Rabu, 22 Desember 2021

Sel Khusus Santri Badung

 

Sel Khusus Santri Badung
Oleh Abdul Haris Booegies


     Pada 1982, pembina Pesantren IMMIM dilanda rasa gerah bin sesak dengan ulah santri nakal.  Kebandelan mereka wajib dikikis supaya santri tegak lurus dengan peraturan.  Sifat badung yang dipertontonkan memaksa Tor bertindak keras.  Ini pembina muda yang tak main-main menyiksa santri.  Ia memperkenalkan istilah kibata, kipas baru tanya.
     Bila Thor punya godam Mjolnir, maka, Tor memiliki cambuk rotan berukuran hampir dua meter.  Cambuk ini tidak pernah meleset dari sasaran.  Tor tak hanya mencambuk serta menghajar, ia juga selihai atlet WWE SmackDown dalam membanting santri.  Dijamin 100 persen pelanggar aturan langsung sempoyongan.  Siapa tidak terkentut-kentut kalau begitu.
     Jika ada santri yang melanggar terus dipanggil Tor, bermakna alamat buruk segera menimpa.  Rasanya seperti penduduk Mekah yang mendengar ancaman Abrahah dengan pasukan gajah.  Ngeri sekali.  Mendadak menangis sebelum ditonjok Tor.
     Pemukulan terhadap santri membuat ustaz Baharuddin HS, turun gunung turun tangan.  Kebrutalan Tor mutlak dihentikan.  Ia pun tersingkir dari Kampus Islami Tamalanrea.

Asal Mula Sel
     Bakda Isya pada Selasa, 14 September 1982, ayahanda tercinta Fadeli Luran menyampaikan bahwa Tor telah diskor.
     "Bila anakda masih nakal, akan dibuatkan sel khusus", tandas Fadeli Luran.
     Di luar dugaan, sel khusus santri kepala batu ternyata bukan isapan jempol.  Santri badung sontak waswas.  Dilanda galau tingkat dewa.  Kita sudah terpenjara di pesantren, sekarang disediakan lagi sel khusus.  Kapok bertubi-tubi rasanya jadi santri.
     Ruang yang dijadikan sel khusus adalah bekas toilet di sisi ruang kelas IA.  Lebar sekitar dua meter dengan panjang hampir tujuh meter.  Sel ini berjarak 10 meter dari ruang pimpinan kampus.  Sel ini cuma punya satu ventilasi yang berada di atas pintu.  Tidak ada lampu.  Gelap laksana ruang penyiksaan bawah tanah.
     Kalau ada yang kentut, baunya bertahan lama.  Maklum, minim ventilasi.  Santri penjijik yang menginap kontan muntah-muntah.  Kabar baiknya, yang kentut tak ketahuan.  Sebab, tidak ada penerangan.  Akibatnya, penghuni sel saling menebak.  Siapa gerangan yang menebar gas beracun.  Kentut ini semacam senjata kimia berbahan dasar tete (teri dan tempe) yang diproses di perut santri bandel.
     Menurut Lukman Sanusi yang merupakan Datuk Iapim 8086, sel tersebut dibongkar di masa senpai Indra Jaya menjadi pimpinan kampus.  Pasalnya, tak selaras dengan sistem pembinaan pesantren.  Selain itu, melanggar undang-undang komisi perlindungan anak.
     "Pesantren IMMIM ingin menghadirkan citra positif dengan membongkar sel khusus.  Pesantren menyusun konsep baru dengan mengedepankan reformasi dan revolusi berkeadaban yang terkontrol pada koridor akhlak dalam membimbing santri", urai Lukman yang mantan pimpinan kampus.

Penghuni Awal
     Pada Ahad, 31 Oktober 1982, terlihat banyak pelanggar di qismul amni (seksi keamanan).  Wajah-wajah mereka tegang lantaran gentar.  Satu demi satu lantas dihantam sampai meringis.  Ada pula yang melolong, seolah memohon pertolongan ke orangtuanya di kampung.  Jangan cengeng!  Di sini, hanya ada satu mantra suci: "Selamat datang di qismul amni!"
     Malam ini dikenang bersejarah.  Musababnya, sel khusus untuk pertama kali terisi.  Arifin Beta (Iapim 7985) serta Ahmad Kurikilat (Iapim 8086) dinobatkan sebagai penghuni awal sel khusus.  Keduanya digiring guna dikurung pada pukul 21.00.
     Pukul 02.30, Pimpinan Kampus ustaz Saifullah Mangun Suwito mengontrol kamar.  Ia menyita banyak radio.  Rekan-rekan asyik mendengar radio sampai tertidur.  Radio tidak dimatikan.  Di momen tersebut, mendadak muncul ustaz Saifullah dari kegelapan malam.

RTwood
     Pagi pada Sabtu, 22 Januari 1983, ramai kawan berkisah.  Ada trending topic versi Tamalanrea yang pedasnya mengalahkan lombok.  Sekitar 20 santri kini meringkuk tepekur dililit malu di sel khusus.  Mereka terjaring tadi malam akibat ke rumah pak RT nonton video.  Sebagian bisa lolos berkat ulet berjibaku menghindari kejaran.  Mereka lincah melarikan diri dari perangkap.
     Ahmad Hidayat (Iapim 8086) menamakan tempat nonton di kediaman pak RT dengan RTwood.  Ini epigon Hollywood maupun Bollywood.  Di RTwood, santri membayar Rp 50 per orang.  Jika tak memiliki duit, silakan pakai sarung dan songkok.  Ibu RT niscaya membiarkan masuk secara gratis karena memaklumi anak pesantren.
     Di pagi setelah ada tangkapan besar, ustaz Saifullah sibuk menginterogasi sekaligus bernasehat.  Saat pelajaran pertama, ustaz Saifullah tidak datang mengajar Fiqh di kelas III.  Ia masih mengadili para narapidana intern.
     Dari jumlah 20 santri yang ditangkap, akhirnya berkembang mencapai 30.  Ini gara-gara BN (Iapim 8086) berkicau merdu.  Ia menyebut satu per satu santri yang nonton video di RTwood.
     Pengakuan BN yang menimbulkan korban baru, tergolong pengkhianatan paling memilukan di Korps 8086.  Hati-hati dengan BN bila bolos bersama ke RTwood.  Waspadalah!  Waspadalah!


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Amazing People