24. An-Nur
(Cahaya)
Dengan Nama Allah, Pemilik Kasih Sayang yang Mahapemurah
1. Surah ini Kami
turunkan. Kami mewajibkan pelaksanaan
hukum-hukumnya. Di dalamnya tertera ayat-ayat
jelas supaya kalian memetik pelajaran.
[Surah
ini dinamakan an-Nur (Cahaya).
Maksud an-Nur di sini yakni
al-Qur’an]
2. Pezina perempuan serta
pezina lelaki. Dera masing-masing
seratus kali. Jangan terpengaruh rasa
iba terhadap keduanya dalam menjalankan hukum Allah. Hal itu jika benar kamu beriman kepada Allah
dan Hari Akhirat. Pelaksanaan hukuman
harus disaksikan sekelompok insan saleh.
[Pezina
yang dimaksud ialah yang belum berkeluarga.
Mereka juga harus diasingkan selama setahun. Sementara pezina yang sudah berkeluarga
dirajam. Saksi dari kaum Mukmin minimal
tiga]
3. Pezina lelaki
tidak wajar menikah kecuali dengan pezina wanita atau musyrik. Pezina perempuan juga tak layak kawin melainkan
dengan pezina lelaki atau musyrik. Pernikahan begitu terlarang bagi insan saleh.
[Martsad
al-Ghanawi yang berprofesi pembawa tawanan dari Mekah ke Medinah menemui Nabi
Muhammad. Ia ingin menikahi Inaq,
temannya yang berprofesi pelacur di Mekah.
Rasulullah tidak menjawab.
Hingga, turun ayat 3]
4. Orang yang menuduh
berzina kepada wanita yang terpelihara kesuciannya. Kemudian tidak didampingi empat saksi. Dera si penuduh 80 kali. Jangan terima kesaksiannya selamanya. Ia fasik, berpaling dari hukum Allah.
5. Kecuali yang bertobat
sesudah itu. Ia introspeksi diri. Allah Mahapengampun. Ia Mahakasih.
6. Orang yang menuduh
istrinya berzina, namun, tak punya saksi selain dirinya. Kesaksian tunggal dapat diterima kalau ia bersumpah
empat kali dengan nama Allah. Ia
bersumpah bahwa dirinya berkata benar.
[Ayat
6-11 berkaitan dengan Hilal bin Umayyah.
Di hadapan Nabi Muhammad, ia menuduh istrinya berselingkuh dengan Syarik
bin Sahma. Rasulullah bertitah:
“Hadirkan saksi. Tanpa saksi kau mesti
menerima hukuman cambuk di punggung”.
Hilal bertanya. “Bagaimana kalau
ia melihat istrinya bersama lelaki lain, apakah mesti mencari saksi?” Nabi Muhammad mengulang sabdanya: “Hadirkan
saksi. Tanpa saksi kau harus menerima
hukuman cambuk di punggung”. Hilal
berkata: “Demi Allah yang mengutusmu secara benar. Saya sudah tegaskan sejujurnya. Semoga Allah menurunkan ayat untuk membebaskan
punggungku dari hukuman cambuk”.
Riwayat lain menuturkan tentang Uwaimir
al-Ijlani. Ia memergoki istrinya sedang
berduaan.
Seorang pria Anshar menemui Nabi
Muhammad. “Ya Rasulullah, bagaimana
pendapatmu bila seorang pria melihat istrinya bersama lelaki lain. Bolehkah ia dibunuh, atau ada opsi lain?” Allah lalu menurunkan hukum li’an (saling melaknat). Suami-istri itu lantas saling melaknat. Nabi Muhammad kemudian memisahkan. Wanita itu akhirnya hamil. Sementara suami mengingkari bukan benihnya. Anak itu dinisbatkan kepada ibunya. Dari aspek pembagian harta, maka, anak berhak
menerima warisan dari ibu. Sebaliknya,
ibu bisa menerima warisan dari anak]
7. Pada sumpah kelima
ia harus berkata: ”Kutukan Allah menimpanya jika berdusta”.
8. Istri terhindar
dari hukuman. Bila bersumpah empat kali
dengan nama Allah bahwa suaminya pembohong.
9. Pada sumpah kelima
ia mesti berujar: “Murka Allah menimpa ia sebagai istri jika suaminya benar”.
10. Andai tiada karunia
serta kasih sayang Allah kepadamu. Pasti
kalian berlumur dosa. Sekiranya pula Allah
bukan Mahapenerima tobat dan Mahabijaksana.
Tentu Ia bergegas menyiksamu.
11. Pembawa berita dusta
(tentang Aisyah) dari golonganmu sendiri.
Jangan sangka kabar bohong itu buruk bagimu. Elemen itu baik. Tiap orang di antara mereka bakal dihukum
sepadan dengan kesalahannya. Siapa berandil
besar dalam penyebarannya. Tersedia
baginya azab dahsyat.
[1. Usai berperang dengan bani Musthaliq pada
bulan Sya’ban 5 Hijriah, pasukan Muslim bergegas pulang. Di suatu persinggahan, Aisyah tertinggal
karena mencari kalungnya. Ia ditemukan
oleh Shafwan bin Mu’attal as-Silmi. Keduanya
pun pulang ke Medinah. Desas-desus lalu
menyebar kalau Aisyah berselingkuh dengan Shafwan. Nabi Muhammad kesal. Menganggap Aisyah tidak becus menjaga
kehormatan. Rasulullah lantas berdiskusi
dengan Ali bin Abi Thalib. Dengan
enteng, Ali berujar “ceraikan saja!”
Skandal ini tuntas berkat kasih sayang
Allah. Aisyah bersih dari fitnah. Apalagi, Shafwan ternyata impoten. Ia gugur dalam suatu perang suci.
2. Fitnah terhadap Aisyah dianggap baik bagi
umat Islam. Pasalnya, menandaskan siapa
kubu munafik dan golongan yang murni imannya
3. Abdullah bin Ubay bin Salul adalah tokoh
utama yang menyebar fitnah terhadap Aisyah.
Ia gembong munafik di Medinah. Konco-konco
Abdullah antara lain Zaid bin Rifa’ah, Hassan bin Tsabit, Misthah bin Utsatsah
dan Hamnah binti Jahsy]
12. Mengapa sewaktu
mendengar tuduhan tersebut. Insan saleh
baik lelaki atau perempuan, tidak berprasangka baik terhadap sosok yang
dicemarkan namanya seraya berujar: “Ini tuduhan nista”.
13. Mengapa penyebar
isu tidak didampingi empat saksi guna membuktikan tudingannya. Akibat tidak mendatangkan saksi, maka, di sisi
Allah mereka pendusta.
14. Andai bukan karunia
serta rahmat Allah kepada kamu di dunia dan Akhirat. Pasti kalian terkena azab besar karena menyebarluaskan
gosip.
15. Ingat tatkala
kalian mendengar desas-desus itu dari mulut ke mulut. Menggunjingkan dengan mulutmu sesuatu yang tidak
kamu tahu sedikit pun. Kalian menyangkanya
perkara sepele. Padahal, di sisi Allah itu
masalah yang besar dosanya.
16. Sepatutnya
sewaktu mendengarnya, kalian segera berkomentar: “Tidak layak kami membincangkan
ini! Mahasuci Engkau (ya Allah dari
pencemaran nama baik keluarga Rasulullah)! Ini fitnah besar!”
[Isu
perihal Aisyah bertalu-talu hampir sebulan]
17. Allah memperingatkanmu! Jangan pernah mengulang perbuatan begitu
selamanya! Hal itu jika betul kamu insan
saleh.
18. Allah menjelaskan
kepada kalian hukum-hukumNya karena Allah Mahatahu lagi Mahabijaksana.
19. Orang yang girang
agar tuduhan buruk itu tersiar di kalangan insan saleh. Mereka bakal ditimpa azab pedih di dunia dan
Akhirat. Allah tahu segala perkara. Kamu tidak!
20. Andai tiada karunia
serta kasih sayang Allah kepadamu.
Sekiranya pula Allah bukan Mahapenyantun lagi Mahapenyayang. Kalian pasti binasa!
21. Hai insan
saleh! Jangan tergoda setan. Setan menyuruh melakukan perbuatan keji dan
mungkar. Andai bukan karunia serta rahmat
Allah kepada kamu. Pasti tiada seorang
di antara kalian yang bersih dari perbuatan keji serta mungkar. Allah menyucikan siapa yang Ia kehendaki. Allah Mahamendengar dan Mahatahu.
22. Jangan insan yang
tinggi kesalehan dan orang lapang rezeki dari kalangan kalian. Bersumpah tidak mau membantu kerabatnya,
orang miskin serta orang yang hijrah demi Islam. Sebaliknya mereka harus memaafkan dan rela. Tiadakah kamu suka jika Allah mengampuni dosamu?
Camkan, Allah Mahapengampun lagi
Mahapenyayang.
[1. Usai tuduhan terhadap
Aisyah terbukti dusta, maka, Abu Bakar ash-Shiddiq berniat menghentikan memberi
nafkah kepada Misthah bin Utsatsah.
Selama ini, Abu Bakar menghidupinya karena hubungan keluarga. “Saya tidak sudi menafkahi lagi Misthah
akibat isu yang dihembuskannya terhadap Aisyah”. Ayat 22 ini lalu diturunkan. Abu Bakar pun meralat ucapannya. “Demi Allah.
Saya mau diampuni Allah. Saya
tidak akan menghentikan menafkahi Misthah”.
2. Konteks ayat “hijrah demi Islam” yakni eksodus dari Mekah ke
Medinah]
23. Orang yang
melontarkan tuduhan zina kepada perempuan suci sekaligus beriman, tetapi, lengah. Ia terkena laknat di dunia dan Akhirat. Tersedia bagi mereka azab dahsyat.
[Maksud
ayat ini ialah wanita suci yang lengah terhadap niat buruk orang di
sekelilingnya]
24. Pada hari ketika
lidah, tangan serta kaki. Bersaksi
terhadap diri mereka perihal segala yang dulu dilakukannya.
25. Hari itu Allah membalas
secara benar dan adil. Mereka pun sadar
bahwa Allah Mahabenar. Ia Mahapenjelas.
26. Wanita keji untuk
pria jahat. Lelaki keji buat perempuan
jahat. Sedangkan wanita baik untuk laki-laki
baik. Pria baik buat perempuan baik. Orang baik yang dituding keji justru terbebas
dari tuduhan buruk. Mereka yang baik memperoleh
ampunan sekaligus rezeki mulia (Surga).
27. Hai insan
saleh! Jangan masuk ke rumah yang bukan
milikmu sebelum meminta izin serta mengucap salam kepada empunya. Hal itu lebih baik bagimu supaya kalian ingat
aturan sopan.
[Seorang
wanita Anshar mengadu. “Wahai
Rasulullah, saya berada di rumah dalam keadaan tidak ingin dilihat. Sedangkan seorang pria kerabatku selalu
menemuiku. Bagaimana saya harus
bertindak?” Ayat ini kemudian
diturunkan]
28. Andai kalian
tidak menemui seseorang di dalam. Jangan
masuk sebelum diizinkan. Bila dikatakan
kepada kalian “pulang saja”. Kalian
mesti pergi. Cara itu beradab. Allah Mahatahu apa yang kalian perbuat.
29. Tidak masalah
kalian masuk ke rumah yang tidak didiami (tempat umum). Apalagi, di situ ada hak pemanfaatan. Ingat! Allah tahu apa yang kalian tampakkan
atau sembunyikan.
[Nabi
Muhammad memerintahkan agar masuk ke rumah orang dengan meminta izin terlebih
dulu. Abu Bakar bertanya. “Ya Rasulullah, bagaimana dengan saudagar
Quraisy yang biasa pergi pulang dari Mekah, Medinah sampai Syam. Mereka biasa singgah di rumah tanpa penghuni”. Ayat ini kemudian diturunkan]
30. Katakan (wahai Nabi
Muhammad) kepada lelaki beriman agar menahan pandangannya (memandang aspek haram)
sembari memelihara aurat. Ihwal tersebut
lebih suci. Allah sangat luas pengetahuanNya
terhadap apa yang mereka usahakan.
[Seorang
pria berpapasan dengan seorang wanita di suatu jalan di Medinah. Sang lelaki terus memandang karena
terpesona. Akibatnya, mukanya membentur
tembok. Hidungnya berdarah. Kejadian itu ia sampaikan kepada
Rasulullah. Nabi Muhammad bersabda: “Begitulah hukuman atas dosa yang kamu perbuat!”
31. Katakan (wahai
Nabi Muhammad) kepada perempuan beriman supaya menahan pandangan (melihat yang
haram) seraya memelihara aurat. Jangan
memamerkan keindahan ragawi kecuali yang biasa terlihat. Mereka mesti menutup dadanya dengan kudung. Jangan menampakkan kemolekan tubuh kecuali kepada
suami, ayah, mertua, putra, putra suami, saudara, putra saudaranya, putra
saudarinya, muslimah, budaknya, pelayan lelaki tua yang tidak punya gairah seks
atau anak yang belum mengerti aurat perempuan.
Jangan menghentakkan kaki untuk menarik perhatian guna menampakkan perhiasan
tersembunyi (gelang kaki). Bertobatlah
kepada Allah, hai insan saleh supaya kalian berjaya.
[1. Perhiasan yang biasa terlihat yakni celak,
cincin serta cat kuku. Perhiasan bagian
dalam terletak di rambut, leher dan dada.
Dari segi jasmani, perhiasan yang biasa terlihat yaitu wajah serta
telapak tangan.
2. Asma bin Martsad menilai buruk perempuan
tanpa kerudung yang menemuinya. Dada
menyembul serta rambut terlihat karena tidak memakai kudung]
32. Nikahkan bujang
(lelaki atau perempuan) yang layak membina rumah tangga di antara kalian. Kemudian budakmu yang saleh, lelaki maupun
perempuan. Kalau mereka miskin, Allah
bakal memberi anugerah dari karuniaNya. Allah
Mahaluas pemberianNya. Ia Mahatahu hambaNya
yang butuh pertolongan.
33. Orang yang tak
mampu kawin. Mereka mesti menjaga kesucian
dirinya sampai Allah memberi biaya dari limpahan karuniaNya. Budak-budakmu yang lelaki atau perempuan yang
hendak membuat kesepakatan untuk memerdekakan diri (dengan sejumlah bayaran). Kamu mutlak menerima perjanjian itu jika tahu
ada sifat baik pada mereka. Beri rezeki yang
dianugerahkan Allah kepadamu. Jangan paksa
budak perempuanmu melacur. Padahal,
mereka menghendaki kesucian diri. Kamu
menyuruhnya melacur karena mendambakan keuntungan duniawi. Jangan memaksanya! Allah Mahapengampun serta Mahapengasih kepada
mereka sesudah dipaksa.
[1. Budak milik Huwaithib bin Abdul Uzza meminta akad mukatabah (kesepakatan
antara tuan dengan budak. Sejumlah harta
disetor oleh budak untuk membebaskan diri).
Huwaithib menolak.
2. Cara Islam menghilangkan perbudakan adalah
hamba sahaya meminta kepada tuannya untuk dimerdekakan. Syaratnya, si budak membayar sejumlah biaya
yang ditetapkan. Pemilik budak seyogianya
menerima perjanjian kalau budak itu dinilai bisa menebus diri dengan harta halal. Proses percepatan pelunasan perjanjian antara
lain dari zakat
3. Masyarakat Jahiliah memaksa budak wanitanya melacurkan
diri. Hasil transaksi itu lalu direbut oleh
tuannya sebagai pajak.
4. Musaikah bersama Umaimah dipaksa melacur oleh
tuannya, Abdullah bin Ubai bin Salul.
Keduanya melaporkan peristiwa itu kepada Nabi Muhammad]
34. Kami mewahyukan
kepadamu. Ayat-ayat nan terang. Suri teladan manusia terdahulu sebelum kalian. Kemudian nasehat bagi insan takwa.
[Kisah
Aisyah kena fitnah mirip riwayat bahari yang menimpa Maryam binti Imran maupun
Nabi Yusuf. Maryam dituduh berzina
ketika ia mengandung Nabi Isa. Sementara
Yusuf Alaihissalam dituding bercinta dengan istri tuannya]
35. Allah pemberi cahaya
ke langit serta bumi. Perumpamaan cahaya
Allah seperti ceruk di dinding rumah. Di
ceruk itu terdapat pelita yang berada dalam semprong kristal. Semprong kristal bak bintang cemerlang yang
berpijar laksana mutiara. Pelita dinyalakan
dengan minyak zaitun yang banyak faedahnya. Zaitun diterpa sinar mentari sepanjang hari dari
arah Timur dan Barat. Minyak zaitun yang
jernih nyaris berkilau. Membuat pelita terang,
walau tidak kena percik api. Cahaya berlapis
cahaya. Allah menuntun siapa yang Ia kehendaki
kepada cahaya. Allah mengemukakan aneka
tamsil untuk manusia. Allah Mahatahu segenap
hal-ihwal.
[1. Ayat ini dianggap seagung Ayat Kursi. Dinamakan Ayat Cahaya. Sebab, membahas sejumlah cahaya. Allah sumber cahaya. Pelita memancarkan cahaya. Tabung kristal menambah besar efek
cahaya. Zaitun hampir pula melepaskan
cahaya. Semua serba bercahaya.
Dalam Ayat Cahaya ini, terdapat dua
cahaya. Pertama, cahaya berupa
sinar. Kedua, al-Qur’an sebagai cahaya
yang bersemayam di hati umat Islam
2. Misykat ialah relung atau lubang di dinding rumah
yang tidak tembus sampai ke sebelah. Lubang
itu biasa dipakai untuk menaruh lentera atau perabotan lain.
3. Pelita yang berada dalam semprong kristal
pasti makin cemerlang cahayanya. Selain
itu, sinar dalam tabung kristal tidak padam kendati angin bertiup kencang. Ini mendeskripsikan bahwa hati umat Islam
(pelita) makin benderang berkat semprong kristal (al-Qur’an).
4. Nurun ala nur maksudnya cahaya yang berlapis-lapis. Ada pelita, tabung kristal serta zaitun]
36. (Cahaya Allah menerangi)
masjid yang diperintahkan Allah untuk dijunjung penuh takzim. Asma Allah digemakan di dalam masjid. Dikuduskan pada pagi maupun petang.
[Nama
Allah digaungkan pada siang dan malam lewat azan, shalat, zikir dan bacaan
al-Qur’an]
37. Ibadah sejati
dilakukan orang yang kukuh imannya.
Tidak sibuk dengan perniagaan yang mengakibatkan lalai mengingat
Allah. Mereka shalat sambil membayar
zakat. Mereka gentar dengan Kiamat. Hari yang menguncang hati serta memaksa mata
liar ketakutan.
[Umat
Islam Medinah banyak berdagang. Biarpun
sibuk, namun, mereka bergegas ke masjid untuk shalat jika azan berkumandang]
38. Mereka
mengerjakan ibadah supaya Allah membalas sebaik-baiknya. Kemudian berharap Allah menambah lagi karuniaNya. Allah memberi rezeki tanpa batas kepada siapa
Ia berkenan.
39. Pahala orang
kafir. Serupa fatamorgana di gurun. Disangka air oleh orang dahaga. Kalau dihampiri. Tiada ditemukan sesuatu. Kelak, ia dihukum oleh Allah. Allah pasti membuat perhitungan
dengannya. Camkan, Allah sangat cepat menuntaskan
perhitunganNya.
[Ayat
ini berkenaan dengan dua bersaudara, Utbah bin Rabiah dan Syaibah bin
Rabiah. Keduanya mati kafir]
40. Kondisi begundal
kafir. Serupa pula di tempat gelap-gulita
di laut luas yang dalam. Diliputi ombak. Di atas gelombang ada gelombang. Di atasnya lagi ada awan tebal. Suatu kepekatan gelap yang tindih-menindih. Jika mengeluarkan tangan. Tiada sanggup ia lihat. Siapa tidak diberi cahaya hidayah oleh Allah. Ia mustahil menemukan secercah cahaya untuk
memandunya ke agama Islam.
[1. Tiada cahaya di laut pada kedalaman 1.000
meter.
Gelombang internal merupakan gelombang
yang terjadi pada batas dua lapisan air laut dengan rapat massa yang
berbeda, Ini terjadi karena perbedaan
rapat massa atau densitas air laut.
Perbedaan terjadi akibat gaya pembangkit yang mungkin berasal dari
angin, pasang surut atau gerakan benda di permukaan laut. Densitas air laut dipengaruhi oleh tiga aspek
berupa salinitas, temperatur sekaligus tekanan.
Gelombang internal tidak terlihat karena
terjadi di bagian dalam. Kehadirannya
bisa dideteksi dengan pengukuran piknoklin atau termoklin. Metode ini dapat dilakukan dengan sensor
pengukuran suhu, salinitas air laut, kecepatan arus laut serta peralatan
akustik semacam sonar]
42. Milik Allah kuasa
pemerintahan di langit serta bumi. Kepada
Allah kembali segenap makhluk.
43. Tiadakah kamu
lihat bahwa Allah mengarahkan mega secara perlahan. Ia kumpulkan segumpal demi segumpal. Ia menumpuknya berlapis-lapis. Selepas itu kamu lihat hujan turun dari
celah-celahnya. Allah menjatuhkan pula butir-butir
es dari langit lewat awan yang berarak-beriring seperti gunung-ganang. Ia menumpahkan hujan es kepada siapa yang diinginkan.
Ia menghindarkan kepada siapa Ia
berkenan. Kilau kilatnya nyaris
menyambar sembari menyilaukan pandangan.
44. Allah mengganti
malam dengan siang silih berganti.
Elemen tersebut mengandung pelajaran bagi manusia yang dilengkapi visi, wawasan
ke depan.
45. Allah menciptakan
segala jenis hewan dari air. Sebagian
merayap dengan perutnya. Sedangkan yang
lain berjalan dengan dua kaki. Ada lagi
berjalan dengan empat kaki. Allah
menciptakan yang Ia inginkan. Allah
Mahakuasa terhadap segala sesuatu.
[Sampai
hari ini, seluruh makhluk yang terlihat mata berasal dari cairan. Makhluk jantan menyemprotkan sperma ke rahim makhluk
betina]
46. Kami mewahyukan
ayat-ayat yang menerangkan hakikat kebenaran dengan dalil serta bukti. Allah membimbing siapa yang Ia inginkan
menuju ke agama Islam.
[Jalan lurus
adalah Islam]
47. Gerombolan
munafik berujar: “Kami beriman kepada Allah.
Percaya kepada RasulNya. Kami
taat”. Segolongan mungkir sesudah
pengakuan itu. Mereka bukan manusia
beriman.
48. Bila diseru
mematuhi hukum Allah serta Rasul agar perkaranya diputuskan oleh Nabi Muhammad. Golongan munafik mendadak menolak (karena
keputusan tersebut tidak menguntungkan dirinya).
[Berseteru
seorang munafik dengan seorang Yahudi. Si
munafik mengadu ke Ka’ab bin al-Asyraf.
Sementara si Yahudi melapor kepada Nabi Muhammad. Pertimbangan si Yahudi bahwa Rasulullah
memutuskan berdasarkan kebenaran. Ayat
48-50 lalu turun]
49. Sebaliknya bila
keputusan itu memberi kebaikan kepada mereka. Pasti mereka datang dengan patuh kepada Rasul.
50. Mengapa tak mau datang?
Apakah hatinya mengandung penyakit (ingkar
Allah), ragu (terhadap kebenaran hukum) atau takut jika Allah serta Rasul berlaku
zalim. Mereka justru zalim karena ingkar
dan bimbang.
51. Sejak dulu, jawaban
insan saleh tatkala diseru kepada Allah serta Rasul agar ada ketetapan hukum
bagi mereka ialah: “Kami dengar. Kami taat”. Mereka ini meraih kejayaan.
52. Siapa taat kepada
Allah serta Rasul ketika sedang berperkara.
Takut kepada Allah terkait dosa-dosa sebelumnya. Kemudian bertakwa demi menjaga diri jangan terkena
azab Allah. Pasti mereka beruntung.
53. Orang munafik dengan
teguh bersumpah atas nama Allah bahwa jika kamu (wahai Nabi Muhammad) menyuruh
berperang. Pasti dilakukannya. Katakan: ”Jangan bersumpah dusta. Ketaatan palsu begitu sudah mashur. Allah teramat mendalam pengetahuanNya
mengenai apa yang kalian perbuat”.
54. Katakan (wahai
Nabi Muhammad): ”Patuhlah kepada Allah serta Rasul. Jika kalian ingkar, maka, Rasul hanya
bertanggungjawab terhadap perintah yang ditugaskan kepadanya. Kewajiban kalian pun cuma tanggung jawab yang
dipikulkan kepadamu. Kalau taat, niscaya
kalian memperoleh hidayah. Rasul sekedar
penyampai amanah Allah secara terang”.
55. Allah menjanjikan
insan saleh dari kalangan Islam yang membuktikan iman mereka dengan perilaku
bajik. Allah pasti mengangkatnya penguasa
di bumi sebagaimana orang terdahulu yang dijadikan penguasa. Ia meneguhkan Islam yang diridaiNya untuk
mereka. Ia mengubah keadaan mereka menjadi
aman-sentosa setelah mengalami ketakutan mencekam gara-gara ancaman musuh. Mereka menyembahKu tanpa menyekutukan sesuatu
dengan Aku. Siapa kafir sesudah janji
pasti itu. Mereka tergolong fasik, tidak
taat kepada Allah.
[Umat
Islam yang hijrah ke Medinah merasa tidak tenteram. Nyawa mereka terancam. Mereka pun merindukan rasa aman untuk hidup
nyaman]
56. Laksanakan shalat. Tunaikan zakat. Taatlah kepada Nabi Muhammad supaya kalian
memperoleh rahmat.
57. Jangan kira cecunguk
kafir bisa luput dari siksa Allah di dunia.
Tempat kembali mereka yakni Neraka.
Suatu tujuan akhir paling buruk.
58. Hai insan
saleh. Sepatutnya budak-budakmu (pria
serta wanita). Kemudian anak belum balig
dari kalangan kalian. Meminta izin dalam
tiga kesempatan kepadamu untuk masuk ke kamarmu. Sebelum shalat Fajar (subuh). Ketika kamu menanggalkan busana di tengah
hari (untuk istirahat). Sesudah shalat
Isya. Tiga momen itu aurat bagi kamu
(karena melepas pakaian atau bersantai). Kamu bersama mereka tak berdosa selain tiga
waktu tersebut. Mereka masuk-keluar
melayanimu. Begitulah Allah menerangkan ayat-ayatNya
kepada kalian. Camkan, Allah Mahatahu. Ia Mahabijaksana.
[Umar
bin Khattab ditemui seorang pelayan Anshar.
Umar kurang senang karena tak mau dilihat orang. Riwayat lain ialah Asma binti Abi
Martsad. Ia ditemui pelayan dewasa di
waktu yang tidak disukainya. Asma
mengadu kepada Rasulullah]
59. Bila anak-anakmu balig. Mereka juga mesti meminta izin untuk masuk ke
bilikmu seperti cara orang dewasa. Demikianlah Allah menerangkan kepada kalian
ayat-ayatNya. Ingat, Allah Mahatahu lagi
Mahabijaksana.
60. Perempuan tua
yang telah berhenti haid. Tidak punya lagi
hasrat untuk kawin. Tiada salah melepas pakaian
luarnya, asal jangan bertujuan memamerkan kemolekan tubuh. Bersikap sopan dengan menjaga aurat merupakan
ihwal terbaik. Ingat, Allah Mahamendengar. Ia Mahatahu.
61. Tiada rintangan
bagi orang buta, pincang, sakit atau dirimu untuk makan bersama di rumahmu. Tak juga salah kalau makan di rumah bapakmu,
di rumah ibumu, di rumah saudaramu, di rumah saudarimu, di rumah saudara bapakmu,
di rumah saudari bapakmu, di rumah saudara ibumu, di rumah saudari ibumu, di
rumah yang kuncinya dititipkan kepada kamu atau di rumah rekanmu. Tidak ada halangan kamu makan bersama atau
sendiri. Bila masuk di antara rumah itu,
kamu harus memberi salam kepada penghuninya.
Suatu salam dari sisi Allah yang sarat berkah sekaligus santun. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat
kepadamu. Semoga kalian mengerti.
[1. Sebelum Islam muncul, orang buta, pincang dan
sakit enggan makan bersama manusia normal.
Mereka yang cacat merasa risih sekaligus rendah diri. Sedangkan makan bersama orang sakit dianggap
menjijikkan.
2. Kaum Muslim yang berangkat jihad menitipkan
kunci rumahnya pada tunanetra, pincang, sakit atau keluarganya. Pemilik rumah menyuruh mereka makan jika
mau. Sedangkan pemegang kunci khawatir memakan
makanan di rumah itu tidak halal. Sebab,
pemiliknya diperkirakan tak ikhlas. Ayat
ini pun diturunkan.
3. Salam yang ditujukan kepada penghuni rumah
otomatis penghormatan pula bagi pemberi salam]
62. Orang yang mantap
imannya. Mereka niscaya percaya Allah
serta Nabi Muhammad. Jika bersama Rasul
dalam suatu dialog. Mereka tidak meninggalkannya
sebelum meminta izin. Orang yang memohon
izin kepadamu (wahai Nabi Muhammad) untuk suatu urusan. Mereka benar-benar beriman kepada Allah dan
Rasul. Bila meminta izin kepadamu. Perkenankan yang kamu kehendaki. Mohonlah ampun kepada Allah untuk mereka. Allah Mahapengampun. Allah berlimpah-ruah dengan kasih.
63. Jangan memanggil
Rasulullah seperti panggilan sesama kalian.
Allah tahu di antara kalian ada yang menyelinap meninggalkan majelis
Nabi. Kepada pelanggar perintah Rasul agar
bersiaga. Jangan ia tertimpa cobaan atau
bencana pedih.
[Sahabat
terbiasa memanggil Maharasul Muhammad dengan “wahai Muhammad”, “wahai putra
Abdullah” atau “wahai Abu al-Qasim” (Qasim adalah putra pertama Nabi Muhammad
dari Khadijah). Ayat ini mengimbau
sahabat supaya memanggil Mahanabi Muhammad dengan “ya Rasulullah” (Rasul Allah)
atau “ya Nabiyullah” (Nabi Allah)]
64. Camkan! Allah penguasa
segala yang di langit dan bumi. Ia tahu
keadaanmu sekarang. Tahu pula keadaanmu
pada Hari Kiamat saat dikembalikan kepadaNya.
Allah bakal mewartakan kepada mereka segala tindak-tanduknya. Allah Mahatahu tiap aspek.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar