(Lembu Betina)
Dengan Nama Allah, Pemilik Kasih Sayang yang Mahapemurah
284. Segenap yang di
langit dan bumi. Milik Allah
semata. Bila kalian menyatakan yang
terbersit di hatimu atau merahasiakannya.
Allah pasti membuat perhitungan terhadap kalian tentang ucapan itu. Allah mengampuni siapa yang Ia restui. Allah menyiksa siapa yang Ia inginkan. Allah Mahakuasa atas seluruh hal.
[Tatkala ayat ini turun, sebagian sahabat sedih. Mereka repot menanggung penggalan ayat: “Jika kalian menampakkan yang terbersit di
hatimu atau menyembunyikannya. Niscaya
Allah membuat perhitungan terhadap kalian mengenai perkataan tersebut”.
Para sahabat menyangka
mereka akan disiksa hanya karena sekedar berniat melakukan kejahatan. Sejumlah sahabat segera menemui Nabi
Muhammad.
Di hadapan Rasulullah,
rombongan itu berlutut mengutarakan keberatannya. Nabi Muhammad bersabda: “Apakah kalian mau mengulang ucapan dua Ahl
al-Kitab (Yahudi serta Kristen) bahwa
kami dengar, tetapi, tidak patuh. Tuturkan! Kami dengar sembari
taat. Kami memohon ampunanMu, ya Allah. Kepada Engkau jua kami kembali”.
Para sahabat mengucapkan
berulang-ulang. Hingga, terasa ringan di
lidah. Selanjutnya, Allah menurunkan
ayat 285]
285. Rasul (Nabi
Muhammad) beriman kepada wahyu yang diturunkan kepadanya. Demikian pula kaum Mukmin. Semua beriman kepada Allah,
malaikat-malaikat, Kitab-kitab serta Rasul-rasulNya. Mereka merapal: “Kami tidak membedakan Rasul-rasulNya, yang
satu dengan lain”. Mereka juga berteguh
kata: “Kami dengar seraya taat. Kami memohon ampunanMu, ya Allah. Kepada Engkau jua kami kembali”.
[1. Penggalan ayat “Rasul
beriman kepada wahyu yang diturunkan kepadanya”, dikomentari Nabi Muhammad
bahwa: “Berhak bagi al-Qur’an diimani”
2. Jibril bertutur kalau ayat
ini berisi sanjungan kepada Rasulullah dan umat Islam]
286. Allah tak membebani
seseorang kecuali sesuai standar kesanggupannya. Ia memperoleh pahala dari kebaikan yang
diusahakan. Ia menanggung azab gara-gara
kejahatan yang dilakukannya.
Berdoalah: “Ya Tuhan kami, jangan
hukum jika kami lupa atau keliru. Ya
Tuhan kami, jangan bebankan kepada kami beban berat sebagaimana Engkau bebankan
kepada orang terdahulu. Ya Tuhan kami,
jangan pikulkan yang tiada daya kami menanggungnya. Maafkan kami.
Ampuni kami. Kasihilah kami. Engkau Pembela kami. Menangkanlah kami atas kawanan kafir!”
[Nabi Muhammad bersabda: “Siapa membaca dua ayat terakhir Surah al-Baqarah pada malam hari. Ia memperoleh
kecukupan”]
Derajat Terjemahan
Terjemahan al-Qur’an bukan al-Qur’an sesungguhnya. Bukan al-Qur’an
sejati yang diwahyukan kepada Maha Rasul Muhammad. Terjemahan mustahil
menampung seratus persen maksud al-Qur’an. Sebab, semua bahasa yang
digunakan dalam terjemahan al-Qur’an tidak efektif dan efisien.
Terjemahan al-Qur’an hanya deretan kata manusia, bukan untaian firman Allah dari Lauhul Mahfuz.
Hingga, terjemahan al-Qur’an tidak hidup, tidak punya sukma yang bisa
menggelorakan spirit. Terjemahan al-Qur’an selalu kaku dan
membingungkan. Dengan demikian, posisi terjemahan sekedar “pengantar”
untuk membaca al-Qur’an. Bukan “kunci” buat memahami al-Qur’an.
Istilah paling membingungkan dalam al-Qur’an yakni kata “nahnu”
(Kami). “Kami” adalah sebutan Allah untuk diri-Nya. Dalam bahasa
Arab, ada jamak kuantitas dan jamak kualitas. Jamak kuantitas
menunjukkan jumlah banyak. Sementara jamak kualitas menerangkan bentuk
tunggal dengan banyak predikat.
Allah menegaskan diri dengan “Kami” berkat predikat di sisi-Nya
berjumlah banyak. Zat Esa itu tertoreh sebagai pencipta, pengatur,
pemelihara, pengasih, penyayang sekaligus Raja Diraja alam semesta.
Allah tidak tidur! Ia selalu sibuk mencipta seraya mendengar doa insan
beriman.
“Semua makhluk di langit dan bumi selalu memohon kepada-Nya. Tiap
waktu Ia sibuk (mencipta dan memelihara makhluk-makhluk-Nya)” (ar-Rahman: 29).
Ketika membaca al-Qur’an, maka, bertabur kata Allah dalam kitab suci.
Harap dimaklumi bahwa nama asli penguasa langit dan bumi ialah Allah.
“Aku ini Allah. Tidak ada Tuhan kecuali Aku!” (Thaha: 14).
Allah sendiri menandaskan kalau nama-Nya tiada lain Allah. Terkutuklah sekelompok agen Thagut (sesembahan nista) berlabel Islam progresif yang berceloteh: “Tiada tuhan selain Tuhan”.
Abdul Haris Booegies
Tidak ada komentar:
Posting Komentar