Sabtu, 03 Agustus 2013

Terjemah Surah al-Ahqaf versi Abdul Haris Booegies



46. Al-Ahqaaf
(Bukit-bukit Pasir)
Dengan Nama Allah, Pemilik Kasih Sayang yang Mahapemurah

1.  Haa Miim.
2.  Al-Qur’an ini wahyu dari Allah yang Mahaperkasa Mahabijaksana.
3.  Tiada Kami ciptakan langit dan bumi bersama segenap di antara keduanya kecuali dengan tujuan benar.  Ada batas waktu yang ditetapkan untuk melakukan pembalasan.  Sedangkan gerombolan kafir senantiasa berpaling.  Dari peringatan yang ditandaskan.
4.  Katakan (wahai Nabi Muhammad): “Apakah kalian tahu!  Kekuasaan makhluk-makhluk yang kalian sembah selain Allah?  Tunjukkan padaku yang mereka ciptakan di bumi!  Apakah mereka turut andil mendesain langit?  Bawa padaku kitab sebelum al-Qur’an atau pusaka ilmu warisan kaum bahari.  Hal itu kalau kalian benar!”
5.  Siapakah lebih sesat ketimbang orang yang menyembah selain Allah?  Menyeru sesembahan yang muskil mengabulkan doa sampai Hari Kiamat.  Makhluk-makhluk yang disembahnya selalu lalai memperhatikan permohonan.
6.  Bila manusia dihimpun untuk dihitung amalnya pada Hari Kiamat.  Segala yang disembahnya menjadi musuh.  Semua yang pernah diseru berlepas diri menyangkut pemujaan atas dirinya.
7.  Kalau dibacakan kepada cecunguk kafir ayat-ayat al-Qur’an yang bernas.  Mereka balik menuding:  “Ini mantra sihir sejati!”
8.  Tuduhan digaungkan. “Nabi Muhammad mereka-reka al-Qur’an”.  Katakan: “Kalau saya mereka-reka al-Qur’an.  Tiada sanggup kalian menghindarkan saya dari azab Allah.  Tuhan lebih paham tuduhan-tuduhan keji yang kalian lontarkan.  Cukup Allah sebagai saksi antara saya dengan kalian.  Ia Mahapengampun Mahapenyayang”.
9.  Katakan: “Saya bukan Rasul pembawa agama yang berbeda dengan Rasul-rasul terdahulu.  Saya tidak tahu apa yang bakal dilakukan kepadaku dan terhadap kalian.  Saya cuma mengikuti yang diperintahkan kepadaku.  Saya hanya Rasul pemberi peringatan lugas”.
10.  Katakan lagi: “Bagaimana jika al-Qur’an benar berasal dari Allah, tetapi, kalian mengingkarinya.  Seorang bani Israil.  Bersaksi mengakui keabsahan serupa yang tercantum dalam al-Qur’an.  Ia lalu beriman.  Sedangkan kalian memungkirinya.  Ini bentuk kezaliman.  Allah tidak memberi hidayah kepada orang zalim”.
[Abdullah bin Salam mengakui kesamaan Taurat dengan al-Qur’an tentang keesaan Allah, janji, ancaman serta kehidupan Akhirat. Ia yakin jika Nabi Muhammad tertulis di Taurat]
11.  Gerombolan kafir sesumbar kepada insan saleh:  “Sekiranya al-Qur’an baik.  Mustahil mereka mendahului kami mempercayainya.  Kami yang pantas menerima segala kebaikan!”  Setelah tidak sudi dibimbing.  Mereka bersikap memusuhi seraya mencerca.  “Al-Qur’an rekaan dusta kuno”.
[1. Ayat ini turun berkaitan pernyataan sejumlah musyrik Mekkah yang diarahkan kepada Muslim dari kasta melarat. Kelompok miskin antara lain Bilal, Habbab, Suhaib serta Ammar. Pemuka Quraisy berpendapat bahwa andai al-Qur’an lebih baik ketimbang warisan dari nenek moyangnya, tentu, mereka kelompok pertama yang percaya.
2. Musyrik Mekkah menilai al-Qur’an dusta lama yang kembali dijajakan]
12.  Sebelum al-Qur’an, ada Kitab Nabi Musa sebagai teladan serta kasih sayang.  Al-Qur’an sebuah Kitab yang mengesahkan kebenaran Kitab-kitab terdahulu.  Difirmankan dalam bahasa Arab untuk memberi peringatan kepada orang zalim.  Sementara bagi pelaku kebajikan menjadi warta gembira.
13.  Orang yang menegaskan bahwa: “Tuhan kami Allah!”  Kemudian mereka teguh pendirian dalam tauhid.  Tiada rasa waswas terhadap mereka.  Tidak pula dukacita.
[Tauhid = percaya bahwa Allah itu esa alias tunggal]
14.  Mereka penghuni Surga.  Abadi di sana.  Begitulah imbalan bagi pelakon bajik.
15.  Kami wasiatkan manusia berbakti kepada kedua orangtuanya.  Sang ibu mengandungnya dengan susah payah.  Melahirkannya pun ia kesakitan.  Mengandung sampai menyapihnya mencapai tiga puluh bulan.  Setelah dewasa di usia empat puluh tahun.  Ia berdoa: “Ya Tuhanku.  Bimbing saya supaya bersyukur atas nikmat yang Engkau karuniakan kepadaku dan kepada ibu-bapakku.  Alhasil, saya bisa mengerjakan kebaikan yang Engkau ridai.  Beri kebaikan pada diriku yang akan menetes sampai anak-cucuku.  Saya bertaubat kepadaMu.  Saya Muslim, berserah diri kepadaMu”.
[1. Ayat ini berkorelasi dengan Abu Bakar ash-Shiddiq. Di umur 40 tahun, ia berdoa: “Wahai Tuhanku. Berilah ilham kepadaku untuk mensyukuri nikmatMu”.
2. Saad menceritakan bahwa ia dihardik ibunya. “Allah memerintahkan untuk mematuhi orangtua. Saya tidak akan makan atau minum sebelum kau kafir kepada Allah”. Ummu Saad pun memenuhi nazarnya. Ia tak mau makan kendati orang-orang berusaha membuka mulutnya dengan tongkat. Lantas turun ayat: “Kami wasiatkan manusia berbakti kepada kedua orangtuanya”.
     Ummu Saad keliru. Manusia punya kesucian diri untuk selalu berbuat baik. Menyuruh anak mengingkari Allah bukan bentuk kebaikan atau berbakti.
3.  Nabi Muhammad bersabda: “Jangan membenci ayahmu. Siapa membencinya, ia kafir”]
16.  Karakter mereka terpuji.  Kami terima amal baiknya.  Kami maafkan kesalahan-kesalahannya.  Mereka dimasukkan ke kumpulan penghuni Surga.  Hal itu untuk menepati janji yang benar.  Janji yang pernah disampaikan.
17.  Teramat durhaka anak.  Bila berkata kepada orangtuanya yang mengajak beriman.  “Ah! Menyebalkan betul kau ini! Patutkah kau memperingatkan.  Saya akan dibangkitkan dari kubur.  Berbagai generasi telah berlalu.  Belum juga mereka kembali”.
     Ayah-ibunya memohon pertolongan Allah demi keselamatan si anak.  Ia membujuk anaknya. “Berimanlah, anakku!  Janji Allah pasti benar!”  Ia menjawab congkak:  “Hari Kebangkitan itu dongeng bahari belaka!”
[Menurut Aisyah, ayat ini tidak diarahkan kepada Abdul Rahman bin Abu Bakar. Ia sudah memeluk Islam ketika ayat ini diwahyukan]
18.  Mereka yang ingkar.  Pasti menerima hukuman seperti umat terdahulu dari kalangan jin dan manusia.  Mereka membuat dirinya rugi.
19.  Mereka (jin serta manusia) disediakan beragam peringkat balasan sesuai perbuatannya.  Allah menyempurnakan imbalan bagi mereka.  Tidak dirugikan sedikit pun.
20.  Kenang kala kawanan kafir dihadapkan ke Neraka.  “Kamu menghabiskan banyak rezeki untuk kehidupan dunia.  Kamu bersenang-senang menikmatinya.  Hari ini, kamu diganjar azab hina gara-gara sombong di muka bumi.  Kamu angkuh tanpa alasan benar.  Kamu pun fasik!”
[Fasik = durhaka, tidak menaati hukum Allah]
21.  Ingat Nabi Hud, dari suku Ad.  Ia memberi peringatan kepada kaumnya di kawasan bukit-bukit pasir.  Risalahnya seperti Rasul-rasul sebelum atau sesudahnya.  Sabda ia kumandangkan: “Jangan menyembah kecuali Allah.  Saya khawatir kalian terkena azab di hari yang besar huru-haranya (Kiamat)”.
[1. Puak Ad merupakan umat pertama bangsa Arab yang didatangi Rasul sesudah Nabi Nuh.
2. Kota al-Ahqaaf terletak di utara Hadramaut, Yaman. Di bagian utara al-Ahqaaf ada ar-Rubu’ al-Khali. Di arah timur al-Ahqaaf berdiri Kerajaan Oman]
22.  Mereka menyahut: “Apakah kamu datang untuk memalingkan kami menyembah tuhan-tuhan kami?  Bawa azab yang diancamkan jika kamu bertutur benar!”
23.  Nabi Hud berkata: “Ilmu tentang kedatangan azab itu berada pada Allah.  Tugasku sekedar menyampaikan kepadamu.  Saya lihat kalian kelompok manusia tolol!”
24.  Tatkala terlihat mega berarak di angkasa.  Mendekat menuju ke lembah-lembah.  Mereka berujar: “Awan itu membawa hujan untuk kita”.
     Nabi Hud bersabda: “Bukan! Azab yang kalian minta dipercepat, sekarang tiba.  Angin bergumpal-gumpal berisi siksa pedih”.
[Angin mendorong awan-gemawan di langit. Kaum Ad mengira awan yang bergerak itu membawa hujan bagi mereka. Padahal, angin berputar-putar siap menghancur-leburkan]
25.  Luluh-lantak semua atas perintah Tuhannya.  Di pagi hari, mereka tak tampak selain bekas tempat tinggalnya.  Kami balas para durjana!
26.  Kami meneguhkan kedudukan etnis Ad.  Dengan kemakmuran maupun kekuatan yang belum pernah Kami berikan untuk kalian, hai warga Mekkah.  Kami beri mereka pendengaran, penglihatan dan hati.  Rupanya pendengaran, penglihatan serta hatinya tidak berfaedah sedikit pun.  Ayat-ayat Allah terus-menerus diingkarinya.  Mereka akhirnya dikepung azab yang dulu doyan diolok-olok.
27.  Kami telah hancurkan kota-kota di sekelilingmu, hai musyrik Mekkah.  Kami menerangkan kekuasaan Kami berulang-kali supaya mereka bertaubat.
[Allah memorak-porandakan kota kaum Ad di lembah al-Ahqaaf dan Kota Saba di Yaman. Kota kaum Samud yang terletak antara Mekkah dengan Syam. Kota Sodom dan Gomora yang selalu dilewati kafilah Mekkah. Kota Madyan yang menjadi jalur ke Gaza]
28.  Mengapa berhala yang disembah, bukan Allah.  Sesembahan untuk mendekatkan diri kepada Tuhan itu tidak bisa menolong.  Semua yang disembahnya justru lenyap.  Begitulah buah penyelewengan.  Mereka membuat kepercayaan yang diada-adakan.
29.  Kenang ketika Kami hadapkan satu kontingen jin.  Datang kepadamu (wahai Nabi Muhammad) guna mendengar al-Qur’an.  Saat menghadiri pembacaannya.  Ada jin mengingatkan rekannya: “Diam!  Simak penuh perhatian!”  Setelah rampung bacaan itu.  Mereka balik ke kaumnya memberi peringatan.
30.  Mereka berkata: “Hai kaum kami! Sudah kami dengar al-Qur’an yang diwahyukan setelah Nabi Musa.  Membenarkan Kitab-kitab terdahulu.  Memandu kepada kebenaran.  Membimbing ke jalan lurus”.
31.  “Hai kaum kami!  Sambut seruan Rasul (Nabi Muhammad).  Ia mengajak ke jalan Allah.  Berimanlah kepada Allah.  Pasti diampuni dosa-dosamu.  Kemudian menyelamatkan kalian dari siksa yang tiada terperi sakitnya”.
32.  “Siapa tidak menyongsong seruan Rasul yang mengajak ke agama Allah.  Ia tidak dapat melepaskan diri dari azab, walau melarikan diri ke mana saja di muka bumi.  Tiada pelindung kecuali Allah.  Mereka berada dalam kesesatan sejati”.
[Nabi Muhammad bersabda: “Saya ditemui oleh juru dakwah jin. Kami pergi bersama. Kepada mereka, saya bacakan al-Qur’an”.
  Ada riwayat bahwa utusan jin berjumlah tujuh dari Kota Nasibin. Lainnya menyebut sembilan. Sementara tempat jin mendengar al-Qur’an di bawah pohon kurma di al-Hajun. Ada pula mengisahkan di Nakhlah]
33.  Apakah mereka tidak menyimak saksama.  Allah menciptakan langit dan bumi tanpa susah-payah.  Ia kuasa menghidupkan makhluk-makhluk mati.  Betul, Ia Mahakuasa atas segala ihwal!
34.  Camkan, hari ketika kawanan kafir dihadapkan ke Neraka.  Mereka diberitahu.  “Bukankah azab ini benar?”  Mereka menyahut: “Ya, demi Tuhan kami!”
     Allah berfirman: “Kini, rasakan siksa ini!  Dulu di dunia kalian ingkar!”
35.  (Begitulah akibat bagi penentangmu wahai Nabi Muhammad).  Bersabarlah sebagaimana Rasul-rasul dengan keteguhan hati membaja (Ulil-Azmi).  Jangan meminta azab dipercepat untuk penentangmu.  Kala mereka melihat siksa yang diancamkan.  Mereka seolah tidak pernah tinggal di dunia kecuali sejenak dari siang.  Al-Qur’an ini pelajaran jika mau insaf.  Camkan, tidak ada yang dibinasakan kecuali pelaku fasik.
[Penggalan ayat “Kala mereka melihat siksa yang diancamkan”. Azab terlihat menjelang ajal. Ini membuat orang sekarat menjadi gelisah. Rasa takut menyelimutinya. Sebagian kepanasan lantaran Neraka diperlihatkan. Paling celaka manusia yang menyaksikan Hari Kiamat. Pasalnya, semua orang berhadapan langsung. Tak ada yang mendekap guna menghibur. Seluruh makhluk tunggang-langgang mencari celah persembunyian]

Keterangan
     Secara etimologi, al-ahqaaf merupakan bentuk jamak dari kata al-hiqf yang berarti gundukan pasir membengkok.  Pakar sejarah berpendapat bila Kota al-Ahqaaf terletak di antara Yaman dengan Yordania.








































































































Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Amazing People