Syafaat
Oleh Abdul Haris Booegies
Hampir tiap hari kata "syafaat" terdengar. Istilah ini bisa diterjemahkan sebagai pengampunan dari Allah lewat wakil khusus. Syafaat merupakan rekomendasi dari makhluk suci yang bisa mengintervensi takdir di Akhirat. Mereka punya kedudukan tinggi di sisi Allah. Hingga, pedosa yang sudah disiksa, bisa ditarik kembali ke pinggir Neraka. Kasus ditutup, hukuman dibatalkan.
Ada seuntai salah pemahaman perihal syafaat. Seolah seluruh insan di Padang Mahsyar membutuhkan syafaat. Padahal, syafaat cuma dikejar-kejar oleh sekumpulan tersangka. Mereka galau level gigantik gara-gara mafhum nasibnya berakhir di api yang berkobar meluap-luap. Sementara dua kafilah yang tidak butuh syafaat yaitu orang mati syahid dan manusia dengan iman tebal. Dua grup ini kokoh di Mahsyar tanpa perlu bantuan secuil pun. Sesungguhnya, ada lagi himpunan yang tidak meminta syafaat. Mereka adalah begundal kafir serta kaum munafik. Mereka berputar-putar di Mahsyar karena bingung akibat dosa-dosa.
Gerombolan keblinger berlomba-lomba menemui sejumlah makhluk kudus pemberi syafaat. Di antara pemberi syafaat yang paling dicari ialah Maharasul Muhammad dan Jibril, kepala suku segenap malaikat. Selain Rasulullah dengan Jibril, juga bertindak selaku pemberi syafaat dari kalangan malaikat yakni Mikail, Ridwan, Malik, Munkar serta Nakir. Beberapa rasul ikut pula berlakon sebagai pemberi syafaat, termasuk Nabi Ibrahim, Nabi Musa dan Nabi Isa. Bahkan, syuhada yang wafat demi membela Allah bersama golongan orang saleh dapat menjadi pemberi syafaat.
"Tiada yang dapat memberi syafaat kecuali atas izin Allah" (al-Baqarah: 255).
Tugas pemberi syafaat antara lain memohonkan ampun untuk para pedosa. Membela begundal-begundal yang berkhianat kepada Allah. Bahkan, pemberi syafaat enteng mengintervensi keputusan yang diteken oleh Malik, bos Neraka. Alhasil, bisa mengurangi durasi hukuman atau pembebasan tanpa syarat.
Untuk menghadap ke Maharasul Muhammad demi meminta syafaat, jelas tidak mudah. Jutaan orang antre. Tatkala tiba giliran, belum tentu Rasulullah mengabulkan permohonan.
"Ya, Rasulullah. Dulu di dunia saya memakai emas", rintih seorang pemuda.
"Saya sudah melarangmu!"
Maharasul Muhammad telah berwasiat bahwa laki-laki tak diperkenankan mengenakan emas. Sekarang ada anak muda yang ketakutan lantaran mendengar namanya tertera di lis calon penghuni Neraka akibat memakai emas.
Pria model begini jelas tidak memperoleh syafaat. Sudah disampaikan supaya jangan memakai emas, ternyata masih nekat. Sok-sokan bergaya bak putra mahkota. Kini, rasakan Neraka!
Hari ini, paksakan diri untuk shalat, mengaji seraya berbuat baik. Jangan mau mencari syafaat di Mahsyar. Jadilah insan saleh agar berpeluang sebagai pemberi syafaat yang berada di belakang Maharasul Muhammad serta Jibril.