Maryam
Oleh Abdul Haris Booegies
Nama Maryam, Merjema, Mary, Marie atau Maria, tercantum di al-Qur'an sebanyak 34. Ia satu-satunya wanita yang disebut dalam al-Qur'an. Bahkan, namanya diabadikan sebagai titel surah. Maryam merupakan putri Imran, ulama terkemuka di Baitul Maqdis.
Abu Qasim bin Asakir menukilkan susur galur Maryam. Menurutnya, leluhurnya dimulai dari Imran bin Matsan bin Azar bin al-Yud bin Akhnaz bin Shaduq bin Iyazuz bin al-Yaqim bin Aibud bin Zaryabil bin Syatal bin Yauhina bin Barsya bin Amun bin Misya bin Hizqiya bin Ahaz bin Mautsa bin Izriya bin Yauram bin Yusyafat bin Isya bin Iba bin Rahba'am bin Nabi Sulaiman bin Nabi Daud.
Silsilah ini tidak dikenal dalam Islam. Ini cuma dongeng Israiliyat. Asal-usul konyol bin gombal bin ceroboh bin sembrono bin sontoloyo ini juga berbeda dengan yang dipresentasikan oleh Muhammad bin Ishaq. Keduanya sama-sama bingung dengan daftar keliru kakek Maryam yang direka-rekanya sendiri. Ada pula spekulasi bahwa ibunda Maryam yakni Hannah binti Faqudha bin Qabil. Ini bernuansa biblikal yang tak sejiwa dengan spirit Islam.
Tatkala Imran wafat, maka, Nabi Zakaria mengasuh Maryam. Imam Agung tersebut menempatkan gadis cilik itu di mihrab, ruang khusus dalam rumah ibadah bani Israil. Di situ, Maryam shalat demi menguduskan Allah.
"Hai Maryam, taatlah beribadah kepada Tuhanmu. Sujud dan rukuklah bersama insan yang rukuk" (Al Imran: 43).
Pada Surah Maryam ayat 28, Maryam diperkenalkan sebagai اُخۡتَ هٰرُوۡنَ (saudari Harun). Sampai sekarang, orang di luar Islam meledek ayat ini. Mereka menilai al-Qur'an tidak jeli dari segi sejarah. Musababnya, mengira Maryam sebagai Miryam, kakak Nabi Musa serta Nabi Harun.
Dakwaan ini sesungguhnya lembek. Soalnya, Maryam merupakan putri tunggal. Tak punya abang atau adik.
Mengapa al-Qur'an menamakan Maryam sebagai "saudari Harun"? Louay Fatoohi dalam The Mistery of Historical Jesus (2013) berteori bahwa "saudari Harun" bermakna Maryam merupakan keturunan seorang kakek masyhur bernama Nabi Harun. Bisa juga berarti seorang kakek lain yang teramat dihormati. Al-Qur'am menggunakan kosakata "saudara" untuk menghubungkan individu dengan kaumnya.
Dalam visi Ahmad Deedat, di era tersebut, pribadi saleh dipanggil "saudara Harun" atau "saudari Harun".
Tesis Ahmad Deedat ini seperti bila kita mengagumi kecerdasan seseorang. Individu genius sering disebut "berotak Einstein". Talenta muda lapangan hijau acap dinamakan "titisan Maradona". Petinju berbakat kerap dipuji sebagai "duplikat Tyson". Padahal, yang bersangkutan tidak memiliki hubungan keluarga dengan Albert Einstein, Diego Maradona atau Mike Tyson.
Sayap Patah
Ayat 24 Surah Maryam dimulai dengan فَنَادٰٮهَا مِنۡ تَحۡتِهَاۤ. Al-Qur'an Tajwid & Terjemah (2008) terbitan Departemen Agama menakrifkan: "Maka dia (Jibril) berseru kepadanya dari tempat yang rendah". M Quraish Shihab dalam Al-Qur'an & Maknanya (2010) menafsirkan: "Maka dia (Malaikat Jibril as) menyerunya dari tempat yang rendah (di bawahnya)". Mahmud Yunus dalam Tafsir Quran mengurainya: "Maka Jibril pun menyerunya ketika itu, sedang ia di bawahnya".
Dalam Le Saint Coran (terjemah al-Qur'an bahasa Perancis), فَنَادٰٮهَا مِنۡ تَحۡتِهَا diinterpretasikan: "Alors, il l"appela d'au-dessous d'elle (lui disant)". Di catatan kaki diterangkan jika "il" yang berarti "dia laki-laki" adalah Jibril.
Dalam bahasa Bosnia, فَنَادٰٮهَا مِنۡ تَحۡتِهَا dialihbahasakan: "I melek je, koji je bio niže nje, zovnu". "Melek" bermakna malaikat yang merujuk ke Jibril.
Koranen (Qur'an Majid), versi Denmark karya AS Madsen cetakan 1989, menakwilkan فَنَادٰٮهَا مِنۡ تَحۡتِهَا dengan "Da kaldte (englen) hende fra (et sted) neden under hende". Morfem "englen" yang diapit tanda kurung berarti malaikat. "Kemudian (malaikat) memanggil dari (tempat) yang berada di bawah".
Abdullah Yusuf Ali dalam Holy Qur'an (1998) merumuskan فَنَادٰٮهَا مِنۡ تَحۡتِهَا dengan "But (a voice) cried to her from benerath the (palm-tree)".
Bacaan Mulia (1982), terjemah al-Qur'an racikan HB Jassin mendefinisikan ayat tersebut secara puitis selaras wawasan A Yusuf Ali. "Maka suatu suara memanggilnya dari bawah".
A Yusuf Ali maupun Jassin, sama-sama tak punya catatan kaki perihal sumber suara.
Benarkah Jibril berseru dari bawah? Kenapa Jibril bisa ada di bawah Maryam. Apa yang dimaksud "di bawah"? Apakah Jibril berada di bawah tebing lantas berteriak ke arah Maryam.
Mengapa dalam ragam terjemah al-Qur'an, Jibril dideskripsikan berada di bawah. Apakah sayap malaikat itu patah sampai tidak sanggup terbang ke dekat Maryam.
Sungai Mengalir
Ada satu lagi terjemah al-Qur'an berbahasa Denmark. Dalam versi ini, فَنَادٰٮهَا مِنۡ تَحۡتِهَا dimaklumatkan dengan "Infant benævnede hende hendes talemåde". Aksentuasi frasa ini menginformasikan bahwa "bayi tersebut berbicara kepada dia".
Terjemah ala Denmark ini sangat masuk akal. Bukan Jibril yang memekik di dekat kaki Maryam, namun, Nabi Isa. Apalagi, Isa Alaihisslam tak menangis saat dilahirkan. Ini selaras Hadis. "Tiada bayi terlahir tanpa tusukan setan yang mengakibatkannya menangis kecuali Nabi Isa dan Maryam".
Nabi Isa bersama Maryam tidak menangis kala dilahirkan berkat doa eyang putri, nyonya Imran. "Saya memohon perlindunganMu. Bagi Maryam serta anak-cucunya. Dari gangguan setan terkutuk" (Al Imran: 36).
Sedetik sesudah dilahirkan, maka, Nabi Isa mengucapkan kalimat : "Jangan bersedih". Ia menggembirakan sang bunda yang merana ditindih sesak hati selepas bersalin. Di momen esensial itu, Maryam yang yatim piatu, termangu sebatang kara di tengah kesunyian di antara pepohonan rimbun nan rindang. Duka Maryam kian menganga lantaran Nabi Zakaria yang selama ini melindunginya, telah lama mangkat. Hatta, ia gundah di tengah kerinduan untuk pulang ke Baitul Maqdis.
"Jangan bersedih", merupakan semboyan untuk menghadapi realitas hidup. Kesedihan tak mengubah dunia tempat kita berpijak. Waktu terus beranjak tanpa peduli kepada siapa pun atau apa saja. Siapa bersedih, niscaya tertinggal. Tenggelam sebagai pecundang kehidupan. Jangan bersedih. Sebab, hidup merupakan proses yang terus bergulir sebagaimana sungai yang mengalir.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar