”Kala sampai di kawasan matahari tergelincir. Zul-Qarnain melihat mentari terbenam di laut
berlumpur hitam” (Surah al-Kahfi: 86).
Ayat ini
sering diejek. Sebab, tidak masuk akal matahari tenggelam di laut. Matahari lebih besar 50 kali dibandingkan
bumi.
Dalam novel,
lagu atau percakapan sehari-hari kita pernah mendengar: “Matahari tenggelam di
gunung biru”. “Matahari terbenam di
balik gedung tinggi”.
Semua sepakat
mustahil matahari terbenam di balik gunung atau gedung tinggi. Sebab, kalimat itu sekedar kiasan. Pendengarnya pun mafhum. Hal serupa dialami Zul-Qarnain. Dalam pandangannya terlihat matahari tenggelam
di laut.
Al-Qur’an
mewartakan apa yang dilihat Zul-Qarnain.
Penglihatan manusia yang dideskripsikan, bukan pandangan Allah.
Abdul Haris Booegies
Tidak ada komentar:
Posting Komentar