Kamis, 15 Februari 2024

Quick Count vs Real Count


Quick Count vs Real Count
Oleh Abdul Haris Booegies


     Quick count alias hitung cepat tidak menggambarkan angka sesungguhnya.  Di situ ada kepentingan, termasuk merusak konsentrasi.  Walau quick count bukan hasil final, tetapi, patut diwaspadai.
     Sebenarnya bukan quick count yang harus dipelototi dari menit ke menit, namun, orang yang berkepentingan memenangkan jagoannya secara kotor.  Sebab, pemain curang yang berada di balik quick count, pasti mampu menjegal angka hakiki di real count.  Jangan terbuai bahwa real count itu valid dengan asas clear and clean.  Data hasil C1 di TPS dari Sabang sampai Merauke terverifikasi.
     Perlu diingat bahwa, dengan mata telanjang saja, ada sogok-menyogok demi merampas suara.  Apalagi, kalau tersembunyi.  Sebagai umpama, penyelenggara Pemilu.  Siapa bisa menjamin bahwa instrumen yang melaksanakan maupun mengawas berlaku "adil dan beradab".  Soalnya, di belakang penyelenggara serta pengawas ada kekuatan dari kekuasaan.  Hingga, mampu mendesak secara paksa untuk menggelembungkan suara satu kandidat.
     Jangan lupa bahwa ada paslon yang maju di Pemilu 2024 ini dengan cara menabrak konstitusi.  Kalau undang-undang yang disaksikan banyak orang saja leluasa diterabas, bagaimana mungkin pelaksana atau pengawas Pemilu bisa dipercaya.
     Kita sekarang cuma bisa melongo bahwa hasil quick count menampilkan presiden dan wakil presiden yang kurang layak memimpin Indonesia sampai 2029.  Ini sama kurang layaknya dengan rakyat yang bodoh sekaligus rela diinjak-injak penguasa, tanpa sanggup melawan!


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Amazing People