2. Inilah al-Qur’an yang tak memuat keraguan. Petunjuk bagi insan bertakwa.
3. Komunitas bertakwa ialah yang beriman kepada aspek gaib. Kemudian melaksanakan shalat secara sempurna. Mereka pun mendermakan sebagian rezeki yang Kami anugerahkan.
4. Mereka beriman kepada al-Qur’an yang diturunkan kepadamu (wahai Nabi Muhammad). Mereka percaya terhadap Kitab-kitab sebelum kamu. Lantas yakin tentang kehidupan di Akhirat.
5. Mereka itu yang memperoleh petunjuk dari Tuhannya. Mereka menggapai kejayaan.
6. Pada dasarnya, khalayak kafir sama saja. Kamu (wahai Nabi Muhammad) menyodorkan peringatan atau tidak. Mereka tetap tak sudi beriman.
7. Allah telah mengunci hati serta pendengarannya. Penglihatan mereka pun ditutup. Kelak, mereka dirajam siksa dahsyat.
8. Sebagian manusia berceloteh: “Kami beriman kepada Allah maupun Hari Akhir”. Padahal, mereka bukan Mukmin!
[Mukmin adalah orang bertakwa. Sementara Muslim ialah umat Islam yang berproses menjadi pelaku takwa].
9. Mereka bermaksud memperdayai Allah dan insan saleh. Padahal, mereka menipu diri sendiri tanpa disadari.
10. Dalam hatinya tertancap kedengkian. Lalu Allah menambah penyakit tersebut. Mereka bakal ditimpa azab pedih gara-gara mendustakan kebenaran.
11. Kalau ditegaskan kepada mereka: “Jangan berbuat kerusakan di bumi”. Mereka menyahut: “Sebenarnya kami selalu berbuat kebaikan”.
12. Perhatikan! Mereka melakukan kerusakan, tetapi, tidak disadarinya.
13. Bila diimbau: “Berimanlah sebagaimana yang lain”. Mereka mengoceh: “Patutkah kami beriman seperti orang-orang tolol itu?” Camkan! Mereka justru yang dungu, namun, tak dipahaminya (hakikat hakiki).
14. Jika berjumpa dengan insan saleh, mereka sesumbar: “Kami beriman!” Kalau bersama setan-setannya, kelompok tersebut berkoar: “Kami sependirian dengan kamu. Sebetulnya kami sekedar meledek insan saleh”.
15. Allah akan membalas olok-olokan mereka. Kemudian membiarkannya terombang-ambing dalam kedurhakaan.
16. Mereka menukar hukum sejati dengan kesesatan. Tiada beruntung perniagaannya. Bahkan, tidak memperoleh hidayah.
17. Tamsil mereka laiknya orang yang menyalakan api. Saat api menerangi sekelilingnya, maka, Allah melenyapkan cahayanya. Lantas membiarkan mereka dalam kegelapan. Hingga, tak sanggup melihat.
18. Mereka tuli, bisu serta buta. Akibatnya, tidak bisa insaf untuk menyadari kesesatannya.
19. Mereka seperti pula penduduk yang diterpa hujan deras, cuaca gelap-gulita, guntur dan petir. Gelegar halilintar memaksa mereka menyumbat telinga dengan jari-jemarinya lantaran takut mati. Pengetahuan serta kekuasaan Allah meliputi kawanan kafir itu. (Mereka mustahil menghindar).
20. Nyaris kilat menyambar penglihatan mereka. Tiap petir tersebut berkelebat. Mereka bergegas berjalan. Bila gelap menyelubunginya. Mereka berhenti kebingungan. Sekiranya Allah menghendaki, niscaya Ia melenyapkan pendengaran sekaligus penglihatan mereka. Sebab, Allah berkuasa atas segala hal!
21. Hai manusia! Sembahlah Tuhanmu yang menciptakan kamu dan orang-orang terdahulu. Ihwal itu menjadikanmu individu takwa.
22. Allah mendesain bumi sebagai hamparan bagi kalian. Sementara langit menjadi atap. Lalu Allah menurunkan air dari langit. Hujan tersebut menghasilkan buah-buahan sebagai rezeki untukmu. Jangan kamu membuat sesembahan tandingan di sisi Allah! Maklum, kalian mafhum (bahwa Allah Maha Esa)!
23. Jika kamu bimbang mengenai al-Qur’an yang diwahyukan kepada hamba Kami (Nabi Muhammad). Silakan buat sebuah surah saja. Panggil para penolongmu kecuali Allah! Kalau kamu memang merasa benar.
24. Kamu tak mampu membuatnya! Kamu pasti tidak sanggup! Pelihara dirimu dari Neraka yang bahan bakarnya adalah manusia maupun batu. Distrik itu disiapkan untuk gerombolan kafir.
25. Sebarkan informasi gembira kepada insan saleh serta berbuat baik. Mereka disediakan aneka Surga yang dialiri sungai-sungai. Mereka dikaruniai rezeki berupa buah-buahan. Mereka pun berseru: “Inilah yang dulu dilimpahkan kepada kami”. Mereka diberi buah-buahan mirip yang pernah dinikmatinya di dunia. Di dalam Surga, juga disiapkan pasangan-pasangan suci bersih. Mereka lestari di sana.
26. Allah tak segan membuat amsal berupa nyamuk atau yang lebih kecil. Insan saleh percaya bila perbandingan tersebut merupakan kebenaran dari Tuhannya. Sedangkan kawanan kafir menukas: “Apa maksud Allah dengan ilustrasi ini?” Dengan tamsil itu, banyak yang disesatkan oleh Allah karena tidak mau memetik pelajaran. Banyak pula yang memperoleh bimbingan. Tiada yang disesatkan oleh Allah kecuali pribadi fasik.
27. Mereka merupakan manusia yang melanggar perjanjian Allah. Padahal, ikrar tersebut sudah teguh. Mereka berpaling dari perintah yang dianjurkan Allah. Mereka malahan berbuat onar di bumi. Kalangan fasik tiada lain individu rugi.
28. Mengapa kalian memungkiri Allah! Padahal, kamu dulu mati (belum lahir). Kemudian Allah menghidupkanmu (di dunia). Kalian lantas dimatikan seraya dibangkitkan (di alam Barzakh). Kelak, kepada-Nya kamu dikembalikan (untuk ditimbang segenap perbuatanmu).
29. Ia mendesain semua yang ada di bumi untuk kalian. Allah pencipta langit. Ia menjadikan tujuh petala langit secara sempurna. Betapa paripurna ilmu-Nya perihal apa saja.
30. Syahdan, Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat. “Aku ingin menjadikan wakil (untuk mengurus) bumi”. Malaikat menukas: “Mengapa Engkau hendak menempatkan wakil di sana. Ia niscaya bertingkah destruktif sembari menumpahkan darah. Padahal, kami senantiasa bertasbih memuji sambil menguduskan nama-Mu”. Allah berfirman: “Aku tahu yang tak kamu paham!”
31. Allah mengajarkan kepada Nabi Adam seluruh nama benda. Lalu Allah bertitah kepada para Malaikat: “Terangkan kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu golongan yang benar”.
32. Malaikat menjawab: “Maha Suci Engkau! Tiada ilmu pada diri kami selain yang Engkau ajarkan. Engkau Maha Tahu. Pemilik Hikmah nan Bijaksana”.
33. Allah berfirman: “Hai Adam! Beritahu mereka nama benda-benda ini”. Setelah Nabi Adam menjelaskan nama-namanya. Allah berfirman: “Bukankah sudah Aku tegaskan kepadamu. Aku tahu rahasia langit dan bumi. Aku pun tahu apa yang kamu nyatakan atau sembunyikan”.
34. Tatkala Kami berfirman kepada sekalian Malaikat: “Beri hormat kepada Adam”. Mereka pun sujud kecuali Iblis. Ia enggan serta angkuh. Ia termasuk gerombolan kafir.
35. Kami berfirman: “Hai Adam! Tinggallah bersama istrimu di Surga. Nikmati sepuasmu rupa-rupa makanan di mana saja kamu suka. Ingat! Jangan usik pohon ini! Sebab, membuat kamu termasuk individu zalim”.
36. Setan kemudian menggelincirkannya. Keduanya dikeluarkan dari zona yang sarat kenikmatan. Allah berfirman: “Turunlah kamu! Sebagian dari kalian menjadi musuh bagi yang lain. Ada kediaman sementara buat kamu di bumi. Kesenangan pun tersedia sampai waktu yang ditetapkan (kematian)”.
37. Nabi Adam lantas menerima seuntai doa taubat dari Tuhan. Allah pun mencurahkan ampunan. Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.
38. Kami berfirman: “Turunlah dari Surga! Kalau datang tuntunan-Ku (lewat Rasul dan Kitab Suci), maka, patuhlah. Siapa mengikuti petunjuk-Ku, niscaya ia tidak perlu dikhawatirkan (dirundung nestapa di Akhirat). Tak jua duka cita meliputinya.
39. Kawanan kafir yang mendustakan ayat-ayat Kami. Mereka tertoreh penghuni Neraka! Di sana mereka kekal!
40. Hai keturunan Israil! Bersyukurlah atas nikmat yang Aku limpahkan kepadamu. Tepati janjimu kepada-Ku. Aku pun bakal mengabulkan janji-Ku padamu. Takutlah kepada-Ku semata!
41. Berimanlah kepada al-Qur’an yang Aku turunkan. Sebab, mengesahkan Taurat yang ada padamu. Jangan menjadi orang pertama yang mengingkarinya. Jangan juga menjadikan ayat-ayat-Ku sebagai alat penukar demi meraih sesuatu yang sedikit faedahnya. Kepada Aku saja seyogianya kalian bertakwa!
42. Jangan mencampur-baurkan kebenaran dengan kebatilan. Jangan menyembunyikan yang hak. Padahal, kamu menyadarinya.
43. Dirikan shalat serta tunaikan zakat! Rukuklah bersama yang shalat berjamaah.
44. Mengapa kamu mengimbau orang lain mengerjakan kebajikan. Sedangkan dirimu kamu lupakan. Padahal, kamu membaca Taurat. Tiadakah kamu menggunakan pikiran?
45. Mohonlah pertolongan dengan sabar dan shalat. Fase tersebut terasa berat kecuali bagi insan khusyuk.
46. Jemaah khusyuk merupakan orang yang meyakini akan bersua dengan Tuhannya. Mereka percaya akan kembali kepada-Nya.
47. Hai bani Israil! Bersyukurlah atas nikmat yang Aku limpahkan kepadamu. Camkan bahwa Aku mengutamakan leluhurmu (yang taat) di antara umat lain (di zamannya).
48. Jaga dirimu dari azab Kiamat! Pada waktu itu, manusia tidak mampu membela orang lain, walau secuil! Tiada pula diterima permohonan bantuan (syafaat) serta tebusan. Mereka tak akan ditolong!
49. Kenanglah ketika Kami menyelamatkanmu dari Fir’aun bersama kroninya. Mereka menistai kalian dengan siksa pedih. Mereka menyembelih putra-putramu. Sementara putri-putrimu ia biarkan hidup. Pada momen tersebut terletup cobaan-cobaan berat dari Tuhanmu.
50. Simak kala Kami membelah Laut Merah untukmu! Kami menyelamatkanmu! Kami lalu menenggelamkan Fir’aun bersama antek-anteknya. Peristiwa itu kamu saksikan sendiri.
51. Tiadakah kalian mengenang saat Kami berjanji kepada Nabi Musa untuk mewahyukannya Taurat. Ia menyiapkan diri dengan munajat selama 40 malam. Di waktu tersebut, kalian justru menyembah patung anak sapi. Kamu sungguh durjana (terhadap diri sendiri).
52. Kami kemudian mengampunimu agar kalian bersyukur.
53. Simak ketika Kami menurunkan Taurat kepada Nabi Musa. Kami juga mewahyukan kepadanya al-Furqan (pembeda antara yang hak dengan batil). Elemen itu supaya kamu memperoleh bimbingan.
54. Nabi Musa lantas bersabda kepada pengikutnya: “Hai kaumku, kalian telah menganiaya diri sendiri. Semua akibat ulahmu menyembah patung anak lembu. Bertaubatlah kepada Allah dengan cara membunuh dirimu! Hal tersebut lebih baik bagimu di sisi Tuhan yang menciptakan kamu. Alhasil, Allah bakal menerima taubatmu. Sungguh, Tuhan Maha Pengampun! Maha Penyayang!
55. Kenanglah kala kamu menggerutu: “Hai Musa! Kami tidak sudi beriman kepadamu sebelum memandang Allah secara nyata (dengan mata kepala)”. Halilintar lalu menyambar kalian. Matamu terbuka menyaksikan momen itu.
56. Kami kemudian membangkitkanmu dari kematian. Fase tersebut agar kamu bersyukur.
57. Kami menaungi kalian dengan mega berarak (supaya terhindar dari terik mentari di gurun). Kami lantas karuniakan kepadamu al-manna berikut as-salwa. “Konsumsilah makanan baik itu”. Mereka tak menganiaya Kami (bila memungkiri nikmat tersebut). Mereka justru berulang kali menganiaya diri sendiri.
58. Simak saat Kami berfirman: “Masuklah ke Baitul Maqdis. Makanlah hasil bumi dari kota itu yang banyak lagi enak di mana saja kamu suka. Masuklah lewat gerbang kota dengan takzim. Rapalkan: “Ya Allah, ampuni dosa kami”. Kami niscaya memaafkan segala kesalahanmu. Kami pun menambah rezeki kepada yang berbuat baik.
59. Orang-orang zalim lalu mengubah perintah dengan diktum sebaliknya. Hatta, Kami timpakan petaka dari langit lantaran mereka fasik.
60. Kenanglah tatkala Nabi Musa memohon air untuk umatnya. Kami berfirman: “Pukul batu tersebut dengan tongkatmu”. Kemudian memancar dua belas mata air. Tiap puak pun mengerti tempatnya minum. “Makan dan minumlah rezeki dari Allah. Jangan berkeliaran membuat kerusakan di bumi!”
61. Simak ketika kamu mencibir: “Hai Musa, kami jemu dengan satu jenis makanan saja. Berdoalah kepada Allah agar Ia menghasilkan bagi kami apa yang tumbuh di bumi semacam sayur-mayur, ketimun, bawang putih, kacang adas serta bawang merah”. Nabi Musa bersabda: “Apakah kalian mau sesuatu yang buruk sebagai pengganti yang lebih baik? Pergilah ke kota! Kamu pasti menemukannya!”
Mereka akhirnya ditimpa kenistaan dan derita. Murka Allah melingkupinya. Soalnya, doyan melecehkan aturan Allah. Mereka membunuh pula para Nabi secara semena-mena! Faktor itu terjadi gara-gara mereka seenaknya berbuat durhaka seraya melampaui batas.
62. Insan Mukmin, Yahudi, Kristen atau warga Shabiin (musyrik). Siapa saja di antara mereka yang beriman kepada Allah, Hari Akhir sekaligus beramal saleh (sesuai risalah para Nabi serta Rasul). Mereka akan menerima pahala dari Tuhannya. Tidak ada kecemasan terhadap mereka. Tak juga duka lara.
63. Kenanglah kala Kami mengambil janji setiamu (untuk mematuhi Taurat). Kami angkat Thur Sina (bukit Sinai) di atasmu sembari berfirman: “Pegang teguh dan amalkan Taurat yang Kami berikan kepadamu. Taati selalu yang terkandung di dalamnya supaya kamu bertakwa”.
64. Kalian justru berpaling! Andai bukan limpahan karunia serta kasih sayang Allah, niscaya kamu tergolong orang rugi.
65. Sungguh, kalian mengenal individu yang melanggar aturan Allah pada Sabat. Kami pun berfirman: “Jadilah kamu kera hina!”
[Sabat adalah hari tanpa aktivitas duniawi di kalangan Yahudi tiap Sabtu].
66. Kami menjadikannya begitu sebagai peringatan bagi manusia di era tersebut dan komunitas yang datang sesudahnya. Mereka menjadi pula pelajaran bagi insan bertakwa.
67. Simak saat Nabi Musa bersabda kepada kaumnya: “Allah menyuruh kamu menyembelih seekor sapi betina”. Mereka mengoceh: “Apakah kamu ingin menjadikan kami bahan ejekan”. Nabi Musa bersabda: “Saya berlindung kepada Allah! Jangan saya termasuk individu bebal!”
68. Mereka berujar: “Mohonlah kepada Tuhanmu agar Ia menerangkan kepada kami lembu betina macam apa”. Nabi Musa bersabda: “Allah berfirman bahwa sapi betina itu tak tua. Jangan juga yang perawan. Usianya pertengahan. Kini, lakukan yang diperintahkan!”
69. Mereka menukas: “Mohonlah kepada Tuhanmu supaya Ia menjelaskan kepada kami apa warnanya”. Nabi Musa bersabda: ”Allah berfirman bahwa lembu kuning. Kuning tua warnanya. Arkian, elok bagi orang yang melihatnya”.
70. Mereka bertanya lagi: “Mohonlah kepada Tuhanmu agar Ia menerangkan bagaimana hakikat sapi tersebut. Pasalnya, lembu itu masih samar bagi kami. Dengan kehendak Allah, kami pasti memperoleh tuntunan untuk mencari sapi tersebut”.
71. Nabi Musa bersabda: “Allah berfirman bahwa lembu itu belum pernah dipakai membajak tanah atau mengangkut air menyiram tanaman. Sehat serta tanpa belang”. Mereka berkata: “Sekarang baru kamu menjelaskan hakikat sapi tersebut yang sebenarnya”. Mereka lantas menyembelihnya. Hampir saja mereka tidak menunaikan perintah itu.
72. Kenanglah tatkala kamu membunuh seseorang. Kalian lalu saling menuding. Allah kemudian menyingkap apa yang kamu rahasiakan.
73. Kami berfirman: “Pukul mayat tersebut dengan sebagian anggota lembu yang kamu sembelih”. Begitulah Allah menghidupkan orang mati. Allah menyodorkan kepadamu tanda-tanda kekuasaan-Nya supaya kamu berpikir.
74. Setelah itu, hatimu justru mengeras ibarat batu. Bahkan, lebih keras lagi. Padahal, di antara batu-batu tersebut ada yang memancarkan sambil mengalirkan air sungai. Ada pula yang terbelah memancurkan mata air. Di samping itu, ada yang meluncur jatuh. Sebab, takut kepada Allah. Sungguh, Allah tak pernah lengah tentang apa yang kalian perbuat.
75. Apakah kamu (wahai Nabi Muhammad) masih mengharap (etnis Yahudi yang kepala batu) bakal yakin kepadamu. Pada intinya, sebagian dari mereka ada yang mendengar Kalam Allah (Taurat). Mereka lantas mengubah seraya memelintir maksudnya sesudah ia memahami. Padahal, mereka tahu (jika perbuatan tersebut salah).
76. Orang Yahudi kalau berjumpa umat Islam sesumbar: “Kami beriman!” Bila berada di lingkungannya, mereka berujar: “Apakah kamu menceritakan kepada kaum Mukmin yang dipaparkan Allah kepadamu dalam Taurat mengenai kedatangan Nabi Muhammad. Hingga, mereka dapat menyanggahmu dalam perdebatan di hadapan Tuhanmu. Tiadakah kalian mengerti?”
77. Apakah mereka mafhum bahwa Allah tahu segenap yang dirahasiakan dan dinyatakan.
78. Di antara orang Yahudi ada yang buta aksara serta tidak paham isi Taurat. Mereka cuma direcoki dongeng bohong rekaan rabi-rabi. Mereka malahan sekedar mengira-ngira.
79. Celaka sekali orang yang menulis Taurat dengan tangannya (sembari mengubah sesuai hasratnya). Ia lalu membual: “Ini dari Allah!” Mereka bermaksud memperoleh keuntungan dunia yang hanya sepele. Betapa malang nasibnya gara-gara apa yang ditulis oleh tangannya sendiri. Celakalah mereka atas laba yang diperolehnya (dengan memalsukan Taurat).
80. Mereka sesumbar: “Api Neraka tak menyentuh kami, kecuali beberapa hari saja!” Beritahu (wahai Nabi Muhammad): “Sudahkah kamu menerima janji Allah? Hingga, Allah tidak mengingkari janji-Nya. Kamu cuma mengatasnamakan Allah perihal sesuatu yang kamu tak tahu”.
81. (Masalahnya yaitu) siapa berbuat kejahatan! Kemudian dikungkung oleh dosanya. Mereka pasti penghuni Neraka! Mereka abadi di sana!
82. Insan saleh dan pelaku kebaikan. Mereka penghuni Surga. Mereka lestari di dalamnya!
83. Simak (wahai Nabi Muhammad) ketika Kami membuat komunike dengan keturunan Israil: “Jangan menyembah selain Allah. Berbuat baiklah kepada ibu bapakmu, famili, anak-anak yatim serta golongan miskin. Ucapkan kata-kata santun kepada manusia. Dirikan shalat dan tunaikan zakat”. Kalian justru memungkiri ikrar itu, kecuali sebagian kecil dari kamu. Kalian benar-benar doyan membangkang.
84. Ingat kala Kami membuat komunike dengan kamu. “Kalian tidak akan menumpahkan darah (di kalanganmu sendiri). Kamu tak mengusir (saudara sebangsa) dari kampung halamanmu”. Kamu lantas bersumpah mematuhinya. Kala itu, kamu sendiri menjadi saksi (demi mengakui kebenarannya).
85. Kalian (Yahudi) rupanya saling membunuh di komunitasmu sendiri. Lalu mengusir satu suku dari kampung halamannya. Kalian bahu-membahu dengan kelompok lain untuk menentang mereka. Kalian mengerjakan dosa serta penganiayaan. Padahal, jika mereka (yang kamu musuhi) datang kepadamu. Kemudian (yang kalian ajak bekerjasama) juga datang sebagai tawanan. Kamu pun menebusnya. Padahal, mengusir mereka terlarang bagimu. Apakah kalian percaya sebagian Taurat sambil mengingkari sebagian lainnya. Tiada ganjaran bagi yang berbuat demikian selain kenistaan hidup di dunia. Pada Hari Kiamat, mereka dibekap azab teramat berat. Allah tidak lalai tentang apa yang kamu perbuat!
86. Mereka tergolong manusia yang memprioritaskan kehidupan dunia dengan mengorbankan Akhirat. Tak bakal diringankan siksanya! Mereka tidak akan ditolong!
87. Kami telah mewahyukan Taurat kepada Nabi Musa. Kami susul sesudahnya dengan Rasul-rasul. Kami anugerahi Nabi Isa putera Maryam sejumlah mujizat. Kami pun kukuhkan ia dengan Ruhul-Qudus (Jibril). Apakah tiap datang kepadamu seorang Rasul membawa petunjuk yang tak sehati hasratmu, mendadak kalian angkuh menolaknya! Beberapa di antara Rasul kamu dustakan. Sedangkan yang lain kalian bunuh!
88. Yahudi berkoar: “Hati kami tertutup (menerima Islam)!” Tidak! Mereka sebetulnya dikutuk oleh Allah gara-gara kekafirannya. Alhasil, hanya sedikit di antara mereka yang beriman.
89. Tatkala datang kepada mereka al-Qur’an dari Allah. Kitab tersebut mengesahkan yang ada padanya (mengenai kedatangan seorang Nabi). Sebelumnya, mereka biasa berdoa memohon kedatangan Nabi itu guna memperoleh kemenangan atas orang kafir-musyrik. Setelah datang kebenaran (Nabi Muhammad berikut al-Qur’an). Mereka justru mendustakannya. Laknat Allah menyelubungi gerombolan kafir tersebut!
90. Alangkah nista perbuatannya! Mereka mementingkan kesenangan seraya menampik al-Qur’an yang diturunkan Allah. Mereka iri hati karena Allah memberikan karunia kenabian kepada siapa Ia berkenan di antara hamba-hamba-Nya. Mereka akhirnya kena murka bertalu-talu. Kelak, kawanan kafir dirajam azab yang hina!
[Yahudi jengkel karena Nabi Muhammad tidak berasal dari keturunan Nabi Ishak, leluhur Yahudi].
91. Kalau dikatakan kepada mereka: “Berimanlah kepada al-Qur’an yang diwahyukan Allah”. Mereka mengoceh: “Kami cuma beriman kepada Taurat”. Mereka memungkiri al-Qur’an yang diturunkan sesudah Taurat. Padahal, al-Qur’an merupakan Kitab yang hak. Membenarkan Taurat. Beritahu (wahai Nabi Muhammad): “Mengapa kamu membunuh Nabi-nabi Allah di masa silam bila memang kalian beriman (kepada Taurat)”.
92. Nabi Musa datang membawa bukti-bukti (mujizat). Kalian kiranya menjadikan patung anak sapi sebagai sesembahan (ketika Musa Alaihissalam beribadah 40 hari di Thur Sina). Kamu tiada lain pelaku kejahatan!
93. Kenanglah kala Kami mengambil sumpahmu (untuk mengamalkan Taurat). Kami angkat Thur Sina di atasmu sembari berfirman: “Pegang teguh dan amalkan Taurat yang Kami berikan. Dengar apa yang dititahkan”. Mereka menjawab: “Kami mendengarkan, tetapi, tak menaati!” Lantas diresapkan ke hatinya (kecintaan menyembah patung) anak lembu akibat kekafirannya. Beritahu (wahai Nabi Muhammad): “Terlalu buruk perbuatan yang disuruhkan oleh imanmu sekiranya benar kamu yakin (terhadap Taurat)”.
94. Tanyakan (wahai Nabi Muhammad kepada kaum Yahudi): “Jika negeri Akhirat (Surga) itu khusus untukmu di sisi Allah, bukan untuk orang lain. Kalau demikian, mintalah kematian bila kamu benar”.
95. Mereka selamanya tidak menginginkan kematian. Sebab, dosa-dosa yang diperbuat oleh tangan mereka sendiri. Allah Maha Tahu siapa yang zalim.
96. Kamu (wahai Nabi Muhammad) pasti bersua dengan manusia paling loba terhadap kehidupan dunia. Bahkan, lebih tamak ketimbang gerombolan musyrik. Mereka mendambakan hidup seribu tahun. Padahal, umur panjang tak bakal menggesernya dari siksa. Allah Maha Melihat apa yang mereka lakukan.
97. Wartakan (wahai Nabi Muhammad): “Siapa memusuhi Jibril yang membawa al-Qur’an ke dalam hatimu dengan izin Allah. Mengesahkan Kitab-kitab sebelumnya yang merupakan bimbingan maupun informasi gembira bagi insan saleh”.
98. Siapa memusuhi Allah (dengan menampik tuntunan-Nya). Memusuhi para Malaikat serta Rasul-rasul-Nya. Memusuhi Jibril bersama Mikail. Ingat, Allah menjadi lawan bagi kawanan kafir.
99. Kami wahyukan kepadamu (wahai Nabi Muhammad) ayat nan benderang (al-Qur’an). Tiada yang mengingkarinya kecuali pelaku fasik.
100. Tiap kali mengikat janji (dengan Allah), pasti segolongan dari mereka memungkirinya. Mayoritas malahan tidak beriman.
101. Saat datang kepada mereka seorang Rasul (Nabi Muhammad) dari Allah. Sang Rasul mengesahkan yang ada pada mereka. Sebagian orang yang diberi Taurat justru menghempaskan Kitab Allah ke belakang punggungnya. Mereka seolah tak mengerti kebenarannya.
102. Mereka menampik Kitab Allah sambil menuruti sihir setan di zaman pemerintahan Nabi Sulaiman. Mereka menuduh Nabi Sulaiman melakoni sihir. Nabi Sulaiman bukan tukang tenung yang mengakibatkan kekafiran. Gerombolan setan tersebut yang justru mempraktekkan sihir.
Setan merecoki sihir kepada manusia. Mereka pun mengajarkan apa yang diemban dua Malaikat di negeri Babil (Babylon). Harut bersama Marut tidak mengajarkan jampi-jampi kepada penduduk sebelum bernasehat: “Kami sekedar cobaan untuk menguji imanmu. Jangan menjadi kafir dengan mempelajarinya”.
Syahdan, ada yang belajar mantra dari kedua Malaikat itu. Jampi-jampi yang bisa menceraikan suami-istri. Pada esensinya, tukang tenung muskil membahayakan seorang pun kecuali dengan izin Allah. Mereka sebetulnya mempelajari sesuatu yang merugikan dirinya. Bahkan, tak mendatangkan manfaat.
Kaum Yahudi paham bahwa pelaku sihir tidak memperoleh keuntungan di Akhirat. Betapa tercela apa yang mereka pilih untuk dirinya dengan mempelajari sihir. Sekiranya saja mereka tahu!
103. Jika mereka beriman dan bertakwa (niscaya memperoleh pahala). Maklum, pahala di sisi Allah lebih baik kalau saja ia mengerti!
104. Hai insan saleh! (Tatkala bercakap-cakap kepada Nabi Muhammad) jangan merapal: “Raa’ina” (perhatikan keadaan kami). Tuturkan: “Unzhurna” (perhatikan keadaan kami). Lalu dengarkan ia. Bagi orang kafir ada siksa pedih.
[Orang Yahudi mencemooh Nabi Muhammad dengan memelesetkan kata raa’ina menjadi ru’inah yang bermakna “bodoh”].
105. Kawanan kafir dari Ahl al-Kitab (Yahudi serta Kristen) berikut gerombolan musyrik (penyembah berhala di Mekah). Mereka tak menghendaki kebaikan diturunkan Tuhan untuk kaum Muslim. Padahal, Allah berhak memutuskan siapa yang akan diberi rahmat (kenabian). Apalagi, Allah punya karunia berlimpah.
106. Tiap ayat yang Kami batalkan (mansukh) atau tangguhkan (hukumnya). Kami ganti yang lebih baik atau setara. Apakah kamu mafhum bahwa Allah Maha Kuasa atas semua hal?
107. Tiadakah kamu paham bahwa Allah Penguasa langit dan bumi. Tidak ada pelindung sekaligus penolong selain Allah!
108. Apakah kamu mau memohon kepada Rasulmu (Nabi Muhammad)
sebagaimana bani Israil meminta kepada Nabi Musa di era lampau? Siapa menukar iman dengan kekafiran. Ia tersesat dari jalan lempeng!
109. Mayoritas Ahl al-Kitab bernafsu menjadikan kalian kafir setelah beriman. Sebab, kedengkian dalam dirinya. Padahal, nyata sekali kebenaran (Nabi Muhammad) baginya. Maafkan serta biarkan mereka sampai Allah mendatangkan perintah-Nya. Allah Maha Kuasa atas seluruh ihwal.
110. Dirikan shalat dan tunaikan zakat. Apa saja kebaikan yang kamu upayakan bagi dirimu. Pahala di sisi Allah bakal kamu raih. Allah Maha Melihat yang kamu kerjakan.
111. Mereka (Yahudi bersama Kristen) berceloteh: “Tiada yang masuk Surga kecuali Yahudi serta Kristen!” Sebenarnya itu sekedar angan-angannya saja. Beritahu (wahai Nabi Muhammad): “Tunjukkan bukti-buktimu bila kamu berkata benar!”
112. Siapa berserah diri kepada Allah (dengan mematuhi perintah-Nya). Baik pula perbuatannya. Ia memperoleh pahala di sisi Tuhannya. Tak ada kekhawatiran terhadap mereka. Tiada juga duka-cita.
113. Kalangan Yahudi berkoar: “Orang Kristen tidak memiliki suatu pegangan (agama yang sah)”. Komunitas Kristen pun berceloteh: “Orang Yahudi tak punya suatu pegangan”. Padahal, mereka sama-sama membaca Kitab Suci masing-masing (Taurat dan Injil). Hal demikian terjadi pula dengan orang musyrik dari warga Jahiliah Mekah yang tidak berpengetahuan. Mereka ikut sesumbar persis Yahudi serta Kristen. Allah kelak mengadilinya di Hari Kiamat perihal apa yang dipertentangkan.
114. Siapa lebih zalim dibandingkan orang yang melarang penggunaan masjid untuk shalat. Melarang menyebut nama Allah di dalamnya. Mereka malahan bertekad merobohkan masjid-masjid. Manusia semacam itu tak sepantasnya masuk ke masjid kecuali dengan takzim dan takut kepada Allah. Akibat perilakunya, maka, di dunia mereka diselubungi kenistaan. Di Akhirat ditimpa azab berat.
115. Allah Pemilik Timur serta Barat. Ke mana pun kalian mengarahkan diri (ke kiblat menghadap Allah). Di situlah arah yang diridai Allah. Sungguh, Allah Maha Luas (kasih sayang-Nya) lagi Maha Tahu.
116. Kalangan kafir berkoar: “Allah punya anak”. Maha Suci Allah (dari tudingan demikian)! Ia Pemilik segala yang di langit dan di bumi. Semua tunduk di bawah kuasa-Nya.
117. Allah Pencipta langit serta bumi. Jika Tuhan berniat menciptakan sesuatu, Allah hanya berfirman: “Jadilah”. Kemudian terwujud yang dititahkan.
118. Orang musyrik yang bebal menggerutu: “Mengapa Allah tidak berkomunikasi dengan kami (tentang kebenaran Nabi Muhammad). Mengapa tak muncul tanda-tanda kekuasaan-Nya (mujizat) kepada kami”. Ucapan demikian juga telah didengungkan kelompok kafir sebelumnya. Hati mereka serupa. Kami sudah menerangkan tanda-tanda kekuasaan Kami kepada komunitas yang ingin percaya.
119. Kami mengutusmu (wahai Nabi Muhammad) dengan kebenaran. Sebagai pembawa informasi gembira (kepada insan saleh) maupun pemberi peringatan (untuk orang kafir). Setelah mendakwahkan yang dititahkan. Kamu tidak diminta pertanggungjawaban mengenai penghuni Neraka.
120. Orang Yahudi dan Kristen tak senang kepadamu sebelum kalian turut agamanya. Katakan: “Tuntunan Allah berupa Islam yang benar!” Kalau kamu (wahai Nabi Muhammad) mengikuti hawa nafsu mereka sesudah datang pengetahuan (wahyu) kepadamu, niscaya Allah tidak lagi menjadi pelindung serta penolongmu!
121. Orang yang Kami beri Kitab Suci. Lantas membacanya secara tepat (tanpa memutar isinya). Mereka pasti mengimaninya. Siapa berpaling dari Kitab Suci tersebut. Ia rugi!
122. Hai keturunan Israil! Ingat nikmat-Ku yang telah Aku limpahkan kepadamu. Aku mengutamakan leluhur kalian (dengan pelbagai anugerah) atas umat lain di masanya.
[Israil bermakna hamba Allah merupakan gelar Nabi Yaqub].
123. Pelihara dirimu dari huru-hara Kiamat. Ketika itu, manusia tak kuasa menebus dosa orang lain, kendati sedikit! Tidak diterima tebusan! Tak berfaedah baginya bantuan. Tidak pula mereka ditolong!
124. Simak kala Nabi Ibrahim diuji Tuhannya untuk menuntaskan beberapa perintah. Ia segera menunaikannya. Allah berfirman: “Aku melantikmu sebagai pemimpin dan teladan bagi manusia”. Nabi Ibrahim bersabda: “Saya mohon juga keturunanku”. Allah berfirman: “Permohonanmu dikabulkan, namun, janji-Ku ini tak berlaku bagi orang zalim”.
125. Kenang saat Kami menjadikan Baitullah sebagai wilayah berkumpul (jemaah haji). Distrik tersebut aman. Jadikan wahana berdiri (maqam) Nabi Ibrahim sebagai area shalat. Kami bertitah kepada Nabi Ibrahim serta Nabi Ismail: “Sucikan rumah-Ku (Masjid al-Haram) untuk orang yang thawaf, i’tikaf, ruku dan sujud”.
[Maqam adalah batu tempat berpijak Ibrahim Alaihissalam ketika membangun Kabah. Batu dari Surga itu bergerak vertikal dan horizontal sesuai cara kerja Nabi Ibrahim.
Thawaf ialah berkeliling Kabah sebanyak tujuh kali.
I’tikaf yakni berdiam di masjid merenungkan keagungan Allah].
126. Simak tatkala Nabi Ibrahim berdoa: “Ya Tuhanku, jadikan kota Mekkah ini aman sentosa. Berikan rezeki berupa buah-buahan kepada penduduk yang beriman kepada Allah serta Hari Akhir”. Allah berfirman: “Aku biarkan pula yang kafir menikmati rezeki itu (di dunia). Lalu Aku halau ia ke Neraka. Tempat tersebut seburuk-buruk tujuan kembali”.
127. Kenang ketika Nabi Ibrahim bersama Nabi Ismail memugar fondasi Baitullah. Doa ia panjatkan: “Tuhan kami, terimalah amal kami. Engkau Maha Mendengar. Maha Tahu”.
128. “Tuhan kami, jadikan kami berdua individu Muslim (taat dan berserah diri) kepada-Mu. Jadikan anak-cucu kami umat Islam yang patuh kepada Engkau. Tunjukkan kepada kami cara serta tempat ibadah haji. Terimalah taubat kami. Engkau Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang”.
129. “Tuhan kami, utus di kalangan mereka seorang Rasul yang akan membacakan ayat-ayat-Mu. Kemudian mengajarkan Kitab (al-Qur’an) dan al-Hikmah (as-Sunnah). Lantas menyucikan jiwa mereka. Sungguh, Engkau Maha Perkasa. Maha Bijaksana”.
130. Tiada yang membenci agama Nabi Ibrahim selain yang memperbodoh diri sendiri. Sungguh, Kami memilihnya di dunia. Di Akhirat kelak, ia termasuk insan saleh (yang tinggi derajatnya).
131. Kala Allah berfirman kepadanya: “Tunduklah kepada-Ku!” Nabi Ibrahim menjawab: “Aku taat kepada Tuhan semesta alam”.
132. Nabi Ibrahim mewasiatkan prinsip ajaran itu kepada anak-anaknya. Demikian juga Nabi Ya’kub. Ia bersabda: “Hai putera-puteraku! Allah memilih agama ini bagimu. Jangan mati kecuali dalam keadaan Muslim”.
133. Apakah kamu hadir saat Nabi Ya’kub menjelang sakratul-maut. Tatkala itu, ia bersabda kepada anak-anaknya: “Apa yang kamu sembah sepeninggalku?” Mereka menjawab: “Kami mengabdi kepada Tuhanmu serta Tuhan sang leluhur Nabi Ibrahim, Nabi Ismail dan Nabi Ishak. Kami menyembah Tuhan yang Maha Esa. Kami Muslim!”
134. Mereka umat yang sudah lewat tapak historisnya. Pada dirinya ada ganjaran terhadap apa yang diusahakan. Bagimu pun ada balasan atas apa yang kalian upayakan. Kamu tidak bakal diminta tanggung-jawab perihal apa yang mereka lakukan.
135. Yahudi serta Kristen berceloteh: “Kamu seyogianya menjadi penganut agama Yahudi atau Kristen. Soalnya, kamu pasti memperoleh petunjuk”. Jawab (wahai Nabi Muhammad): “Tidak! Kami menuruti agama Nabi Ibrahim secara benar. Ia bukan musyrik! Tiada pula ia mempersekutukan Allah!”
136. Katakan (hai insan Mukmin): “Kami beriman kepada Allah! Beriman kepada al-Qur’an yang diturunkan kepada kami. Lalu meyakini apa yang diwahyukan kepada Nabi Ibrahim, Nabi Ismail, Nabi Ishak, Nabi Ya’kub dan anak-cucunya. Kami percaya dengan Kitab yang diberikan kepada Nabi Musa serta Nabi Isa. Kami pun yakin terhadap apa yang diberikan kepada para Nabi dari Allah. Kami tak membedakan seorang pun di antara mereka. Kami Muslim!”
137. Bila mereka beriman sebagaimana kamu. Mereka pasti memperoleh bimbingan. Jika berpaling, bermakna mereka cuma menimbulkan permusuhan dengan kamu. Allah akan menjaga kamu (wahai Nabi Muhammad) dari mereka. Allah Maha Mendengar. Maha Tahu.
138. Islam merupakan celupan Allah yang mewarnai aspek kehidupan. Siapa lebih baik agamanya ketimbang milik Allah? Kepada Allah saja kami beribadah.
[Shibghah berarti celupan. Sebuah kain yang dimasukkan dalam celupan akan sewarna dengan celupan. Islam adalah celupan Allah. Orang yang masuk Islam punya kecenderungan untuk taat dan berserah diri kepada Allah].
139. Katakan (wahai Nabi Muhammad): “Apakah kalian sebagai Yahudi dan Kristen hendak membantah kami tentang Allah. Ia Tuhan kami serta Tuhanmu. Perbuatan kami menjadi tanggung-jawab kami! Tingkah-lakumu pun wewenang kamu sendiri! Kepada Allah semata kami mengikhlaskan hati”.
140. Kalian (Yahudi dan Kristen) membual bahwa Nabi Ibrahim, Nabi Ismail, Nabi Ishak, Nabi Ya’kub serta anak-cucunya merupakan penganut Yahudi atau Kristen. Beritahu (wahai Nabi Muhammad): “Apakah kalian lebih paham atau Allah! Siapa lebih zalim dibandingkan orang yang menyembunyikan kesaksian dari Tuhan (bahwa Nabi Ibrahim bersama anak-cucunya bukan Yahudi dan Kristen). Allah tidak pernah lengah terhadap kelakuanmu”.
[Nabi Ibrahim diperkirakan lahir pada tarikh 1997 sebelum Masehi.
Nabi Musa penerima Taurat ditaksir lahir tahun 1527 sebelum Masehi.
Nabi Isa al-Masih penerima Injil diperkirakan lahir pada tarikh 29 Masehi.
Jarak waktu antara Nabi Ibrahim dengan Nabi Musa mencapai 470 tahun. Sementara Nabi Ibrahim dengan Nabi Isa dipisahkan waktu selama 2026 tahun].
141. Mereka merupakan satu umat yang telah lewat sejarahnya. Ada ganjaran terhadap apa yang ia usahakan. Sementara bagi kamu juga ada balasan dari upayamu. Kamu tak diminta tanggung-jawab mengenai apa yang mereka kerjakan.
142. Manusia picik akal berkoar: “Apa yang memalingkan kaum Muslim dari kiblatnya (Baitul Maqdis)”. Jawab (wahai Nabi Muhammad): “Timur serta Barat kepunyaan Allah. Tuhan menuntun siapa yang Ia inginkan ke jalan lurus”.
143. Kami menjadikan kamu (penganut Islam) sebagai umat pertengahan, adil dan moderat. Hatta, kamu layak memberi penjelasan kepada manusia (perihal baik-buruk). Sang Rasul (Nabi Muhammad) pun menjadi saksi atas kebenaran perilakumu.
Allah menetapkan kiblatmu (Ka’bah) yang sekarang agar Kami tahu siapa pengikut Rasul atau pembelot. Pemindahan kiblat tersebut terasa berat, kecuali bagi orang yang dibimbing Allah. Tuhan tidak menyia-nyiakan imanmu. Allah memiliki limpahan kasih sayang kepada insan saleh.
[Umat Pertengahan menjabarkan bahwa Islam adalah agama terakhir di dunia. Sementara di Akhirat, kaum Muslim menjadi golongan pertama yang masuk Surga].
144. Kami sering menatapmu (wahai Nabi Muhammad). Kamu menengadah ke langit. Kini Kami memalingkanmu ke kiblat yang kamu suka. Hadapkan wajahmu ke Masjid al-Haram! Di mana saja kamu berada, menghadaplah ke arahnya. Yahudi serta Kristen yang diberi Kitab (Taurat dan Injil) mafhum kalau beralih ke Masjid al-Haram merupakan rekomendasi sah dari Tuhan. Allah tak lalai tentang apa yang mereka lakukan.
145. Bila kamu (wahai Nabi Muhammad) mengemukakan kepada orang Yahudi serta Kristen yang diberi Kitab (Taurat dan Injil) mengenai bukti hakiki berkiblat ke Ka’bah. Mereka tidak bakal mengikuti kiblatmu. Kamu pun tak akan menuruti kiblatnya. Sebagian dari mereka tidak bakal mengikuti kiblat sebagian yang lain. Jika kamu menuruti hawa nafsu mereka sesudah datang risalah (wahyu) kepadamu. Kamu pasti tergolong kaum zalim.
146. Yahudi serta Kristen yang Kami beri Kitab (Taurat dan Injil). Mereka mengenal Nabi Muhammad. Mereka mengetahuinya laksana mengenal anak-anaknya sendiri. Sebagian di antaranya menyembunyikan kebenaran itu. Padahal, mereka mengerti (perbuatan tersebut salah)!
147. Kebenaran (yang disembunyikan Yahudi serta Kristen) itu dari Tuhanmu! Jangan sekali-kali kamu termasuk orang ragu!
148. Tiap umat punya kiblat untuk menghadap. Berlomba-lombalah berbuat kebaikan. Di mana saja kalian berada pasti Allah akan mengumpulkanmu di Hari Kiamat. Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.
149. Lewat mana pun kamu (wahai Nabi Muhammad) keluar untuk shalat. Hadapkan raut mukamu ke Masjid al-Haram. Legitimasi/ketetapan tersebut sah dari Tuhanmu! Allah tiada sekali pun lengah perihal apa yang kamu kerjakan.
150. Dari mana saja kamu (wahai Nabi Muhammad) keluar untuk shalat. Hadapkan wajahmu ke Masjid al-Haram. Di mana pun kamu berada. Arahkan roman mukamu ke sana. Arkian, tak ada argumentasi yang menentangmu selain cecunguk durjana. Jangan gentar terhadap mereka! Takutlah kepada-Ku! Hingga, Aku sempurnakan nikmat-Ku untukmu. Kamu pun memperoleh hidayah.
151. (Nikmat berkiblat ke Ka’bah) setara anugerah Kami dengan mengutus seorang Rasul di tengah kalian (yakni Nabi Muhammad). Ia membacakan ayat-ayat Kami kepadamu. Kemudian menyucikanmu (dari syirik dan maksiat). Ia pun mengajarkan Kitab (al-Qur’an) serta al-Hikmah (as-Sunnah). Lantas mengajarkan yang kalian belum paham.
152. Dengan demikian, ingat Aku (sembari mematuhi hukum dari sisi-Ku). Aku pun bakal mengingatmu dengan melimpahkan kebaikan! Bersyukurlah kepada-Ku. Jangan mengingkari nikmat-Ku!
153. Hai insan saleh! Mohonlah bantuan dengan kesabaran dan shalat. Sebab, Allah menolong orang sabar.
154. Jangan berkata bahwa orang yang gugur di jalan Allah itu mati! Tidak! Mereka sesungguhnya hidup (secara istimewa)! Kamu saja yang tak menyadari.
155. Kami pasti mengujimu terus berupa ketakutan (terhadap musuh) serta kelaparan. Lalu kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Meski demikian, sebarkan informasi gembira kepada orang sabar.
156. Individu sabar ialah manusia yang kalau ditimpa musibah bergegas mengucap: “Kami milik Allah! Kepada Allah jua Kami kembali”.
157. Orang sabar bertabur berkah serta kasih sayang dari Allah. Mereka meraih hidayah!
158. Shafa dan Marwa merupakan sebagian lambang agama Allah. Siapa berhaji ke Baitullah atau umrah. Ia tidak berdosa melakukan sai (berjalan bolak-balik) di antara kedua bukit tersebut. Siapa mengerjakan kebajikan secara tulus. Allah memberinya pahala. Allah Maha Tahu.
159. Manusia yang menyembunyikan keterangan Kami. Menyembunyikan tuntunan Kami. Padahal, telah dijelaskan kepadanya dalam Kitab Suci. Mereka pasti dikutuk oleh Allah! Dilaknat pula oleh sekalian makhluk!
160. Tak dikutuk yang bertaubat, introspeksi diri sambil menerangkan kebenaran. Aku menerima taubatnya. Aku Maha Penerima Taubat. Maha Penyayang.
161. Orang kafir yang mati dalam kemungkirannya. Ia pasti kena laknat Allah, Malaikat serta segenap manusia.
162. Mereka kekal dikutuk! Tidak diringankan siksanya. Tak juga diberi secuil peluang!
[Di Neraka, orang kafir nonstop disiksa. Tidak ada waktu istirahat atau kesempatan membela diri].
163. Tuhanmu! Tuhan Maha Esa! Tiada yang berhak disembah kecuali Allah. Ia Pemilik Kasih Sayang sekaligus Maha Pemurah.
164. Pada penciptaan langit dan bumi. Pergantian malam dengan siang. Pada bahtera yang berlayar di laut seraya memuat barang bermanfaat bagi manusia. Kemudian hujan yang diturunkan Allah dari langit. Tuhan menghidupkan bumi dengan air sesudah kering-kerontang. Ia membiakkan di bumi semua jenis binatang. Lantas terjadi perkisaran angin serta awan yang dikendalikan langit dengan bumi. Seluruh mekanisme itu mengandung kode-kode kekuasaan Allah bagi komunitas berpikir.
165. Ada manusia menyembah Allah. Ada pula pengabdi sesembahan lain. Mereka mencintainya sebagaimana mencintai Allah. Mereka yang saleh. Cintanya lebih besar lagi kepada Allah. Andai golongan syirik tersebut melihat dirinya menjalani siksa. Ia baru sadar bila segala kekuatan hanya kepunyaan Tuhan. Allah sangat keras azab-Nya (sampai mereka menyesal).
166. Ketika berandal/orang yang menjadi panutan berlepas diri dari begundal yang mengikutinya. Kedua pihak lalu menyaksikan kengerian siksa. Kala itu, segenap hubungan di antara mereka terputus!
167. Pecundang yang membebek berujar: “Sekiranya memperoleh kesempatan sekali lagi ke dunia. Kami pasti tidak menurutinya sebagaimana mereka berlepas diri dari kami”. Begitulah Allah mempertontonkan tingkah-polah mereka. Penyesalan menggelegak dalam dirinya. Mereka mustahil keluar dari Neraka!
168. Hai manusia, makanlah yang halal lagi baik yang ada di bumi. Jangan mengikuti jejak-langkah setan. Sebab, mereka musuh hakiki bagimu.
169. Setan cuma menggiringmu berbuat jahat dan keji. Ia membisikkan ihwal yang tak kamu paham tentang Allah.
170. Jika diutarakan kepada mereka: “Turutlah apa yang diwahyukan Allah”. Mereka menjawab: “Tidak! Kami hanya mengikuti yang dilakukan oleh nenek moyang kami”. Apakah mereka juga akan turut kendati leluhurnya tak mengerti perkara agama? Tiada pula hidayah Allah bagi nenek moyangnya?
171. Amsal manusia yang menyeru komplotan kafir kepada kebenaran. Ia bak penggembala. Ia berteriak memanggil hewan. Panggilan tersebut terdengar bagai pekik minus arti. Mereka tuli, bisu serta buta. Tiada sanggup mendayagunakan rasio.
172. Hai insan saleh, santaplah makanan baik (halal) yang Kami anugerahkan kepadamu. Bersyukurlah kepada Allah. Kalau Ia benar-benar kalian sembah.
173. Allah mengharamkan bagimu bangkai, darah dan daging babi. Diharamkan juga binatang yang disembelih tanpa menyebut nama Allah. Siapa darurat, tidak sengaja serta tak melampaui batas memakannya. Tiada dosa baginya. Allah Maha Pengampun. Maha Penyayang.
174. Manusia yang menyembunyikan keterangan Allah dalam Kitab Suci. Kemudian menjualnya demi laba dunia yang sedikit. Mereka sebetulnya mengisi perutnya dengan api. Allah tidak menyapanya di Hari Kiamat. Tak pula disucikan. Azab pedih pasti menunggunya!
175. Mereka membeli kesesatan sembari menampik petunjuk (agama Allah). Mereka membeli siksa Neraka dengan menjauhi ampunan Allah. Alangkah berani mereka menantang api Neraka!
176. Allah menurunkan Taurat dan Injil. Di dalamnya termuat kebenaran. Mereka rupanya saling bertolak belakang. Orang yang bergolak mengenai kebenaran Kitab itu berada dalam penyimpangan yang jauh dari hidayah Allah.
177. Kebajikan bukan semata-mata menghadapkan wajahmu ke Timur atau Barat. Kebajikan adalah beriman kepada Allah, Hari Kiamat, Malaikat-malaikat, Kitab-kitab Suci serta para Nabi. Lantas menyumbangkan harta yang dicintai kepada kerabat, anak yatim, orang fakir, musafir dan pengemis. Lalu memerdekakan budak, mendirikan shalat serta menunaikan zakat. Kemudian menepati janji bila berjanji. Lantas bersabar dalam kesempitan, sakit dan perang jihad. Mereka itu yang betul imannya! Mereka kaum bertakwa!
178. Hai insan saleh, diwajibkan kepada kalian qishaash (balasan setimpal) berkenaan dengan pembunuhan. Manusia merdeka gantinya orang merdeka. Hamba sahaya dengan budak. Lalu wanita ditukar perempuan. Pembunuh yang dimaafkan saudaranya (pihak terbunuh) seyogianya saling menempuh cara baik. Pembunuh harus membayar diat (tebusan ganti nyawa) dengan cara baik. Faktor tersebut merupakan keringanan serta kasih sayang dari Tuhanmu. Siapa melanggar aturan (dengan balas dendam) setelah kesepakatan. Azab pedih tersiap untuknya!
179. Dalam qishaash ada jaminan keselamatan bagimu, hai manusia berakal! Struktur itu supaya kalian bertakwa kepada Allah.
180. Wajib bagi orang yang menjelang ajal di antara kalian. Jika meninggalkan warisan. Ia mesti berwasiat untuk kedua orangtua dan keluarganya secara baik. Selaras rekomendasi agama. Ini merupakan kewajiban terhadap insan takwa.
181. Siapa mengubah wasiat tersebut sesudah ia mendengarnya. Dosanya dipikul oleh si pengubah. Allah Maha Mendengar lagi Maha Tahu.
182. Kalau ada yang cemas terhadap si pemberi wasiat berlaku berat sebelah atau salah (dalam wasiatnya). Ia kemudian mendamaikan (para pewaris menurut aturan agama). Tiada ia berdosa. Allah Maha Pengampun. Maha Penyayang.
183. Hai insan saleh! Diwajibkan kepadamu berpuasa. Aspek serupa telah diwajibkan terhadap umat sebelum kamu. Semoga kalian bertakwa.
184. Puasa yang diwajibkan berlangsung dalam beberapa hari tertentu. Siapa di antara kalian sakit atau dalam perjalanan. Ia wajib menggantinya di waktu lain sebanyak bilangan hari yang ditinggalkan. Mereka yang berat berpuasa. Wajib membayar fidyah berupa memberi makan seorang miskin. Siapa dengan kerelaan hati menyerahkan fidyah, bermakna kebajikan buatnya. Berpuasa lebih baik bagimu (ketimbang membayar fidyah). Andai kamu tahu!
185. Ramadan merupakan bulan saat al-Qur’an diwahyukan sebagai pembimbing bagi manusia. Mengandung penjelasan perihal tuntunan. Memuat pembeda antara yang hak dengan batil. Siapa di antara kalian menyaksikan awal Ramadan. Ia wajib berpuasa. Siapa sakit atau musafir. Ia wajib menggantinya sebanyak hari yang ditangguhkan di waktu lain. Ketetapan ini menjabarkan bila Allah menghendaki kemudahan untukmu. Bukan kesukaran! Alhasil, kamu seyogianya mencukupkan bilangan puasa. Agungkan Allah berkat petunjuk-Nya yang dicurahkan kepadamu. Semoga kalian bersyukur.
186. Jika hamba-hamba-Ku bertanya tentang Diriku kepadamu (wahai Nabi Muhammad). Jawab bahwa Aku dekat! Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa kepada-Ku. Permintaan itu harus diikuti tekad untuk mematuhi seruan-Ku. Mereka pun beriman kepada-Ku. Hatta, senantiasa berada dalam kebenaran.
187. Kamu dihalalkan bercampur dengan istri-istrimu pada malam puasa. Mereka merupakan pakaian bagimu. Kamu pun busana untuknya. Allah tahu bahwa kamu tidak dapat menahan nafsu. Arkian, Allah mengampuni serta memaafkanmu. Sekarang, bercampurlah dengannya.
Berusahalah berdasarkan rekomendasi Allah. Makan dan minumlah sampai terang bagimu benang putih (terang) serta benang hitam (gelap) di waktu fajar. Sempurnakan puasa sampai malam tiba (Maghrib). Jangan bercampur dengan istri-istrimu kalau i’tikaf di masjid. Ini larangan Allah! Jangan menghampiri mereka! Begitulah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada manusia agar bertakwa.
[Benang putih dan benang hitam adalah siang dan malam. Di ufuk timur di waktu subuh, kedua benang itu terpisah sebagai tanda bagi masing-masing aturan].
188. Jangan memakan atau merebut harta orang lain dengan cara batil. Jangan membawa urusan harta tersebut kepada hakim sambil menyogoknya. Kamu memakan atau merebut sebagian harta orang lain dengan modus operandi kotor. Kamu pasti mengerti mengenai persoalan itu!
189. Mereka bertanya kepadamu (wahai Nabi Muhammad) tentang bulan sabit. Jawab: “Bulan sabit merupakan tanda waktu bagi manusia dan ibadah haji. Sungguh, bukan kebajikan memasuki rumah-rumah dari belakang (tatkala ihram). Kebajikan yaitu ketakwaan. Masuklah ke rumah-rumah tersebut lewat pintu-pintunya. Bertakwalah kepada Allah supaya kamu berjaya.
[Sebelum Islam datang, jemaah haji kafir punya tradisi memasuki rumah dari arah belakang atau atap].
190. Berperanglah di jalan Allah terhadap orang yang memerangimu. Jangan ceroboh dengan melampaui batas. Allah tak suka orang yang melampaui batas.
191. Bunuh musuhmu di mana saja kamu bertemu. Usir dari Mekkah karena mereka sudah mengusirmu dari sana. Ingat! Fitnah lebih besar bahayanya dibandingkan pembunuhan. Jangan kamu memeranginya di Masjid al-Haram, kecuali mereka memerangimu di situ. Bila itu terjadi. Bunuh semua! Hal itu merupakan ganjaran bagi kawanan kafir.
[Fitnah di sini berkaitan dengan konteks perang, yaitu kekacauan. Bukan menodai harga diri, pembunuhan karakter atau pencemaran nama].
192. Jika mereka berhenti memerangimu. Hentikan juga aksimu. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
193. Perangi mereka sampai tidak ada lagi fitnah (syirik)! Hingga, ketaatan cuma kepada Allah. Kalau mereka berhenti memusuhimu. Tiada lagi permusuhan kecuali terhadap pelaku durjana.
194. Menodai bulan Haram mutlak dibalas. Dalam masalah yang patut dihormati, berlaku hukum balas yang setimpal (qishaash). Siapa menyerang kamu. Balas serangannya! Serangan itu mesti setara dengan aksinya. Tunduklah kepada Allah. Camkan! Allah bersama manusia takwa.
195. Dermakan hartamu di jalan Allah. Jangan menjerumuskan diri ke dalam kebinasaan dengan berlaku kikir. Bertingkahlah nan elok. Allah cinta pribadi yang berbuat bajik.
196. Tunaikan ibadah haji serta umrah karena Allah. Bila kalian terganjal rintangan (musuh atau sakit). Sembelih kurban (dam) yang gampang diperoleh. Jangan mencukur rambutmu (tahallul) sebelum kurban sampai di tempat penyembelihannya.
Jika ada di antara kamu sakit atau ada penyakit di kepalanya lantas bercukur. Ia dikenakan fidyah. Kewajiban tersebut yakni berpuasa, bersedekah atau berkurban. Kalau kalian dalam keadaan aman. Lalu mau mengerjakan haji tamattu. Wajib ia menyembelih kurban yang mudah diperoleh. Bila ia tak berkurban. Ia wajib berpuasa tiga hari selama periode haji. Kemudian ditambah tujuh hari setelah pulang. Seluruhnya sepuluh hari. Hukum ini berlaku bagi orang yang tidak menetap di sekitar Masjid al-Haram (tinggal di Mekkah). Bertakwalah kepada Allah. Ingat! Allah teramat keras pembalasan-Nya terhadap pelanggar aturan!
[Tamattu ialah ibadah haji yang diawali umrah selama bulan haji].
197. Ibadah haji dilakukan pada bulan-bulan yang dipermaklumkan. Siapa menetapkan niatnya berhaji. Ia tak boleh rafats (intim dengan istri atau berucap cabul). Tidak boleh berbuat jahat dan bertengkar selama periode haji. Jika kamu mengerjakan kebaikan, Allah pasti tahu! Bawalah bekal. Sebaik-baik bekal ialah ketakwaan. Takutlah kepada-Ku, hai manusia yang mendayagunakan akal!
198. Tiada dosa bagi kalian untuk mencari rezeki dari Tuhanmu dengan berniaga atau lainnya. Kalau kamu tinggalkan padang Arafah (menuju Muzdalifah). Alunkan zikir (doa serta talbiah) kepada Allah di Masy’ar al-Haram (bukit Quzah di Muzdalifah). Panjatkan puja-puji kepada Allah yang sudah memberimu bimbingan. Sungguh, kamu sebelumnya dari kelompok manusia yang salah ibadah.
[Talbiah adalah senandung doa haji].
199. Tinggalkan Arafah. Berangkatlah secara berduyun-duyun dari sana. Mohonlah ampun kepada Tuhan. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
200. Bila telah rampung ibadah hajimu. Panjatkan puja-puji kepada Allah sebagaimana kamu membanggakan nenek moyangmu. Berzikirlah lebih banyak. Di antara manusia ada yang berdoa: “Tuhan kami, berilah kebaikan di dunia”. Mereka meniadakan memperoleh kesenangan hidup di Akhirat.
201. Bergema doa lain: “Tuhan kami, berilah kebaikan di dunia dan Akhirat. Lindungi kami dari azab Neraka!”
202. Mereka bakal menerima bagian yang baik dari upayanya. Allah sangat cepat membuat perhitungan.
203. Panjatkan pujian kepada Allah dengan takbir di hari yang direkomendasikan bilangannya. Siapa berhasrat meninggalkan Mina sesudah dua hari. Ia tak salah. Siapa masih ingin menetap, tidak pula ia menanggung dosa berkat ketakwaannya. Bertakwalah kepada Allah. Camkan! Kelak kalian dihimpun kembali kepada-Nya.
204. Di antara manusia ada yang tutur katanya mengenai kehidupan dunia menakjubkan hatimu. Ia berikrar bahwa Allah menjadi saksi kebenaran isi hatinya. Padahal, ia tiada lain pembangkang paling keras permusuhannya kepada kamu.
205. Jika ia berpaling dari kalian. Ia menebar bencana di muka bumi. Ia merusak tanam-tanaman serta ternak. Ingat, Allah tak suka perusakan!
206. Kalau diutarakan kepada mereka: “Bertakwalah kepada Allah”. Spontan kecongkakannya membuncah sampai ia terpicu berbuat dosa (lebih banyak lagi). Sepadan baginya Neraka Jahanam! Sungguh, Neraka Jahanam itu tempat tinggal paling buruk!
207. Di antara manusia ada yang mengorbankan diri karena mencari keridaan Tuhan. Allah Maha Penyantun kepada para hamba-Nya.
208. Hai insan saleh, masuklah Islam secara paripurna. Jangan menuruti jejak-langkah setan. Sungguh, setan musuh hakiki bagimu.
209. Bila kamu menyimpang dari risalah Allah setelah datang bukti-bukti kebenaran. Camkan, Allah Maha Perkasa. Maha Bijaksana.
210. Tiada yang dinanti orang kafir di Hari Kiamat kecuali kedatangan Allah bersama para Malaikat dalam naungan awan-gemawan. (Padahal, itu muskil terjadi). Masalah lantas diputuskan (berupa siksa yang membekap mereka). Kepada Allah dikembalikan segala urusan.
211. Tanyakan kepada bani Israil: “Berapa banyak bukti-bukti kebenaran nan benderang yang Kami sodorkan kepadanya. (Mereka ternyata masih ingkar)”. Siapa menukar nikmat Allah dengan kekafiran sesudah nikmat tersebut sampai kepadanya. Waspadalah! Azab Allah teramat keras.
212. Kehidupan dunia dijadikan elok dalam bayangan gerombolan kafir. Mereka pun meremehkan insan saleh. Padahal, orang bertakwa itu lebih mulia ketimbang mereka di Hari Kiamat. Allah melimpahkan rezeki tanpa batas kepada siapa Ia berkenan.
213. Pada awalnya, manusia satu umat (dalam agama Allah). Setelah meruyak kesimpang-siuran. Allah mengutus para Nabi sebagai pembawa kabar gembira dan peringatan. Allah menurunkan bersama para Nabi tersebut Kitab-kitab Suci yang mengandung kebenaran. Parameter itu untuk memberi keputusan di antara manusia perihal perkara yang didebatkan. Tidak ada yang melakukan persengketaan kecuali orang yang sudah diberi Kitab-kitab Suci berupa keterangan-keterangan absah. Pertengkaran terjadi lantaran iri hati yang satu kepada yang lain. Allah menuntun dengan karunia-Nya insan saleh ke arah kebenaran tentang persoalan yang menjadi kemelut. Allah selalu memberi hidayah kepada siapa Ia berkenan agar menuju ke jalan lurus.
214. Apakah dirimu mengira bisa masuk Surga. Padahal, belum kamu rasakan cobaan sebagaimana orang terdahulu. Mereka ditimpa kemelaratan serta penyakit. Hatinya begitu terguncang oleh beragam derita. Bersabda sang Rasul bersama insan saleh: “Kapan tiba bantuan Allah?” Ingat! Pertolongan Allah sangat dekat (asal kamu sabar dan patuh kepada Allah).
215. Mereka bertanya kepadamu (wahai Nabi Muhammad) mengenai apa serta siapa yang harus diberi nafkah. Jawab: “Apa saja harta halal selayaknya disumbangkan kepada ibu-bapak, famili, anak yatim, orang miskin dan musafir”. Apa saja kebajikan yang kamu buat, niscaya Allah paham (seraya membalas sebaik-baiknya).
216. Kamu diwajibkan berperang, biarpun kamu benci. Boleh jadi kamu membenci sesuatu. Padahal, baik bagimu. Barangkali juga kamu menyukai sesuatu. Padahal, buruk bagimu. Allah mengerti segenap hal! Kamu tidak!
217. Mereka bertanya perihal hukum berperang di bulan Haram. Jawab (wahai Nabi Muhammad): “Berperang dalam bulan tersebut tergolong dosa besar. Lebih besar lagi dosanya jika menghalangi umat Islam dari jalan Allah. Mereka memungkiri Allah. Merintangi orang masuk ke Masjid al-Haram. Mengusir penduduk Mekkah dari daerahnya. Menebar fitnah lebih besar dosanya dibandingkan membunuh (dalam perang di bulan Haram). Komplotan kafir tiada jeda memerangimu. Mereka memerangi Islam sekuat tenaga sampai kamu murtad. Siapa murtad lalu mati. Sia-sia amal baiknya di dunia serta Akhirat. Mereka penghuni Neraka! Kekal ia di sana!
218. Insan saleh, orang hijrah dan berjihad di jalan Allah. Mereka itu mengharapkan kasih sayang Tuhan. Allah Pemberi Ampun lagi Maha Penyayang.
219. Mereka bertanya kepadamu (wahai Nabi Muhammad) tentang arak serta judi. Jawab: “Keduanya memuat dosa besar berikut faedah. Dosanya justru lebih besar ketimbang manfaatnya”. Mereka bertanya kepadamu apa yang didermakan. Jawab: “Sumbangkan kelebihan dari kebutuhanmu”. Begitulah Allah memaparkan ayat-ayat-Nya supaya kamu berpikir.
220. Dalam berbagai urusan dunia dan Akhirat, mereka pun bertanya mengenai anak yatim kepadamu (wahai Nabi Muhammad). Jawab: “Merawat keadaannya secara pantas adalah baik. Kalau kamu bergaul bersamanya (seperti masalah makanan), mereka memang saudara seagamamu”. Allah mengenal siapa berperangai destruktif di antara manusia yang mengadakan perbaikan. Sekiranya Allah memutuskan, tentu, Ia mendatangkan kerumitan bagi kamu (bergaul dengan mereka). Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
221. Jangan mengawini wanita musyrik. Perempuan hamba sahaya yang saleh lebih baik dibandingkan wanita musyrik, sekalipun ia memikat hatimu. Jangan kamu menikahkan (putrimu) dengan pria musyrik. Lelaki budak yang Mukmin lebih baik ketimbang orang musyik, walau ia memukau kalbumu. Manusia minus iman mengajak (kamu bersama anak hasil perkawinannya) ke Neraka. Sedangkan Allah mengarahkan ke Surga dengan ampunan atas izin-Nya. Allah menjelaskan ayat-ayat-Nya kepada manusia agar memetik pelajaran.
222. Mereka bertanya kepadamu (wahai Nabi Muhammad) perihal haid. Jawab: “Menstruasi itu kotoran”. Menjauhlah dari perempuan yang datang bulan. Jangan menggaulinya sebelum suci. Bila telah suci, silakan bercampur dengannya di tempat yang diperintahkan Tuhan. Allah menyukai orang yang banyak bertaubat. Allah cinta manusia yang bersuci diri.
223. Istri-istrimu laksana kebun tempat kamu bercocok tanam. Berkunjunglah ke sana dengan gaya favoritmu. Prioritaskan hubungan suami-istri tersebut demi kebaikan dirimu. Bertakwalah kepada Allah. Camkan! Kelak kamu akan menemui Tuhan. Sebar informasi gembira (wahai Nabi Muhammad) kepada jemaah Mukmin.
224. Jangan kamu jadikan nama Allah dalam sumpahmu sebagai penghalang. Akibatnya, kamu terintang berbuat bajik. Terhalang bertakwa. Tertahan pula mengadakan ishlah (mendamaikan) manusia. Allah Maha Mendengar (sumpahmu). Ia senantiasa paham apa saja (bisik hatimu).
225. Allah tak menuntut tanggung-jawabmu karena kekeliruan sumpahmu. Allah hanya menghukummu gara-gara sumpah yang disengaja oleh hatimu. Allah Maha Pengampun. Maha Penyantun.
226. Orang yang berikrar tidak mencampuri istrinya. Ia diwajibkan menunggu empat bulan. Jika ia kembali kepada istrinya, maka, Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
227. Kalau mereka berkomitmen menjatuhkan talak. Sungguh, Allah Maha Mendengar lagi Maha Tahu.
228. Para istri yang ditalak. Mereka mesti menahan diri tak menikah selama tiga kali suci dari haid (quru). Tidak boleh menyembunyikan anak yang diciptakan Allah dalam rahimnya. Parameter itu bila mereka beriman kepada Allah serta Hari Akhirat.
Sang suami berhak rujuk dalam masa penantian (iddah) jika hendak damai. Para istri memiliki hak seimbang dengan kewajibannya. Klasifikasi tersebut harus dilakoni secara patut. Kendati demikian, suami punya satu derajat kelebihan dibandingkan si istri. Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
229. Talak yang boleh rujuk cuma dua kali. Sesudah itu boleh rujuk lagi dengan modus pantas. Ia pun diperkenankan menceraikan dengan cara baik tanpa boleh kembali lagi. Tak elok mengambil kembali sesuatu yang kamu berikan kepada istri yang telah diceraikan. Berbeda kalau keduanya tidak dapat menjalankan hukum Allah. Bila kalian (para hakim) khawatir bahwa keduanya (suami-istri) tak bisa menjalankan aturan Allah. Tiada dosa bagi keduanya menyangkut bayaran (tebus talak) yang diberikan istri untuk menebus dirinya. Hukum Allah berlaku demikian! Jangan melanggarnya! Siapa melecehkan aturan Allah. Ia kaum durjana!
230. Jika suami menceraikan (sesudah talak kedua). Wanita tersebut tidak halal lagi baginya. Perempuan itu mutlak menikah dengan laki-laki lain. Kalau suami yang baru tersebut menceraikannya, berarti tiada dosa bagi keduanya (bekas suami) untuk kembali kawin. Fase itu bila keduanya berpendirian bakal mengaplikasikan undang-undang Allah. Hukum Allah memang begitu! Diterangkan kepada kalangan yang berpengetahuan.
231. Jika kamu menceraikan istri-istrimu. Kemudian mereka mendekati akhir waktu tunggu (iddah), maka, rujuklah secara baik. Kalau tidak, ceraikan ia dengan cara yang patut. Jangan rujuk untuk menganiayanya yang memacumu melampaui batas. Siapa berbuat demikian, bermakna ia berbuat zalim terhadap dirinya. Jangan kamu jadikan hukum Allah sebagai bahan olok-olok (atau permainan). Ingat nikmat Allah yang dicurahkan untukmu. Simak bahwa Ia mewahyukan kepadamu Kitab (al-Qur’an) dan Hikmah (as-Sunnah). Keduanya menjadi peringatan bagimu. Bertakwalah kepada Allah. Camkan bahwa Allah Maha Tahu semua ihwal.
232. Bila kamu menceraikan istrimu. Lantas habis masa penantian (iddah) baginya. Tidak layak kamu menghambatnya kawin dengan calon suaminya. Apalagi, telah tercapai persetujuan di antara mereka dengan cara baik (makruf). Peringatan ini diumumkan kepada siapa saja yang beriman kepada Allah serta Hari Kiamat. Skema tersebut lebih suci dan baik bagimu. Allah paham yang baik untuk kamu! Sementara kalian tidak!
233. Para ibu seyogianya menyusukan bayinya selama dua tahun. Aspek itu jika mau menyempurnakan penyusuan. Kewajiban ayah yaitu menanggung pangan serta sandang istrinya dengan baik. Tiada beban bagi seseorang kecuali sesuai kadar kemampuannya. Jangan seorang ibu menderita lantaran anaknya. Jangan juga seorang ayah teraniaya akibat anaknya. Pewaris berkewajiban serupa (kalau bapak tak ada).
Bila keduanya (suami-istri) ingin menyapih (sebelum dua tahun) sesudah sepakat. Mereka tidak salah. Tiada dosa atas keduanya. Jika kamu bermaksud anakmu disusukan oleh wanita lain. Unsur tersebut pun tak salah asal kamu menyerahkan upah sepadan. Bertakwalah kepada Allah. Ingat! Allah Maha Melihat apa yang kalian kerjakan.
234. Orang yang wafat di antara kalian dengan meninggalkan istri-istri. Para janda itu mesti menahan diri selama empat bulan sepuluh hari. Kalau iddah berakhir. Tiada dosa bagi wali membiarkan mereka bertindak atas dirinya selaras modus nan baik. Allah mafhum secara mendalam apa saja yang kalian perbuat.
235. Tiada dosa bagi kamu meminang janda-janda tersebut dengan sindiran atau hasrat terselubung dalam kalbu. Allah tahu bila kamu diam-diam menyebut nama atau mengingatnya. Jangan mengadakan janji kawin dengan cara rahasia kecuali sekedar sindiran sopan. Jangan berketetapan hati hendak melakukan akad nikah sebelum usai iddah. Pahamilah bahwa Allah tahu yang terbersit di hatimu. Ingat murka Allah (jika kamu mau membangkang). Camkan bahwa Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyantun.
236. Tiada kewajiban membayar mahar atas kamu. Kalau menceraikan istri sebelum menyentuhnya. Kewajiban itu tidak berlaku pula sebelum kamu menetapkan mas kawinnya. Biarpun begitu, kamu harus menyodorkan mut’ah (pemberian selain nafkah) kepada yang diceraikan. Orang dikenakan mut’ah sesuai kesanggupannya. Aspek serupa juga berlaku bagi yang miskin. Pemberian mesti menurut skala kemampuan! Ihwal tersebut merupakan ketetapan bagi pelaku kebajikan.
237. Kamu menceraikan istrimu sebelum menggaulinya. Padahal, kamu telah menetapkan mahar. Mereka berhak memperoleh seperdua dari mas kawin yang sudah disepakati. Pembayaran batal bila sang istri memaafkan atau tak menuntutnya. Pembayaran pun batal jika dimaafkan oleh pemegang akad nikah (wali atau suami). Kata maaf atau saling halal-menghalalkan merupakan bentuk ketakwaan. Jangan lupa berbudi luhur di antara sesama kalian. Allah Maha Melihat seluruh yang kamu kerjakan.
238. Pelihara shalatmu secara sempurna dan tepat waktu. Jaga pula shalat wusthaa (pertengahan alias Ashar). Berdirilah shalat di hadapan Allah secara khusyuk.
239. Kalau kamu takut (terhadap bahaya). Boleh shalat sembari berjalan atau berkendaraan. Bila telah aman. Sebut Allah dalam shalat (yang lebih sempurna). Sebab, Allah mengajarkan apa yang kamu belum paham.
240. Orang yang menjelang ajal di antara kalian dengan meninggalkan istri. Ia harus berwasiat untuk istri-istrinya. Ia mesti memberinya nafkah selama setahun. Mereka pun tidak disuruh pindah dari rumahnya. Jika pindah sendiri, maka, tiada dosa bagimu (wali atau ahli waris). Biarkan mereka berbuat bagi dirinya, asal baik. Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
241. Wanita yang dicerai seyogianya memperoleh mut’ah sesuai cara yang baik. Mekanisme itu sebagai kewajiban bagi insan takwa.
242. Begitulah Allah menjelaskan hukum-hukum-Nya kepadamu. Semoga kalian memikirkan.
243. Apakah kamu (wahai Nabi Muhammad) tak memperhatikan. Orang-orang melarikan diri dari kampungnya. Jumlah mereka beribu-ribu. Mereka takut mati! Allah kemudian bertitah: “Matilah!” Mereka lalu dihidupkan kembali. Sungguh, Allah melimpahkan aneka karunia kepada manusia. Mayoritas justru tidak bersyukur.
244. Berperanglah kalian di jalan Allah (demi mempertahankan Islam). Ingat! Allah Maha Mendengar lagi Maha Tahu.
245. Siapa ingin memberi pinjaman kepada Allah (berupa harta halal diiringi ketulusan)? Allah akan melipat-gandakan pembayaran (pahala) kepadanya secara berlapis-lapis. Allah menyempitkan serta melapangkan rezeki. Kelak, kepada Tuhan kalian dikembalikan.
246. Apakah kamu (wahai Nabi Muhammad) tak menyimak hikayat para punggawa keturunan Israil sesudah Nabi Musa mangkat. Kepada seorang Nabi, mereka memohon: “Lantik seorang raja untuk kami. Alhasil, kami berperang di jalan Allah di bawah komandonya”.
Sang Nabi bersabda: “Kelak kalau diperintahkan berperang, pasti kalian tidak rela”. Mereka berceloteh: “Bagaimana mungkin kami tak bertekad berperang di jalan Allah. Kami telah diusir dari kampung halaman sendiri. Kami pun dipisah dari anak-anak kami”.
Ketika perang diserukan, mereka mangkir. Beberapa orang saja yang sudi. Allah tahu orang-orang zalim.
247. Bersabda sang Nabi: “Allah mengangkat Thalut sebagai rajamu”. Protes mereka ajukan: “Bagaimana Thalut dapat memperoleh wewenang terhadap kami. Kami lebih berhak atas kendali pemerintahan. Apalagi, ia tidak bergelimang materi”.
Nabi bersabda: “Allah memilih Thalut menjadi raja kalian. Ia dianugerahi ilmu nan luas dan jasmani perkasa”. Allah memberi pemerintahan kepada siapa Ia berkenan. Allah Maha Luas pemberian-Nya. Ilmu Allah mencakup segala bidang.
[Thalut adalah gelar seorang keturunan Israil. Ia dijuluki Thalut karena raganya yang tinggi dan kekar].
248. Nabi mereka bersabda: “Tanda Thalut sebagai raja (yang menandaskan ia dipilih Allah) yakni Tabut dikembalikan kepadamu. Di dalamnya terkandung elemen yang menggelorakan ketenteraman jiwa dari Tuhanmu. Tabut juga memuat pusaka keluarga Nabi Musa bersama Nabi Harun. Tabut tersebut dibawa malaikat. Tabut yang kembali menjadi tanda kekuasaan Allah bagi kalian. Faktor itu bila betul kamu Mukmin”.
[Tabut adalah peti berisi lempengan batu bertulis 10 Firman Allah, tongkat Nabi Musa dan pakaian Nabi Harun. Sekali peristiwa, Tabut dirampas].
249. Kala Thalut berangkat bersama serdadunya, ia berwejang: “Allah bakal menguji kalian dengan suatu sungai. Siapa meminum airnya. Ia bukan pengikutku. Siapa hanya mencicipi seciduk dengan tangannya. Ia pengikutku”.
Pasukan tersebut ternyata menenggaknya (dengan sepuas hati). Sejumlah kecil saja yang tak melakukannya. Saat Thalut bersama insan saleh menyeberangi sungai. Laskar yang meneguk air sungai sekonyong-konyong mengeluh: “Tiada daya kami hari ini melawan Jalut bersama prajuritnya”. Sedangkan orang yang percaya akan berjumpa dengan Allah berujar: “Berapa banyak terjadi jika golongan kecil bisa mengalahkan kelompok besar atas izin Tuhan. Allah bersama orang sabar!”
250. Tatkala Jalut tampak dengan tentaranya. Thalut bersama serdadunya memanjatkan doa: “Tuhan kami, tuangkan kesabaran pada diri kami. Kokohkan pendirian kami. Menangkan kami melawan kawanan kafir!”
251. Pasukan Thalut akhirnya mengalahkan laskar Jalut berkat izin Allah. Daud membunuh Jalut. Allah lantas memberikan pemerintahan (kerajaan) serta hikmah (kenabian) kepada Daud sesudah Thalut mangkat. Tuhan mengajarkan kepada Nabi Daud apa yang Ia kehendaki. Andai Allah tidak menampik keganasan sebagian manusia (kafir dan durhaka) dengan sebagian yang lain (insan saleh). Bumi pasti rusak! Allah selalu mencurahkan limpahan karunia ke alam semesta.
252. Inilah ayat-ayat Allah! Kami bacakan kepadamu (wahai Nabi Muhammad) dengan saksama. Sungguh, kamu merupakan seorang di antara Rasul yang diutus oleh Allah.
253. Kami melebihkan tiap Rasul dengan yang lain. Di antaranya ada yang berkomunikasi langsung dengan Allah. Sebagian lainnya ditinggikan Tuhan beberapa derajat. Kami beri Nabi Isa putera Maryam sejumlah mujizat. Kami kukuhkan ia dengan Ruhul-Kudus (Jibril). Sekiranya Allah menginginkan, niscaya tak saling membunuh orang setelah Rasul-rasul itu. Maklum, disodorkan kepada mereka rupa-rupa bukti (yang dibawa oleh Rasul). Mereka justru saling bertentangan. Hatta, ada yang beriman serta kafir. Andai Allah berkehendak, tentu mereka tidak saling membunuh. Allah berbuat apa yang Ia inginkan.
254. Hai insan saleh! Dermakan di jalan Allah sebagian rezeki yang Kami berikan. Kelak, bakal datang Kiamat. Pada peristiwa tersebut, tak ada jual-beli. Tidak ada persahabatan akrab. Tiada pula pertolongan. Orang kafir itu betul-betul golongan zalim.
255. Allah. Tiada Tuhan kecuali Ia. Allah Maha Hidup, Maha Abadi. Tiada jeda Ia mengurus makhluk-Nya. Tak mengantuk, juga Ia tidak tidur. Pemilik segenap di hamparan langit maupun bumi. Tiada ada yang sanggup memberi bantuan di sisi Allah tanpa izin-Nya. Allah tahu apa di hadapan atau di belakang mereka. Sementara mereka tak paham sesuatu tentang ilmu Allah selain yang Ia kehendaki. Al-Kursi (Kadar Ilmu dan Kuasa) Allah meliputi langit serta bumi. Allah tidak letih memelihara keduanya. Allah Maha Tinggi (kemuliaan-Nya). Maha Besar (kekuasaan-Nya).
256. Tak ada paksaan untuk menganut Islam. Sebab, sudah kentara kebenaran (Islam) dengan kesesatan (kafir). Siapa mengingkari Thaghut. Lalu beriman kepada Allah, berarti ia berpegang pada simpul kuat (Islam). Mustahil putus! Allah Maha Mendengar. Ia Maha Tahu.
[Thaghut adalah julukan bagi makhluk sesembahan selain Allah. Thaghut identik dengan figur yang melampaui batas].
257. Allah pelindung insan saleh. Ia mengeluarkan mereka dari kegelapan (kekafiran) menuju cahaya (iman). Sedangkan pelindung orang kafir tiada lain Thaghut. Ia mengeluarkannya dari cahaya menuju kegelapan. Mereka penghuni Neraka. Di sana ia selamanya!
258. Apakah kamu (wahai Nabi Muhammad) tidak menyimak. Seorang yang mendebat Nabi Ibrahim mengenai Tuhannya. Orang tersebut punya kerajaan berkat pemberian Allah. Nabi Ibrahim bersabda: “Tuhanku menghidupkan dan mematikan”. Ia menukas: “Saya dapat pula menghidupkan serta mematikan!” Nabi Ibrahim bersabda: “Allah menerbitkan sang surya dari timur. Coba terbitkan matahari dari barat”. Raja yang kafir itu tercenung melongo. Allah tak memberi petunjuk kepada pribadi durjana.
259. Apakah kamu (wahai Nabi Muhammad) tidak menyimak. Seorang yang melintas di suatu kota. Tembok-tembok bangunannya roboh. Atap-atapnya pun runtuh. Ia bergumam: “Bagaimana Allah membangun kembali kota ini setelah rontok-berantakan?”
Allah kemudian mematikan orang tersebut seratus tahun. Lantas membangkitkannya. Allah berfirman: “Berapa lama kau di sini?” Ia menyahut: “Saya di sini sehari atau setengah hari”. Allah berfirman: “Sesungguhnya kau di sini seratus tahun. Perhatikan makanan dan minumanmu yang tak membusuk. Pandang juga keledaimu yang tinggal tulang-tulang. Kami berbuat begini untuk menjadikan kau tanda kekuasaan Kami bagi manusia. Tatap tulang-tulang keledai itu. Bagaimana Kami menyusunnya kembali. Lantas membalutnya dengan daging”.
Ketika kentara baginya ilmu Allah. Ia pun bertutur: “Saya yakin bahwa Allah Maha Kuasa atas semua hal!”
260. Kenang kala Nabi Ibrahim membujuk Allah: “Ya Tuhanku, pertontonkan padaku bagaimana Engkau menghidupkan makhluk mati”. Allah berfirman: “Belum percayakah kamu pada kekuasaan-Ku?” Menjawab Nabi Ibrabim: “Saya yakin, tetapi, supaya tenteram hatiku (yang mau menyaksikannya)”. Allah berfirman: “Ambil empat unggas kemudian cincang! Letakkan di atas tiap satu bukit satu bagian. Lantas panggil. Burung tersebut niscaya bergegas menghampirimu”. Camkan! Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
261. Perumpamaan nafkah yang disumbangkan di jalan Allah sebanding dengan sebutir benih. Bibit itu lalu menumbuhkan tujuh tangkai. Tiap bulir mengandung seratus biji. Allah melipat-gandakan kepada siapa Ia berkenan. Allah Maha Luas karunia-Nya lagi Maha Tahu.
262. Orang yang mendermakan harta di jalan Allah. Kemudian tidak mengiringi pemberiannya dengan menyebut-nyebutnya. Tak pula melukai perasaan penerima. Mereka memperoleh pahala di sisi Tuhannya. Tidak ada rasa cemas menghinggapi mereka. Tiada jua duka lara.
263. (Menolak permintaan sedekah) dengan tutur kata santun. Lantas memaafkan kesalahan mereka. Mekanisme tersebut lebih elegan ketimbang sedekah dengan mencundang (perkataan pedas yang menyakitkan perasaan) si penerima. Allah Maha Kaya lagi Maha Penyantun.
264. Hai insan saleh, jangan membatalkan pahala sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya. Jangan menafikan pahalanya dengan mengganggu (penerima). Ia seolah bersedekah karena mau dipuji sikap baiknya menyumbang.
Ia tak beriman kepada Allah serta Hari Akhir. Perbandingannya seperti batu licin dengan tanah di atasnya. Hujan lebat lalu menerpanya. Arkian, bersih tanpa secuil debu. Mereka tidak memperoleh sesuatu yang diusahakan. Allah tak membimbing gerombolan kafir.
265. Tamsil manusia yang mendermakan harta demi keridaan Allah dan keteguhan jiwa. Orang semacam itu ibarat kebun yang terletak di dataran tinggi. Kemudian tersiram hujan deras. Hingga, menghasilkan buah dua kali lipat. Kalau hujan lebat tidak menerpa. Gerimis pun memadai. Allah Maha Melihat yang kamu perbuat.
266. Adakah di antara kalian yang mendambakan kebun kurma serta anggur. Di bawahnya mengalir sungai-sungai. Dalam kebun tersebut tumbuh semua jenis buah. Lantas tiba masa tua pada pemiliknya. Saat itu, anak-anaknya masih kecil. Kebun tersebut lalu ditiup angin kencang yang mengandung api. Luapan api membakarnya. Demikian Allah memaklumatkan keterangan-keterangan kepada kamu agar memikirkan (sambil memetik pelajaran).
267. Hai insan saleh, sumbangkan di jalan Allah sebagian hasil jerih-payahmu yang baik. Kemudian sebagian yang Kami keluarkan dari bumi untukmu. Jangan memilih yang buruk untuk didermakan. Apalagi, kamu sendiri tak rela menerimanya kecuali dengan mata memicing. Ingat! Allah Maha Kaya. Ia Maha Terpuji.
268. Setan menakuti kamu dengan kemiskinan (bila bersedekah). Ia menyuruhmu berbuat keji (berlaku kikir). Sementara Allah menjanjikan ampunan dan curahan karunia. Allah Maha Luas anugerah-Nya lagi Maha Berpengetahuan.
269. Allah memberi al-Hikmah (pemahaman luas perihal al-Qur’an serta as-Sunnah) kepada yang Ia inginkan. Siapa memperoleh al-Hikmah. Sungguh, ia dikaruniai kebaikan berlimpah. Individu berakal cerah saja yang bisa memetik pelajaran dari firman Allah.
270. Apa saja yang kamu sumbangkan atau nazarkan. Allah pasti tahu. Camkan, orang durjana tidak punya pembela!
271. Jika kamu mempertontonkan sedekah (supaya menjadi teladan), berarti itu baik. Kalau menyodorkannya secara sembunyi kepada orang miskin. Skema tersebut lebih baik lagi bagimu. Allah akan menghapus sebagian noda kejahatanmu. Allah mafhum apa yang kalian perbuat.
272. Bukan kewajibanmu (wahai Nabi Muhammad) menjadikan komplotan kafir memperoleh tuntunan. Kewajibanmu sekedar menginformasikan. Allah yang memberi petunjuk siapa yang Ia kehendaki.
Apa saja harta baik yang kamu dermakan, niscaya pahalanya untukmu. Jangan menyumbangkan sesuatu kecuali untuk mencari keridaan Allah. Apa saja harta baik yang kamu dermakan, pasti disempurnakan pahalanya. Balasan itu tak dicurangi.
273. Berinfaklah kepada orang fakir yang terintang usahanya karena berjuang di jalan Allah. Mereka tidak memiliki peluang menjalankan profesi di muka bumi (untuk berniaga atau sebagainya). Orang yang tak mengerti menyangka mereka tidak memerlukan sesuatu. Soalnya, ia memelihara diri tak mengemis. Kamu (wahai Nabi Muhammad) mengenal mereka bila mengamati sifat dan kondisinya. Mereka tidak meminta dengan cara mendesak. Apa saja harta baik yang kamu sumbangkan di jalan Allah, maka, Allah senantiasa tahu.
274. Manusia yang mendermakan hartanya di malam atau siang hari secara tersembunyi atau terang-terangan. Mereka memperoleh pahala di sisi Tuhannya. Tak ada rasa takut menyelubunginya. Duka-cita pun tiada.
275. Pemakan riba tidak dapat bangkit di Hari Kiamat. Ia terhuyung-huyung laiknya orang kerasukan setan. Keadaan tersebut terjadi gara-gara ia berprinsip bahwa jual-beli sama dengan riba. Padahal, Allah cuma menghalalkan jual-beli seraya mengharamkan riba. Siapa sudah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya. Lantas berhenti mempraktekkan riba. Apa yang dulu diambil sebelum larangan berlaku menjadi haknya. Urusannya terserah kepada Allah. Siapa mengulang transaksi riba, niscaya menjadi penghuni Neraka. Mereka abadi di dalamnya.
276. Allah menyusutkan keuntungan yang diperoleh dari riba. Lalu mengembangkan profit yang mengeluarkan sedekah serta zakat. Allah tak suka manusia ingkar, yang terus bergelimang dosa.
277. Insan saleh yang mengerjakan kebajikan, mendirikan shalat dan mengeluarkan zakat. Mereka memperoleh pahala di sisi Tuhannya. Tiada kekhawatiran terhadapnya. Tidak juga kesedihan hati menyelubunginya.
278. Hai insan saleh! Bertakwalah kepada Allah. Tinggalkan sisa riba yang belum dipungut (dari orang yang masih berutang). Parameter itu jika memang kalian Mukmin.
279. Kalau kamu belum meninggalkan riba. Allah bersama Rasul-Nya (Muhammad Sang Maha Nabi) bakal memerangimu. Bila kamu berhenti memungut riba, maka, bagimu pokok asal hartamu. Dengan demikian, kamu tak menganiaya. Tidak pula dizalimi (oleh perang dari Allah serta Rasul).
280. Jika pengutang dalam kesulitan. Beri tempo sampai rezekinya lapang. Membatalkan sebagian atau seluruh utang mereka, lebih baik sekiranya kamu tahu (pahalanya).
281. Pelihara dirimu dari huru-hara pada Hari Kiamat. Tatkala itu, manusia dikembalikan kepada Allah. Masing-masing diberi balasan sempurna sesuai yang diupayakan. Mereka sedikit pun tak dirugikan.
282. Hai insan saleh, kalau kamu berjual-beli atas dasar utang-piutang dengan waktu yang ditetapkan. Seorang jurucatat harus mengalkulasi (utang dan tempo pembayaran). Jangan kerani tersebut enggan mendokumentasikannya. Maklum, Allah telah mengajarkannya. Ia mesti mencatatnya. Orang yang berutang itu harus mendiktekan (isi surat secara lugas). Ia mesti bertakwa kepada Allah, Tuhannya. Jangan ia mengurangi sedikit pun utangnya.
Bila yang berutang bodoh, lemah (kondisinya) atau tidak mampu mendiktekan (isi surat). Walinya harus mendiktekan dengan jujur. Ajak dua saksi pria dari kalanganmu. Jika tak ada dua lelaki, boleh seorang laki-laki serta dua perempuan asal kamu setuju. Dengan demikian, kalau seorang saksi wanita lupa, maka, yang satu mengingatkan. Jangan para saksi tersebut enggan memberi penjelasaan bila dipanggil. Jangan jemu mengalkulasi utang itu, baik kecil atau besar jumlahnya sampai batas waktu pembayaran. Struktur tersebut lebih adil di sisi Allah sekaligus lebih menguatkan keterangan saksi. Bahkan, nyaris tidak menimbulkan kebimbangan kamu.
Dokumentasikan perdagangan itu kecuali transaksi tunai yang dijalankan di antara kamu. Tiada dosa bagimu jika tak menulisnya. Adakan saksi kalau berbisnis. Jurucatat dan saksi jangan menyusahkan. Jangan juga yang berniaga merepotkan kerani serta saksi. Bila kamu melakukannya, maka, skema tersebut menjadi wujud kedurhakaan terhadap dirimu. Bertakwalah kepada Allah. Ingat, Tuhan mengajarmu (dengan penjelasan ini). Allah Maha tahu segala sesuatu.
283. Jika kamu dalam perjalanan kemudian berutang atau memberi utang secara tidak tunai. Lantas tak ada kerani. Tentu mesti ada barang tanggungan yang dipegang oleh pemberi utang. Kalau ia percaya kepada pengutang. Penerima utang mutlak menyempurnakan bayaran yang diamanahkan. Ia harus bertakwa kepada Allah, Tuhannya. Para saksi jangan menyembunyikan perkara yang dipersaksikan. Siapa menyembunyikan, niscaya ia termasuk manusia yang berdosa kalbunya. Allah Maha Tahu apa yang kamu perbuat.
284. Segenap yang di
langit dan bumi. Milik Allah
semata. Bila kalian menyatakan yang
terbersit di hatimu atau merahasiakannya.
Allah pasti membuat perhitungan terhadap kalian tentang ucapan itu. Allah mengampuni siapa yang Ia restui. Allah menyiksa siapa yang Ia inginkan. Allah Mahakuasa atas seluruh hal.
[Tatkala ayat ini turun, sebagian sahabat sedih. Mereka repot menanggung penggalan ayat: “Jika kalian menampakkan yang terbersit di
hatimu atau menyembunyikannya. Niscaya
Allah membuat perhitungan terhadap kalian mengenai perkataan tersebut”.
Para sahabat menyangka
mereka akan disiksa hanya karena sekedar berniat melakukan kejahatan. Sejumlah sahabat segera menemui Nabi
Muhammad.
Di hadapan Rasulullah,
rombongan itu berlutut mengutarakan keberatannya. Nabi Muhammad bersabda: “Apakah kalian mau mengulang ucapan dua Ahl
al-Kitab (Yahudi serta Kristen) bahwa
kami dengar, tetapi, tidak patuh. Tuturkan! Kami dengar sembari
taat. Kami memohon ampunanMu, ya
Allah. Kepada Engkau jua kami kembali”.
Para sahabat mengucapkan
berulang-ulang. Hingga, terasa ringan di
lidah. Selanjutnya, Allah menurunkan
ayat 285]
285. Rasul (Nabi
Muhammad) beriman kepada wahyu yang diturunkan kepadanya. Demikian pula kaum Mukmin. Semua beriman kepada Allah,
malaikat-malaikat, Kitab-kitab serta Rasul-rasulNya. Mereka merapal: “Kami tidak membedakan Rasul-rasulNya, yang
satu dengan lain”. Mereka juga berteguh
kata: “Kami dengar seraya taat. Kami memohon ampunanMu, ya Allah. Kepada Engkau jua kami kembali”.
[1. Penggalan ayat “Rasul
beriman kepada wahyu yang diturunkan kepadanya”, dikomentari Nabi Muhammad
bahwa: “Berhak bagi al-Qur’an diimani”
2. Jibril bertutur kalau ayat
ini berisi sanjungan kepada Rasulullah dan umat Islam]
286. Allah tak
membebani seseorang kecuali sesuai standar kesanggupannya. Ia memperoleh pahala dari kebaikan yang
diusahakan. Ia menanggung azab gara-gara
kejahatan yang dilakukannya.
Berdoalah: “Ya Tuhan kami, jangan
hukum jika kami lupa atau keliru. Ya
Tuhan kami, jangan bebankan kepada kami beban berat sebagaimana Engkau bebankan
kepada orang terdahulu. Ya Tuhan kami,
jangan pikulkan yang tiada daya kami menanggungnya. Maafkan kami.
Ampuni kami. Kasihilah kami. Engkau Pembela kami. Menangkanlah kami atas kawanan kafir!”
[Nabi Muhammad bersabda: “Siapa
membaca dua ayat terakhir Surah al-Baqarah pada malam hari. Ia memperoleh
kecukupan”]