Minggu, 25 Mei 2014

Hijrah ala Star Trek




Refleksi Hikmah
Hijrah Nabi Muhammad
27 November 2011

Hijrah ala
Star Trek
Oleh Abdul Haris Booegies
     Di malam bertabur bintang-gemintang, Nabi Muhammad bersama Abu Bakar meninggalkan Mekah.  Sejarah menukilkan kalau perpindahan itu terjadi pada Senin, 16 September 622 Masehi (1 Rabiul-Awwal tarikh ke-14 Nubuwwah).  Kepergian  Rasulullah kemudian mashur sebagai hijrah.

     Nabi Muhammad meninggalkan Mekah lantaran gangguan punggawa-punggawa etnis Quraisy makin brutal.  Perniagaan umat Islam diboikot.  Ekonomi di kalangan kaum Muslim akhirnya lumpuh.  Sebagian umat Islam akhirnya menyingkir ke lereng-lereng gunung cadas.  Derita kian tak terperi akibat tiada pasokan makanan.

     Kebiadaban pemuka Quraisy sudah teramat keterlaluan.  Bukan cuma kaum Muslim yang terancam nyawanya.  Rasulullah saja telah direkomendasikan untuk dibunuh.

     Eksodus menuju ke bandar lain dipilih sebagai solusi oleh Nabi Muhammad.  Ia bergerak ke Yastrib, kota sejuk dengan pohon-pohon kurma nan rindang.  Penghidupan serta suasana baru lebih menjanjikan di Yastrib.

     Pada esensinya, hijrah Rasulullah ialah untuk pengembangan syiar Islam.  Di Mekah, Islam repot berkembang.  Sebab, Ummul Qura direcoki berhala.  Ka’bah bukan lagi wadah ibadah suci, tetapi, altar arca.

     Hijrah juga berdimensi eksplorasi koloni baru.  Di Mekah, bisnis umat Islam dimatikan.  Kini, sistem baru hendak digaungkan di Yastrib.  Pranata sosial dan politik segera diberlakukan sesuai ikon-ikon agama terakhir Allah.

     Pembukaan kawasan baru di Yastrib berjalan lancar berkat sinergi antara Muhajirin dengan Anshar.  Yastrib pun berubah nama menjadi Medinah.  Kota di tengah gurun tersebut akhirnya bersinar benderang.  Di Medinah tidak ada istana atau armada perang.  Kota itu bercahaya justru oleh kesederhanaan serta kesetiakawanan.  Kaum Muslim bahu-membahu membangun peradaban baru.

     Hijrah yang dilakoni oleh Nabi Muhammad bakal menjadi trend di dekade mendatang (2010-2020).  Kampanye mencari dunia baru akan bergiang-nyaring.  Pasalnya, pemanasan global sudah merusak ekosistem di bumi.  Huru-hara bencana alam gara-gara keserakahan manusia telah banyak menelan korban.



An-Naml 40

     Hijrah menunjukkan jika bumi Allah sangat luas.  Bila seseorang merasa sumpek di suatu wilayah, maka, ia dipersilakan mencari daerah lain.  Apalagi, bukan hanya bumi yang membentang luas.  Angkasa pun menjulur ke mana-mana tak bertepi.

     Dewasa ini, teleskop mutakhir menengarai kalau langit dihuni 300 miliar galaksi.  Satu dasawarsa ke depan, teleskop tarikh 2021 pasti memperlihatkan jumlah galaksi yang lebih banyak lagi.  Maklum, teleskop makin canggih sekaligus sensitif menangkap sinyal.

     Mengapa Allah menciptakan begitu banyak galaksi?  Mengelilingi galaksi Bima Sakti saja repotnya setengah mati.  Pesawat jet sekarang perlu 100 miliar tahun buat mengelilingi pinggiran Bima Sakti.  Jutaan generasi dilahirkan untuk sampai kembali ke titik awal perjalanan.

     Hikmah perihal langit yang sarat miliaran galaksi yakni tantangan bagi sains dan teknologi.  Bukan hal mustahil jika kelak manusia bakal berada di galaksi lain.  Dalam al-Quran, ada ayat yang memaparkan bila benda tidak terhambat oleh jarak.  Ruang serta waktu bukan halangan.

     “Bersabda seorang yang punya pengetahuan dari Kitab Allah: Saya akan membawa singgasana tersebut kepada kamu sebelum matamu berkedip” (an-Naml: 40).

     Pemilik ilmu Taurat serta Zabur itu cuma butuh 250 milidetik untuk membawa takhta Ratu Bulqis ke istana Nabi Sulaiman.  Padahal, jarak negeri Saba dengan Baitul Maqdis mencapai 2.000 km.  Di periode Google-Yahoo ini, teks “an-Naml 40”, sejalan dengan spirit fisika quantum.  Kini, sejumlah resi fisika mencurahkan tenaga guna merealisasikan teleport.

     Istilah “teleport” pertama kali diperkenalkan oleh penulis Amerika Serikat Charles Fort pada 1931.  Teleport merupakan gabungan dua kata.  Tele (jauh) dari bahasa Yunani.  Sementara portare (membawa) dari bahasa Latin.

     Sebagaimana dimaklumi, teleport adalah alat pemindah manusia dan benda di Star Trek versi klasik the original series.  Serial televisi tersebut tayang di AS pada 1966-1969.  Dalam fisika, teleport diklaim menciptakan replika suatu objek asli untuk dipindahkan.  Cara kerjanya yaitu mengurai objek menjadi partikel terkecil.  Energinya lalu diarahkan ke lokasi yang ingin dituju.  Ketika tiba, partikel terkecil itu disusun ulang.

     Dalam Star Trek versi televisi atau film, teleport dapat memindahkan awak USS Enterprise ke mana saja.  Secara teori, aspek tersebut muskil dipraktikkan.  Tidak mungkin teleport bisa menghancurkan tubuh manusia lantas merakit kembali di tempat tujuan.  Soalnya, struktur raga manusia berbeda dengan konstruksi benda.  Apalagi, manusia punya jiwa.  Walau demikian, orang tetap dapat ke galaksi mana saja.  Obsesi itu tak lepas dari film-film Star Trek yang sekarang sudah mencapai 11 sekuel.



Warp Drive Engine

     Di film Star Trek, terlihat kalau kapal Enterprise memiliki daya dorong Warp.  Pesawat tersebut menggunakan Warp Bubble yang dihasilkan oleh Warp Engine.  Warp Bubble merupakan sebuah medan di sekitar pesawat yang mengurung ruang maupun waktu.  Warp Bubble membuat void di depan pesawat.  Kemudian menumpuk space di belakang pesawat.  Alhasil, pesawat dengan sendirinya bergerak ke depan berkat tersedot oleh void di depan.  Sedangkan tumpukan space di belakang mendorongnya maju.  Pesawat akhirnya melaju kencang melebihi kecepatan cahaya.

     Suatu waktu nanti, NASA bisa merancang Starship (pesawat cahaya) dengan Warp 9,9.   Hal itu berarti bahwa pesawat dapat melesat empat miliar mil (6,44 miliar km) per detik.  Hingga, orang bisa melanglang antar-galaksi.  Dewasa ini, NASA tengah merancang metode baru pendorong pesawat ruang angkasa.  Sistem pendorong yang diyakini 10 kali kecepatan pesawat luar angkasa tersebut dinamakan M2P2 (Mini-Magnetospheric Plasma Propulsion).

     Star Trek jelas science fiction gubahan Gene Roddenberry.   Biarpun fiksi ilmiah, namun, imajinasi itu dapat menjadi fakta dalam kehidupan.  Pada 1994, saintis Miguel Alcubierre bertitah jika kecepatan di atas cahaya dimungkinkan secara teoritis.  Fase tersebut bisa terjadi dengan memakai Warp Drive Engine.  Mesin itu andal melengkungkan ruang serta waktu.

     Energi yang diserap Warp Drive Engine pasti teramat besar.  Bumi dengan kekayaan alamnya tentu tidak memadai.  Jumlah energi yang diperlukan dapat mencapai massa sebuah bintang yang dikonversikan menjadi daya dorong.  Kendati Warp Drive Engine lahap energi, tetapi, semua bisa diatur.  Sebab, teleport memudahkan pengangkutan massa sebuah bintang yang telah diolah menjadi bahan bakar Starship.

     Pada 21 April 2008, astrofisikawan Stephen Hawking menyerukan era baru penaklukan antariksa.  Ia menegaskan bahwa menyebar ke cakrawala bakal membawa dampak besar.  Bahkan, mengubah sama sekali masa depan manusia.  Penjelajahan tersebut akan memberikan perspektif baru tentang benda-benda langit.   Ia berharap pengembaraan itu berpeluang mempersatukan penduduk bumi dalam menghadapi tantangan bersama.

     Hijrah ke galaksi tetangga kelak bukan khayalan.  Pada tahun 2033, teleport dan Starship bakal memungkinkan manusia menjajaki galaksi lain demi mencari penghidupan serta suasana baru.
      “Pada penciptaan langit dan bumi.  Pergantian malam dengan siang.  Pada bahtera yang berlayar di laut sembari memuat barang bermanfaat bagi manusia.  Kemudian hujan yang diturunkan Allah dari langit.  Tuhan menghidupkan bumi dengan air sesudah kering-kerontang.  Ia membiakkan di bumi segala jenis hewan.  Lantas terjadi perkisaran angin serta awan yang dikendalikan langit dengan bumi.  Semua itu mengandung kode-kode kekuasaan Allah bagi kalangan berpikir” (al-Baqarah:164).















Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Amazing People