Selasa, 13 Juli 2021

Arasy Allah

 


Arasy Allah
Oleh Abdul Haris Booegies


     الرَّحْمَنُ عَلَى الْعَرْشِ اسْتَوَى  (arrahmanu alal arsystawa).  "Allah bertakhta di Singgasana" (Thaha: 5).  Ayat ini begitu indah, menyejukkan bak embun pagi yang menetes dari dedaunan hijau.  Ayat ini secara lugas mewartakan kepada manusia dan makhluk lain bahwa Allah merupakan Maharaja Semesta.  Ia memerintah, mengayomi maupun menafkahi segenap ciptaanNya dari Arasy.
     Ada dua pertanyaan krusial yang senantiasa aktual dibincangkan terkait arrahmanu alal arsystawa.  Pertama, mengapa Allah yang nonmateri butuh singgasana.  Kedua, apakah Arasy benda fisik atau bukan.
     Tiada seorang pun di dunia pernah memandang Allah, termasuk Nabi Musa al-Qawiyyu.  Ketika Maharasul Muhammad ke pucuk langit ketujuh dalam saga spektakuler Isra Miraj, ia juga tak melihat Allah.  Ia cuma menatap tirai benderang.  Di belakang gorden tersebut menggumpal cahaya permai.
     Terbuat dari Zat apakah Allah?  Al-Qur'an menerangkan bahwa لَيْسَ كَمِثْلِهٖ شَيْءٌ (laysa kamislihi syaiun).  "tidak ada sesuatu yang serupa dengan Allah" (asy-Syura:11).  Ini dipertegas lagi bahwa وَلَمۡ يَكُنۡ لَّهٗ كُفُوًا اَحَدٌ (walam yakun lahu kufuwan ahad).  "Tiada yang setara dengan Allah" (al-Ikhlas: 4).
     Dua ayat ini mengemukakan kalau Allah itu Mahaunik.  Tak ada samanya di alam raya.  Imajinasi kreatif paling dahsyat pun tidak mampu membayangkan Wujud Allah.
     Manusia pengelana ilmu mengira Allah itu roh.  Teori ini pupus berkat teks arrahmanu alal arsystawa.  Bila Wujud Allah betul roh, maka, Ia tak perlu wadah berbentuk singgasana.  Dari sini timbul secercah pencerahan.  Allah bukan roh, bukan pula materi.  Ini bermakna Zat Tuhan secara absolut beda dengan seluruh ciptaanNya.  Laysa kamislihi syaiunWalam yakun lahu kufuwan ahad.  Ia Mahaunik.

Takhta Tunawujud
     Dari sejumlah tumpukan informasi yang terpublikasi, ada seuntai perspektif bahwa Arasy itu nonmateri.  Paradigma tersebut menandaskan jika Arasy tiada lain manifestasi kekuasaan Allah.  Arasy sekedar definisi majaz (metaforis) perihal posisi tertinggi.  Keberadaannya hanya simbolis, semacam preferensi metafisika.  Bukan mendeskripsikan desain fisik suatu singgasana.
     Persepsi esensial ala sufistik ini disangkal al-Qur'an.  Tiga ayat berikut menampilkan kalau Arasy itu benda.  "Arasy nan besar" (al-Mu’minun: 86).  "Arasy di atas air" (Hud:7).  "Delapan malaikat menjunjung Arasy di atas kepala" (al-Haqqah: 17).
     Al-Qur'an menjelaskan bila Arasy sangat besar.  Ini menandakan bahwa Arasy merupakan benda.  Memiliki susunan sebagaimana bangunan.  Arkian, Arasy sepenuhnya bersifat fisik, bukan nonmateri.  Jadi, Arasy tidak tepat disebut sebagai posisi transendental, cahaya kekuasaan atau maqam (level terpuji) kesucian yang tunawujud.  Apalagi, di sekeliling Arasy berjubel saf malaikat.  Mereka mengitari bentang luas Arasy sambil memuji Allah.
     Dalam al-Qur'an tak pernah dimaklumatkan bahwa ada benda yang menopang Wujud Allah.  Patut juga digarisbawahi bahwa tidak berarti jika ada Arasy, maka, itu untuk menyokong eksistensi Allah.  Rumus kehidupan melampirkan bahwa Allah tak butuh secuil hal, namun, segala sesuatu memerlukan Allah.

Dari Air ke Langit
     Al-Qur'an secara gamblang menukilkan bahwa Arasy mengapung di air.  Ini menguraikan secara terang bahwa Arasy laksana bahtera di samudera.  Arasy yang berlayar di air menyuguhkan selaksa keyakinan kalau Singgasana tersebut merupakan benda fisik.
     Sebuah hasil penelitian sempat mencengangkan.  Survei itu membuktikan bahwa air yang diminum ternyata lebih tua dari Tata Surya.  Tidak mustahil bila air yang diminum pernah bersentuhan dengan Arasy.
     Tatkala langit diciptakan, Arasy diangkut ke puncak langit.  Delapan malaikat pilihan ditunjuk menjunjung Arasy.  Jika Allah murka, niscaya Arasy terasa berat bagi delapan malaikat pemikulnya.  Mengusung Arasy memaparkan kalau Singgasana tersebut terbuat dari materi yang dapat disentuh.
     Letak terkini Arasy berada di atas Firdaus.  Taman Eden ini merupakan Surga peringkat pertama serta utama di negeri Akhirat.  Di Arasy yang menjadi pusat komando jagat raya, Allah terus-menerus sibuk demi menjaga volatilitas di tengah dinamika interaksi narasi konspirasi dengan Kalam Ilahi.  Allah melindungi makhlukNya, menghamparkan ekspektasi sekaligus mengabulkan doa sederet hamba.  كُلَّ يَوۡمٍ هُوَ فِىۡ شَاۡنٍ‌ۚ "tiap waktu Allah dalam kesibukan" (ar-Rahman: 29).


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Amazing People