Refleksi Hikmah
Hijrah Nabi Muhammad
27 November 2011
Hijrah ala
Star Trek
Star Trek
Oleh Abdul Haris Booegies
Di malam bertabur bintang-gemintang, Nabi
Muhammad bersama Abu Bakar meninggalkan Mekah.
Sejarah menukilkan kalau perpindahan itu terjadi pada Senin, 16
September 622 Masehi (1 Rabiul-Awwal tarikh ke-14 Nubuwwah). Kepergian Rasulullah kemudian mashur sebagai hijrah.
Nabi Muhammad meninggalkan Mekah lantaran
gangguan punggawa-punggawa etnis Quraisy makin brutal. Perniagaan umat Islam diboikot. Ekonomi di kalangan kaum Muslim akhirnya
lumpuh. Sebagian umat Islam akhirnya
menyingkir ke lereng-lereng gunung cadas.
Derita kian tak terperi akibat tiada pasokan makanan.
Kebiadaban pemuka Quraisy sudah teramat
keterlaluan. Bukan cuma kaum Muslim yang
terancam nyawanya. Rasulullah saja telah
direkomendasikan untuk dibunuh.
Eksodus menuju ke bandar lain dipilih
sebagai solusi oleh Nabi Muhammad. Ia
bergerak ke Yastrib, kota sejuk dengan pohon-pohon kurma nan rindang. Penghidupan serta suasana baru lebih
menjanjikan di Yastrib.
Pada esensinya, hijrah Rasulullah ialah
untuk pengembangan syiar Islam. Di
Mekah, Islam repot berkembang. Sebab, Ummul Qura direcoki berhala. Ka’bah bukan lagi wadah ibadah suci, tetapi,
altar arca.
Hijrah juga berdimensi eksplorasi koloni
baru. Di Mekah, bisnis umat Islam
dimatikan. Kini, sistem baru hendak
digaungkan di Yastrib. Pranata sosial
dan politik segera diberlakukan sesuai ikon-ikon agama terakhir Allah.
Pembukaan kawasan baru di Yastrib berjalan
lancar berkat sinergi antara Muhajirin dengan Anshar. Yastrib pun berubah nama menjadi Medinah. Kota di tengah gurun tersebut akhirnya
bersinar benderang. Di Medinah tidak ada
istana atau armada perang. Kota itu
bercahaya justru oleh kesederhanaan serta kesetiakawanan. Kaum Muslim bahu-membahu membangun peradaban
baru.
Hijrah yang dilakoni oleh Nabi Muhammad
bakal menjadi trend di dekade
mendatang (2010-2020). Kampanye mencari
dunia baru akan bergiang-nyaring.
Pasalnya, pemanasan global sudah merusak ekosistem di bumi. Huru-hara bencana alam gara-gara keserakahan
manusia telah banyak menelan korban.
An-Naml 40
Hijrah menunjukkan jika bumi Allah sangat
luas. Bila seseorang merasa sumpek di
suatu wilayah, maka, ia dipersilakan mencari daerah lain. Apalagi, bukan hanya bumi yang membentang
luas. Angkasa pun menjulur ke mana-mana
tak bertepi.
Dewasa ini, teleskop mutakhir menengarai
kalau langit dihuni 300 miliar galaksi.
Satu dasawarsa ke depan, teleskop tarikh 2021 pasti memperlihatkan
jumlah galaksi yang lebih banyak lagi.
Maklum, teleskop makin canggih sekaligus sensitif menangkap sinyal.
Mengapa Allah menciptakan begitu banyak
galaksi? Mengelilingi galaksi Bima Sakti
saja repotnya setengah mati. Pesawat jet
sekarang perlu 100 miliar tahun buat mengelilingi pinggiran Bima Sakti. Jutaan generasi dilahirkan untuk sampai
kembali ke titik awal perjalanan.
Hikmah perihal langit yang sarat miliaran
galaksi yakni tantangan bagi sains dan teknologi. Bukan hal mustahil
jika kelak manusia bakal berada di galaksi lain. Dalam al-Quran, ada ayat yang memaparkan bila
benda tidak terhambat oleh jarak. Ruang
serta waktu bukan halangan.
“Bersabda seorang yang punya pengetahuan
dari Kitab Allah: Saya akan membawa singgasana tersebut kepada kamu sebelum
matamu berkedip” (an-Naml: 40).
Pemilik ilmu Taurat serta Zabur itu cuma
butuh 250 milidetik untuk membawa takhta Ratu Bulqis ke istana Nabi
Sulaiman. Padahal, jarak negeri Saba
dengan Baitul Maqdis mencapai 2.000 km.
Di periode Google-Yahoo ini,
teks “an-Naml 40”, sejalan dengan spirit fisika quantum. Kini, sejumlah resi fisika mencurahkan tenaga guna merealisasikan teleport.
Istilah “teleport” pertama kali
diperkenalkan oleh penulis Amerika Serikat Charles Fort pada 1931. Teleport merupakan gabungan dua kata. Tele
(jauh) dari bahasa Yunani. Sementara portare (membawa) dari bahasa Latin.
Sebagaimana dimaklumi, teleport adalah
alat pemindah manusia dan benda di Star
Trek versi klasik the original
series. Serial televisi tersebut
tayang di AS pada 1966-1969. Dalam
fisika, teleport diklaim menciptakan replika suatu objek asli untuk
dipindahkan. Cara kerjanya yaitu
mengurai objek menjadi partikel terkecil.
Energinya lalu diarahkan ke lokasi yang ingin dituju. Ketika tiba, partikel terkecil itu disusun
ulang.
Dalam Star
Trek versi televisi atau film, teleport dapat memindahkan awak USS Enterprise ke mana saja. Secara teori, aspek tersebut muskil dipraktikkan. Tidak mungkin teleport bisa menghancurkan
tubuh manusia lantas merakit kembali di tempat tujuan. Soalnya, struktur raga manusia berbeda dengan
konstruksi benda. Apalagi, manusia punya
jiwa. Walau demikian, orang tetap dapat
ke galaksi mana saja. Obsesi itu tak
lepas dari film-film Star Trek yang
sekarang sudah mencapai 11 sekuel.
Warp Drive Engine
Di film Star Trek, terlihat kalau kapal Enterprise
memiliki daya dorong Warp. Pesawat tersebut menggunakan Warp Bubble yang dihasilkan oleh Warp Engine.
Warp Bubble merupakan sebuah medan di sekitar pesawat yang mengurung
ruang maupun waktu. Warp Bubble membuat void
di depan pesawat. Kemudian menumpuk space di belakang pesawat. Alhasil, pesawat dengan sendirinya bergerak
ke depan berkat tersedot oleh void di
depan. Sedangkan tumpukan space di belakang mendorongnya
maju. Pesawat akhirnya melaju kencang
melebihi kecepatan cahaya.
Suatu waktu nanti, NASA bisa merancang Starship (pesawat cahaya) dengan Warp
9,9. Hal itu berarti bahwa pesawat
dapat melesat empat miliar mil (6,44 miliar km) per detik. Hingga, orang bisa melanglang antar-galaksi. Dewasa ini, NASA tengah merancang metode baru
pendorong pesawat ruang angkasa. Sistem
pendorong yang diyakini 10 kali kecepatan pesawat luar angkasa tersebut
dinamakan M2P2 (Mini-Magnetospheric
Plasma Propulsion).
Star
Trek jelas science fiction
gubahan Gene Roddenberry. Biarpun fiksi
ilmiah, namun, imajinasi itu dapat menjadi fakta dalam kehidupan. Pada 1994, saintis Miguel Alcubierre bertitah
jika kecepatan di atas cahaya dimungkinkan secara teoritis. Fase tersebut bisa terjadi dengan memakai Warp Drive Engine. Mesin itu andal melengkungkan ruang serta
waktu.
Energi yang diserap Warp Drive Engine pasti teramat besar. Bumi dengan kekayaan alamnya tentu tidak
memadai. Jumlah energi yang diperlukan
dapat mencapai massa sebuah bintang yang dikonversikan menjadi daya
dorong. Kendati Warp Drive Engine lahap energi, tetapi, semua bisa diatur. Sebab, teleport memudahkan pengangkutan massa
sebuah bintang yang telah diolah menjadi bahan bakar Starship.
Pada 21 April 2008, astrofisikawan Stephen
Hawking menyerukan era baru penaklukan antariksa. Ia menegaskan bahwa menyebar ke cakrawala
bakal membawa dampak besar. Bahkan,
mengubah sama sekali masa depan manusia.
Penjelajahan tersebut akan memberikan perspektif baru tentang
benda-benda langit. Ia berharap
pengembaraan itu berpeluang mempersatukan penduduk bumi dalam menghadapi
tantangan bersama.
Hijrah ke galaksi tetangga kelak bukan
khayalan. Pada tahun 2033, teleport dan Starship bakal memungkinkan manusia menjajaki galaksi lain demi
mencari penghidupan serta suasana baru.
“Pada
penciptaan langit dan bumi. Pergantian
malam dengan siang. Pada bahtera yang
berlayar di laut sembari memuat barang bermanfaat bagi manusia. Kemudian hujan yang diturunkan Allah dari
langit. Tuhan menghidupkan bumi dengan
air sesudah kering-kerontang. Ia
membiakkan di bumi segala jenis hewan. Lantas
terjadi perkisaran angin serta awan yang dikendalikan langit dengan bumi. Semua itu mengandung kode-kode kekuasaan
Allah bagi kalangan berpikir” (al-Baqarah:164).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar