Cewek-Cewek Idaman Santri
Oleh Abdul Haris Booegies
Santri normal pasti tertarik dengan lawan jenis. Ada gula ada semut. Ada gadis tentu ada santri yang bersemangat mendekat. Santri Pesantren IMMIM bukan sekedar kandidat pencipta roket. Sesekali menjelma pula homo eroticus. Pokoknya, "santri juga manusia!"
Libido anak muda senantiasa meledak-ledak. Repotnya kalau santri karena terkurung dalam sangkar. Keluar kampus tanpa izin merupakan pelanggaran berat. Apalagi bolos ke kota. Ini dosa mahagede.
Bila ada santri melarikan diri (farra) keluar kampus, ia bakal babak-belur di qismul amni (seksi keamanan). Jika personel qismul amni membenci sosok pelanggar, niscaya sial bukan kepalang nasibnya. Dari qismul amni, ia digiring ke pimpinan kampus. Akhirnya, pimpinan kampus menjebloskan ke sel khusus. Santri bersangkutan pun menjadi narapidana domestik.
Bagaimana melampiaskan kegarangan puber santri? Ada mitra yang acap ke kolam renang Mattoanging. Biasanya santri datang berombongan. Setelah membayar karcis Rp 350 per orang, mereka pun ke kamar ganti.
Harap diingat bahwa rata-rata santri yang ke kolam tidak tahu berenang. Mereka cuma bergerombol duduk-duduk di pinggir kolam junior. Sisi Barat kolam ini dalamnya 100 cm. Sedangkan sisi Timur 150 cm. Santri lesu tanpa minat ke kolam senior dengan kedalaman 450 cm.
Sebelum masuk pesantren, di kolam senior saya sering sprint di bawah bimbingan pelatih. Saya bergabung dengan klub renang Tenrikala.
Incaran Santri
Sore pada Jumat, 11 Maret 1983, sekitar 15 santri ke Mattoangin. Tentu saja mereka hanya nongkrong di sisi kolam junior. Untung tak ke kolam baby yang airnya selutut.
Di kolam ada semacam live show seronok. Seluruh gadis pasti memakai baju renang. Mustahil melilit tubuh ranum dengan sarung, ini bukan sungai di desa. Perawan-perawan cantik berbusana seksi inilah yang diincar santri.
Akal bulus santri cukup lihai karena sudah dirancang curang tatkala menuju Mattoanging. Mereka turun ke kolam junior yang airnya setinggi perut. Santri sanggup memperkirakan gadis-gadis yang mengarah ke kolam junior. Ketika gadis tersebut mendekat, santri pura-pura menyelam. Kepalanya mendadak nongol. Santri lantas pura-pura menggosok wajahnya yang dilelehi air. Padahal, di momen itu ia sesungguhnya memelototi anatomi fisik sang gadis, khususnya target yang betul-betul sarat sensasi. Ini tipu muslihat made in Pesantren IMMIM era 1983. Saya sempat heran dengan ulah kawan-kawan. Apanya yang enak kalau cuma begitu.
Gadis-gadis dengan body goals yang berjalan di dekat santri, kiranya mampu memacu detak jantung, Nafas terdengar tidak teratur. Mendadak celana pendek yang dipakai terasa ketat, tak longgar lagi. Maklum, ada yang menyembul tanpa aba-aba. Ini yang dikehendaki santri untuk diulang terus karena adrenalinnya menuju puncak.
Sesampai di kampus, cerita tentang kolam renang tidak bakal tuntas dibahas sampai tengah malam. Hikayat hanya seputar fakhiz (thigh) dan tsadyu (boobs). Elemen ini menjadi energi untuk mengaktifkan optimisme.
Cewek Legenda
Ekspedisi ke kolam renang Mattoangin lambat-laun ditinggalkan. Sebab, cuma menyisakan stres. Tiap malam santri pusing 13 putaran di ranjang. Bisa-bisa sableng bila hanya memandang raga molek, tak disentuh. Kala Angkatan 8086 sudah Aliyah, modus berubah. Ini lebih heboh, penuh tantangan.
Sejak 1984, saban pagi terlihat santri Aliyah berdiri di taman dekat pos piket. Mereka menanti siswi SMP Negeri 12 yang lewat.
Segala cara digunakan untuk memikat siswi yang berjalan menuju ke sekolah. Diawali dengan saling senyum. Setelah bertukar senyum, santri mulai menanyakan nama. Momen demi momen berlalu sampai santri memberi siswi SMP secarik kertas tanpa amplop. Komunikasi dua sejoli akhirnya terjalin lewat surat cinta. Nama cewek SMP yang mashur antara lain NRS, NRY, DW serta ASW.
Aksi-aksi asmara di depan pesantren membuat saya curiga. Boleh jadi ada rekan yang nekat merayu murid SD Tamalanrea yang bersebelahan dengan pesantren. Tinggi langit dapat diterka. Dasar laut bisa diduga. Hati santri siapa yang paham.
Dari segenap narasi asmara versi Pesantren IMMIM, ada satu nama legenda. Gadis itu bernama NA. Ia teramat populer pada 1982-1983.
Saya tidak pernah melihat cewek ayu ini. Informasi dari teman menandaskan jika dara tersebut berdomisili di dekat gerbang BTN Wesabbe.
Bagaimana santri mengenal NA? Rupanya santri yang main bola di lapangan kavaleri di seberang jalan pasti leluasa melihat rumah NA. Saat main bola, santri binal tak lelah memandang ke rumah NA yang berada di sudut lapangan. Semua gatal ingin merebut NA.
Rano Karno Gadungan
Gosip terpanas 1982 menukilkan kalau NA berpacaran dengan santri yang mirip Rano Karno. Hampir tiap hari Rano imitasi ini memoles wajah. Bahkan, mengoles bibir dengan gincu. Mungkin juga mempermak pipinya dengan bedak Kelly. Ia paling doyan menorehkan sebuah bintik hitam di dagunya persis tahi lalat. Tentu saja dagunya mirip Rano, rupa muka lain tidak!
NA yang sudah dimaklumi akrab dengan Rano palsu, agaknya tak menyurutkan santri lain mengejarnya. Aura NA menembus ke banyak hati santri. Magisnya sekelas artis lokal.
Pada Senin, 7 Maret 1983, pesantren geger. AB disorot tajam. Santri ini dituduh mencuri uang milik Bahrun. AB menepis dakwaan kotor yang menjijikkan itu.
Benarkah AB mencuri? Sahabat karibnya membenarkan. Duit tersebut ternyata dipakai untuk bergaya modis bak pangeran. Ia tampil glamor demi meminang cinta NA.