Rabu, 14 Agustus 2013

Terjemah Surah an-Najm versi Abdul Haris Booegies


53. Al-Najm
(Bintang)
Dengan Nama Allah, Pemilik Kasih Sayang yang Mahapemurah

1.  Demi bintang sewaktu terbenam.

[Abdullah berkata: “Surah pertama yang di dalamnya terdapat ayat Sajdah ialah an-Najm.  Nabi Muhammad bersujud. Lantas orang-orang yang berada di belakangnya ikut sujud, kecuali satu orang. Ia mengambil segenggam tanah. Sujud di atasnya. Saya lihat ia terbunuh akibat kekafirannya. Ia, Umayyah bin Khalaf”]

2.  Sahabatmu (Nabi Muhammad) tidak kesasar dari jalan benar.  Tidak pula melenceng dengan kepercayaan salah.

3.  Tutur katanya tentang al-Qur’an bukan pendapatnya sendiri.

4.  Segala yang diucapkan merupakan wahyu yang difirmankan.

5.  Diajarkan oleh Jibril yang sangat perkasa.

6.  Jibril bijak-bestari.  Tampil menampakkan diri kepada Nabi Muhammad dalam wujud asli.

7.  Ia berada pada ufuk tinggi.

8.  Ia mendekatkan diri kepada Nabi Muhammad.  Turun secara perlahan.

9.  Jaraknya bertambah dekat.  Seukuran dua ujung busur.  Bahkan, lebih dekat lagi.

[“Jibril mendatangiku dengan rupanya yang hijau. Ia dikitari intan permata”]

10.  Lalu Allah menyampaikan kepada hambaNya (Nabi Muhammad) firman yang Ia wahyukan.

11.  Hati (Nabi Muhammad) tidak menyangkal apa yang ia saksikan.

12.  Apakah musyrik Mekkah ingin membantah yang dilihat Nabi Muhammad.

13.  Nabi Muhammad sekali lagi melihat rupa asli Jibril.  Di waktu yang lain.

14.  Di Sidrat al-Muntaha.

[“Saya melihat Jibril di Sidrat al-Muntaha. Ia memiliki 600 sayap. Tiap sayapnya menutupi cakrawala. Dari sayap tersebut terpercik cahaya bak permata serta permadani”.

  Sidrat al-Muntaha merupakan batas bagi makhluk yang naik ke langit ketujuh. Alam terakhir yang bisa dicapai para makhluk]

15.  Di dekatnya terletak Surga al-Ma’wa.

16.  (Nabi Muhammad melihat Jibril) di Sidrat al-Muntaha kala diliputi mega-misteri yang bertebar.

[Ibnu Abbas bersama Abu Habbah al-Anshari menukil komentar Rasululah. “Sidrat al-Muntaha diliputi warna-warni. Saya tidak tahu apa itu sebenarnya”.

  Ya’kub bin Zaid meriwayatkan bahwa Nabi Muhammad ditanya mengenai apa yang ia lihat.“Saya melihat Sidrat al-Muntaha tertutup kasur emas”.

  Abu Hurairah menandaskan sabda Rasulullah. “Sidrat al-Muntaha tertutup oleh cahaya Allah bersama para malaikat. Laksana burung gagak yang bertengger di pohon]

17.  Penglihatan Nabi Muhammad tidak menyimpang dari apa yang ia saksikan.  Tidak pula ia melampaui batas.

[Pandangan Nabi Muhammad tidak berpaling dari maksud yang diinginkan. Ia tidak mendongak ke kanan ke kiri]

18.  Ia menyaksikan sebagian tanda kekuasaan Tuhannya yang paling hebat.

19.  (Kalau kekuasaan Allah teramat tinggi).  Apakah pantas kalian memuja al-Lata serta al-Uzza.

[Musuh-musuh Islam bersama orientalis menyelundupkan gharaniq, ayat rekayasa. Ayat itu dipropagandakan sebagai intervensi setan terhadap Nabi Muhammad. Ayat 19 yang dikenal saat ini disebarluaskan oleh orientalis sebagai ayat revisi. Mereka ingin melemahkan iman umat Islam bahwa al-Qur’an juga disisipi ayat setan sebagaimana Bibel yang sarat dusta dan kepalsuan. Pada Keterangan yang tertera di akhir Surah an-Najm di bawah, dijelaskan apa itu gharaniq]

20.  Kemudian yang ketiga, Manat.  Dengan posisi hina (sebagai putri Allah).

[Al-Lata ialah berhala Tsaqif di Thaif. Al-Uzza merupakan berhala Ghatafan. Wujudnya sebuah pohon di antara pohon kurma. Sementara Manat adalah sebuah batu milik Huzail dan Khuza’ah]

21.  Apakah patut kalian membagi untuk dirimu anak lelaki.  Sementara bagi Allah anak perempuan?

[Allah menampik pendapat yang menyatakan bahwa Allah punya anak perempuan. Sedangkan musyrik Mekkah punya anak laki-laki. Dalam pikiran mereka, perempuan itu lemah. Sementara laki-laki dinilai sempurna. Kesimpulan mereka, Allah memiliki kekurangan karena punya anak perempuan]

22.  Pembagian itu tidak adil.

23.  Benda-benda yang disembah itu sekedar nama yang disematkan oleh kalian dan leluhurmu.  Allah tidak menurunkan satu keterangan untuk menyembahnya.  Mereka cuma mengikuti dugaan belaka.   Perbuatannya dikontrol hawa nafsu.  Padahal, telah datang petunjuk dari Tuhannya.

24.  Apakah manusia memperoleh yang ia dambakan dari berhala yang disembah?

25.  Tidak!  Sebab, Allah penguasa kehidupan Akhirat maupun dunia.

26.  Kawanan musyrik mengharap pertolongan kepada benda-benda.  Padahal, betapa banyak malaikat di langit.  Syafaat mereka tidak berguna, kendati secuil.  Kecuali sesudah diizinkan oleh Allah untuk memohonkan syafaat kepada orang yang Ia kehendaki dan ridai.

27.  Manusia yang tidak percaya Hari Akhirat.  Mereka menamakan malaikat dengan nama perempuan.

[Musyrik Mekkah menamakan malaikat dengan nama perempuan. Mereka juga melampirkan sifat wanita kepada malaikat]

28.  Mereka tak punya pengetahuan mengenai itu. Mereka sekedar ikut persangkaan belaka.  Padahal, dugaan tidak berfaedah walau sedikit untuk mencapai kebenaran.

29.  Tinggalkan (wahai Nabi Muhammad) orang yang memungkiri peringatan Kami.  Mereka hanya menginginkan kehidupan dunia.

30.  Kepentingan dunia menjadi prioritas utama pengetahuan mereka.  Tuhanmu lebih paham orang yang sesat dari jalan Allah.  Ia tahu benar siapa memperoleh hidayah.

31.  Allah pemilik segala yang di langit serta di bumi.  Manusia diberi kebebasan untuk memilih kebaikan atau keburukan.  Ia menghukum pelaku durjana sesuai perbuatannya.  Kemudian membalas pelakon bajik dengan imbalan terbaik.

32.  Mereka adalah manusia yang menjauhi dosa besar dan perbuatan keji, kecuali khilaf dalam kesalahan-kesalahan kecil.  Tuhanmu luas ampunanNya.  Ia lebih tahu keadaanmu kala menciptakan kalian dari tanah.  Kemudian sewaktu kamu janin dalam perut ibumu.  Jangan memuji dirimu suci dari dosa.  Tuhan tahu benar siapa yang bertakwa.

[Ayat ini terkait dengan keyakinan orang Yahudi. Mereka membual bahwa bayi Yahudi yang mati termasuk shiddiq (manusia benar). Nabi Muhammad menyanggah. “Siapa saja yang diciptakan Allah dalam perut ibunya. Tidak akan tahu nasibnya, celaka atau bahagia”]

33.  Perhatikan orang yang menyangkal al-Qur’an.

34.  Memberi sedikit.  Ia pun pelit.

35.  Apakah ia punya ilmu perihal perkara gaib.  Hingga, bisa melihat kebaikan pada dirinya.

36.  Apakah ia belum diberitahu yang terkandung dalam Lembaran-lembaran Nabi Musa.

37.  Kemudian Lembaran-lembaran Nabi Ibrahim.  Ia menjalankan secara sempurna perintah Allah.

38.  Dalam Lembaran Suci itu ditegaskan bahwa manusia yang berdosa tidak memikul dosa orang lain.

[Ayat ini diturunkan tatkala Nabi Muhammad bersiap ke medan laga. Ada seorang yang ingin berpartisipasi, tetapi, tak punya alat perang. Ia bertanya kepada rekannya. “Beri saya sesuatu agar bisa ikut”. Sahabatnya menukas. “Saya memberimu unta kecil ini. Syaratnya, kau membawa beban-bebanku”]

39.  Manusia memperoleh apa yang ia upayakan.

40.  Hasil usahanya diperlihatkan pada Hari Kiamat.

41.  Kemudian diberi balasan paling sempurna.

[Al-Walid bin al-Mughirah menyumbang sedikit harta kepada musyrik Mekkah. Ia berharap agar mereka menanggung siksa Allah atas dirinya. Lantas memberikan sebagian yang ia janjikan.  Sedangkan sisanya tidak ditepati]

42.  Kepada Tuhanmu akhir segala urusan.

43.  Ia menjadikan orang tertawa atau berurai air mata.

44.  Ia mematikan dan menghidupkan.

45.  Ia menciptakan secara berpasangan, lelaki dengan perempuan.

46.  Dari mani yang terpancar ke rahim.

47.  Di sisi Allah rekomendasi kebangkitan makhluk mati.

48.  Ia memberi kekayaan dan kepuasan.

49.  Ia pencipta bintang asy-Syi’ra.

[Bintang yang disembah oleh suku Khuza’ah. Asy-Syi’ra alias Sirius A atau Dog Star merupakan bintang paling cerah. Nama sirius berasal dari Yunani yang berarti berpijar. Sirius A didampingi Sirius B yang terlacak pada tahun 1862. Sirius B lebih redup sekitar 10 ribu kali lipat ketimbang Sirius A. Bintang ganda ini terletak di rasi Canis Major.

  Sirius A berjarak 8,6 tahun cahaya (2,6 parsec) dari bumi. Selain dikenal oleh bangsa Arab, asy-Syi’ra juga tertoreh dalam catatan astronomi kuno Yunani serta Polinesia]

50.  Ia membinasakan kaum Ad awal (umat Nabi Hud).

[Kaum Ad menjadi kelompok pertama yang dimusnahkan setelah umat Nabi Nuh]

51.  Kemudian Samud (umat Nabi Saleh).  Tiada seorang dari kedua umat itu yang dibiarkan hidup.

52.  Umat Nabi Nuh sebelum itu juga dibinasakan.  Mereka sangat zalim.  Terlalu durhaka.

53.  Kota Nabi Luth dijungkirbalikkan.  Diangkat lalu dihempaskan.

54.  Dibekap azab berat yang menimbun kota.

[Batu-batu dari langit menimbun puing-puing kota]

55.  Mana di antara nikmat-nikmat Tuhanmu yang kalian ragukan?

56.  Al-Qur’an bersama Nabi Muhammad ini mewartakan peringatan sebagaimana para pemberi peringatan dahulu kala.

57.  Kian dekat Kiamat terjadi.

58.  Tiada yang bisa menyingkap rahasia kedatangannya selain Allah.

59.  Apakah kalian heran dengan berita-berita al-Qur’an?

60.  Kalian tertawa mengejeknya.  Tak menangis menyesali kesalahan.

61.  Kalian menghabiskan waktu berlengah-lengah.

62.  Sujudlah kepada Allah.  Sembah Ia.

[Ayat terakhir ini tergolong ayat Sajdah. Diimbau sujud ketika selesai membacanya]



Keterangan

     An-Najm merupakan surah pertama yang dibacakan oleh Nabi Muhammad secara terang-terangan di Masjid al-Haram.  Keistimewaan lain yakni menjadi surah pertama yang di dalamnya terdapat ayat Sajdah (ayat 62).

     Para penipu dari kawanan kafir, orientalis bersama misionaris menuduh Nabi Muhammad diusik setan kala Surah an-Najm diwahyukan.  Fatal masalahnya karena iblis menambahkan ucapan pada lidahnya (alqa asy-syaitan ala lisanihi).  Akibatnya, ayat 19 Surah an-Najm ketika dibacakan di sisi Ka’bah menyetujui sesembahan musyrik Mekkah.  “Al-Lat, al-Uzza dan Manat adalah gharaniq yang ditinggikan.  Syafaatnya disetujui”.

     Musyrik Mekkah girang.  Usai Nabi Muhammad membaca Surah an-Najm, ia sujud.  Diikuti semua pendengarnya, Muslim maupun musyrikin.  Al-Walid ibn al-Mughirah, Umayyah bin Khalaf bersama Abu Uhaihah Said ibn al-As langsung mengambil segenggam tanah.  Bersujud di atasnya karena usia mereka tua, tidak bisa sujud seperti yang lain.

     Quraisy Mekkah gembira.  “Nabi Muhammad menyesali ucapannya tentang status dewa kami di hadapan Allah.  Kini, ia mengubahnya”.

     Gharaniq merupakan bentuk jamak dari ghurnuk, ghirniq, ghurnaik dan ghuraniq.  Artinya anak muda berkulit putih yang tampan atau cantik.  Dapat pula diterjemahkan sebagai remaja periang.  Kata itu juga bisa bermakna spesies burung supranatural.  Kemudian diartikan pula burung putih atau hitam yang sangat indah.  Makna lain ialah burung air dengan sayap lebar serta kaki panjang.  Gharaniq diartikan pula angsa atau burung laut.

     Cerita fiktif buatan kafir bertolak belakang dengan budaya Arab.  Di masa Nabi Muhammad, istilah gharaniq tidak pernah dipakai untuk menunjukkan berhala.  Tak ada jejak historis yang merekam bahwa syair-syair, pidato maupun dialog di kalangan orang Arab mengartikan gharaniq sebagai dewa.  Fakta yang ada yakni di era pra-Islam, sajak-sajak memakai kata gharaniq untuk burung.

     Orientalis tidak menyerah.  Mereka berlindung di balik sejarah Nabi Muhammad karya Ibn Ishaq.  Dikatakan bahwa Ibn Ishaq sendiri mengakui gharaniq.  Harap dicamkan bahwa buku Ibn Ishaq sudah lama hilang di telan zaman.  Orang hanya mengutip buku Ibn Hisyam yang banyak memuat perkataan Ibn Ishaq.  Buku Ibn Ishaq yang beredar merupakan karya Ibnu Hisyam.

     Orientalis belum mau takluk.  Mereka mengatakan ada hadis yang meriwayatkan gharaniq.  Padahal, hadis itu tertolak atau palsu.  Tidak ada sosok perawi yang bisa dipercaya.  Sanadnya tidak bersambung.

     Ibn Jarir at-Tabari bersama Ibn Sa’d (asisten al-Waqidi) acap dianggap pula narasumber.  At-Tabari dalam pendahuluan Tarikh al-Umam wal-Muluk justru tidak sudi disangkutpautkan dengan kisah fiktif itu.  Ia cuma mengakui ada laporan tentang suatu peristiwa di masa silam.

     Surah an-Najm diturunkan setelah sejumlah Muslim mengungsi ke Abyssinia.  Migrasi itu terjadi di bulan Rajab tahun ke-5 kenabian.  Dari sini cerita fiktif gharaniq ditambal-sulam.  Dikabarkan bahwa ayat 73-75 Surah al-Isra diturunkan sebagai teguran kepada Nabi Muhammad.  Sebab, mengumandangkan ayat setan.

     Ayat yang dianggap teguran itu justru diwahyukan pada tahun ke-10 atau ke-11 masa kenabian.  Ini menandaskan kalau ayat gharaniq tidak terdeteksi selama lima atau enam tahun.  Apa yang dilakukan umat Islam di masa itu sampai tidak merespons kejanggalan al-Qur’an?

     Gharaniq muncul gara-gara non-Islam merasa terhina oleh pesona Surah an-Najm.  Mereka tidak rela orang musyrik Mekkah yang mati-matian melawan Nabi Muhammad, mendadak sujud di sekitar Ka’bah.  Mereka tidak habis pikir, bagaimana mungkin para pemuka Mekkah yang sekeras batu melawan Islam, tiba-tiba sujud.

     Setelah Rasulullah mangkat, maka, dirancang tipu-muslihat.  Digembar-gemborkan bahwa musyrik Mekkah sujud lantaran Nabi Muhammad menyetujui sesembahan paganisme.

     Hikayat fiktif ini menjadi peluru bagi orientalis dan misionaris untuk melemahkan iman umat Islam.  Kendati menyerang dengan gharaniq, namun, ayat rekayasa itu makin lama kian kentara jika omong kosong belaka.

     Patut diduga, gharaniq merupakan buatan manusia yang kitab sucinya memang palsu.  Orang yang sering membaca kitab suci palsu pasti suka cerita dusta.  Sebab, sudah mendarah-daging ditipu oleh pemimpin agamanya dengan ayat-ayat setan.  Apalagi, ada agama yang tidak mengenal wahyu.  Kitab sucinya hanya kumpulan tulisan orang-orang yang dianggap diilhami tuhan.  Akibatnya, kitab suci mereka berlumur dongeng porno dan kesimpang-siuran data.
     Gambar di bawah diambil dari Facebook.  Apakah fakta di gambar itu ulet membela diri sebagaimana al-Qur’an?  Apakah ayat tersebut bisa serupa Surah an-Najm yang kokoh membela diri dengan data akurat?


Anti Christ (https://www.facebook.com/christantifug)

Anti Christ (https://www.facebook.com/christantifug)
Bible vs Logika (https://www.facebook.com/yesusanakzina)

Bible vs Logika (https://www.facebook.com/yesusanakzina)

Bible vs Logika (https://www.facebook.com/yesusanakzina)

Bible vs Logika (https://www.facebook.com/yesusanakzina)



Bible vs Logika (https://www.facebook.com/yesusanakzina)

Add cahttps://www.facebook.com/TheStupidChristiansMadeMeDoItption

Bible vs Logika (https://www.facebook.com/yesusanakzina)

Anti Christ (https://www.facebook.com/christantifug)


Fuck Jesus Christ https://www.facebook.com/pages/Fuck-Jesus-Christ/145151555546430

https://www.facebook.com/TABCP

https://www.facebook.com/TABCP

https://www.facebook.com/TABCP

https://www.facebook.com/TABCP

https://www.facebook.com/TABCP
My Favourite Verse, Ezekiel 23: 3 - 23:20

https://www.facebook.com/TheStupidChristiansMadeMeDoIt

Anti Christ (https://www.facebook.com/christantifug)

Anti Christ (https://www.facebook.com/christantifug)



Anti Christ (https://www.facebook.com/christantifug)

Anti Christ (https://www.facebook.com/christantifug)
Anti Christ (https://www.facebook.com/christantifug)

Bible vs Logika (https://www.facebook.com/yesusanakzina)





Anti Christ (https://www.facebook.com/christantifug)


Derajat Terjemahan

     Terjemah al-Qur’an bukan al-Qur’an sesungguhnya.  Bukan al-Qur’an sejati yang diwahyukan kepada Maharasul Muhammad.  Al-Qur’an senantiasa berbahasa Arab klasik.  Tidak dinamakan al-Qur’an jika firman-firman Allah tersebut disadur ke bahasa Bugis atau Perancis.  Soalnya, terjemahan muskil menampung seratus persen maksud al-Qur’an.  Alih bahasa mustahil sepadan dengan arti hakiki yang dimaksud Allah.  Apalagi, bahasa al-Qur’an bernas, ringkas, puitis sekaligus sarat makna.  Sedangkan aneka bahasa yang digunakan dalam terjemahan tak efektif serta efisien.
     Terjemah al-Qur’an hanya deretan kata manusia, bukan untaian Kalam Ilahi dari Lauhul Mahfuz.  Hingga, terjemah al-Qur’an tidak hidup, tak punya sukma yang bisa menggelorakan spirit.  Terjemah al-Qur’an selalu kaku dan acap membingungkan.  Dengan demikian, posisi terjemahan sekedar “pengantar” untuk membaca al-Qur’an.  Bukan “kunci” buat memahami al-Qur’an.
     Terjemah al-Qur’an tidak pernah serupa.  Terjemahan senantiasa tampil beda.  Aspek itu menandaskan bahwa terjemahan tak mungkin setara dengan al-Qur’an.  Maklum, Kalam Ilahi tersebut memiliki irama dalam teks, kejelasan arti, sintaks kalimat serta penggunaan kata.
     Terjemah al-Qur’an secara harfiah (letterlejk) termasuk repot diaplikasikan.  Mayoritas ulama berpendapat bahwa terjemahan harfiah rumit lantaran membutuhkan persyaratan yang berat direalisasikan.  Terjemahan harfiah susah karena ada mufradat (sinonim) per huruf antara bahasa penerjemah dengan bahasa al-Qur’an.  Kemudian ada tanda baca yang sama pada bahasa penerjemah terhadap tanda baca pada bahasa al-Qur’an.  Tanda baca tersebut minimal mirip.  Selain itu, terjemahan secara harfiah menuntut kesamaan susunan kata antara bahasa penerjemah dengan bahasa al-Qur’an.  Kesamaan tersebut mencakup kalimat, sifat atau tambahan-tambahannya.
     Terjemahan harfiah diharamkan ulama akibat makna yang dikandungnya kurang sempurna.  Hatta, jauh dari maksud al-Qur’an.
     Walau sukar, tetapi, ada terjemahan yang benar-benar setia pada kata-kata dalam al-Qur’an.   Mereka berusaha selaras dengan wahyu.  Sebab, khawatir mengaburkan arti.  Mereka menjaga interpolasi pikiran.
     Terjemahan tidak lepas pula dari platform sastra.  Terjemahan berdimensi puitis itu diperkaya dengan nuansa keindahan bahasa si penerjemah.  Dalam kasus ini, penerjemah dapat digolongkan sebagai figur liberal.  Pasalnya, menyuntikkan semangat bahasa ibu si penerjemah ke dalam terjemahan.  Mereka tak menyukai kesetiaan pada tiap kata-kata Arab.  Penerjemah semacam ini memakai kebebasan dengan kata-kata pilihan.
     Di berbagai bentala, ada terjemahan yang benar-benar akademis.   Ada juga sekedar informatif dengan bumbu bahasa jurnalistik sastrawi.  Tiap kalimat tidak setia dengan kata per kata al-Qur’an.  Spirit yang diemban ialah bagaimana al-Qur’an cepat diserap dan tak membosankan ditelaah.
     Pada akhirnya, seluruh terjemahan dilandasi vitalitas agar Kalam Ilahi tersebut membuncah di hati.  Tiada seorang pun ingin menampilkan terjemahan ala kadarnya.  Elemen itu pula yang membuat segenap terjemahan wajib dilengkapi di sisi kanan atau atasnya teks al-Qur’an yang berbahasa Arab.  Alhasil, bila ada yang salah atau keliru, maka, pembaca segera mengecek ke al-Qur’an asli.
     Terjemahan apa saja terasa sempurna kalau dilampiri teks tulen al-Qur’an.  Soalnya, al-Qur’an berbahasa Arab tersebut sanggup berpengaruh secara psikologis terhadap pembacanya, biarpun ia tidak mengerti bahasa Arab.
     Di luar negara-negara Arab, istilah paling membingungkan dalam al-Qur’an yakni kata nahnuDhamir (kata ganti) nahnu bermakna “kita” atau “kami”.  Dalam ilmu Nahwu (sintaksis), nahnu bisa diterjemahkan “kita”, “kami”, “saya” atau yang lain tergantung konteks kalimat.
     Dalam bahasa Arab, istilah serta kata tak selalu berarti zahir atau apa adanya.  Sebagai contoh, kata antum (kalian).  Antum sering digunakan untuk menyapa lawan bicara kendati cuma satu orang.  Tidak dipakai kata anta (kamu).  Penggunaan antum yang plural dipandang lebih sopan sembari menghargai lawan bicara.
     Di Indonesia, orang menyapa lawan bicara dengan kamu, Anda atau tuan.  Kamu, Anda dan tuan punya rasa bahasa yang berbeda.  Kamu biasa dipakai untuk lawan bicara yang lebih muda atau di kalangan sebaya.  Anda digunakan kepada lawan bicara yang dituakan.  Sementara tuan buat orang yang dimuliakan.  Anda serta tuan dalam sosio-linguistik Arab bermakna ta’zim alias kata beradab terhadap lawan bicara yang memiliki derajat tinggi atau kepada khalayak.
     “Kami” merupakan sebutan Allah untuk diriNya.  Dalam bahasa Arab, ada jamak kuantitas dan jamak kualitas.  Jamak kuantitas (al-mutakallim ma’a ghairihi) menunjukkan jumlah banyak atau kata ganti orang pertama plural.  Sedangkan jamak kualitas (al-mutakallim al-muazzim li nafsih) menerangkan pola tunggal dengan banyak predikat atau berarti keagungan atas dirinya.
     Dalam tata bahasa Arab, terdapat kata ganti pertama singular “ana” (saya).  Lantas ada kata ganti pertama plural “nahnu” (kami atau kita).  Lazim terjadi pada bahasa lain jika kata ganti pertama plural bisa berperan sebagai singular.  Dalam nahwu sharaf (Arabic grammar), inilah yang dinamakan al-mutakallim al-muazzim li nafsih (kata ganti pertama yang mengagungkan diri sendiri).
     Allah menegaskan diri dengan “Kami” berkat predikat di sisi-Nya berjumlah banyak.  Zat Esa itu tercantum sebagai pencipta, pengatur, pemelihara, pemaaf, penyayang serta Raja Diraja alam semesta.  Allah tak tidur!  Ia sibuk terus mencipta seraya mendengar doa insan saleh.
     “Semua makhluk di langit dan bumi senantiasa memohon kepada-Nya.  Tiap waktu Ia sibuk (mencipta serta memelihara makhluk-makhluk-Nya)” (ar-Rahman: 29).
     Saat membaca al-Qur’an, maka, bertabur kata Allah dalam Kitab Suci.  Harap dimafhumi bahwa nama asli penguasa langit dan bumi tiada lain Allah.  “Aku ini Allah.  Tiada Tuhan kecuali Aku!” (Thaha: 14).
     Allah sendiri memaklumatkan bila nama-Nya adalah Allah.  Allah merupakan nama diri (proper name) dari Zat Mahakuasa.  Dalam kaidah bahasa Arab, kata Allah berwujud ism jamid.  Kategori tersebut menjabarkan kalau kata Allah bukan ism (kata benda) yang diambil dari kata kerja.  Arkian, tidak boleh diubah dalam bentuk apa pun!  Ini berbeda dengan kata rabbun (tuhan).  Rabbun modelnya ism musytaq (kata benda yang dibentuk dari kata lain dengan arti berbeda dari kata pembentuknya).  Rabbun terambil dari kata kerja rabba, rabbi atau tarbiyatan.
    Istilah Allah bagi umat Islam teramat jelas posisinya.  Berbeda dengan Yahudi.  Mereka tak mengerti bagaimana mengucapkan fonem יהוה (YHVH) dalam Perjanjian Lama.  Ini gara-gara tidak ada tradisi sanad (rentetan jalur sumber) yang sampai kepada Nabi Musa.  Akibatnya, Yahudi bingung bin bimbang membaca YHWH (tetragrammaton alias empat huruf nama tuhan).  Bahkan, Yahudi Ortodoks ogah melafalkannya.  Mereka terpaksa membacanya adonai (tuhan atau tuan).  Di kamus tersua bahwa adonai ialah a Hebrew name for God, usually translated in the Old Testament by the word “Lord”.
     Untuk mengibuli umatnya serta penduduk planet biru ini, maka, YHWH diinformasikan sebagai sebutan dalam bentuk orang ketiga tunggal.  YHWH dicelotehkan sebagai “Dialah yang ada, Dialah Dia”.
     Pada esensinya, empat konsonan itu sekedar ditebak pengucapannya.  Kadang dibaca Yahweh, Yahuweh, Yehuwa, Yahavah, Yaheveh, Yahaveh atau apa saja sesuai selera.  Dengan demikian, Yahweh atau Yehovah sekedar nama jadi-jadian bagi tuhan mereka.  Ini sungguh aneh.  Sebab, nama tuhan mereka sendiri tak diketahui secara pasti.
     Di kalangan Kristen, istilah Allah bukan nama diri sebagaimana konsep Islam.  Kristen menganggap jika Allah merupakan sebutan untuk “wujud yang disembah” (al-ilah).  Hingga, tuhan boleh dipanggil Allah, Yahweh, God atau Lord.  Mereka cuma paham bahwa nama tersebut merujuk pada sesuatu yang disembah.
     Terkutuk sekawanan agen Thaghut (sesembahan paling nista) berlabel Islam progresif berasas liberal yang berceloteh: “Tiada tuhan selain Tuhan”.

Abdul Haris Booegies



















































Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Amazing People