Rabu, 21 Desember 2011

Terjemahan Surah al-Fatihah versi Abdul Haris Booegies

1. Al-Fatihah
(Titian Lurus)
Dengan Nama Allah, Pemilik Kasih Sayang yang Mahapemurah
1.  Segala puji hanya bagi Allah, Tuhan semesta alam.
2.  Pemilik Kasih Sayang yang Mahapemurah.
3.  Penguasa di Hari Pembalasan
4.  Engkau yang kami sembah.  Kepada-Mu jua kami memohon pertolongan
5.  Bimbinglah kami ke jalan nan lempang.
6.  Suatu titian bagi insan yang telah Engkau karuniakan nikmat.
7.  Bukan perlintasan manusia yang Engkau murkai (Yahudi).  Bukan pula jalan orang sesat (Kristen).

Keterangan
  Surah al-Fatihah merupakan surah ketiga yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad. Diturunkan di Mekkah setelah ayat-ayat yang tercantum di Surah al-Alaq dan Surah al-Muddatstsir.
  Al-Fatihah sebagai surah pembuka al-Qur’an atau Induk al-Qur’an, terkadang riuh dibahas. Aspek ini terkait basmalah.  Apakah basmalah bagian dari al-Fatihah atau bukan. Ini akhirnya merembes ke pembacaan para imam di masjid.
  Mereka yang percaya basmalah bagian al-Fatihah akan mengeraskan suara (jahar) kala membaca basmalah. Sementara yang menolak basmalah bagian al-Fatihah membaca basmalah dengan suara pelan (sirri).
  Kontroversi ini bisa diredam dengan menyimak ayat-ayat al-Fatihah. Kalau basmalah bagian al-Fatihah, berarti surah ini rancu alias mubazir. Sebab, ayat ketiga berbunyi “ar-rahmanir rahim” (sang Pengasih yang Mahapemurah). Maknanya sama persis dengan basmalah (dengan nama Allah, Pemilik Kasih Sayang yang Mahapemurah).
  Saya termasuk orang yang menganggap ayat terakhir al-Fatihah ialah “ghairil maghdhubi alaihim waladhaalin”. Dengan demikian, surah ini tetap tujuh ayat.
  Dari sejarah tersua bahwa Ali bin Abi Thalib ketika imam membaca basmalah dengan suara lirih (sirri). Ia tidak mengeraskan suara (jahar). Mustahil Ali bin Abi Thalib mengingkari tata cara baca al-Qur’an yang ia peroleh langsung dari Rasulullah.

  Al-Fatihah dinamakan as-Sab’u al-Matsani (tujuh ayat yang berulang kali dibaca dalam shalat). Al-Fatihah merupakan rukun sah shalat.
  Huruf Hijayyah berjumlah 28. Bilangan ini kelipatan angka 7 yang ke 4 atau 7 x 4 = 28. Dalam al-Fatihah, ada tujuh abjad yang tidak ada. Berarti al-Fatihah hanya memuat 21 huruf.
  Al-Fatihah dianggap Induk al-Qur’an (ummul-quran). Sebab, di antara 21 hurufnya, ada 14 yang spesial. Angka 14 ini merupakan kelipatan bilangan 7 yang ke 2. 14 alfabet istimewa itu dikenal sebagai al-Muqatha’ah (abjad terpotong) yang tertera di 29 surah.  Sebagai contoh, Alif Lam Mim di awal Surah al-Baqarah. 14 huruf spesial itu yakni Alif, Haa, Ra, Sin, Sha, Tha, Ain, Qaf, Ka, Lam, Mim, Nun, Ha dan Ya.
  Dengan memuat seluruh al-Muqatha’ah, maka, al-Fatihah seolah mewakili 29 surah. Hatta, dipandang sebagai Induk al-Qur’an.

Derajat Terjemahan
     Terjemahan al-Qur’an bukan al-Qur’an sesungguhnya.  Bukan al-Qur’an sejati yang diwahyukan kepada Maha Rasul Muhammad.  Al-Qur’an selalu berbahasa Arab.  Tidak dinamakan al-Qur’an kalau firman-firman Allah itu disadur ke bahasa Bugis atau Perancis.  Soalnya, terjemahan mustahil menampung seratus persen maksud al-Qur’an.  Sebab, semua bahasa yang digunakan dalam terjemahan al-Qur’an tidak efektif dan efisien.
     Terjemahan al-Qur’an hanya deretan kata manusia, bukan untaian Kalam Ilahi dari Lauhul Mahfuz.  Hingga, terjemahan al-Qur’an tidak hidup, tidak punya sukma yang bisa menggelorakan spirit.  Terjemahan al-Qur’an selalu kaku dan membingungkan.  Dengan demikian, posisi terjemahan sekedar “pengantar” untuk membaca al-Qur’an.  Bukan “kunci” buat memahami al-Qur’an.
     Istilah paling membingungkan dalam al-Qur’an yakni kata “nahnu” (Kami).  “Kami” adalah sebutan Allah untuk diri-Nya.  Dalam bahasa Arab, ada jamak kuantitas dan jamak kualitas.  Jamak kuantitas menunjukkan jumlah banyak.  Sementara jamak kualitas menerangkan bentuk tunggal dengan banyak predikat.
     Allah menegaskan diri dengan “Kami” berkat predikat di sisi-Nya berjumlah banyak.  Zat Esa itu tertoreh sebagai pencipta, pengatur, pemelihara, pengasih, penyayang sekaligus Raja Diraja alam semesta.  Allah tidak tidur!  Ia selalu sibuk mencipta seraya mendengar doa insan beriman.
     “Semua makhluk di langit dan bumi selalu memohon kepada-Nya.  Tiap waktu Ia sibuk (mencipta dan memelihara makhluk-makhluk-Nya)” (ar-Rahman: 29).
     Ketika membaca al-Qur’an, maka, bertabur kata Allah dalam kitab suci.  Harap dimaklumi bahwa nama asli penguasa langit dan bumi ialah Allah.  “Aku ini Allah.  Tidak ada Tuhan kecuali Aku!” (Thaha: 14).
     Allah sendiri menandaskan kalau nama-Nya tiada lain Allah.  Terkutuklah sekelompok agen Thagut (sesembahan nista) berlabel Islam progresif berasas liberal yang berceloteh: “Tiada tuhan selain Tuhan”.
Abdul Haris Booegies











































































































































Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Amazing People