembala kambing", ujar Abu Jahal dengan sinis seraya memicing akibat paparan sinar Matahari.
     Ibnu Mas'ud lantas menginjak leher Abu Jahal.  Pedang di tangannya kemudian diayun untuk menetak leher dedengkot antagonis Mekah tersebut.  Sekali penggal, kepala Abu Jahal sontak menggelinding.
     Ibnu Mas'ud lantas memungut kepala Abu Jahal.  Memboyongnya ke markas komando tentara Medinah.  Prajurit-prajurit Islam yang melihat Ibnu Mas'ud menenteng kepala Abu Jahal sekonyong-konyong memberi jalan.  Ibnu Mas'ud bukan manusia sembarang.  Ia tergolong kalangan VIP di kawasan ring 1 Medinah.
     Sebuah hikayat terlampir.  Kala Maharasul Muhammad memandang kepala Abu Jahal, ia pun berfatwa.  "Inilah Fir'aun umat ini".
     Benarkah Rasulullah mengatakan "inilah Fir'aun umat ini"?  Narasi ini tak pernah terdengar sewaktu Maharasul Muhammad masih hidup.  Ada yang menyelundupkan diksi dusta ini pascawafat sang Nabi.  Tiada data primer, siapa gerangan pemalsu ucapan Rasulullah.  Apakah Abu Ubaidah yang dibalut euforia atas heroisme Ibnu Mas'ud yang membabat mampus Abu Jahal atau ada oknum lain.
     Abu Jahal tidak selevel Fir'aun.  Kalau nama Abu Jahal disebut di Amerika, niscaya orang bingung.  Siapa dia?  Berbeda jika Pharaoh (فرعون) ditanyakan.  Warga Amrik pasti mengenalnya sebagai musuh bebuyutan Nabi Musa al-Qawiyyu.
     Fir'aun merupakan kaisar Mesir.  Sedangkan Abu Jahal cuma senator dari klan Quraisy.  Fir'aun memimpin negara superpower.  Sementara Abu Jahal hanya hulubalang Mekah.  Fir'aun memiliki militer terkuat di dunia dengan 600 ribu laskar.  Sedangkan Abu Jahal cuma memimpin seribu satpam tak terlatih di perang Badar.  Keduanya beda kelas.  100 persen tidak sepadan.  Tak pantas Abu Jahal disebut Fir'aun umat ini.

Hadis Bajakan
     Ratusan ribu hadis artifisial (maudhu) menyelinap masuk ke khazanah Islam.  Ini terkadang rumit dideteksi.  Musababnya, materi (matan) hadis imitasi sepintas bisa dicerna akal waras.  Umpamanya, "Melawan hawa nafsu merupakan jihad akbar".  "Tidur orang berpuasa adalah ibadah, diamnya tasbih dan doanya dikabulkan".  Hadis palsu lain yakni; "Maharasul Muhammad berbuka puasa dengan doa: Allahumma laka shumtu wa ala rizqika afthartu fataqabbal minni.  Innaka anta samiul alim".
     Beberapa Hadis gadungan enteng diidentifikasi lantaran vulgar sekali.  Sebagai misal, "terung merupakan tumbuhan yang pertama kali beriman kepada Allah".  Hadis jadi-jadian perihal terung (Solanum melongena) bukan hanya satu, melainkan empat.  Satu lagi di antaranya, "terung berkhasiat sesuai niat orang yang memakannya".
     Sesudah diusut, ternyata pembuat "hadis" ini adalah penjual sayur di pasar.  Ini semacam advertorial untuk mengerek dagangannya supaya laris-manis.
     Hadis ilegal yang acap terdengar ialah "kenakan cincin karena dapat menghilangkan kemiskinan".  Patut diduga tanpa bimbang, "hadis" ini diproduksi oleh pengecer cincin.
     "Pakailah cincin akik karena membawa berkah".  Hadis super palsu ini bersumber dari Ya'qub bin al-Walid al-Madani.  Makhluk ini terkenal doyan bohong.
     Jumlah hadis delusif tidak terbilang tak terhitung.  Ini terpantau dari jerih-payah Ahmad bin Hanbal (Ahmad bin Muhammad bin Hanbal bin Hilal bin Asad bin Idris).  Ia menghimpun satu juta Hadis.  Setelah mengonfirmasi keabsahannya, Ahmad cuma mengakui 30 ribu Hadis.  Sisanya maudhu serta dhaif (lemah).  Abu Dawud (Sulaiman bin al-Asy'as bin Ishak bin Basyir bin Syidad bin Amar al-Azdi as-Sijistani) mengumpulkan 500 ribu Hadis.  Sesudah dipilah, tersaring 4.800.  Muslim (Abu Husain Muslim bin al-Hajjaj al-Qusyairi an-Naisaburi) merangkum 300 ribu Hadis, yang terverifikasi 4.000.  Bukhari (Abu Abdullah Muhammad bin Ismail al-Bukhari) mengklasifikasi sekitar 600 ribu Hadis.  Setelah divalidasi, ia hanya menetapkan 2.761.

Mujizat Ilmiah
     Tiada seorang tahu kapan terjadi Kiamat.  Biarpun demikian, ada sinyal yang ternukil sebagai bentuk kewaspadaan bila Kiamat sudah dekat.
     Rasulullah bertitah.  "Kalau gunung-gemunung di Mekah berlubang".
     Para sahabat pasti tercengang.  Apa maksud bukit berlubang.  Apakah orang-orang menggalinya untuk membuat sumur atau mencari sesuatu.
     14 abad berselang, kaum Muslim pun takjub.  Kiranya yang dimaksud jabal berlubang yaitu terowongan yang menembus gunung.
     Mekah dikenal sebagai kota terowongan.  Maklum, ada sekitar 60 terowongan untuk kendaraan dan pejalan kaki.  Terowongan yang dibangun Kerajaan Saudi inilah yang sesungguhnya menjadikan Kiamat kian dekat.
     Maharasul Muhammad bersabda bahwa Kiamat bakal terjadi jika as-sa'ah (الساعة) telah membentangkan bayangan.  Hatta, bayang-bayang Kabah tidak tampak.
     As-sa'ah dalam bahasa Arab bermakna "jam", "waktu" serta "Kiamat".  Di depan pintu utama Masjid al-Haram, terpancang kompleks Abraj al-Bait (ابراج البيت) setinggi 601 meter.
     Sebuah gedung di Abraj al-Bait menjulang jangkung dengan nama Makkah Royal Clock Tower.  Di menara Makkah Royal Clock Tower, tersisip lonceng (clock) yang tiga kali lebih besar dari Big Ben di London.
     Penunjuk waktu di pagoda Makkah Royal Clock Tower ini membuat insan agamawi bergidik.  Sebab, selaras Hadis bahwa Hari Akhir akan terjadi bila as-sa'ah (clock) sudah menghamparkan bayangan ke Baitullah.  Bayang-bayang Makkah Royal Clock Tower, tentu membuat bayangan Kabah tak terlihat.
     Kondisi di Mekah sekarang bukan sebuah kebetulan.  Semua segaris-lurus dengan agenda bahwa Akhir Zaman makin nyata.  Fakta di balik Hadis Kiamat tidak tersembunyi meski mata terpejam.
     Dalam sebuah Hadis, diinformasikan tentang pintu Surga.  "Jarak antara dua pintu Surga (sebuah jalan masuk dengan dua daun pintu) setara jarak Mekah dengan Hajar atau Mekah dengan Bushra".
     Ini Hadis shahih yang diriwayatkan Abu Hurairah (Abdur Rahman bin Shakhir al-Azdi).  Sementara Hadis dari Bukhari menandaskan bahwa ada delapan pintu di Surga.
     Hadis "pintu sejauh Mekah-Hajar atau Mekah-Bushra" ini tak begitu menggemparkan.  Sampai akhirnya Syekh Abdul Majid az-Zindany mengumumkan sebuah mukjizat saintifik pada 2012.
     Setelah melakukan kalibrasi dengan aplikasi Google Maps, tersua kalau jarak dari Mekah ke Hajar atau Mekah ke Bushra sama-sama menunjukkan angka 1.272 km.
     Google Maps membuktikan kebenaran ilmiah sebuah Hadis.  Mekah yang tandus di abad ke-7 belum mengenal Global Positioning System (GPS), metode navigasi berbasis satelit.  Penduduk Mekah juga tidak membayangkan ada terowongan.  Bahkan, tak terpikir ada bangunan yang lebih tinggi dari gunung sampai menutup bayangan Baitullah.
     اِنۡ هُوَ اِلَّا وَحۡىٌ يُّوۡحٰىۙ‏  "Segala tutur Maharasul Muhammad (al-Qur'an dan Hadis) tiada lain petunjuk dari Allah yang diwahyukan" (an-Najm: 4).


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Amazing People