Kamis, 15 Februari 2024

Mengapa Anies Baswedan?


Mengapa Anies Baswedan?
Oleh Abdul Haris Booegies


     Pada 1987, saya pertama kali mencoblos.  Saya pilih PPP ketimbang Golkar atau PDI.  Ketika mengasuh majalah LEKTURA Unhas, semua redaktur sepakat dengan nyali menyala-nyala untuk menyerang Orde Baru dengan menurunkan laporan utama tentang golput.  Ini berkaitan Pemilu 1992.  Golput merupakan isu sensitif di era Soeharto.  Siapa nekat, bisa semaput.
     Kami beruntung tidak ditangkap sekalipun LEKTURA membuat banyak pihak marah.  Kami cuma apes gara-gara LEKTURA diberedel oleh Deppen.  Pemberedelan ini membuat LEKTURA masuk sejarah sebagai satu-satunya pers mahasiswa di Indonesia Timur yang diberangus oleh Orde Baru.  Selepas menangani LEKTURA, saya bersumpah untuk golput sampai mati.
    Mengapa sekarang saya mendukung Anies Baswedan?  Ini bermula saat ia dihajar habis-habisan oleh buzzer jahanam.  Apa pun kebijakan Anies sebagai Gubernur DKI, pasti diserang oleh buzzer laknat.  Saya pikir, Anies orang baik.  Harus didukung walau saya tetap golput.  Jangan biarkan Anies seorang diri.  Jangan biarkan ia diperlakukan semena-mena kala kita mampu mengulurkan tangan.  Anies wajib disuarakan untuk memperlihatkan keberpihakan pada kebaikan.
     Suara keluarga, tetangga, sahabat maupun relasi, memang cuma satu di TPS, tetapi, itu bisa mengubah keadaan menjadi lebih baik.  Kalau pun nanti Anies kalah, kita sudah menunjukkan pilihan bahwa suara kami berpihak pada perubahan.  Tak perlu kecewa jika Anies kalah.  Ingat ucapan Anies; "kalau saya kalah, berarti Allah menyelamatkanku".
     Hasbunallah wa ni'mal wakil.  Ni'mal mawlaa wa ni'man-nashir.  Cukuplah bagi kami, Allah.  Sebaik-baik pelindung.  Sebaik-baik penolong (Ali Imran: 173 dan al-Anfal: 80).


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Amazing People