Rabu, 22 Juni 2011

Terjemahan Surah al-Baqarah 284-286 versi Abdul Haris Booegies

2. Al-Baqarah (284-286)
(Lembu Betina)
Dengan Nama Allah, Pemilik Kasih Sayang yang Mahapemurah

284.  Segenap yang di langit dan bumi.  Milik Allah semata.  Bila kalian menyatakan yang terbersit di hatimu atau merahasiakannya.  Allah pasti membuat perhitungan terhadap kalian tentang ucapan itu.  Allah mengampuni siapa yang Ia restui.  Allah menyiksa siapa yang Ia inginkan.  Allah Mahakuasa atas seluruh hal.
[Tatkala ayat ini turun, sebagian sahabat sedih. Mereka repot menanggung penggalan ayat: “Jika kalian menampakkan yang terbersit di hatimu atau menyembunyikannya. Niscaya Allah membuat perhitungan terhadap kalian mengenai perkataan tersebut”.
     Para sahabat menyangka mereka akan disiksa hanya karena sekedar berniat melakukan kejahatan. Sejumlah sahabat segera menemui Nabi Muhammad.
     Di hadapan Rasulullah, rombongan itu berlutut mengutarakan keberatannya. Nabi Muhammad bersabda: “Apakah kalian mau mengulang ucapan dua Ahl al-Kitab (Yahudi serta Kristen) bahwa kami dengar, tetapi, tidak patuh. Tuturkan!  Kami dengar sembari taat.  Kami memohon ampunanMu, ya Allah. Kepada Engkau jua kami kembali”.
     Para sahabat mengucapkan berulang-ulang.  Hingga, terasa ringan di lidah. Selanjutnya, Allah menurunkan ayat 285]
285.   Rasul (Nabi Muhammad) beriman kepada wahyu yang diturunkan kepadanya.  Demikian pula kaum Mukmin.  Semua beriman kepada Allah, malaikat-malaikat, Kitab-kitab serta Rasul-rasulNya.  Mereka merapal:  “Kami tidak membedakan Rasul-rasulNya, yang satu dengan lain”.  Mereka juga berteguh kata:  “Kami dengar seraya taat.  Kami memohon ampunanMu, ya Allah.  Kepada Engkau jua kami kembali”.
[1. Penggalan ayat “Rasul beriman kepada wahyu yang diturunkan kepadanya”, dikomentari Nabi Muhammad bahwa: “Berhak bagi al-Qur’an diimani”
2. Jibril bertutur kalau ayat ini berisi sanjungan kepada Rasulullah dan umat Islam]
286.  Allah tak membebani seseorang kecuali sesuai standar kesanggupannya.  Ia memperoleh pahala dari kebaikan yang diusahakan.  Ia menanggung azab gara-gara kejahatan yang dilakukannya.  Berdoalah:  “Ya Tuhan kami, jangan hukum jika kami lupa atau keliru.  Ya Tuhan kami, jangan bebankan kepada kami beban berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang terdahulu.  Ya Tuhan kami, jangan pikulkan yang tiada daya kami menanggungnya.  Maafkan kami.  Ampuni kami.  Kasihilah kami.  Engkau Pembela kami.  Menangkanlah kami atas kawanan kafir!”
[Nabi Muhammad bersabda: “Siapa membaca dua ayat terakhir Surah al-Baqarah pada malam hari. Ia memperoleh kecukupan”]

Derajat Terjemahan

     Terjemahan al-Qur’an bukan al-Qur’an sesungguhnya.  Bukan al-Qur’an sejati yang diwahyukan kepada Maha Rasul Muhammad.  Terjemahan mustahil menampung seratus persen maksud al-Qur’an.  Sebab, semua bahasa yang digunakan dalam terjemahan al-Qur’an tidak efektif dan efisien.

     Terjemahan al-Qur’an hanya deretan kata manusia, bukan untaian firman Allah dari Lauhul Mahfuz.  Hingga, terjemahan al-Qur’an tidak hidup, tidak punya sukma yang bisa menggelorakan spirit.  Terjemahan al-Qur’an selalu kaku dan membingungkan.  Dengan demikian, posisi terjemahan sekedar “pengantar” untuk membaca al-Qur’an.  Bukan “kunci” buat memahami al-Qur’an.

     Istilah paling membingungkan dalam al-Qur’an yakni kata “nahnu” (Kami).  “Kami” adalah sebutan Allah untuk diri-Nya.  Dalam bahasa Arab, ada jamak kuantitas dan jamak kualitas.  Jamak kuantitas menunjukkan jumlah banyak.  Sementara jamak kualitas menerangkan bentuk tunggal dengan banyak predikat.
     Allah menegaskan diri dengan “Kami” berkat predikat di sisi-Nya berjumlah banyak.  Zat Esa itu tertoreh sebagai pencipta, pengatur, pemelihara, pengasih, penyayang sekaligus Raja Diraja alam semesta.  Allah tidak tidur!  Ia selalu sibuk mencipta seraya mendengar doa insan beriman.
     “Semua makhluk di langit dan bumi selalu memohon kepada-Nya.  Tiap waktu Ia sibuk (mencipta dan memelihara makhluk-makhluk-Nya)” (ar-Rahman: 29).
     Ketika membaca al-Qur’an, maka, bertabur kata Allah dalam kitab suci.  Harap dimaklumi bahwa nama asli penguasa langit dan bumi ialah Allah.  “Aku ini Allah.  Tidak ada Tuhan kecuali Aku!” (Thaha: 14).
     Allah sendiri menandaskan kalau nama-Nya tiada lain Allah.  Terkutuklah sekelompok agen Thagut (sesembahan nista) berlabel Islam progresif yang berceloteh: “Tiada tuhan selain Tuhan”.

Abdul Haris Booegies











Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Amazing People