Innocence
of Muslims
Oleh Abdul
Haris Booegies
Nabi Muhammad kembali
dilecehkan oleh gerakan Zionis serta Kristen. Berkali-kali umat
Islam dipojokkan dan dihina. Saat melakukan perlawanan, maka, kaum
Muslim dituding teroris. Detasemen Iblis (FBI dan CIA) kemudian
memorak-porandakan para pejuang Islam. Mereka ditembaki bak binatang
jalang.
Di sisi lain,
didengungkan toleransi. Tatkala umat Islam bersusah-payah membangun
toleransi, pasti pihak di luar Islam mengkhianatinya. Zionis dan
para penyembah berhala merusak toleransi. Sebagai contoh, Kompas.
Harian Katolik ini sangat doyan menistai Islam. Tulisan bernada
memojokkan Islam dimuat. Ketika tulisan tersebut hendak ditanggapi,
Kompas mustahil memuatnya.
Pastor Terry D Jones
menggagas Hari Membakar al-Qur’an Sedunia (International burn a
Koran Day) pada 11 September
2010. Aksi ini disponsori Gereja Florida. Pihak Kristen juga
membuat film yang menghina Islam. Theo van Gogh, contohnya.
Produser film asal
Belanda itu membuat film
Submission yang menghina Islam. Ia lantas dibunuh pejuang
Islam Mohammed Bouyeri pada 2 November 2004. Pada Februari 2006,
surat kabar Denmark Jyllands-Posten menerbitkan 12 karikatur
tentang Nabi Muhammad. Pelecehan koran tersebut memicu kerusuhan di
negara-negara Islam.
Begitu banyak orang
Yahudi serta Kristen yang sangat benci kepada Nabi Muhammad. Mereka
menuduhnya pedofilia (orientasi seks pada anak prapuber). Hal itu
terkait pernikahan Nabi Muhammad dengan Siti Aisyah yang berumur 11
tahun.
Dewasa ini, Presiden
Perancis Francois Hollande hidup tanpa ikatan perkawinan dengan
Valerie Trierweiler. Hollande tidak didemo berbuat zinah. Sebab,
hidup serumah adalah tradisi luhur Barat.
Di masa Nabi
Muhammad, kawin dengan anak usia di atas 10 tahun adalah budaya.
Andai perbuatan tersebut salah, tentu Nabi Muhammad didemo oleh Abu
Jahal dan Abu Lahab bersama para preman Mekkah. Komunitas Yahudi di
Medinah di zaman itu saja, tak pernah mempersoalkan perkawinan Nabi
Muhammad dengan Siti Aisyah. Di dekade ini, berandalan non-Islam
yang kehabisan amunisi, akhirnya melecehkan Nabi Muhammad sebagai
pedofilia.
Benci, dengki serta
dendam terhadap Nabi Muhammad telah menjalar ke sumsum umat
non-Islam. Akhirnya, umat Islam yang minoritas di suatu negara atau
daerah, mengalami tekanan.
Di Burma, umat Islam
minoritas. Hasilnya, mereka diusir dan dibakar. Kala Lady Gaga
ditolak oleh Front Pembela Islam di Jakarta, Bali justru bersedia
menjadi tempat konser penyanyi Amerika tersebut.
Kaum Muslim berusaha
meminimaslisasi aksi seronok Lady Gaga di wilayah Indonesia.
Sedangkan di pojok lain, ada daerah yang menawarkan diri sebagai tuan
rumah.
Toleransi macam apa
sebenarnya yang berkecamuk di benak mereka. Soalnya, selalu
digembar-gemborkan kalau toleransi adalah saling menghargai.
Sementara dari Amerika senantiasa dihembuskan pluralisme. Ketika
Islam dihina serta membela diri, sontak Amerika memberangusnya
sebagai teroris. Pluralisme bagi masyarakat Barat tiada lain
pluralisme sesama penyembah berhala. Islam bukan bagian dari
pluralisme. Sebab, Islam satu-satunya agama di dunia yang tidak
menyembah patung.
Kini, muncul
Innocence of Muslims. Film ini dipromosikan oleh Kristen
Koptik di Amerika. Nakoula Basseley Nakoula (Sam Bacile) sebagai
sutradara merupakan warga Mesir beragama Kristen Koptik. Selain
mengaku bernama Sam Bacile, ia dikenal pula sebagai Nicola Bacily,
Robert Bacily, Erwin Salameh dan sejumlah identitas palsu lain.
“Ini merupakan film
politik. Amerika kehilangan banyak uang berikut tentara dalam perang
Irak serta Afganistan. Kami sekarang bertempur melawan ideologi”,
katanya congkak saat pejuang Islam Libya melampiaskan kemarahan pada
Konsulat Amerika di Benghazi, Libya. Duta Besar Amerika untuk Libya,
Christopher Stevens bersama tiga anggota kedutaan mati gara-gara
serangan roket pada Selasa malam, 11 September 2012. Sebelumnya, di
Mesir, pejuang Islam mendatangi Kedutaan Amerika di Kairo.
“Islam adalah
sebuah kanker”, umpat Nakoula yang berusia 55 tahun. Dalam
Innocence of Muslims, Nakoula menvisualkan Nabi Muhammad
sebagai penipu serta hidung belang. Konsultan film ini ialah Steve
Klein, aktivis Kristen militan.
Innocence of
Muslims dibuat selama tiga bulan pada musim panas 2011. 59 aktor
dan sekitar 45 kru berada di balik pembuatan film ini. Sekitar 5
juta dollar AS (Rp 47,9 miliar) dana dihabiskan untuk pembuatan film
amatir ini. Nakoula mengaku dibiayai 100 donator Yahudi.
Ketika diputar di
bioskop-bioskop Hollywood di awal 2012, penonton tidak ada. Situs
video YouTube milik Google lalu mengeksposnya.
Serangan kepada Islam
dari Yahudi serta Kristen tidak boleh didiamkan atas nama toleransi
dan pluralisme. Umat Islam wajib bangkit melakukan perlawanan
setimpal.
“Kalau kamu
berjuang melawan gerombolan kafir (dalam perang jihad). Pancung
lehernya! Kalau kamu bisa menaklukkannya, maka, tawan mereka! Ikat
dengan erat! Usai perang, kamu boleh membebaskan atau menerima
tebusan. (Bertindaklah demikian terhadap golongan kafir yang
ceroboh) agar di akhir perang jihad tiada lagi bibit perkara yang
timbul. Andai Allah menghendaki, niscaya Ia sendiri membalas
kejahatan mereka. Allah hendak menguji kesabaran di antara kalian
dalam menentang cecunguk kafir (yang menistaimu). Orang yang mati
syahid di perang jihad. Allah tidak menyia-nyiakan perbuatan
mereka!” (Surah Muhammad: 4).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar