Minggu, 03 Desember 2023

Definisi Santri Nakal


Definisi Santri Nakal
Oleh Abdul Haris Booegies


     Ada sejumlah santri nakal di Pesantren IMMIM pada era 80-an.  Jemaah badung ini tentu saja dihindari.  Kelompok santri cerdas, bergabung dengan santri pintar.  Kelompok santri saleh, bergabung dengan santri alim.  Begitu pun santri bandel.  Mereka bergabung dengan rekan senasib yang doyan melawan sistem.
     Adakah yang dapat menggabungkan tiga golongan ini?  Tentu saja, ada.  Kalau di masjid, semua sama.  Begitu pun jika di dapur.  Tidak ada perbedaan.  Kekompakan santri cerdas, saleh serta badung acap terjadi bila merokok.  Tidak ada namanya santri cerdas atau santri saleh kalau merokok.  Apalagi, jika sebatang rokok diisap tiga atau lima santri.  Semua menyatu sebagai pelanggar berat di pesantren.
     Saya termasuk paling dihindari di pesantren.  Ini karena sering bolos dari kelas maupun kabur ke kota.  Sekalipun badung, namun, saya tidak merokok atau minum kopi.  Tidak seorang pun santri pernah melihatku merokok.  Bukan karena saya sembunyi-sembunyi merokok, tetapi, saya memang jijik dengan rokok sampai sekarang.
     Tatkala tercatat sebagai mahasiswa, saya masih merasakan bagaimana teman menghindar.  Mereka tetap menganggap saya perlu dijauhi.
     Pada 1992, saya protes seorang rektor di Lektura.  Di majalah terbitan Fakultas Sastra Unhas ini, saya menjadi pemimpin redaksi.  Rupanya ada perlawanan atas protes yang saya gaungkan.  Sejumlah alumni IMMIM secara diam-diam merapatkan barisan untuk melawan saya.
     "Memang dia nakal.  Masih di pesantren dia nakal sekali", sembur alumnus 1988 ke khalayak.
     Saya hanya menanggapi bahwa alumnus itu cuma cari muka.  Dugaanku betul.  Ia punya jabatan atas jasanya melakukan perlawanan terhadap saya.  Bahkan, kini menjadi ketua alumni untuk fakultasnya.
     Sesudah bertahun-tahun menyandang predikat sebagai santri nakal, dewasa ini di era media sosial terjadi pergeseran persepsi.  Bila ada pertemuan sesama alumni IMMIM, berseliweran pengakuan gombal.  Sebagai contoh, "saya dulu juga nakal", "saya dengan Haris Bugis dulu sama-sama nakal" atau "saya dengan Haris Bugis memiliki banyak cerita mengenai pesantren karena dulu nakal".
     Segenap pengakuan ini diucapkan dengan mimik bangga.  Matanya berbinar karena merasa pernah nakal di pesantren.  Ia merasa nyaman untuk diakui badung.  Merasa hebat karena pernah berinovasi untuk mengelabui pembina kampus seraya mengakali aturan pesantren.
     Kalau mendengar ini, saya heran.  Sejak kapan orang ini nakal di pesantren?  Namaku pun dicatut.  Menurutnya, ia dulu nakal dengan saya.  Ia memang pernah masuk satu kali ke bioskop dengan saya.  Ini tidak berarti orang bersangkutan mendadak bisa disebut nakal hanya karena pernah masuk bioskop dengan saya.  Tiba-tiba saya merasa aneh dengan definisi santri nakal.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Amazing People