Perjalanan Doa
Oleh Abdul Haris Booegies
Kecepatan lari manusia per jam sekitar 16-24 km. Rekor tercepat untuk jarak 100 meter dipegang oleh Usain Bolt. Ia mencatat rekor dengan waktu 9,58 detik di Berlin pada 2009.
Kecepatan berlari kuda sekitar 60-74 kilometer per jam. Singa mencapai 80 kilometer per jam. Sementara elang peregrine andal terbang dengan kecepatan 389 kilometer per jam.
Pada 2004, pesawat nirawak NASA X-43A melesat dengan kecepatan March 9,6. Ini berarti 11.854 kilometer per jam.
Kecepatan cahaya mencapai 300.000 kilometer per detik atau 186.000 mil. Ini termasuk kecepatan yang luar biasa. Tidak salah kalau malaikat terbuat dari cahaya. Ini agar aktivitasnya maksimal di segenap galaksi yang ditaksir berjumlah dua triliun.
Walau cahaya teramat kencang, namun, doa lebih cepat lagi. Doa yang dipanjatkan sedetik lalu malahan bisa mencapai langit. Bukan cuma mengetuk gerbang langit pertama. Doa justru mengetuk pintu Arasy, kawasan ilahi yang dipikul delapan malaikat gigantik.
Bagaimana doa bisa sampai ke pucuk langit ketujuh? Di zona kolosal tersebut, beragam rupa doa berkeliling di sekitar Arasy. Ini markas komando jagat raya sekaligus pusat otoritas spiritual, tempat Allah bertahta.
Rotasi Tawaf
Mekah merupakan pusat Bumi, bukan sekedar titik arah shalat. Seorang sahabat menyampaikan kepada Maharasul Muhammad bahwa ia sudah menyembelih domba di Mina bakda shalat Idul Adha.
Rasulullah kaget. Pasalnya, di pagi itu sang Nabi belum menyembelih domba. "Saya dulu yang menyembelih". Maksud Maharasul Muhammad, orang-orang di Mekah dulu yang mesti menyembelih kurban bila waktu sudah masuk. Ini memaparkan bahwa waktu di Mekah lebih awal dibandingkan di Mina. Daerah pinggiran tidak boleh mendahului pusat.
Di Lembah Bakkah, terdapat Kabah. Bangunan kubus peninggalan Nabi Ibrahim. Di seputar Kabah, jemaah melakukan tawaf. Berkeliling tujuh kali dengan putaran berlawanan arah jarum jam.
Mengapa tawaf harus berputar dengan mengingkari arah jarum jam? Putaran berlawanan arah jarum jam menghasilkan semburan ke atas. Sedangkan putaran yang sesuai gerakan jarum jam menghasilkan semburan ke samping.
Doa tidak langsung naik ke langit. Doa butuh energi supaya terpental ke atas. Seluruh doa di tiap negeri yang dilantunkan niscaya mengarah ke Kabah. Ketika sampai di Kabah, maka, doa terdorong naik oleh energi putaran tawaf.
Ketika doa keluar atmosfer Bumi, maka, doa makin kencang melesat. Sebab, Bumi juga berputar berlawanan arah jarum jam. Arah rotasi Bumi yakni dari Barat ke Timur. Bahkan, Matahari juga berputar berlawanan arah jarum jam. Beberapa planet maupun benda angkasa ikut pula mendorong doa karena berputar berlawanan arah jarum jam. Seluruh doa pun berbondong-bondong melintas di gerbang tujuh langit. Doa akhirnya tiba di Arasy yang sedetik lalu diucapkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar