Rabu, 01 Juni 2011

Terjemahan al-Quran versi Abdul Haris Booegies




1. Al-Fatihah
(Titian Lurus)
Dengan Nama Allah, Pemilik Kasih Sayang yang Mahapemurah
1.  Segala puji hanya bagi Allah, Tuhan semesta alam.
2.  Pemilik Kasih Sayang yang Mahapemurah.
3.  Penguasa di Hari Pembalasan
4.  Engkau yang kami sembah.  Kepada-Mu jua kami memohon pertolongan
5.  Bimbinglah kami ke jalan nan lempang.
6.  Suatu titian bagi insan yang telah Engkau karuniakan nikmat.
7.  Bukan perlintasan manusia yang Engkau murkai (Yahudi).  Bukan pula jalan orang sesat (Kristen).

Keterangan
     Surah al-Fatihah merupakan surah ketiga yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad.  Diturunkan di Mekah setelah ayat-ayat yang tercantum di Surah al-Alaq dan Surah al-Muddatstsir.
     Al-Fatihah sebagai surah pembuka al-Qur’an atau induk al-Qur’an, terkadang riuh dibahas.  Aspek ini terkait basmalah.  Apakah basmalah bagian dari al-Fatihah atau bukan.  Ini akhirnya merembes ke pembacaan para imam di masjid.
     Mereka yang percaya basmalah bagian al-Fatihah akan mengeraskan suara (jahar) kala membaca basmalah.  Sementara yang menolak basmalah bagian al-Fatihah membaca basmalah dengan suara pelan (sirri).
     Kontroversi ini bisa diredam dengan menyimak ayat-ayat al-Fatihah.  Kalau basmalah bagian al-Fatihah, berarti surah ini rancu alias mubazir.  Sebab, ayat ketiga berbunyi “ar-rahmanir rahim” (sang Pengasih yang Mahapemurah).  Maknanya sama persis dengan basmalah (dengan nama Allah, Pemilik Kasih Sayang yang Mahapemurah).
     Saya termasuk orang yang menganggap ayat terakhir al-Fatihah ialah “ghairil maghdhubi alaihim waladhaalin”.  Dengan demikian, surah ini tetap tujuh ayat.
     Dari sejarah tersua bahwa Ali bin Abi Thalib ketika imam membaca basmalah dengan suara lirih (sirri).  Ia tidak mengeraskan suara (jahar).  Mustahil Ali bin Abi Thalib mengingkari tata cara baca al-Qur’an yang ia peroleh langsung dari Rasulullah.


Derajat Terjemahan

     Terjemahan al-Qur’an bukan al-Qur’an sesungguhnya.  Bukan al-Qur’an sejati yang diwahyukan kepada Maha Rasul Muhammad.  Al-Qur’an selalu berbahasa Arab.  Tidak dinamakan al-Qur’an kalau firman-firman Allah itu disadur ke bahasa Bugis atau Perancis.  Soalnya, terjemahan mustahil menampung seratus persen maksud al-Qur’an.  Sebab, semua bahasa yang digunakan dalam terjemahan al-Qur’an tidak efektif dan efisien.
     Terjemahan al-Qur’an hanya deretan kata manusia, bukan untaian Kalam Ilahi dari Lauhul Mahfuz.  Hingga, terjemahan al-Qur’an tidak hidup, tidak punya sukma yang bisa menggelorakan spirit.  Terjemahan al-Qur’an selalu kaku dan membingungkan.  Dengan demikian, posisi terjemahan sekedar “pengantar” untuk membaca al-Qur’an.  Bukan “kunci” buat memahami al-Qur’an.
     Istilah paling membingungkan dalam al-Qur’an yakni kata “nahnu” (Kami).  “Kami” adalah sebutan Allah untuk diri-Nya.  Dalam bahasa Arab, ada jamak kuantitas dan jamak kualitas.  Jamak kuantitas menunjukkan jumlah banyak.  Sementara jamak kualitas menerangkan bentuk tunggal dengan banyak predikat.
     Allah menegaskan diri dengan “Kami” berkat predikat di sisi-Nya berjumlah banyak.  Zat Esa itu tertoreh sebagai pencipta, pengatur, pemelihara, pengasih, penyayang sekaligus Raja Diraja alam semesta.  Allah tidak tidur!  Ia selalu sibuk mencipta seraya mendengar doa insan beriman.
     “Semua makhluk di langit dan bumi selalu memohon kepada-Nya.  Tiap waktu Ia sibuk (mencipta dan memelihara makhluk-makhluk-Nya)” (ar-Rahman: 29).
     Ketika membaca al-Qur’an, maka, bertabur kata Allah dalam kitab suci.  Harap dimaklumi bahwa nama asli penguasa langit dan bumi ialah Allah.  “Aku ini Allah.  Tidak ada Tuhan kecuali Aku!” (Thaha: 14).
     Allah sendiri menandaskan kalau nama-Nya tiada lain Allah.  Terkutuklah sekelompok agen Thagut (sesembahan nista) berlabel Islam progresif berasas liberal yang berceloteh: “Tiada tuhan selain Tuhan”.
Abdul Haris Booegies
 _____________________


2. Al-Baqarah
(Lembu Betina)
Dengan Nama Allah, Pemilik Kasih Sayang yang Mahapemurah

1.     Alif.  Lam.  Mim.
2.     Inilah kitab yang tidak memuat keraguan (pustaka sempurna dari Allah).  Tercantum di dalamnya petunjuk bagi insan yang bertakwa.
3.     Kaum bertakwa itu ialah yang beriman kepada aspek gaib.  Kemudian mereka mengerjakan shalat sambil mendermakan sebagian rezeki yang Kami anugerahkan.
4.     Mereka beriman kepada wahyu (al-Qur’an) yang diturunkan kepadamu (wahai Muhammad).  Mereka percaya terhadap kitab-kitab sebelum kamu.  Kemudian yakin tentang hari akhirat.
5.     Mereka itu yang memperoleh petunjuk dari Tuhannya.  Mereka menggapai kejayaan.
6.     Pada hakikatnya, khalayak kafir sama saja.  Kamu beri peringatan atau tidak, mereka tetap tak sudi beriman.
7.     Allah telah mengunci hati dan pendengarannya.  Penglihatan mereka pun ditutup.  Kelak, mereka dirajam azab dahsyat.
8.     Sebagian manusia ada yang berceloteh: “Kami beriman kepada Allah maupun hari akhir”.  Padahal, mereka tidak beriman.
9.     Mereka hendak memperdayakan Allah dan komunitas beriman.  Pada hakikatnya, mereka menipu diri sendiri tanpa disadari.
10.   Dalam hatinya tertancap penyakit (dengki).  Kemudian Allah menambah penyakit itu.  Mereka pun akan ditimpa azab pedih gara-gara mendustakan kebenaran.
11.   Kalau ditegaskan kepada mereka: “Jangan berbuat kerusakan di bumi”.  Mereka menyahut:  “Sebenarnya kami berbuat kebaikan”.
12.   Perhatikanlah!  Mereka melakukan kerusakan, tetapi, tak disadarinya.
13.   Kalau dikatakan kepadanya: “Berimanlah sebagaimana yang lain”.  Mereka menjawab:  “Patutkah kami beriman sebagaimana orang-orang tolol itu?”  Ingat!  Mereka justru yang dungu, tetapi, tak dipahaminya (hakikat sebenarnya).
14.   Kalau bersua dengan insan beriman, mereka sesumbar:  “Kami beriman!”  Kalau mereka bersama setan-setannya, kelompok itu berkoar:  “Kami sependirian dengan kamu.  Sebetulnya kami sekedar memperolok-olok (insan beriman)”.
15.   Allah akan membalas olokan mereka.  Kemudian membiarkannya terombang-ambing dalam kedurhakaan.
16.   Mereka menukar hukum sejati dengan kesesatan.  Tiada beruntung perniagaannya.  Bahkan, tak memperoleh hidayah.
17.   Tamsil mereka laiknya orang yang menyalakan api.  Kala api menerangi sekelilingnya, maka, Allah menghilangkan cahayanya.  Kemudian membiarkan mereka dalam kegelapan.  Hingga, tak sanggup melihat.
18.   Mereka tuli, bisu dan buta.  Akibatnya, tak bisa kembali ke jalan kebenaran.
19.   Mereka seperti pula penduduk yang diterpa hujan lebat, kegelapan pekat, guntur dan kilat.  Gelegar halilintar memaksa mereka menyumbat telinga dengan jari-jemarinya lantaran takut mati.  Pengetahuan dan kekuasaan Allah meliputi orang-orang kafir itu.
20.   Nyaris kilat menyambar penglihatan mereka.  Tiap kilat itu bersinar, mereka bergegas berjalan.  Kalau kegelapan menyelubunginya, mereka berhenti kebingungan.  Sekiranya Allah menghendaki, niscaya Ia melenyapkan pendengaran maupun penglihatan mereka.  Sebab, Allah berkuasa atas segala hal!
21.   Hai manusia!  Sembahlah Tuhanmu yang menciptakan kamu dan orang-orang terdahulu.  Hal itu agar kamu menjadi orang takwa.
22.   Ia mendesain bumi sebagai hamparan tempat istirahat.  Sementara langit menjadi atap.  Kemudian Ia menurunkan hujan dari langit.  Hujan itu menghasilkan buah-buahan sebagai rezeki untukmu.  Jangan kamu membuat sesembahan tandingan di sisi Allah!  Sebab, kalian tahu (bahwa Allah Maha Esa)!
23.   Kalau kamu bimbang tentang wahyu yang diturunkan kepada hamba Kami (Nabi Muhammad), silahkan buat sebuah yang semacam surah al-Qur’an.  Panggil para penolongmu kecuali Allah!  Hal itu kalau memang kamu benar.
24.   Kamu tak sanggup membuatnya!  Kamu pasti tak mampu!  Peliharalah dirimu dari neraka yang bahan bakarnya adalah manusia maupun batu.  Tempat itu disiapkan untuk orang kafir.
25.   Sebarkan informasi gembira kepada insan beriman dan yang berbuat kebaikan.  Mereka disediakan aneka Surga yang dialiri sungai-sungai.  Mereka dikaruniai rezeki berupa buah-buahan.  Mereka pun berseru: “Inilah yang dulu dilimpahkan kepada kami”.  Pasalnya, mereka diberi buah-buahan yang pernah dinikmatinya di dunia.  Di dalam Surga, juga disiapkan pasangan-pasangan yang suci bersih.  Mereka kekal abadi.
26.   Sungguh, Allah tak segan membuat perumpamaan berupa nyamuk atau yang lebih kecil.  Orang-orang beriman yakin kalau perumpaman itu merupakan kebenaran dari Tuhannya,  Sementara orang kafir menukas:  “Apa maksud Allah dengan tamsil ini?”  Dengan perumpamaan itu, banyak yang disesatkan oleh Allah.  Banyak pula yang memperoleh petunjuk.  Tiada yang disesatkan oleh Allah kecuali pribadi fasik.
27.   Mereka itu manusia yang melanggar perjanjian Allah.  Padahal, perjanjian itu sudah teguh.  Mereka berpaling dari perintah yang dianjurkan Allah.  Bahkan, berbuat onar di bumi.  Mereka tiada lain orang-orang yang merugi.
28.   Mengapa kamu mengingkari Allah!  Padahal, kamu dulu mati (belum lahir).  Kemudian Allah menghidupkanmu.  Kemudian kamu dimatikan seraya dibangkitkan lagi.  Kelak, kepada-Nya kamu dikembalikan.
29.   Ia menciptakan segala yang ada di bumi untuk kamu.  Kemudian Tuhan berkehendak menciptakan langit.  Hingga, dijadikannya tujuh petala langit secara sempurna.  Betapa paripurna ilmu-Nya tentang apa saja.
30.   Syahdan, Tuhanmu berfirman kepada para malaikat.  “Aku hendak menjadikan seorang wakil (untuk mengurus) bumi”.  Malaikat menukas:  “Mengapa Engkau ingin menempatkan orang di sana.  Ia niscaya bertingkah destruktif sembari menumpahkan darah.  Padahal, kami senantiasa bertasbih memuji sambil menguduskan nama-Mu”.  Allah berfirman:  “Aku mengetahui yang tak kamu tahu!”
31.   Allah mengajarkan kepada Nabi Adam segala nama benda.  Kemudian Allah bertitah kepada para malaikat:  “Terangkan kepada-Ku nama benda-benda itu kalau kamu golongan yang benar”.
32.   Malaikat menjawab: “Maha Suci Engkau!  Tiada ilmu di sisi kami selain yang Engkau ajarkan.  Engkau Maha Tahu.  Pemilik hikmah nan Bijaksana”.
33.   Allah berfirman: “Hai Adam!  Beritahu mereka nama benda-benda ini”.  Sesudah Nabi Adam menerangkan nama-namanya, maka, Allah berfirman:  “Bukankah sudah Aku sampaikan kepadamu.  Aku tahu rahasia langit maupun bumi.  Aku pun tahu apa yang kamu nyatakan atau sembunyikan”.
34.   Tatkala Kami berfirman kepada segenap malaikat:  “Tunduklah kepada Adam”.  Mereka pun sujud memberi hormat kecuali iblis.  Ia enggan dan angkuh.  Ia termasuk gerombolan kafir.
35.  Kami berfirman:  “Hai Adam!  Tinggallah bersama istrimu di Surga.  Nikmatilah sepuasmu rupa-rupa makanan di mana saja kamu berkenan.  Ingat!  Jangan usik pohon ini!  Sebab, membuat kamu termasuk individu zalim”.
36.   Setan kemudian menggelincirkan keduanya.  Ia dikeluarkan dari zona yang sarat kenikmatan.  Kami berfirman:  “Turunlah kamu!  Sebagian dari kalian menjadi musuh bagi yang lain.  Ada tempat buat kamu di bumi.  Kesenangan pun tersedia sampai waktu yang ditetapkan (kematian)”.
37.   Nabi Adam kemudian menerima seuntai kata (doa taubat) dari Tuhan.  Allah pun mengampuninya.  Sebab, Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.
38.   Kami berfirman:  “Turunlah dari Surga!  Kalau datang tuntunan-Ku (lewat Rasul dan kitab suci), maka, patuhilah.  Siapa mengikuti petunjuk-Ku, niscaya mereka tak perlu dikhawatirkan.  Tidak jua duka cita meliputinya.
39.   Sementara orang kafir yang mendustakan ayat-ayat Kami.  Mereka tergolong penghuni Neraka!  Di sana mereka kekal!
40.   Hai keturunan Israil!  Bersyukurlah atas nikmat yang Aku anugerahkan kepada kalian.  Tepati janjimu kepada-Ku.  Aku pun akan mengabulkan janji-Ku padamu.  Takutlah kepada-Ku semata!
41.   Berimanlah dengan yang Aku turunkan (al-Qur’an).  Sebab, mengesahkan apa yang ada padamu (Taurat).  Jangan menjadi orang pertama yang mengingkarinya.  Jangan pula menjadikan ayat-ayat-Ku (sebagai alat penukar) demi meraih sesuatu yang sedikit manfaatnya.  Kepada Aku saja kamu seyogyanya bertakwa!
42.   Jangan mencapur-baurkan kebenaran dengan kebatilan.  Jangan kamu menyembunyikan yang hak.  Padahal, kamu menyadarinya.
43.    Dirikan shalat dan tunaikan zakat!  Rukuklah bersama yang shalat berjamaah.
44.   Mengapa kamu mengimbau orang lain mengerjakan kebajikan.  Sementara dirimu sendiri kamu lupakan.  Padahal, kamu membaca Taurat.  Tiadakah kamu menggunakan pikiran?
45.   Mohonlah pertolongan dengan sifat sabar dan shalat.  Fase itu terasa berat kecuali bagi insan khusyu.
46.   Jemaah khusyu merupakan orang yang meyakini akan bersua dengan Tuhannya.  Mereka percaya akan kembali kepada-Nya.
47.   Hai bani Israil!  Bersyukurlah atas nikmat yang Aku limpahkan kepadamu.  Camkan pula bahwa Aku mengutamakan leluhurmu (yang dulu taat) di antara umat lain (di zamannya).
48.   Jaga dirimu dari azab kiamat!  Di masa itu, manusia tak sanggup membela orang lain walau secuil!  Tidak pula diterima syafaat maupun tebusan.  Mereka tak akan ditolong!
49.    Kenanglah ketika Kami menyelamatkanmu dari Fir’aun dan kroninya.  Mereka menimpakanmu siksa pedih.  Mereka menyembelih putra-putramu.  Kemudian membiarkan hidup putri-putrimu.  Pada peristiwa itu terdapat cobaan-cobaan berat dari Tuhanmu.
50.   Ingat ketika Kami membelah Laut Merah untukmu!  Kami menyelamatkanmu!  Kemudian Kami menenggelamkan Fir’aun bersama antek-anteknya.  Momen itu kamu saksikan sendiri.
51.   Tiadakah kalian mengenang ketika Kami berjanji kepada Nabi Musa (untuk memberinya Taurat sesudah ia bersiap selama 40 malam.  Kala itu, kalian justru menyembah patung anak lembu.  Kamu betul-betul orang zalim (terhadap diri sendiri).
52.   Kami kemudian mengampunimu agar kalian bersyukur
53.   Ingat ketika Kami mewahyukan al-Kitab (Taurat) kepada Nabi Musa.  Kami menurunkan keterangan perihal pembeda antara yang benar dengan salah.  Hal itu agar kamu memperoleh petunjuk.
54.   Kemudian Nabi Musa bersabda kepada kaumnya:  “Hai kaumku, kalian sungguh telah menganiaya diri sendiri.  Semua akibat kamu menyembah patung anak lembu. Bertaubatlah kepada Allah dengan cara membunuh dirimu!  Hal itu lebih baik bagimu di sisi Tuhan yang menciptakan kamu.  Hingga, Allah akan menerima taubatmu.  Sungguh, Tuhan Maha Pengampun!  Maha Penyayang!
55.   Ingat ketika kamu berceloteh: “Hai Musa!  Kami tak sudi beriman kepadamu sebelum melihat Allah secara jelas (dengan mata kepala).  Petir kemudian menyambarmu.  Matamu terbuka menyaksikan peristiwa itu.
56.   Kami kemudian membangkitkanmu dari kematian.  Hal itu supaya kamu bersyukur.
57.   Kami menaungi kalian dengan mega berarak (agar terhindar dari terik matahari di gurun).  Kemudian Kami karuniakan kepadamu manna dan salwa.   “Konsumsilah makanan baik itu”.  Mereka tak menganiaya Kami (kalau mengingkari nikmat itu).  Mereka justru yang menganiaya diri sendiri.
58.   Ingat ketika Kami berfirman: “Masuklah ke Baitul Maqdis.  Makanlah hasil bumi dari kota itu yang banyak lagi enak di mana saja kamu suka.  Masuklah lewat gerbang kota seraya tunduk (merendah diri).  Katakan: “Ya Allah, ampunilah dosa kami”.  Kami niscaya mengampuni segala kesalahanmu.  Kami pun menambah rezeki kepada yang berbuat baik.
59.   Syahdan, orang-orang zalim kemudian mengubah perintah dengan perkataan sebaliknya.  Hingga, Kami timpakan bencana dari langit lantaran mereka fasik.
60.   Ingat ketika Musa memohon air untuk kaumnya.  Kami berfirman: “Pukul batu itu dengan tongkatmu”.  Kemudian memancar dua belas mata air.  Tiap suku tahu tempatnya minum.  “Makan dan minumlah rezeki dari Allah.  Jangan berlaku jahat atau membuat kerusakan di bumi”.
61.   Ingat ketika kamu berkata:  “Hai Musa, kami jemu dengan makanan semacam ini.  Berdoalah kepada Tuhan agar ia menghasilkan bagi kami apa yang tumbuh di atas bumi semacam sayur-mayur, ketimun, bawang putih, kacang adas dan bawang merah.  Nabi Musa bersabda: “Apakah kamu menginginkan sesuatu yang buruk sebagai pengganti yang lebih baik?  Silahkan ke kota.  Kamu pasti memperolehnya”.
     Mereka akhirnya ditimpa kenistaan dan derita.  Mereka dimurkai oleh Allah.  Sebab, mereka doyan mengingkari ayat-ayat Allah.  Mereka membunuh pula para nabi secara semena-mena!  Hal itu terjadi gara-gara mereka suka berbuat durhaka sembari melanggar aturan.
62.   Sungguh, orang Mukmin, Yahudi, Nasrani dan warga Shabiin atau siapa saja yang benar-benar beriman kepada Allah, hari akhir sekaligus beramal saleh.  Mereka akan menerima pahala dari Tuhannya.  Tak ada kekhawatiran bagi mereka.  Tiada pula ada duka lara.
63.   Ingat ketika Kami mengambil janji setiamu.  Kami angkat Thur  Sina (bukit Sinai) di atasmu seraya berfirman:  “Pegang teguh dan amalkan Taurat yang Kami berikan kepadamu.  Camkan selalu yang terkandung di dalamnya agar kamu bertakwa”.
64.   Kamu justru berpaling!  Andai bukan limpahan karunia dan kasih sayang Allah, niscaya kamu tergolong orang rugi.
65.   Sungguh, kamu mengenal individu di antara kalian yang melanggar pada Sabat (Sabtu).  Kami pun berfirman:  “Jadilah kamu kera hina”.
66.   Kami menjadikannya begitu sebagai peringatan bagi orang-orang di masa itu dan komunitas yang datang sesudahnya.  Mereka juga menjadi pelajaran bagi insan bertakwa.
67.   Ingat tatkala Nabi Musa bersabda kepada kaumnya:  “Allah menyuruh kamu menyembelih seekor sapi betina”.  Mereka menukas: “Apakah kamu hendak menjadikan kami bahan ejekan”.  Nabi Musa bersabda: “Saya berlindung kepada Allah!  Jangan saya termasuk individu bebal!”
68.   Mereka menjawab:  “Mohonlah kepada Tuhanmu agar Ia menerangkan kepada kami sapi betina macam apa”.  Nabi Musa bersabda:  “Allah berfirman bahwa sapi betina itu tidak tua sekaligus jangan yang perawan.  Usianya pertengahan.  Kini, kerjakan apa yang diperintahkan!”
69.   Mereka berkata:  “Mohonlah kepada Tuhanmu agar Ia menerangkan kepada kami apa warnanya”.  Nabi Musa bersabda: ”Allah berfirman bahwa sapi betina itu berwarna kuning.  Kuning tua.  Hingga, elok bagi orang yang memandangnya”.
70.   Mereka berkata: “Mohonlah kepada Tuhanmu agar Ia menerangkan kepada kami bagaimana hakikat sapi betina itu.  Sebab, sapi itu masih samar bagi kami.  Dengan kehendak Allah, kami pasti memperoleh petunjuk untuk mencari sapi itu”.
71.   Nabi Musa bersabda:  “Allah berfirman bahwa sapi betina itu belum pernah dipakai membajak tanah atau mengangkut air menyiram tanaman.  Sehat sekaligus tanpa belang”.  Mereka berkata: “Sekarang baru kamu menerangkan hakikat sapi betina itu yang sebenarnya”.  Mereka kemudian menyembelihnya.  Hampir saja mereka tidak menunaikan perintah itu.
72.   Ingat ketika kamu membunuh seseorang.  Kemudian kalian saling menuduh.  Allah kemudian menyingkap apa yang kamu rahasiakan.
73.   Kemudian Kami berfirman:  “Pukul mayat itu dengan sebagian anggota sapi yang kamu sembelih”.  Begitulah Allah menghidupkan kembali orang-orang yang mati.  Allah memperlihatkan kepadamu tanda-tanda kekuasaan-Nya agar kamu mengerti.
74.   Setelah itu, hatimu justru mengeras laiknya batu.  Bahkan, lebih keras lagi.  Padahal, di antara batu-batu itu ada yang memancarkan sembari mengalirkan air sungai.  Ada juga yang terbelah memancurkan mata air.  Selain itu, ada yang meluncur jatuh.  Sebab, takut kepada Allah.  Sungguh, Allah tak pernah lengah tentang apa yang kamu perbuat.
75.   Apakah kamu (wahai Muhammad) masih mengharap (orang Yahudi yang kepala batu) akan percaya kepadamu.  Pada dasarnya, sebagian dari mereka ada yang mendengar Kalam Allah (Taurat).  Mereka kemudian mengubah dan memelintir maksudnya setelah dipahaminya.  Mereka pun mengetahui (kalau perbuatan itu salah).
76.   (Orang Yahudi) jika bersua insan beriman (umat Islam) berkata: “Kami beriman!”  Kalau berada di lingkungannya, mereka berujar: “Apakah kamu menceritakan kepada kaum Mukmin tentang apa yang telah dipaparkan Allah kepadamu dalam Taurat tentang kebenaran Nabi Muhammad.  Hingga, mereka dapat menyanggahmu dalam perdebatan di hadapan Tuhanmu.  Tiadakah kamu berpikir?
77.   Tidakkah diketahuinya bahwa Allah mengetahui segala yang dirahasiakan dan dinyatakan.
78.   Di antara mereka ada yang buta aksara dan tidak mengetahui isi Taurat.  Mereka cuma direcoki dongeng bohong rekaan rabi-rabi.  Bahkan, mereka sekedar mengira-ngira.
79.   Celaka sekali orang yang menulis Taurat dengan tangannya (lantas mengubah sesuai hasratnya).  Ia lalu sesumbar:  “Ini dari Allah!”  Mereka bermaksud memperoleh keuntungan dunia yang cuma sepele.  Betapa malang mereka gara-gara apa yang ditulis oleh tangannya sendiri.  Celakalah mereka atas laba yang diperolehnya (dengan memalsukan Taurat).
80.   Mereka berkata:  “Api neraka tidak menyentuh kami, kecuali beberapa hari saja!”  Katakan (wahai Muhammad sang Maha Rasul):  “Sudahkah kamu menerima janji Allah?  Hingga, Allah tidak mengingkari janji-Nya.  Kamu hanya mengatasnamakan Allah tentang sesuatu yang kamu tidak ketahui”.
81.   Siapa berbuat kejahatan!  Kemudian ia dikungkung oleh dosanya.  Mereka pasti penghuni neraka!  Mereka kekal di sana!
82.   Insan beriman maupun pelaku kebaikan.  Mereka jelas penghuni Surga.  Mereka lestari di dalamnya!
83.   Ingat (wahai Muhammad) ketika Kami membuat perjanjian dengan bani Israil: “Jangan menyembah selain Allah.  Berbuat baiklah kepada ibu bapakmu, famili, anak-anak yatim dan golongan miskin.  Ucapkan kata-kata santun kepada manusia.  Dirikan shalat dan tunaikan zakat”.  Kalian justru mengingkari (janji setia itu), kecuali sebagian kecil dari kamu.  Kalian betul-betul doyan membangkang.
84.   Ingat ketika Kami membuat perjanjian dengan kamu.  “Kalian tidak akan menumpahkan darah (di kalanganmu sendiri).  Kamu tidak mengusir (saudara sebangsa) dari kampung halamanmu”.  Kemudian kamu berikrar mematuhinya.  Kala itu, kamu sendiri menjadi saksi (untuk mengakui kebenarannya).
85.   Kamu kemudian saling membunuh di kalanganmu sendiri.  Kemudian mengusir satu suku dari kampung halamannya.  Kalian bahu-membahu menentang mereka seraya melakukan dosa dan penganiayaan.  Padahal, kalau mereka datang kepadamu sebagai tawanan, kamu pun menebusnya.  Sungguh, kamu dilarang mengusirnya.  Apakah kamu percaya sebagian al-Kitab (Taurat) sembari mengingkari sebagian lainnya.  Tiada balasan bagi yang berbuat demikian di antara kalian selain kenistaan hidup dunia.  Pada hari kiamat, mereka ditimpa siksa yang sangat berat.  Allah tidak lengah tentang apa yang kamu perbuat!
86.   Mereka termasuk orang yang mengutamakan kehidupan dunia dengan mengorbankan akhirat.  Tidak akan diringankan azabnya!  Mereka tidak akan ditolong!
87.   Kami telah mewahyukan al-Kitab  (Taurat) kepada Nabi Musa.  Kemudian Kami susul sesudahnya dengan Rasul-rasul.  Kami anugerahi Isa putera Maryam beberapa mujizat.  Kami pun memperkuatnya dengan Ruhul-Qudus (Jibril).  Apakah tiap datang kepadamu seorang rasul membawa petunjuk yang tidak sesuai hasratmu, mendadak kamu angkuh menolaknya!  Beberapa di antara Rasul itu kamu dustakan.  Sementara yang lain kamu bunuh!
88.   Mereka (kaum Yahudi) berkoar:  “Hati kami tertutup (untuk menerima Islam)!”  Tidak!  Mereka dilaknat oleh Allah gara-gara keingkaran.  Hingga, hanya sedikit di antara mereka yang beriman.
89.   Ketika datang kepada mereka al-Qur’an dari Allah.  Kitab itu mengesahkan yang ada padanya.  Sebelumnya, mereka berdoa memohon kedatangan Nabi untuk memperoleh kemenangan atas orang kafir-musyrik.  Setelah datang kebenaran (Nabi Muhammad berikut al-Qur’an).  Mereka justru mendustakannya.  Laknat Allah menimpa orang ingkar itu!
90.   Alangkah buruk perbuatannya!  Mereka mementingkan kesenangan sambil menampik al-Qur’an yang diturunkan Allah.  Mereka dengki lantaran Allah menurunkan karunia-Nya kepada siapa Ia berkenan di antara hamba-hamba-Nya.  Mereka akhirnya ditimpa kemurkaan bertalu-talu.  Kelak, gerombolan kafir dirajam azab yang hina!
91.   Kalau dikatakan kepada mereka:  “Berimanlah kepada al-Qur’an yang diturunkan Allah”.  Mereka berkoar:  “Kami hanya beriman kepada Taurat”.  Mereka mengingkari al-Qur’an yang diturunkan sesudah Taurat.  Padahal, al-Qur’an merupakan kitab yang hak.  Membenarkan Taurat.  Katakan (wahai Muhammad):  “Mengapa kamu membunuh Nabi-nabi Allah di masa silam kalau memang kamu insan beriman!”
92.    Nabi Musa telah datang kepadamu membawa bukti-bukti (mujizat).   Sepeninggalnya, kamu menjadikan patung anak sapi sebagai sesembahan.  Kamu tiada lain pelaku kejahatan!
93.    Ingat ketika Kami mengambil janjimu.   Kemudian Kami angkat bukit (Thur Sina) di atasmu (seraya berfirman): “Pegang teguh dan amalkan Taurat yang Kami berikan.  Dengar apa yang diperintahkan”.  Mereka menjawab:  “Kami mendegarkan, tetapi, tidak menaati!”  Kemudian diresapkan ke hatinya (kecintaan menyembah patung) anak sapi gara-gara keingkarannya.  Katakan (wahai Muhammad):  “Terlalu buruk perbuatan yang diperintahkan oleh imanmu andai kamu betul percaya (kepada Taurat)”.
94.    Katakan (wahai Muhammad kepada kaum Yahudi):  “Kalau kamu menganggap area akhirat (Surga) itu khusus untukmu di sisi Allah, bukan untuk orang lain.  Kalau demikian, songsonglah kematian kalau kamu benar”.
95.    Mereka selamanya tak mendambakan kematian.  Sebab, dosa-dosa yang diperbuat oleh tangan mereka sendiri.  Allah Maha Mengetahui siapa yang zalim.
96.    Sungguh, kamu (wahai Muhammad) akan bersua dengan manusia paling loba terhadap kehidupan dunia.  Bahkan, lebih tamak dibandingkan kaum musyrik.  Mereka ingin hidup seribu tahun.  Padahal, umur panjang tidak akan melepaskannya dari siksa.  Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan.
97.    Katakan (wahai Muhammad):  “Siapa memusuhi Jibril yang menurunkan al-Qur’an ke dalam hatimu dengan seizin Allah.  Mengesahkan Kitab-kitab sebelumnya.  Kemudian menjadi bimbingan sekaligus berita gembira bagi insan beriman”.
98.    Siapa memusuhi Allah (dengan menampik petunjuk-Nya).  Memusuhi para malaikat dan rasul-rasul-Nya.  Memusuhi Jibril bersama Mikail.  Mereka yang memusuhi akan disiksa.  Sebab, Allah adalah musuh bagi gerombolan kafir.
99.    Kami telah menurunkan kepadamu (wahai Muhammad) ayat nan terang (al-Qur’an).  Tiada yang mengingkarinya kecuali pelaku kejahatan (fasik).
100.  Tiap kali mengikat janji, pasti segolongan dari mereka mengingkarinya.  Bahkan, mayoritas tidak beriman.
101.  Tatkala datang kepada mereka seorang Rasul (Nabi Muhammad) dari Allah.  Sang Rasul kemudian membenarkan kitabnya.  Sebagian dari mereka yang diberi Taurat justru menghempaskan ke belakang.  Seolah mereka tak mengetahui kebenarannya.

102.  Mereka menampik Kitab Allah seraya mengikuti sihir setan di masa pemerintahan Nabi Sulaiman.  Mereka menuduh Nabi Sulaiman melakoni sihir.  Nabi Sulaiman bukan tukang sihir yang menyebabkan kekafiran.  Kawanan setan itu yang justru mengerjakan sihir.

     Setan merecoki sihir kepada manusia.  Mereka pun mengajarkan apa yang diturunkan kepada dua malaikat di negeri Babil (Babylon).  Harut bersama Marut tidak mengajarkan jampi-jampi kepada penduduk sebelum bernasehat:  “Kami sekedar cobaan untuk menguji imanmu.  Jangan kamu menjadi kafir (dengan mempelajarinya)”.
      Syahdan, ada yang belajar sihir dari kedua malaikat itu.  Sihir yang bisa menceraikan suami-istri.  Pada dasarnya, tukang sihir itu muskil membahayakan seorang pun kecuali dengan izin Allah.  Mereka sebenarnya mempelajari sesuatu yang justru merugikan dirinya.  Bahkan, tidak mendatangkan faedah.
     Kaum Yahudi paham bahwa pelaku sihir tidak memperoleh keuntungan di Akhirat.  Betapa tercela apa yang mereka pilih untuk dirinya.  Sekiranya saja mereka tahu!
103.  Kalau mereka beriman dan bertakwa (niscaya memperoleh pahala).  Sebab, pahala di sisi Allah lebih baik kalau saja diketahuinya!
104.  Hai insan beriman!  (Ketika bercakap-cakap kepada Nabi Muhammad) jangan mengatakan: “Raa’ina” (perhatikan kami).  Katakan:  “Unzhurna”.  Dengarlah segala perintahnya.  Sementara bagi orang kafir ada siksa pedih.
105.  Cecunguk kafir dari Ahli Kitab dan gerombolan musyrik tak menginginkan kebaikan (wahyu) diturunkan kepadamu dari Tuhan.  Padahal, Allah berhak memutuskan siapa yang hendak diberi rahmat (kenabian).  Apalagi, Allah punya karunia berlimpah.
106.  Tiap ayat yang Kami batalkan (mansukh) atau tangguhkan.  Kami ganti yang lebih baik atau setara.  Tiadakah kamu memahami kalau Allah Maha Kuasa atas segala hal?
107.  Tiadakah kamu tahu bahwa Allah Penguasa langit dan bumi.  Tak ada selain Allah pelindung maupun penolong!
108.  Apakah kamu hendak meminta kepada Rasulmu sebagaimana bani Israil memohon kepada Nabi Musa di zaman silam?  Siapa menukar iman dengan kekafiran.  Ia tersesat dari jalan lempang!
109.  Mayoritas Ahli Kitab (Yahudi dan Kristen) berniat menjadikanmu kafir setelah kamu beriman.  Sebab, kedengkian dalam dirinya.  Padahal, telah nyata kebenaran (Nabi Muhammad) baginya.  Maafkan dan biarkan mereka sampai Allah mendatangkan perintah-Nya.  Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.
110.  Dirikan shalat dan tunaikan zakat. Apa saja kebaikan yang kamu upayakan bagi dirimu, tentu akan memperoleh pahala di sisi Allah.  Sungguh, Allah Maha Melihat yang kamu kerjakan.
111.  Mereka (Yahudi bersama Kristen) berkoar:  “Tiada yang masuk Surga kecuali Yahudi dan Kristen!”  Sebenarnya itu sekedar angan-angannya saja.  Katakan (wahai Muhammad):  “Tunjukkan bukti-buktimu kalau kamu berkata benar!”
112.  Siapa yang menyerahkan diri kepada Allah (dengan mematuhi perintah-Nya).  Kemudian baik perbuatannya, maka, ia memperoleh pahala di sisi Tuhannya.  Tak ada kekhawatiran terhadap mereka.  Tidak pula duka-cita.
113.  Orang Yahudi berceloteh:  “Orang Nasrani tak punya suatu pegangan (agama yang benar)”.  Orang Nasrani pun berkoar:  “Orang Yahudi tak punya suatu pegangan”.  Padahal, mereka sama-sama membaca kitab suci masing-masing (Taurat dan Injil).  Hal demikian juga terjadi dengan orang musyrik dari kaum Jahiliah Mekah yang tidak berpengetahuan.  Mereka ikut berceloteh serupa ucapan Yahudi dan Kristen.  Allah akan mengadilinya di hari kiamat tentang apa yang diperselisihkan.
114.  Siapa lebih zalim dengan orang yang melarang penggunaan masjid untuk sembahyang dan menyebut nama Allah di dalamnya.  Bahkan, mereka berusaha merobohkan masjid-masjid.  Manusia semacam itu tak sepatutnya masuk ke mesjid kecuali dengan rasa hormat dan takut kepada Allah.  Akibat perbuatannya, maka, di dunia mereka diselubungi kenistaan.  Di akhirat ditimpa siksa berat.
115.  Allah Pemilik Timur dan Barat.  Ke mana pun kamu mengarahkan diri (ke kiblat menghadap Allah).  Di situlah arah yang diridai Allah.  Sungguh, Allah Maha Luas (kasih sayang-Nya) lagi Maha Tahu.
116.  Kalangan kafir berkoar:  “Allah punya anak”.  Maha Suci Allah (dari tuduhan demikian)!  Ia Pemilik segala yang di langit dan di bumi.  Semua tunduk di bawah kuasa-Nya.
117.  Allah Pencipta langit dan bumi.  Kalau Allah berkehendak menciptakan sesuatu, Allah hanya berfirman: “Jadilah”.  Kemudian terwujud yang dititahkan.
118.  Orang musyrik yang bebal berkata:  “Mengapa Allah tidak berbicara dengan kami (tentang kebenaran Nabi Muhammad).  Mengapa tak muncul tanda-tanda kekuasaan-Nya (mujizat) kepada kami”.  Ucapan demikian telah pula dikatakan orang-orang kafir sebelumnya.  Hati mereka serupa.  Kami telah menjelaskan tanda-tanda kekuasaan Kami kepada komunitas yang mau percaya.
119.  Sungguh, Kami mengutusmu dengan kebenaran. Sebagai pembawa berita gembira (kepada insan beriman) sekaligus pemberi peringatan (untuk kaum kafir).  Setelah mendakwahkan yang dititahkan, kamu (wahai Muhammad) tak akan diminta pertanggungjawaban tentang penghuni neraka.
120.  Orang Yahudi dan Kristen tidak akan senang kepadamu sebelum kamu ikut agamanya.  Katakan:  “Petunjuk Allah (Islam) itulah yang benar!”  Kalau kamu menuruti hawa nafsu mereka setelah datang  pengetahuan (wahyu) kepadamu, niscaya Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolongmu!
121.  Orang yang telah Kami berikan Kitab Suci sambil membacanya dengan benar (tanpa memutar maksudnya).  Mereka pasti beriman.  Siapa yang mengingkarinya, berarti ia rugi.
122.  Hai keturunan Israil!  Ingat nikmat-Ku yang sudah Aku anugerahkan kepadamu.  Aku telah mengutamakan (leluhur) kalian atas umat lain (di zamannya).
123.  Pelihara dirimu dari huru-hara Kiamat.  Kala itu, manusia tak kuasa menebus dosa orang lain, biarpun sedikit!  Tidak akan diterima tebusan!  Tak bermanfaat baginya bantuan.  Tidak pula mereka ditolong!
124.  Ingat ketika Nabi Ibrahim diuji Tuhannya untuk memenuhi beberapa perintah.  Ia segera menunaikannya.  Allah berfirman:  “Aku melantikmu sebagai pemimpin bagi manusia”.  Nabi Ibrahim bersabda:  “Saya mohon juga keturunanku”.  Allah berfirman:  “Permohonanmu dikabulkan, tetapi, janji-Ku ini tak berlaku bagi orang zalim”.
125.  Ingat ketika Kami menjadikan Baitullah sebagai tempat berkumpul (ibadah haji) yang aman bagi manusia.  Jadikan wahana berdiri (maqam) Nabi Ibrahim sebagai area shalat.  Kami bertitah kepada Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail:  “Bersihkan rumah-Ku (Masjid al-Haram) untuk orang yang thawaf, i’tikaf, ruku dan sujud”.
126.  Ingat ketika Nabi Ibrahim berdoa:  “Ya Tuhanku, jadikan kota (Mekkah) ini aman sentosa.  Berikan rezeki berupa buah-buahan kepada penduduk yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir”.  Tuhan berfirman:  “Siapa yang ingkar, juga Aku biarkan menikmati rezeki itu (di dunia).  Kemudian Aku halau ia ke api neraka.  Tempat itu seburuk-buruk tujuan kembali”.

127.  Ingat ketika Nabi Ibrahim bersama Nabi Ismail memugar fondasi Baitullah seraya berdoa:  “Tuhan kami, terimalah amal kami.  Engkau Maha Mendengar.  Maha Tahu”.

128.  “Tuhan kami, jadikan kami berdua orang Islam yang berserah diri kepada-Mu.  Jadikan keturunan kami umat Islam yang patuh kepada Engkau.  Tunjukkan kepada kami cara dan tempat ibadah.  Terimalah taubat kami.  Sungguh, Engkau Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang”.

129.  “Tuhan kami, utus di kalangan mereka seorang Rasul yang akan membacakan ayat-ayat-Mu.  Kemudian mengajarkan Kitab (al-Qur’an) dan al-Hikmah (as-Sunnah).  Kemudian mensucikan jiwa mereka.  Sungguh, Engkau Maha Perkasa.  Maha Bijaksana”.

130.  Tiada yang membenci agama Nabi Ibrahim kecuali yang memperbodoh diri sendiri.  Sungguh, Kami telah memilihnya di dunia.  Di Akhirat kelak, ia benar-benar termasuk orang saleh (yang tinggi derajatnya).
131.  Ketika Allah berfirman kepadanya:  “Tunduklah kepada-Ku!”  Nabi Ibrahim menjawab:  “Aku patuh kepada Tuhan semesta alam”.
132.  Nabi Ibrahim mewasiatkan ucapan itu kepada anak-anaknya.  Demikian pula Nabi Ya’kub.  Ia bersabda:  “Hai putera-puteraku!  Allah telah memilih agama ini bagimu.  Jangan kamu mati kecuali memeluk Islam”.
133.  Apakah kamu hadir ketika Nabi Ya’kub menjelang sakratul-maut.  Kala itu, ia bersabda kepada anak-anaknya:  “Apa yang kamu sembah sepeninggalku?”  Mereka menjawab:  “Kami akan menyembah  Tuhanmu dan Tuhan sang leluhur Nabi Ibrahim, Nabi Ismail dan Nabi Ishak.  Kami menyembah Tuhan yang Maha Esa.  Kami berserah diri kepada-Nya”.
134.  Mereka adalah umat yang telah berlalu sejarahnya.  Bagi mereka ada ganjaran terhadap apa yang diusahakan.  Kemudian bagimu ada pula balasan terhadap apa yang kamu upayakan.  Kamu tak akan diminta tanggung-jawab tentang apa yang mereka lakukan.
135.  Yahudi dan Kristen berceloteh:  “Kamu seyogianya menjadi penganut agama Yahudi atau Kristen.  Sebab, kamu pasti memperoleh petunjuk”.  Katakan (wahai Muhammad): “Tidak!  Kami mengikuti agama Nabi Ibrahim secara benar.  Ia bukan musyrik!  Tidak pula ia mempersekutukan Tuhan!”
136.  Katakan (hai orang Mukmin):  “Kami beriman kepada Allah!  Kemudian apa yang diturunkan kepada kami berupa al-Qur’an.  Kami meyakini apa yang diturunkan kepada Nabi Ibrahim, Nabi Ismail, Nabi Ishak, Nabi Ya’kub dan anak cucunya.  Kami percaya dengan kitab yang diberikan kepada Nabi Musa dan Nabi Isa.  Kemudian yakin terhadap apa yang diberikan kepada para Nabi dari Allah.  Kami tidak membedakan seorang pun di antara mereka.  Kami adalah Islam yang patuh kepada Allah”.
137.  Kalau mereka beriman sebagaimana kami beriman.  Mereka pasti memperoleh petunjuk.  Kalau mereka berpaling, berarti ia hanya menimbulkan permusuhan dengan kamu.  Allah akan memelihara kamu (wahai Muhammad) dari mereka.  Allah Maha Mendengar.  Maha Mengetahui.
138.  Islam merupakan celupan Allah yang mewarnai aspek kehidupan.  Siapa lebih baik agamanya dibandingkan milik Allah?  Hanya kepada-Nya kami beribadah.
139.  Katakan (wahai Muhammad):  “Apakah kamu sebagai Yahudi dan Kristen mau membantah kami tentang Allah.  Ia adalah Tuhan kami dan Tuhanmu.  Perbuatan kami menjadi tanggung-jawab kami!  Perbuatanmu pun adalah tanggung-jawab kamu sendiri!  Hanya kepada Allah semata kami mengabdi.
140.  Kalian (Yahudi dan Kristen) sesumbar bahwa Nabi Ibrahim, Nabi Ismail, Nabi Ishak, Nabi Ya’kub dan anak-cucunya adalah penganut Yahudi atau Kristen.  Katakan (wahai Muhammad):  “Apakah kamu lebih tahu atau Allah!  Siapa yang lebih zalim ketimbang orang yang menyembunyikan kesaksian yang diperoleh dari Tuhan”.  Allah tak pernah lalai terhadap perilakumu.
141.  Mereka merupakan satu umat yang telah lewat sejarahnya.  Ada ganjaran terhadap apa yang ia upayakan.  Sementara bagi kamu ada pula balasan dari usahamu.  Kamu tidak akan diminta tanggung-jawab tentang apa yang mereka kerjakan.
142.  Orang minus rasio berkoar:  “Apa yang menjadikan umat Islam berpaling dari kiblatnya (Baitul Maqdis) yang dulu”.  Jawab (wahai Muhammad):  “Timur dan Barat milik Allah.  Tuhan membimbing siapa yang Ia kehendaki ke jalan lurus”.
143.  Kami menjadikan kamu (kaum Muslim) sebagai umat yang adil dan terpilih.  Hingga, kamu layak memberi keterangan kepada manusia (tentang baik buruk).  Sang Rasul (Muhammad) pun menjadi saksi atas kebenaran perbuatanmu.
     Allah menetapkan kiblatmu (Ka’bah) yang sekarang agar Kami tahu siapa pengikut Rasul atau pembelot.  Pemindahan kiblat itu terasa berat, kecuali bagi orang yang dibimbing Allah.  Tuhan tidak akan menyia-nyiakan imanmu.  Allah punya limpahan kasih sayang kepada insan beriman.
144.  Kami sering melihatmu (wahai Muhammad) menengadah ke langit.  Sekarang Kami memalingkanmu ke kiblat yang kamu suka.  Hadapkan wajahmu ke Masjid al-Haram!  Di mana saja kamu berada, menghadaplah ke arahnya.  Orang (Yahudi dan Kristen) yang diberi Kitab (Taurat dan Injil) tahu kalau menghadap ke Masjid al-Haram adalah perintah yang benar dari Tuhan.  Allah tidak lengah tentang apa yang mereka kerjakan.
145.  Kalau kamu mengemukakan kepada orang (Yahudi dan Kristen) yang diberi Kitab (Taurat dan Injil) tentang bukti sah berkiblat ke Ka’bah.  Mereka tidak akan mengikuti kiblatmu.  Kalian pun tak akan mengikuti kiblatnya.  Sebagian dari mereka tak akan mengikuti kiblat sebagian yang lain.  Kalau kamu mengikuti hawa nafsu mereka setelah datang risalah (wahyu) kepadamu, berarti kamu termasuk golongan orang zalim.
146.  Orang (Yahudi dan Kristen) yang Kami beri Kitab (Taurat dan Injil), mengenal Nabi Muhammad.  Mereka mengetahuinya bagai mengenal anak-anaknya sendiri.  Sebagian di antara mereka menyembunyikan kebenaran itu.  Padahal, mereka tahu (perbuatan itu salah)!
147.  Kebenaran (yang disembunyikan Yahudi dan Kristen) itu dari Tuhanmu!  Jangan sekali-kali kamu termasuk orang bimbang!
148.  Tiap umat punya kiblat untuk menghadap.  Berlomba-lombalah berbuat kebaikan.  Di mana saja kamu berada pasti Allah akan menghimpunmu di hari Kiamat.  Allah Maha Kuasa atas segala aspek.
149.  Lewat mana pun kamu keluar (untuk shalat), maka, hadapkan raut mukamu ke Masjid al-Haram.  Ketetapan itu benar dari Tuhanmu!  Allah tiada sekali pun lalai tentang apa yang kamu kerjakan.
150.  Dari mana saja kamu keluar (untuk shalat), maka, hadapkan wajahmu ke Masjid al-Haram.  Di mana pun kamu berada, arahkan roman mukamu ke sana.  Hingga, tak ada argumentasi (hujjah) yang menentangmu kecuali orang durjana.  Jangan takut kepada mereka!  Takutlah kepada-Ku!  Hingga, Aku sempurnakan nikmat-Ku untukmu.  Kamu pun memperoleh hidayah.
151.  (Nikmat berkiblat ke Ka’bah) serupa dengan nikmat Kami dengan mengutus seorang Rasul di kalangan kamu (yakni Nabi Muhammad).  Ia diutus untuk membacakan ayat-ayat Kami kepadamu.  Kemudian mensucikan kamu (dari syirik dan maksiat).  Ia pun mengajarkan Kitab (al-Qur’an) dan al-Hikmah (as-Sunnah).  Kemudian mengajarkan yang belum kalian tahu.
152.  Ingatlah Aku (dengan mematuhi hukum dari sisi-Ku)!  Aku pun akan mengingatmu dengan menganugerahkan kebaikan!  Bersyukurlah kepada-Ku.   Jangan mengingkari nikmat-Ku.
153.  Hai insan beriman!  Mintalah pertolongan dengan kesabaran dan shalat.  Sebab, Allah menolong orang sabar.
154.  Jangan berkata bahwa orang yang gugur di jalan Allah itu mati!  Tidak! Mereka sesungguhnya hidup (secara istimewa)!  Kamu saja yang tidak menyadari.
155.  Kami pasti mengujimu berupa ketakutan (terhadap musuh) dan kelaparan.  Kemudian kekurangan harta, jiwa dan tanaman.  Meski demikian, sebarkan informasi gembira kepada orang sabar.
156.  Orang sabar ialah individu yang kalau ditimpa bencana segera berucap: “Kami milik Allah!  Kepada-Nya jua Kami kembali”.
157.  Orang sabar berlimpah kebaikan dan kasih sayang dari Tuhan.  Mereka memperoleh hidayah!
158.  Shafa dan Marwa adalah sebagian lambang agama Allah.  Siapa berhaji ke Baitullah atau ber-umrah, tidak berdosa ia melakukan sai (berjalan bolak-balik) di kedua bukit itu.  Siapa mengerjakan kebajikan secara ikhlas, maka, Allah memberi pahala.  Ia Maha Mengetahui.
159.  Orang yang menyembunyikan keterangan dan petunjuk Kami setelah diterangkan kepadanya dalam Kitab.  Mereka dilaknat oleh Allah!  Dilaknat pula oleh sekalian makhluk!
160.  Tak dilaknat yang bertaubat, introspeksi diri sambil menerangkan kebenaran.  Aku menerima taubatnya.  Aku Maha Penerima Taubat.  Maha Penyayang.


284.  Segenap yang di langit dan bumi.  Milik Allah semata.  Bila kalian menyatakan yang terbersit di hatimu atau merahasiakannya.  Allah pasti membuat perhitungan terhadap kalian tentang ucapan itu.  Allah mengampuni siapa yang Ia restui.  Allah menyiksa siapa yang Ia inginkan.  Allah Mahakuasa atas seluruh hal.
[Tatkala ayat ini turun, sebagian sahabat sedih. Mereka repot menanggung penggalan ayat: “Jika kalian menampakkan yang terbersit di hatimu atau menyembunyikannya. Niscaya Allah membuat perhitungan terhadap kalian mengenai perkataan tersebut”.
     Para sahabat menyangka mereka akan disiksa hanya karena sekedar berniat melakukan kejahatan. Sejumlah sahabat segera menemui Nabi Muhammad.
     Di hadapan Rasulullah, rombongan itu berlutut mengutarakan keberatannya. Nabi Muhammad bersabda: “Apakah kalian mau mengulang ucapan dua Ahl al-Kitab (Yahudi serta Kristen) bahwa kami dengar, tetapi, tidak patuh. Tuturkan! Kami dengar sembari taat. Kami memohon ampunanMu, ya Allah. Kepada Engkau jua kami kembali”.
     Para sahabat mengucapkan berulang-ulang. Hingga, terasa ringan di lidah. Selanjutnya, Allah menurunkan ayat 285]
285.   Rasul (Nabi Muhammad) beriman kepada wahyu yang diturunkan kepadanya.  Demikian pula kaum Mukmin.  Semua beriman kepada Allah, malaikat-malaikat, Kitab-kitab serta Rasul-rasulNya.  Mereka merapal:  “Kami tidak membedakan Rasul-rasulNya, yang satu dengan lain”.  Mereka juga berteguh kata:  “Kami dengar seraya taat.  Kami memohon ampunanMu, ya Allah.  Kepada Engkau jua kami kembali”.
[1. Penggalan ayat “Rasul beriman kepada wahyu yang diturunkan kepadanya”, dikomentari Nabi Muhammad bahwa: “Berhak bagi al-Qur’an diimani”
2. Jibril bertutur kalau ayat ini berisi sanjungan kepada Rasulullah dan umat Islam]
286.  Allah tak membebani seseorang kecuali sesuai standar kesanggupannya.  Ia memperoleh pahala dari kebaikan yang diusahakan.  Ia menanggung azab gara-gara kejahatan yang dilakukannya.  Berdoalah:  “Ya Tuhan kami, jangan hukum jika kami lupa atau keliru.  Ya Tuhan kami, jangan bebankan kepada kami beban berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang terdahulu.  Ya Tuhan kami, jangan pikulkan yang tiada daya kami menanggungnya.  Maafkan kami.  Ampuni kami.  Kasihilah kami.  Engkau Pembela kami.  Menangkanlah kami atas kawanan kafir!”
[Nabi Muhammad bersabda: “Siapa membaca dua ayat terakhir Surah al-Baqarah pada malam hari. Ia memperoleh kecukupan”]

_______________________

17. Surah al-Isra 23-27
23.  Tuhanmu telah memutuskan jangan menyembah selain Ia.  Berbuatlah baik kepada ibu-bapakmu. Kalau seorang di antara mereka atau keduanya berumur lanjut dalam pemeliharaanmu.  Jangan mengatakan “pfuih!”. Jangan membentaknya! Ucapkan perkataan mulia.
24.  Rendahkan hati terhadap keduanya dengan cinta kasih.  Doakan mereka: “Wahai Tuhanku, curahkan kasih sayang kepada mereka sebagaimana keduanya telah mendidik saya di waktu kecil”.
25.  Tuhanmu mengetahui apa yang terbersit di hatimu. Kalau kamu orang baik, Allah Maha Pengampun bagi orang yang bertobat.
26.  Berikan haknya kepada keluargamu, fakir miskin dan orang yang terlantar dalam perjalanan. Jangan kamu menghamburkan hartamu secara boros.
27. Para pemboros adalah saudara setan. Setan tiada lain makhluk paling ingkar terhadap Tuhannya.

_____________________________________________

36. Surah Yaa-Siin
1.    Yaa-Siin.
2.    Demi al-Quran yang bertabur hikmah.
3.    Sungguh!  Kamu (wahai Muhammad) merupakan seorang di antara rasul-rasul.
4.    Di jalan lurus (Islam) kamu berada.
5.    Wahyu (surah Yaa-Siin) ini diturunkan oleh yang Maha Perkasa lagi Maha Penyayang.
6.    Supaya kamu memberi peringatan kepada kaum yang leluhurnya sudah lama tidak diberi peringatan.  Hingga, mereka tetap lalai.
7.    Deraan siksa pasti ditimpakan terhadap mayoritas dari mereka lantaran tidak beriman.
8.    Kami memasang belenggu di leher mereka (karena sombong terhadap kebenaran).  Sementara tangannya diangkat ke dagu sampai tercongak.
9.    Di hadapan mereka, Kami pasang palang (akibat silau oleh tahta dan harta).  Di belakangnya pun ada penghalang (lantaran tak memikirkan azab).  Selanjutnya Kami tutup mata mereka sampai tak bisa memandang (karena di dunia tak mau melihat jalan benar).
10.  Dengan demikian, sama saja bagi mereka.  Kamu memberi peringatan atau tidak.  Mereka tetap tak akan beriman.
11.  Kamu (wahai Muhammad) hanya pemberi peringatan kepada yang sudi mengikutinya.  Kemudian yang takut kepada Tuhan yang Maha Pemurah walau ia sendiri tiada terlihat orang.  Ia tak melihat pula azab Tuhan.  Tebar informasi gembira kepadanya.  Kabarkan tentang ampunan dan pahala berlimpah.
12.  Sungguh, Kami menghidupkan orang-orang mati.  Kemudian Kami catat apa yang mereka kerjakan berikut jejak yang ditinggalkan. Segala sesuatu telah Kami hitung dalam Kitab Induk yang mutlak (Lauh al-Mahfuz).
13.  Tunjukkan mereka tamsil.  Ketika penduduk suatu kota kedatangan rasul-rasul (Kami).
14.  Ketika Kami mengirim dua rasul kepada mereka, ternyata didustakannya.  Kami kemudian memperkuatnya dengan utusan ketiga.  Mereka  bersabda: “Sesungguhnya kami diutus kepada kalian”.
15.  Penduduk setempat menjawab: “Kamu tiada lain hanya manusia biasa seperti kami.  Allah yang Maha Pemurah tak menurunkan sesuatu pun (tentang agama yang kamu dakwahkan).  Kamu hanya pendusta belaka”.
16.  Para rasul bersabda: “Tuhan mengetahui kalau kami merupakan utusan yang diutus kepada kalian”.
17.  “Kewajiban kami tiada lain sekedar menyampaikan perintah Allah secara terang-benderang”.
18.  Warga itu mengoceh: “Kami bernasib sial gara-gara kedatanganmu. Kalau kalian tak berhenti menyeru, maka, kami akan menimpukmu! Kamu pasti mendapat siksa pedih dari kami”.
19.  Ketiga utusan menukas: “Kemalanganmu itu lantaran kamu sendiri (yang ingkar).  Bagaimana mungkin kamu diberi peringatan, tetapi, berbalik mengancam?  Kalian betul-betul sudah melampaui batas!”
20.  Dari pojok kota, seorang pria (Habib an-Najjar) datang tergesa-gesa.  Ia berseru: “Wahai kaumku!  Patuhilah nasehat para rasul ini”.
21.  “Ikutilah insan yang tak meminta imbalan kepadamu.  Sebab, mereka adalah individu yang memperoleh hidayah”.
22.  Lelaki itu ditanya seraya menjawab: “Mustahil saya tidak menyembah Tuhan yang telah menciptakanku.  Apalagi, semua akan kembali kepada-Nya!
23.  “Mengapa saya harus menyembah tuhan selain Allah.  Kalau yang Maha Pemurah menimpakan bahaya terhadapku, niscaya pertolongan tuhan artifisial tidak berguna bagi diriku.  Bahkan, tidak pula dapat menyelamatkanku”.
24.  “Kalau saya syirik, pasti saya berada dalam kesesatan yang nyata”.
25.  “Kini, saya telah beriman kepada Tuhanmu.  Dengarlah pengakuan imanku”.
26.  (Setelah wafat) dikatakan kepada pria itu (Habib an-Najjar): “Masuklah ke Surga”.  Ia kemudian berkata: “Betapa elok sekiranya kaumku mengetahui ini”.
27.  “Tuhan mengampuniku.  Ia memasukkanku ke dalam golongan insan yang dimuliakan”.
28.  Sesudah pria itu wafat, Kami tak menurunkan kepada kaumnya suatu pasukan dari langit.  Tidak layak Kami menurunkan!
29.  Tiada azab bagi mereka kecuali satu pekik malaikat.  Semua pun mendadak mati!
30.  Alangkah besar penyesalan hamba-hamba itu nanti.  Tiap datang rasul-rasul, mereka selalu mencaci-makinya.
31.  Tiadakah diketahuinya berapa generasi sebelum mereka telah Kami binasakan.  Umat-umat yang binasa itu tak kembali lagi ke dunia.
32.  Semua makhluk kelak dikumpulkan di hadapan Kami (untuk diadili).
33.  Suatu tanda bagi mereka (untuk memahami kekuasaan Allah) yakni bumi yang kering-kerontang Kami suburkan.  Bumi itu kemudian menumbuhkan benih-benih.  Hingga, mereka pun memakannya.
34.  Kami hamparkan kebun-kebun kurma dan anggur.  Kemudian Kami pancurkan untaian mata air.
35.  Syahdan, mereka dapat memakan buahnya.  Kemudian apa yang diupayakan kedua tangannya.  Patutkah mereka tak bersyukur?
36.  Maha Suci Tuhan yang menciptakan semua makhluk berpasangan.  Ada pasangan bagi segala tetumbuhan di bumi atau pada diri mereka.  Bahkan, purwarupa yang tak diketahuinya.   
37.  Suatu tanda lain bagi mereka adalah malam.  Kami ganti siang menjadi malam.  Hingga, mereka berada dalam kegelapan.
38.  Di sisi lain, mentari beredar di orbitnya.  Begitulah aturan Sang Perkasa lagi Maha Mengetahui!
39.  Kami telah menetapkan jalur edar bagi bulan.  Hingga, setelah sampai ke terminal akhir, maka, bulan berwujud mayang melengkung (tandan yang kering).
40.  (Dengan aturan demikian) mustahil matahari menyalib bulan.  Malam pun muskil mendahului siang.  Semua melaju pada garis edar masing-masing.
41.  Satu lagi dalil agar mereka insaf.  Kami angkut keturunannya dalam bahtera yang sarat muatan.
42.  Kami kemudian menciptakan untuk mereka kendaraan yang selaras untuk dipakai di darat
43.  Kalau Kami menghendaki, niscaya Kami menenggelamkan mereka. Tak ada penolong!  Tidak pula mereka diselamatkan!
44.  Mereka diselamatkan berkat rahmat nan besar dari sisi Kami.  Selain itu, mereka diberi kesenangan hidup sampai batas yang ditetapkan.
45.  Dikatakan kepada mereka: “Waspadalah terhadap siksa yang tiap waktu menimpa (di dunia) dan azab yang akan datang (di akhirat) supaya kamu memperoleh rahmat”.
46.  Tiap datang kepada mereka suatu keterangan dari dalil kekuasaan Tuhan, mereka selalu berpaling (enggan menerima).
47.  Kalau dikatakan kepada mereka: “Dermakan sebagian rezeki yang dikaruniakan Allah kepadamu”.  Orang-orang kafir berceloteh sinis kepada insan beriman: “Apakah kami harus memberi makan kepada  khalayak yang kalau dikehendaki oleh Allah, tentu diberinya makan.  Kalian betul-betul berada dalam kesesatan yang nyata”.
48.  Gerombolan kafir mengolok-olok: “Kapan hari kebangkitan?  Buktikan kalau kamu benar!  Kami siap menunggu!”
49.  Mereka tidak perlu menunggu!  Satu teriakan saja bisa merenggut nyawanya ketika mereka sedang berbantah-bantahan (merundingkan urusan dunia).
50.  Mereka tak sempat berwasiat.  Tidak pula sempat kembali ke keluarganya.
51.  Ketika sangkakala ditiup, mereka sekoyong-konyong bangkit dari kubur menghadap kepada Tuhannya.
52.  Mereka berseru: “Aduhai, celaka nian kami!  Siapa yang membangkitkan kami dari tempat tidur.  Inilah yang dijanjikan Allah yang Maha Pengasih.  Benar pula berita rasul-rasul -Nya”.
53.  Dengan satu pekik saja, mereka tiba-tiba berkumpul di hadapan Kami (untuk menerima balasan).
54.  Di hari itu, tak seorang dirugikan walau sedikit.  Kamu tak dibalas kecuali menurut aksi perbuatanmu sendiri.
55.  Sungguh, penghuni Surga pada hari itu berada dalam suasana riang.
56.  Mereka bersama istri-istrinya bersuka-ria.  Tergolek di pepohonan rindang.  Mereka duduk berbaring di atas peterana.
57.  Mereka memperoleh bermacam buah.  Bahkan, apa yang mereka minta.
58.   “Salam sejahtera”.  Begitu tabik dari Tuhan yang Maha Penyayang.
59.  Cecunguk kafir kemudian diimbau: “Berpisahlah kamu dengan kaum Mukmin sejak hari ini, hai para pedosa!”
60.  Bukankah Aku telah perintahkan kepadamu, hai keturunan Adam!  Jangan mengabdi kepada setan!  Sebab, setan merupakan musuh nyata bagimu.
61.  Kamu seyogyanya menyembah-Ku.  Sebab, inilah titian nan lempang.
62.  Sungguh, setan itu telah menyesatkan mayoritas golongan di antara kamu. Tiadakah kamu memikirkannya?
63.  Inilah neraka jahanam yang berkali-kali diancamkan kepadamu.
64.  Hari ini, silahkan masuk!  Rasakan kobar apinya akibat pengingkaranmu.
65.  Hari ini, Kami tutup mulutnya.  Tangan mereka kemudian berbicara kepada Kami.  Sementara kakinya menjadi saksi tentang apa yang dulu dilakukan.
66.  (Mata hati pedosa rusak), kalau Kami menghendaki, pasti penglihatannya dilenyapkan dengan kepala rata.  Hingga, mereka tergopoh-gopoh mencari jalan (yang biasa dilewati).  (Kalau begitu) bagaimana mereka dapat melihatnya?
67.  (Akal mereka juga sungsang), kalau Kami menghendaki, pasti wujud jasmaninya Kami ubah di tempat mereka berada.  Dengan demikian, mereka tak sanggup maju atau mundur.
68.  Siapa dipanjangkan umurnya, niscaya Kami mengembalikan sifatnya (ke prototipe awal laiknya bayi).  Tiadakah ia memikirkannya.
69.  Kami tak mengajarkan syair (kepada Muhammad).  Tidak cocok baginya sebagai penyair.  Kami wahyukan al-Quran kepadanya sebagai peringatan sekaligus penerang.
70.  Ia (Muhammad) dimaksudkan memberi peringatan bagi orang-orang yang hidup jiwanya.  Selain itu, menjadi kepastian azab terhadap orang kafir.
71.  Tiadakah dilihatnya bahwa Kami telah menciptakan ternak untuknya.  Mereka kemudian memilikinya.
72.  Kami jinakkan binatang-binatang itu sebagai tunggangan mereka.  Sebagian yang lain mereka makan.
73.  Dari hewan itu mereka memperoleh aneka faedah dan minuman.  Jadi, mengapa mereka tak bersyukur?
74.  Mereka justru menyembah berhala-berhala demi memperoleh pertolongan.
75.  Arca-arca itu tak dapat membantunya.  Mereka justru menjadi pengurus berhala-berhala itu.  Benda-benda itu kelak dihadirkan (pada hari kiamat) untuk menyiksa mereka.
76.  Jangan kamu (wahai Muhammad) bersusah hati dengan tuduhan-tuduhan mereka (terhadapmu). Sungguh, Kami mengetahui aspek yang dirahasiakan atau yang diungkapkannya.
77.  Tiadakah manusia memperhatikan bahwa Kami menciptakannya dari setitik mani.  Perhatikanlah, mereka ternyata menjadi pembangkang (terhadap kekuasaan Kami menghidupkan orang-orang mati!)
78.  Manusia kemudian meracik sosok tandingan bagi Kami.  Ia lupa tentang awal-muasal kejadian dirinya.  Bahkan, secara lancang sesumbar: “Siapa yang pandai menghidupkan tulang-belulang yang sudah hancur-lebur laksana debu?”
79.  Jawablah: “tulang-tulang yang hancur-lebur itu akan dihidupkan oleh Tuhan yang menciptakannya pertama kali.  Ia Maha Tahu tentang segala makhluk (yang diciptakan-Nya)”.
80.  Ia menjadikan bagimu api dari pohon nan hijau demi keperluanmu.  Hingga, dari kayu itu kamu menyalakan api.
81.  Benarkah Allah yang menciptakan langit dan bumi dengan kekuasaan-Nya?  Benarkah Ia menciptakan kembali manusia sebagaimana sebelumnya?  Benar!  Ia Maha Pencipta lagi Maha Mengetahui.
82.  Karakter kreasi Tuhan kalau menghendaki sesuatu hanya bertitah: ”Jadilah”, maka, ia pun terwujud.
83.  Maha Suci Allah.  Di tampuk-Nya berada segala sesuatu.  Kepada Tuhan semua akan kembali.
__________________________________


47. Surah Muhammad
(Sang Maha Nabi Maha Rasul)
1.  Orang kafir yang menghalangi (dirinya maupun orang lain) dari jalan Allah, maka, Allah menjadikan segala perbuatan mereka sia-sia.
2.  Insan beriman yang mengerjakan amal saleh.  Kemudian beriman kepada al-Quran yang diturunkan kepada Nabi Muhammad sebagai kebenaran hakiki dari Tuhan.  Allah mengampuni dosa-dosa mereka seraya memperbaiki keadaan mereka (di dunia dan akhirat).
3.  Orang kafir menuruti yang batil.  Sementara insan beriman mengikuti kebenaran dari Allah.  Begitulah Allah menerangkan kepada manusia perihal watak masing-masing.
4.  Kalau kamu berjuang melawan gerombolan kafir (dalam perang jihad).  Pancung lehernya!  Kalau kamu bisa menaklukkannya, maka, tawan mereka! Ikat dengan erat!  Usai perang, kamu boleh membebaskan atau menerima tebusan.  (Bertindaklah demikian terhadap golongan kafir yang ceroboh) agar di akhir perang jihad tiada lagi bibit perkara yang timbul.  (Begitulah diperintahkan kepada kalian).  Andai Allah menghendaki, niscaya Ia sendiri membalas kejahatan mereka.  Allah hendak menguji kesabaran di antara kamu dalam menentang cecunguk kafir (yang menistaimu).  Orang yang mati syahid di perang jihad.  Allah tidak menyia-nyiakan perbuatan mereka!
5.  Allah akan memimpin mereka yang berjuang.  Allah memperbaiki keadaan mereka (di dunia dan akhirat)
6.  Memasukkan mereka ke dalam Surga yang telah dijanjikan sekaligus diperkenalkan wujudnya.
7.  Hai insan beriman, kalau kamu membela (agama) Allah, niscaya Ia akan menolongmu (mencapai kemenangan) dan meneguhkan pendirianmu.
8.  Sebaliknya nasib sial bagi begundal kafir.  Allah menghapus amal-amal mereka. 
9.  Semua terjadi karena mereka benci terhadap al-Quran yang diturunkan Allah.  Tuhan mengeliminasi pahala mereka.
10.  Apakah mereka tidak mengembara di bumi.  Kemudian memperhatikan bagaimana akibat perbuatan orang kafir terdahulu.  Allah membinasakannya.  Hal serupa akan menimpa orang kafir.
11.  (Azab yang ditimpakan kepada orang kafir merupakan) bentuk perlindungan Allah terhadap insan beriman.  Sungguh, orang kafir tak punya pelindung.
12.  Allah memasukkan insan beriman yang mengerjakan amal saleh ke dalam Surga.  Di bawahnya mengalir beberapa sungai.  Orang-orang kafir bersenang-senang (di dunia).  Mereka makan laiknya binatang.  Neraka kelak menjadi kediaman mereka.
13.  Betapa banyak negeri yang (penduduknya) lebih kuat dibandingkan (warga) negerimu yang mengusirmu (untuk hijrah wahai Muhammad).  Kami binasakan mereka!  Tiada penolong baginya!
14.  Apakah orang yang berpegang pada bukti dari Tuhannya sama dengan orang ingkar.  Orang durjana dikelabui oleh setan terhadap kejahatannya.  Hingga, ia memandang baik perbuatan buruknya.  Mereka mengikuti hawa nafsu.
15.  Sifat Surga yang dijanjikan kepada insan takwa ialah sejumlah sungai yang airnya tidak membusuk.  Sungai-sungai susu yang tidak berubah rasanya.  Sungai-sungai anggur yang lezat bagi peminumnya.  Sungai-sungai madu yang murni.  Penghuni Surga memperoleh pelbagai jenis buah.  Mereka pun memperoleh ampunan dari Tuhannya.  Tiada sama penghuni yang kekal di Neraka.  Mereka diberi minuman dari air mendidih.  Akibatnya, usus mereka terkoyak-koyak berantakan.
16.  Di antara mereka (hadir orang munafik di majelismu, hai Muhammad).  Mereka mendengar risalahmu.  Setelah pergi dari sisimu, mereka bertanya sinis kepada orang yang diberi hikmah (sahabat-sahabat Nabi Muhammad).  “Apa yang disabdakan tadi?”  Hati mereka dikunci mati.  Hawa nafsu saja yang diikutinya.
17.  Orang yang menerima petunjuk, maka, Allah menambahnya lagi dengan petunjuk.  Allah pun memberi dorongan untuk bertakwa.
18.  (Orang kafir yang tidak sudi menerima peringatan).  Apakah mereka hanya menunggu Hari Kiamat, yang datang mendadak.  Sungguh, tanda-tandanya telah tiba.  Apa untungnya mereka sadar kalau Kiamat sudah datang.
19.  Teguhkan keyakinanmu!  Tiada tuhan selain Allah!  Mohonlah ampun atas dosamu, dosa insan beriman, pria atau wanita.  Allah mengetahui gerak-gerikmu (di dunia).  Tahu pula penetapanmu (di akhirat).
20.  Insan beriman (yang gemar berjuang menegakkan Islam) bertutur:  “Alangkah elok sekiranya diturunkan satu surah al-Qur’an yang memerintahkan kami berperang”.  Ketika diturunkan sebuah surah perihal hukum yang mewajibkan perang.  Kamu tengok manusia dengan penyakit (kafir) di hatinya.  Mereka memandangmu dengan mata terbelalak hendak pingsan karena takut mati.  Celaka bagi mereka!
21.  (Kaum ingkar selalu berceloteh) “Kami taat seraya mengucapkan perkataan baik”.  Ketika diwajibkan perintah perang jihad (mereka tak menyukainya).  Kalau mereka setia kepada Allah (dengan mematuhi perintah-Nya), niscaya itu lebih baik.
22.  Kamu harus dikhawatirkan lantaran tidak mematuhi perintah.  Andai kamu memegang kuasa, tentu kamu membuat kerusakan di bumi.  Memutuskan pula pertalian kekeluargaan.
23.  Mereka dilaknat oleh Allah.  Ia menulikan pendengara mereka.  Dibutakan pula penglihatannya.
24.  Apakah mereka tidak merenungkan al-Qur’an.  Terkuncikah hatinya?
25.  Orang yang murtad sesudah nyata kebenaran bagi mereka.  Setan memperdayainya seraya membuainya dengan harapan hampa.
26.  Orang munafik berceloteh kepada orang Yahudi yang membenci risalah dari Allah: “Kami menurutimu dalam beberapa urusan”.  Allah mengetahui segala (perkataan dan perbuatan) yang dirahasiakan mereka.
27.  Bagaimana keadaan mereka kalau malaikat mencabut nyawanya.  Malaikat memukul wajah mereka.  Punggungnya pun dihantam.
28.  (Kematian dalam keadaan buruk) terjadi karena mereka melakukan perbuatan yang menimbulkan amarah Allah.  Mereka benci perbuatan yang diridai Allah.  Allah pun menghapus pahala mereka.
29.  Apakah orang yang ada penyakit di hatinya menyangka bahwa Allah tidak menampakkan kedengkian mereka (terhadap Nabi Muhammad bersama umatnya).
30.  Sekiranya Kami berkehendak, niscaya Kami memperkenalkannya kepadamu (hai Muhammad).  Hingga, kamu benar-benar mengenal mereka dari tanda-tandanya.  Kamu pasti mengenali gaya dan tutur katanya.  Allah mengetahui segala yang kamu perbuat.
31.  Kami akan mengujimu (hai insan beriman).  Siapa di antara kamu yang berjihad.  Siapa yang sabar (menjalankan risalah Kami).  Kami menguji dan mengesahkan hal-ihwal keadaan dirimu.
32.  Orang kafir yang menghalangi (manusia) dari jalan Allah.  Kemudian membangkang terhadap Rasul Allah setelah kebenaran jelas baginya.  Mereka tiada secuil pun dapat merugikan Allah.  Allah menjadikan perbuatan mereka tidak berguna.
33.  Hai insan beriman!  Taatlah kepada Allah.  Patuhlah kepada Rasul Allah.  Jangan kalian merusak pahala perbuatanmu.
34.  Sungguh, orang kafir yang menghalangi (manusia) dari jalan Allah.  Kalau mereka mati dalam keadaan kafir.  Allah tidak memberi ampunan!
35.  Jangan merasa lemah seraya mengajak (musuh) untuk berdamai.  Kamu lebih unggul.  Allah bersamamu (untuk mencapai kemenangan).  Tuhan tidak akan mengurangi pahala perbuatanmu.
36.  Kehidupan di dunia (tanpa iman dan takwa) ibarat permainan dan hiburan.  Kalau kamu beriman dan mawas diri dari kejahatan.  Allah memberimu pahala.  Ia tiada meminta harta benda milikmu.
37.  (Tabiat manusia) ketika Allah meminta hartamu sekaligus mendesak kamu memberikan semuanya.  Kamu kontan berlaku kikir.  Allah akan menampakkan kebakhilan itu dengan menimbulkan kedengkianmu.
38.  Camkan, kamu adalah orang-orang yang diseru untuk menafkahkan hartamu di jalan Allah.  Di antara kamu ada yang kikir.  Siapa yang bakhil berarti ia kikir terhadap dirinya.  Allah Maha Kaya.  Sementara kamu membutuhkan Tuhan dalam segala aspek.  Kalau kamu berpaling (dari iman dan sifat dermawan), Ia mengganti kamu dengan kaum lain.  Mereka tidak serupa denganmu.
__________________________________________________

56. Surah al-Waqiah
1.    Kalau kiamat terjadi.
2.    Peristiwa itu tiada mungkin disangkal.
3.    Momen itu merendahkan (kelompok ingkar) sekaligus meninggikan (golongan taat).
4.    Kalau bumi diguncang secara dahsyat.
5.    Gunung-ganang kemudian dihancurkan sampai luluh-lantak.
6.    Gunung itu akhirnya menjelma debu yang beterbangan.
7.    Kamu kemudian terbagi tiga golongan.
8.    Golongan kanan yang begitu mulia.
9.    Sementara golongan kiri.  Alangkah sengsaranya.
10.  (Golongan ketiga ialah) orang yang telah mendahului (berbuat kebaikan di dunia).  Mereka (lebih dulu mencapai balasan) sebagai insan unggul di akhirat.
11.  Mereka dimuliakan di sisi Allah.
12.  Mereka berada dalam naungan Surga yang penuh kenikmatan.
13.  Sejumlah besar umat-umat terdahulu.
14.  Kemudian sebilangan kecil orang-orang yang datang di belakang.
15.  Mereka duduk di atas peterana bertatah emas dan permata.
16.  Mereka bertelekan di atas dipan dengan berhadap-hadapan.
17.  Mereka dikelilingi dan dilayani anak-anak muda yang selalu awet.
18.  Mereka mengedarkan gelas, cerek dan piala berisi minuman yang diceduk dari sungai yang mengalir jernih.
19.  Minuman itu tak membuat pening.  Tidak pula memabukkan.
20.  (Kepada mereka dibawakan) bermacam buah yang mereka pilih.
21.  Kemudian ada daging burung sebagaimana yang mereka inginkan.
22.  Bidadari bermata jeli pun lalu-lalang (melayani mereka).
23.  Ia laksana mutiara putih bersih yang tersimpan secara apik.
24.  Semuanya menjadi imbalan atas apa yang mereka telah perbuat.
25.  Tidak terdengar omongan sia-sia di Surga.  Tidak pula perkataan yang menimbulkan dosa.
26.  Perkataan yang bergema hanya ucapan salam (di antara mereka).
27.  Golongan kanan.  Alangkah bahagia mereka.
28.  Mereka bersenang-senang di antara pohon bidara yang tanpa duri.
29.  Pohon pisang terhampar dengan buah tersusun rapi.
30.  Terbentang luas naungan.
31.  Air terus-menerus tercurah.
32.  Melimpah-ruah pula beragam buah.
33.  Tiada henti berbuah.  Tidak terlarang pula mengambilnya.
34.  Kasur-kasur tebal nan empuk terhampar.
35.  Kami menciptakan bidadari secara langsung.
36.  Kami menjadikannya selalu perawan suci.
37.  Ia penuh rasa cinta terhadap jodohnya.  Ia pun sebaya usianya.
38.  Mereka disediakan bagi golongan kanan.
39.  Suatu golongan besar orang-orang terdahulu.
40.  Kemudian segolongan besar pula orang-orang di belakang.
41.  Golongan kiri?  Betapa malang golongan itu.
42.  Mereka berada di tengah siksa hawa panas dan air mendidih.
43.  Kemudian disergap asap hitam.
44.  Tidak sejuk.  Tidak jua menyenangkan.
45.  Mereka sebelumnya hidup bermewah-mewah di dunia.
46.  Mereka tak putus melakukan kejahatan besar.
47.  Mereka selalu berceloteh:  “Apakah kalau kami mati menjadi tanah dan tulang-belulang?  Betulkah kita akan dibangkitkan?”
48.  “Apakah leluhur kami juga dibangkitkan?”
49.  Jawablah:  “Ya!  Orang-orang terdahulu dan yang akhir”.
50.  Mereka pasti dikumpulkan di momen tertentu pada hari yang dikenal.
51.  Hai orang-orang sesat yang mendustakan hari kiamat.
52.  Kamu benar-benar akan melahap buah zaqqum, yang buahnya pahit.
53,  Kamu mengisi penuh perutmu dengan buah zaqqum.
54.  Selepas itu kamu meneguk air yang panas menggelegak.
55.  Kamu minum laiknya unta yang sangat haus.
56.  Hidangan itu disediakan bagi mereka pada hari pembalasan.
57.  Kami telah menciptakanmu.  Mengapa kamu tak percaya tentang hari kiamat.
58.  Pikirkan tentang mani yang kamu pancarkan (ke dalam rahim).
59.  Apakah kamu yang membuatnya atau Kami yang menciptakan.
60.  Kami yang menentukan kematian di antara kamu.  Mustahil dihalangi!
61.  Dalam mengganti dirimu seperti di dunia, maka, di akhirat diciptakan kembali dalam keadaan yang tak kamu tahu.
62.  Kamu pasti mengetahui penciptaan pertama dirimu.  Mengapa kamu tak memetik hikmah.
63.  Lihat benih yang kamu tanam!
64.  Apakah kamu yang menumbuhkan ataukah Kami.
65.  Kalau Kami menghendaki, maka, dijadikannya tanaman itu kering-kerontang dan hancur.  Hingga, kamu tercenggang heran dan menyesal.
66.  (Kamu pun bersuara).  “Kami benar-benar dihimpit kerugian”
67.  “Kami hampa tak menerima sesuil pun hasil”.
68.  Lihat air yang kamu minum.
69.  Apakah kamu yang menurunkannya dari awan ataukah Kami.
70.  Kalau Kami menghendaki, niscaya air itu terasa asin.  Jadi, sebaiknya kamu beryukur.
71.  Lihat api yang kamu nyalakan (dengan kayu yang digesek).
72.  Apakah kamu yang menumbuhkan kayu itu ataukah Kami.
73.  Kami menjadikan api sebagai peringatan (bagi orang yang melalaikan kebewnaran hari akhirat).  Api juga bermanfaat bagi musafir di gurun.
74.  Bertasbihlah dengan menyebut nama Tuhanmu yang Maha Besar (sebagai rasa syukur atas nikmat-nikmat-Nya).
75.  Aku bersumpah: “Demi tempat-tempat dan masa-masa turunnya bagian-bagian al-Quran”.
76.  Sumpah itu adalah yang besar andai kamu tahu!
77.  Sungguh, al-Quran merupakan bacaan mulia.
78.  Al-Quran berasal dari kitab yang terpelihara (Lauh al-Mahfuz).
79.  Tak tersentuh kecuali hamba-hamba yang disucikan.
80.  Diturunkan dari Tuhan semesta alam.
81.  Apakah kamu (kaum kafir) menganggap remeh al-Quran?
82.  Apakah kamu mencari nafkah dengan mendustakannya.
83.  Mengapa kamu tidak turun tangan ketika nafas terakhir orang sekarat sampai di tenggorokan.
84.  Kala itu kamu menyaksikannya.
85.  Kami lebih dekat kepadanya dibandingkan kamu, tetapi, kamu tak melihat.
86.  Kalau kamu menganggap dirimu tidak berada dalam kekuasaan Allah.
87.  Mengapa kamu tidak mengembalikan nyawa orang itu.  Hal itu kalau kamu  memang orang-orang benar.
88.  Kalau orang yang mati termasuk dekat di sisi Allah.
89.  Ia memperoleh ketenteraman dan rezeki.  Bahkan, sebuah Surga kenikmatan.
90.  Kalau ia golongan kanan.
91.  (Dikatakan kepadanya): “Salam sejahtera bagimu berkat berasal dari golongan kanan”.
92.  Kalau ia termasuk kelompok pendusta lagi sesat.
93.  Ia disambut hidangan berupa air mendidih.
94.  Ia dibakar di neraka Jahim.
95.  Sungguh, peristiwa itu benar-benar akurat.
96.  Jadi, bertasbihlah dengan memuji nama Tuhanmu yang Maha Besar.




74. Surah al-Muddatstsir
(Orang Berselimut)
Dengan Nama Allah, Pemilik Kasih Sayang yang Mahapemurah
1.    Hai orang berselimut!
2.    Bangun!  Beri peringatan kepada manusia.
[“Saya berdiam di Gua Hira selama sebulan.  Ketika selesai beribadah, saya menuju ke suatu lembah. Tiba-tiba terdengar suara memanggilku. Saya menengadah. Terlihat malaikat yang pernah menemuiku di Gua Hira. Saya bergegas pulang seraya meminta agar diselimuti”]
3.    Agungkan Tuhanmu.
4.    Sucikan akhlakmu.
5.    Segala kejahatan, tinggalkan.
6.    Jangan memberi dengan harapan memperoleh balasan lebih banyak.
7.    Dalam menjalankan perintah Tuhanmu.  Kamu harus bersabar.
8.    Kala sangkakala ditiup.
9.    Waktu itu menjadi hari yang serba sukar.
10.  Cecunguk kafir repot mengelak dari azab.
11.  Biarkan Aku bertindak terhadap penentangmu (wahai Nabi Muhammad) yang Aku sendiri telah menciptakannya.
[Al-Walid bin al-Mughirah al-Makhzumi adalah pemuka Quraisy musyrik. Ia bernafsu mencari kelemahan al-Qur’an. Berniat memalsukan ayat-ayat Allah. Ia gagal lantas sesumbar bahwa al-Qur’an tiada lain sihir yang dipelajari dari kaum bahari]
12.  Kepada dia telah Aku beri harta berlimpah.
13.  Kemudian anak-anak yang senantiasa bersamanya.
[10 putranya selalu hadir di forum-forum Mekah untuk bersenang-senang]
14.  Aku lapangkan hidupnya seluas-seluasnya (untuk memperoleh kekayaan dan kekuasaan).
15.  Ia berharap pula agar Aku menambah lagi dengan memasukkannya ke Surga.
16.  Mustahil!  Ia pembangkang ayat-ayat Kami (al-Qur’an).
17.  Aku akan membebani dengan azab yang pendakiannya sangat payah.
18.  Ia telah memikirkan dan mereka-reka berbagai tuduhan terhadap Al-Quran.
19.  Celaka dia!  Bagaimana bisa dia begitu berani mereka-reka?
20.  Terkutuk sekali dia!  Betapa nista rekaannya.
21.  Ia merenung guna melecehkan (al-Qur’an, tetapi, gagal).
22.  Ia pun cemberut.  Dahinya berkerut.
23.  Ia akhirnya berpaling dari kebenaran seraya menyombongkan diri.
24.  Ia berceloteh: “Al-Qur’an sekedar sihir yang berasal dari zaman purbakala”.
25  “Ini hanya perkataan manusia!”
26.  Akibat kekafirannya.  Aku menjerumuskannya ke Neraka Saqar.
[Cara mati Walid sangat tragis. Ia hanya tergores anak panah. Luka kecil itu kemudian menganga. Walid pun menderita selama bertahun-tahun sampai maut menjemputnya]
27.  Tahukah kalian apa itu Saqar?
28.  Saqar membakar mangsanya tanpa sisa.  Siapa saja tidak dibiarkan luput!
29.  Terus-menerus membakar kulit manusia sampai hangus!
30.  Penjaga Saqar sembilan belas.
[Abu al-Asyad berkata: “Hai kaum Quraisy, jumlah 19 tidak akan membinasakan kalian. Saya bisa memangku 10 dengan pundak sebelah kanan serta sembilan di pundak kiri”.
Abu Jahal berkata: “Nabi Muhammad mengatakan kalau penjaga Neraka yang akan mengazab kalian berjumlah 19. Apakah seratus orang di antara kita tidak sanggup melawannya?”]
31.  Kami menjadikan penjaga Saqar dari kalangan malaikat.  Kami menentukan jumlahnya sebagai cobaan bagi cecunguk kafir.  Hingga, pengamal al-Kitab (Yahudi dan Kristen) yakin tentang al-Qur’an.  Sementara insan saleh bertambah imannya.  Orang yang diberi al-Kitab bersama kaum Mu’min tidak bimbang.  Sebaliknya gerombolan munafik dan cecunguk kafir berceloteh. “Mengapa Allah menyebut bilangan ganjil ini sebagai perumpamaan?”
     Begitulah Allah membiarkan sesat orang yang Ia kehendaki.  Tuhan memberi hidayah kepada siapa Ia berkenan.  Tidak ada yang tahu bala tentara Tuhanmu melainkan Ia saja.  Ingat!  Segala yang diterangkan berkenaan dengan Saqar merupakan peringatan bagi manusia!
[Beberapa Yahudi bertanya tentang angka 19 kepada seorang sahabat. Bilangan itu sesuai dengan yang tercantum pada kitab mereka]
32.  Demi bulan.
33.  Demi malam jika sirna gelapnya.
34.  Demi subuh bila mulai memancarkan cahaya.
35.  Saqar merupakan petaka dahsyat.
36.  Ancaman bagi manusia.
37.  Siapa di antara kalian yang bersiap maju meraih kebajikan atau mundur.
38.  Tiap diri bertanggung jawab terkait perbuatannya.
39.  Golongan Kanan yang berjaya.
40.  Mereka berada di Surga.  Mereka saling bertanya.
41.  Bagaimana tempat tinggal puak durjana?
42.  “Apa yang memasukkan kamu ke Saqar?”
43.  Pedosa menjawab:  “Kami tidak shalat”.
44.  “Tidak memberi makan orang miskin”.
45.  “Asyik dengan obrolan batil bersama orang yang membincangkannya”.
46.  “Kami mendustakan Hari Pembalasan”.
47.  “Akhirnya tiba ajal kami”.
48.  Tidak berguna bagi pedosa bantuan dari para penolong.
49.  Kalau demikian, mengapa cecunguk kafir menafikan peringatan Allah?
50.  Mereka seolah kawanan keledai liar yang terkejut.
51.  Lari ketakutan dari singa!
52.  Tak cukup sampai di situ.  Mereka pun bernafsu diberi lembaran surat terbuka.
[Kaum Quraisy berkata: “Kalau Nabi Muhammad benar. Semestinya begitu bangun tidur. Ada di tiap kepala kami lembaran pembebasan dari azab Neraka yang diturunkan dari langit”]
53.  Tidak!  Mereka memang tidak takut dengan Negeri Akhirat.
54.  Camkan!  Al-Qur’an benar-benar peringatan.
55.  Siapa mau, niscaya ia dapat memanen hikmah dari al-Qur’an.
56.  Mereka justru lalai.  Tiada pelajaran diperoleh melainkan atas kehendak Allah.  Ia patut dipatuhi.  Ia jua pemberi ampun.






80. Abasa
(Pertolongan)
Dengan Nama Allah, Pemilik Kasih Sayang yang Maha Pemurah
1.    Ia (Nabi Muhammad) merengut sambil berpaling.
2.    Ia didatangi tunanetra (Abdullah bin Zaidah).
3.    Tahukah kamu wahai Nabi Muhammad?  Si buta mungkin ingin menyucikan diri (dari dosa).
4.    Barangkali pula ia mau memperoleh pengajaran agar bermanfaat baginya.
5.    Orang yang merasa tidak membutuhkan kamu karena keadaannya serba cukup (pemuka-pemuka Quraisy).
6.    Beri perhatian secara baik kepadanya.
7.    Kamu tidak tercela kalau ia tidak menyucikan diri (beriman).
8.    Orang yang bergegas datang kepadamu.  Ia menginginkan pengajaran.
9.    Ia takut kepada Allah.
10.  Kamu justru mengabaikan!
11.  Jangan lagi berlagak begitu!  Sebab, ayat-ayat al-Qur’an merupakan pengajaran dan peringatan.
12.  Siapa ingin kebaikan, tentu, ia memperhatikan.
13.  Ayat-ayat al-Qur’an tercantum pada naskah-naskah yang dimuliakan.
14.  Berada pada derajat tinggi.  Suci pula dari segala gangguan.
15.  Terpelihara di tangan para malaikat yang menyalinnya dari Lauh Mahfuz.
16.  Mereka malaikat mulia lagi berbakti.
17.  Terkutuk manusia yang ingkar!  Alangkah besar kekafirannya!
18.  Tiadakah ia memikirkan dari apa Allah menciptakannya?
19.  Dari segumpal mani! Allah menciptakan seraya mendesain keadaannya demi bertanggung-jawab.
20.  Tuhan memudahkan kelahirannya.  Jalan baik dan buruk.  Dihamparkan pula kepadanya untuk dipilih.
21.  Kemudian Ia mematikannya.  Lalu memasukkan ke kubur.
22.  Bila Allah berkenan.  Ia membangkitkan kembali.
23.  Sepatutnya manusia jangan ingkar! Sebab, mereka belum menunaikan yang diperintahkan Allah.
24.  Kalau ia tidak memikirkan asal atau akhir dirinya.  Suruh manusia menyimak makanannya (bagaimana proses terjadinya).
25.  Kami telah mencurahkan hujan secara berlimpah.
26.  Kemudian kami membelah-belah bumi secara apik lewat tetumbuhan.
27.  Kami tumbuhkan biji-bijian.
28.  Anggur serta sayur-mayur.
29.  Zaitun dan kurma.
30.  Terhampar kebun-kebun nan rindang.
31.  Aneka buah serta bermacam rerumputan.
32.  Semua untuk kegunaan kalian dan ternakmu.
33.  Ingat bila terdengar suara memekakkan (dari tiupan kedua sangkakala pertanda Hari Kebangkitan).
34.  Di hari itu manusia melarikan diri dari saudaranya.
35.  Lari dari ibu dan bapaknya.
36.  Melalaikan isteri serta putra-putrinya.
37.  Tiap orang di hari itu punya urusan pelik yang merepotkan.
38.  Paras insan saleh pada hari itu merona berseri.
39.  Mereka tertawa riang.  Bergembira-ria.
40.  Sementara wajah gerombolan durjana muram.
41.  Ditimpa kehinaan.
42.  Mereka begundal kafir pelaku kejahatan!

Asbabun Nuzul
     Abdullah bin Zaidah alias Ibnu Ummi Maktum yang buta menemui Nabi Muhammad.  “Ya Rasulullah, ajarkan saya yang telah Allah ajarkan kepadamu”, katanya kepada Nabi Muhammad.
     Ibnu Ummi Maktum mengulang permintaannya.  Ia tidak tahu kalau Rasulullah sedang menemui rombongan Quraisy yang berniat masuk Islam.  Nabi Muhammad pun tidak mau menghentikan pembicaraan dengan mereka.  Walau begitu, permintaan Ibnu Ummi Maktum membuat wajah Rasulullah cemberut.
     Ibnu Ummi Maktum lalu bertanya: “Apakah ucapanku salah?”  Nabi Muhammad menjawab:  “Tidak”.
     Allah lantas berfirman: “Ia merengut seraya berpaling”.  Rasulullah kemudian bersabda: “Selamat datang kepada orang yang membuat saya ditegur oleh Tuhanku”.  Ia kemudian menggelar serbannya untuk Ibnu Ummi Maktum.  “Apa keperluanmu menemuiku?  Apakah kamu butuh sesuatu?”, tanya Nabi Muhammad.






81. At-Takwir
(Digulung)
Dengan Nama Allah, Pemilik Kasih Sayang yang Mahapemurah
1.   Bila sinar sang surya sirna.
[Cahayanya lenyap karena matahari digulung. At-Takwir bermakna menyatukan sebagian dengan yang lain. Sedangkan kuwwirat berarti dijatuhkan. Ini menandaskan bahwa mentari dipadukan dengan benda langit lain lantas dihempaskan]
2.    Kalau bintang-gemintang jatuh berpencaran.
3.    Jika gunung-ganang dihancur-leburkan.
4.    Bila unta-unta bunting 10 bulan dibiarkan tanpa peduli.
[Unta yang kandungannya memasuki bulan kesepuluh merupakan harta berharga bagi bangsa Arab]
5.    Kalau binatang liar dikumpulkan.
[Dihimpun di Padang Mahsyar]
6.    Jika samudera, panas membuncah.
7.    Bila ruh disatukan dengan jasad.
8.    Kalau bayi-bayi perempuan yang dikubur hidup-hidup ditanya.
9.    Dosa apakah sampai ia dibunuh?
10.  Jika lembaran-lembaran amal dibentangkan.
11.  Bila langit tercerabut dari wadahnya.
12.  Kalau api Neraka Jahim dinyalakan
13.  Jika Surga didekatkan.
14.  Bila seluruh peristiwa itu terjadi, maka, tiap orang bakal tahu perbuatan yang pernah dilakukan.
15.  Aku bersumpah demi bintang-gemintang.
16.  Bintang yang berotasi atau terbenam.
[Planet-planet yang beriringan dengan matahari pada siang. Ada pula tidak tampak karena tertutup sinar surya]
17.  Demi malam kalau hampir habis gelapnya.
18.  Demi subuh jika fajar tersibak.
19.  Sungguh, al-Qur’an itu firman Allah yang disampaikan utusan mulia (Jibril).
20.  Ia kuat.  Berkedudukan tinggi di sisi Allah yang punya Arasy.
21.  Dipatuhi kalangan malaikat.  Ia terpercaya.
22.  Sahabat kamu (Nabi Muhammad).  Bukan orang gila!
[Penentang Islam menuduh Nabi Muhammad sinting. Sahabat yang dimaksud yakni Abdullah bin Maktum. Jika Rasulullah pergi perang, maka, Abdullah ditunjuk sebagai imam di Masjid Nabawi. Ia juga muazin kalau Bilal bin Rabah al-Habasyi berhalangan]
23.  Nabi Muhammad sudah melihat Jibril di kaki langit yang benderang.
24.  Nabi Muhammad tidak pelit menyampaikan perkara gaib.
25.  Al-Qur’an bukan perkataan setan sial.
26.  Ke mana kamu ingin pergi (bila menyimpang dari al-Qur’an)?
27.  Al-Qur’an tiada lain peringatan bagi segenap penduduk alam raya.
28.  Diperuntukkan di antara kalian yang ingin menempuh jalan lempeng.
29.  Kamu tidak bisa menentukan kemauanmu (menempuh jalan lurus) kecuali atas izin Allah, pemelihara alam raya.







87. Al-A’la
(Mahatinggi)
Dengan Nama Allah, Pemilik Kasih Sayang yang Mahapemurah
1.   Sucikan nama Tuhanmu yang Mahatinggi.
2.   Ia menciptakan (seluruh makhluk) seraya menyempurnakan.
3.   Mengatur kadar tiap makhluk sembari membimbing.
4.   Menumbuhkan rerumputan.
5.   Padang rumput hijau.  Ia jadikan tunggul jerami hitam.
6.   Kami bacakan al-Qur’an kepadamu (wahai Nabi Muhammad).  Niscaya kamu tidak lupa.
7.   Kecuali yang dikehendaki Allah untuk kamu lupakan.  Allah tahu yang terkuak dan  tersembunyi.
8    Kami memudahkan kamu melaksanakan segala perkara agama agar mencapai jalan kebahagiaan.
9.   Beri peringatan dengan ajaran al-Qur’an karena berfaedah.
10.  Siapa takut kepada Allah.  Ia menerima peringatan tersebut.
[Mereka memperoleh hikmah dari al-Qur’an]
11.  Sebaliknya, orang paling celaka menghindarinya.
12.  Ia kelak didera api yang dahsyat di Neraka.
13.  Di sana, ia tak mati.  Tidak pula hidup.
[Penghuni Neraka tak mati supaya terus-menerus merasakan kobar api.  Ia pun tidak hidup wajar karena diazap saban waktu tanpa jeda]
14.  Berjaya orang yang menerima peringatan itu karena berikhtiar menyucikan diri (beriman).
15.  Ia ingat nama Tuhannya.  Ia pun shalat.
[Menyebut nama Allah dengan lidah sekaligus hati tiap saat]
16.  Mayoritas kalian memprioritaskan kehidupan duniawi.
17.  Padahal Akhirat lebih baik dan kekal.
18.  Keterangan ini tertera di lembaran kitab-kitab bahari.
19.  Ternukil pada kitab Nabi Ibrahim maupun Nabi Musa.
[Tercantum pada 10 Shuhuf Nabi Ibrahim serta 10 Shuhuf Nabi Musa.  Di samping Taurat, diwahyukan pula kepada Musa Alaihissalam sejumlah Shuhuf]

Asbabun Nuzul
     Jibril datang membacakan ayat.  Belum sempat Jibril sampai di akhir ayat, Nabi Muhammad bergegas membaca awal ayat.  Ia khawatir lupa.  Ihwal ini selalu diperbuat Rasulullah.  Kemudian turun ayat bahwa: “Kami bacakan al-Qur’an kepadamu.  Niscaya kamu tidak lupa”.



90.  Surah al-Balad
(Metropolitan Mekah)
1.    Aku bersumpah demi kota (Mekah) ini.
2.    Kamu (hai Muhammad) tinggal di kota ini (selalu diteror).
3.    (Aku bersumpah) demi manusia yang melahirkan dan yang dilahirkan.
4.    Kami menciptakan manusia selalu menghadapi keadaan susah-payah (jasmani dan rohani).
5.    Pantaskah manusia yang begitu kondisinya (mau dikelabui oleh kekuasaan dunia)?  Ia mengira tiada yang berkuasa atas dirinya.
6.    Manusia (yang bermegah-ria dengan kekayaannya tidak layak) berseru: “Saya telah menghabiskan banyak harta (demi kebaikan sosial)”.
7.    Apakah ia mengira bahwa tak ada yang melihatnya (seraya mengetahui niatnya menghamburkan kekayaan).
8.    (Manusia yang terperdaya harta) telah Kami berikan dua mata (untuk melihat kekuasaan dan kekayaan Kami).
9.    Kami beri lidah dan sepasang bibir (untuk memudahkan kegiatannya).
10.  Kami tunjukkan kepadanya dua jalan (kebaikan dan kejahatan)
11.  Manusia tidak menempuh jalan terjal.  Jalan yang tinggi derajatnya di sisi Allah.
12.  Tahukah kamu jalan yang tinggi kadarnya di sisi Allah?
13.  (Kepada manusia yang mampu ialah) memerdekakan hamba dari perbudakan.
14.  Memberi makan pada hari kelaparan.
15.  Kepada anak yatim dan kerabat.
16.  Kepada orang miskin yang terlunta-lunta.
17.  Selain (tidak mengerjakan perbuatan-perbuatan) itu, ia tidak termasuk pula insan beriman.  Tidak saling berpesan supaya sabar seraya berkasih sayang.
18.  (Insan beriman yang mengerjakan perbuatan yang tinggi derajatnya di sisi Allah) Mereka adalah golongan kanan.
19.  Sementara yang ingkar terhadap ayat-ayat Kami.  Mereka termasuk golongan kiri.
20.  Mereka berada dalam Neraka yang tertutup rapat (agar apinya terasa kuat).



91. Surah asy-Syams
(Sang Surya)
1.    Demi mentari di pagi hari yang berkilau cemerlang.
2.    Demi rembulan kala mengiringi matatari.
3.    Demi siang bila menampakkan sang surya.
4.    Demi malam bila terselubung kegelapan.
5.    Demi langit dan yang membinanya.
6.    Demi bumi dan yang membentangkannya.
7.    Demi sukma manusia dan yang menyempurnakan kejadiannya.
8.    Allah mengilhamkan kepada sukma.  Jalan kepada kejahatan dan ketakwaan.
9.    Sungguh, beruntung orang yang mensucikan diri (dengan iman dan kebajikan).
10.  Alangkah rugi manusia yang mengotori jiwanya.
11.  Kaum Tsamud mendustakan (Rasul Allah).  Tingkah durhaka mereka melampaui batas.
12.  Tatkala bangkit orang terjahat di antara mereka (untuk membunuh unta dari Surga).
13.  Rasul Allah (Nabi Saleh) bersabda: “Jangan usik unta betina dari Allah ini!  Biarkan ia minum!”
14.  Mereka mendustakan (Nabi Saleh).  Unta itu digorok!  Allah kemudian membinasakan mereka akibat dosa-dosanya.  Allah memusnahkannya sampai rata dengan tanah!
15.  Allah tiada hirau terhadap akhir hidup mereka.


92. Surah  al-Lail
(Malam)
1.    Demi malam bila menyelubungi (cahaya)
2.    Demi siang bila terang benderang.
3.    Demi Sang Pencipta (makhluk-makhluk) dari jenis jantan dan betina.
4.    Sungguh, ikhtiar kamu saling berbeda.
5.    Ada yang mendermakan (harta di jalan Allah) seraya bertakwa.
6.    Ia mengakui ada pahala terbaik (berupa Surga).
7.    Kami akan memudahkannya memperoleh kesenangan (Surga).
8.    Sebaliknya orang kikir yang merasa puas dengan dirinya sendiri.
9.    Ia mendustakan pahala terbaik.
10.  Kami menyiapkan baginya kemalangan.
11.  Hartanya tiada berfaedah baginya kalau ia binasa.  Ia terjerumus (dalam siksa).
12.  Tanggungan Kami untuk memberi petunjuk.
13.  Sungguh, Kami menguasai Akhirat dan dunia.
14.  Kami mengingatkan kamu dengan Neraka.  Api berkobar yang membumbung.
15.  Penghuninya hanya orang paling celaka!
16.  Mereka mendustakan kebenaran dan ingkar.
17.  Sebaliknya, orang paling takwa dijauhkan dari Neraka.
18.  Mereka mendermakan hartanya (di jalan Allah) demi menyucikan diri dan hartanya.
19.  Tiada seorang pun memberikan nikmat kepadanya.  Penghargaan patut dihaturkan.
20.  Ia (mendermakan harta) demi mengharap ridha Tuhannya yang Maha Tinggi.
21.  Ia kelak berpuas hati (di Akhirat).


93. Surah adh-Dhuha
(Kemilau Pagi)
1.    Demi cahaya pagi nan cemerlang.
2.    Demi malam bila sunyi-sepi.
3.    Tuhanmu (wahai Muhammad) tidak meninggalkan kamu!  Tuhan pun tidak membencimu (sebagaimana tuduhan kaum musyrik).
4.    Sungguh, akhir keadaanmu lebih baik dibandingkan permulaan.
5.    Tuhanmu pasti memberikan anugerah kepadamu.  Kamu pun berpuas hati.
6.    Tuhan mendapati kamu yatim piatu.  Ia pun melindungimu.
7.    Tuhan mendapati kamu bingung mencari risalah kebenaran.  Ia lalu memberikan hidayah (al-Qur’an).
8.    Tuhan mendapati kamu miskin.  Ia pun menganugerahkan kekayaan.
9.    Jangan kamu menghardik anak yatim.
10.  Orang yang meminta (bantuan), jangan kamu bentak.
11.  Nikmat Tuhanmu yang Ia anugerahkan seyogianya kamu terus sebut (dengan bersyukur).



94. Surah ash-Syarh
Surah Alam Nasyrah
1.  Bukankah Kami telah melapangkan dadamu (wahai Muhammad seraya mengisinya dengan iman dan hikmah).
2.  Kami meringankan bebanmu (dalam menyiarkan risalah).
3.  Yang memberatkan tanggunganmu.
4.  Kami telah meninggikan panggilan namamu (dengan kenabian dan kemuliaan).
5.  Sungguh, sesudah kesusahan ada kemudahan.
6.  Sungguh, sesudah kesukaran ada keringanan.
7.  Bila kamu telah rampung (dengan urusan ibadah), maka, kerjakan ikhtiar lain secara tekun.
8.  Kepada Tuhanmu saja kamu harus memohon.





97. Al-Qadr
(Malam Mahaagung)
Dengan Nama Allah, Pemilik Kasih Sayang yang Maha Pemurah
1.  Kami mewahyukan al-Quran di Malam Mahamulia.
2.  Bagaimana kamu tahu apa itu Malam Mahamulia?
3.  Malam Mahamulia lebih baik dibandingkan seribu bulan.
4.  Turun malam itu para malaikat bersama Jibril.  Dengan izin dari Tuhan.  Mereka mengatur segala titah.
[Malaikat diperintahkan mengatur seluruh urusan yang berlaku untuk tahun berikutnya).
5.  Malam itu sejahtera sentosa sampai fajar menyingsing.






99. Az-Zalzalah
(Guncangan)
Dengan Nama Allah, Pemilik Kasih Sayang yang Mahapemurah
1.  Bila bumi diguncangkan secara dahsyat.
2.  Bumi pun mengeluarkan segala isinya.
3.  Bertanya manusia: “Mengapa terjadi begini?”
4.  Hari itu bumi menceritakan beritanya.
[Tatkala Kiamat terjadi, maka, bumi menegaskan bahwa inilah warta yang selama ini tercantum dalam al-Qur’an]
5.  Tuhanmu menitahkannya berlaku demikian.
6.  Hari itu manusia keluar kubur secara berkelompok.  Diperlihatkan kepada mereka balasan perbuatannya.
[Manusia bergegas bangkit dari kubur menuju Padang Mahsyar]
7.  Siapa berbuat kebajikan seberat zarrah, niscaya ia melihatnya.
[Seluruh tindak-tanduk yang pernah dilakukan tercatat pada “kitab amal”. Buku ini yang kelak diperlihatkan setelah perbuatan mereka ditimbang]
8.  Siapa berbuat kejahatan seberat zarrah, maka, balasannya pun dilihat.





101. Al-Qariah
(Hari Kiamat)
Dengan Nama Allah, Pemilik Kasih Sayang yang Mahapemurah
1.  Hari Kiamat.
2.  Apa itu Hari Kiamat?
3.  Bagaimana kau tahu Hari Kiamat?
4.  Di hari itu, manusia bak laron yang bertebar.
5.  Gunung-ganang bagai bulu dihambur-hamburkan.
6.  Siapa berat timbangan perbuatan baiknya.
7.  Kepuasan ia reguk.
8.  Siapa ringan timbangan kebaikannya.
9.  Neraka Haawiyah tempatnya.
[Al-Haawiyah berarti tempat yang rendah sekali. Neraka Haawiyah merupakan lubang api paling dalam] 10.  Tahukah kamu apa Haawiyah?
11.  Api yang sangat panas!






103. Al-Ashr
(Sang Kala)
Dengan Nama Allah, Pemilik Kasih Sayang yang Maha Pemurah
1.Demi sang kala!
2. Manusia benar-benar dalam kerugian.
3. Kecuali insan saleh yang mengerjakan perbuatan bajik.  Kemudian saling berwasiat supaya taat pada kebenaran.  Lalu saling berpesan untuk sabar.




104. Al-Humazah
(Pengumpat)
Dengan Nama Allah, Pemilik Kasih Sayang yang Maha Pemurah
1.  Celaka besar bagi pengumpat serta pencela.
2.  Mereka menghimpun harta.  Menghitungnya berkali-kali.
3.  Ia menyangka kekayaan bisa mengekalkannya (hidup di dunia).
[Konglomerat Quraisy Ubay bin Khalaf doyan mencemooh Nabi Muhammad. Ia ogah beribadah karena mengira harta bisa membuatnya kekal]
4.  Tidak!  Ia pasti dicampakkan ke Neraka al-Huthamah.
5.  Tahukah kamu apa itu al-Huthamah?
[Al-Huthamah berarti menghancurkan atau membinasakan]
6.  Al-Huthamah adalah api yang disiapkan Allah untuk dinyalakan.
[Api al-Huthamah khusus diciptakan oleh Allah]
7.  Apinya menerobos menjangkau hati.
8.  Api itu menutupi mereka seperti kubah.
[Wadah tempat api itu ditutup rapat. Menyekap para penghuninya. Tiada celah untuk meloloskan diri]
9.  Mereka terikat di situ pada tiang-tiang tinggi menjulang.




105. Al-Fil
(Gajah)
Dengan Nama Allah, Pemilik Kasih Sayang yang Maha Pemurah
1. Tiadakah kamu (wahai Nabi Muhammad) memperhatikan.  Bagaimana Tuhanmu bertindak terhadap serdadu penunggang gajah?
2. Tuhan menjadikan sia-sia rencana mereka.
3. Tuhan mengirim burung secara berbondong-bondong kepada mereka.
4.  Melontarnya dengan batu-batu terbakar.
[Sijjil berarti tanah yang mengeras seperti batu]
5.  Tuhan menjadikan mereka bagai dedaunan yang digerogoti ulat.





106. Al-Quraisy
(Puak Quraish)
Dengan Nama Allah, Pemilik Kasih Sayang yang Maha Pemurah
1.  Kebiasaan kaum Quraisy.
2.  Mereka pergi berbisnis pada musim dingin (ke Yaman) dan musim panas (ke Syam).
3.  Mereka patut menyembah Tuhan pemilik Ka’bah.
4. Tuhan memberi mereka makanan agar tidak lapar.  Mengamankan mereka dari rasa takut.
[Mekah tergolong daerah tandus. Rumput pun ogah tumbuh. Ajaibnya, penduduk Mekah tidak pernah kelaparan.
Orang Quraisy leluasa bepergian tanpa diliputi ketakutan di seluruh kawasan negeri Arab karena dikenal sebagai pemelihara Ka’bah. Saban tahun mereka menjadi penerima jemaah haji. Orang Quraisy menjamu dan memberi air minum kepada pelakon haji atau kafilah bisnis]





107. Al-Maun
(Barang Berguna)
Dengan Nama Allah, Pemilik Kasih Sayang yang Maha Pemurah
1.  Tahukah kamu pendusta agama?
2.  Mereka menghardik anak yatim.
3.  Ia tidak menganjurkan memberi makan orang miskin.
4.  Kalau pendusta agama begitu, maka, celaka orang yang shalat.
[Munafik dalam shalat]
5.  Mereka melalaikan shalat.
[Tidak menyempurnakan shalat dengan waktu atau terburu-buru]
6.  Kemudian orang yang bangga diri dalam ibadah.
[Beribadah karena ingin dipuji, bukan demi keridaan Allah]
7.  Lalu orang yang enggan memberi bantuan.
[Menghalangi diri atau orang lain untuk menolong dengan barang berguna]



108. Al-Kautsar
(Nikmat Berlimpah)
Dengan Nama Allah, Pemilik Kasih Sayang yang Maha Pemurah
1.Kami telah menganugerahkan kebajikan berlimpah kepadamu (wahai Nabi Muhammad).
[Al-Kautsar merupakan nama sungai di Surga yang dipersembahkan kepada Nabi Muhammad]
2.  Dirikan shalat karena Tuhanmu.  Sembelih pula kurban sebagai rasa syukur.
[Berkurban untuk disedekahkan kepada golongan fakir]
3.  Orang yang membencimu.  Ia terputus (dari rahmat Allah).
[Pembenci Nabi Muhammad akan terputus dari keturunan. Ia jauh dari kebajikan di dunia dan Akhirat]

Asbabun Nuzul
     Di suatu hari, Nabi Muhammad mengantuk.  Tiba-tiba senyum menghias bibirnya.  Allah mewahyukan kepadanya bahwa:  “Kami sudah mengaruniakan kebajikan berlimpah kepadamu”.
     Rasulullah menafsirkan al-Kautsar sebagai sungai.  Di dalamnya penuh kenikmatan berlimpah.  Di Hari Kiamat, kaum Muslim berkesempatan meneguk air al-Kautsar.
     Politisi, taipan dan pujangga Yahudi Ka’ab bin al-Asyraf tiba di Mekah.  Gerombolan Quraisy bertanya.  “Apakah kau penduduk terbaik Medinah sekaligus pemimpin mereka”.  “Ya”, jawab Ka’ab.  “Kau melihat di sana ada yang mengaku lebih baik dibandingkan kami.  Padahal, kami pelayan haji serta pemangku Ka’bah”, imbuh kaum Quraisy.  “Kalian lebih baik ketimbang dia”, tandas Ka’ab.  Allah berfirman: “Orang yang membencimu.  Ia terputus”.
     Ka’ab ulet merangkai kata-kata puitis untuk melecehkan Nabi Muhammad.  Ia pun merendahkan kehormatan wanita Muslimah.  Di sisi lain, ia mengumandangkan pujian kepada para musuh-musuh Islam.
     Tindakan subversif Ka’ab terhadap negara Medinah merisaukan Nabi Muhammad.  Apalagi, Ka’ab tidak gentar menistai Allah.  Dinas intelijen lantas merancang siasat untuk menghentikan aksi Ka’ab.
     Muhammad bin Maslamah ditunjuk sebagai kepala misi.  Ia membawahi Abbad bin Bisyr, Abu Nailah, Harits bin Aus dan Abu Abs bin Jabr.
     Pada 14 Rabiul Awwal 3 Hijriah, operasi intelijen itu berhasil merampungkan tugas.  Ka’ab terjengkang oleh bacokan pedang.  Hidupnya tamat setelah Muhammad bin Maslamah merobek perutnya dengan kapak.
     Kematian Ka’ab melemahkan semangat etnis Yahudi.  Mereka tidak lagi berani menyerang kehormatan Nabi Muhammad dan Islam.




109. Al-Kafirun
(Berandal Kafir)
Dengan Nama Allah, Pemilik Kasih Sayang yang Maha Pemurah
1.   Katakan (wahai Nabi Muhammad): “Hai orang kafir!”
2.  “Saya tidak menyembah yang kamu sembah”.
3.  “Kamu pun bukan penyembah Tuhan yang saya sembah”.
4.  “Saya tidak pernah menyembah yang kamu sembah”.
5.  “Tiada pula kamu menjadi penyembah Tuhan yang saya sembah”.
6.  “Agamamu untuk kamu saja.  Bagiku pula agamaku”.

Asbabun Nuzul
     Musyrik Mekah menyodorkan proposal kepada Nabi Muhammad.  Kalau umat Islam menyembah berhala (tuhan-tuhan masyarakat paganisme) selama setahun, maka, kaum musyrik pun akan menyembah Allah selama setahun.






110. An-Nashr
(Pertolongan)
Dengan Nama Allah, Pemilik Kasih Sayang yang Maha Pemurah
1.  Bila tiba pertolongan Allah dan kemenangan (memasuki Kota Mekah).
2.  Kamu (wahai Nabi Muhammad) melihat manusia berbondong-bondong masuk agama Allah.
3.  Bertasbihlah memuji Tuhanmu.  Mohon ampun kepada Allah.  Ia Mahapenerima taubat.

Asbabun Nuzul
     Surah an-Nashr diwahyukan pada pertengahan hari Tasyrik.  Nabi Muhammad tahu kalau surah ini menjadi tanda perpisahan.  “Saya diberitahu tentang kematianku”, sabda Rasulullah.





111. Al-Lahab
(Gejolak Api)
Dengan Nama Allah, Pemilik Kasih Sayang yang Maha Pemurah
1.  Binasa kedua tangan Abu Lahab.  Kelak dirinya pun binasa!
[Nama asli Abu Lahab ialah Abdul Uzza. Ia paman Nabi Muhammad. Lahab berarti api yang menyala berkobar]
2.  Tidak berguna harta yang ia usahakan.
3.  Ia akan dijebloskan ke api bergejolak.
4.  Begitu pula istrinya, pembawa kayu bakar (untuk mengobarkan api Neraka Jahanam).
[Istri Abu Lahab ialah Ummu Jamil, saudari Abu Sufyan. Wanita ini tertoreh sebagai penebar fitnah bagi Islam. Ia acap menaruh duri di jalan yang dilewati Nabi Muhammad]
5.  Pada lehernya tali sabut dipintal.
[Bentuk siksa di Neraka ialah simpul-simpul dari sabut diikat di leher.  Tali itu kemudian dibakar]

Asbabun Nuzul
     Nabi Muhammad mengumpulkan penduduk Mekah di Bukit Shafa.  Rasulullah lalu berdakwah tentang keesaan Allah.  Abu Lahab tentu saja berang.  “Terkutuk kau!  Untuk inikah kau menyuruh kami ke sini”.  Surah al-Masad pun diwahyukan.
     Keandalan al-Qur’an yakni mustahil direkayasa.  Andai Abu Lahab masuk Islam, otomatis kemurnian al-Qur’an ternoda.  Tidak usah, misalnya, masuk Islam.  Berpura-pura saja sudah cukup merepotkan al-Qur’an.





112.  Al-Ikhlas

Dengan Nama Allah, Pemilik Kasih Sayang yang Maha Pemurah
1.   Katakan (wahai Nabi Muhammad).  Ia adalah Allah nan Esa.
2.   Tumpuan harapan para makhluk.
3.   Tiada Ia beranak.  Tidak pula dilahirkan.
4.   Tak sesuatu pun setara dengan Ia!





113.  Al-Falaq
(Subuh)
Dengan Nama Allah, Pemilik Kasih Sayang yang Maha Pemurah
1.  Katakan (wahai Nabi Muhammad): “Aku berlindung kepada Allah, Tuhan  penguasa fajar”.
2.  “Dari kejahatan semua makhluk yang Ia ciptakan”.
3.  “Dari bahaya malam bila diselimuti gelap-gulita”.
4.  “Dari kejahatan penyihir yang menghembuskan jampi-jampi”.
5.  “Dari kejahatan orang iri yang melancarkan kedengkian”.





114.  An-Naas
(Manusia)
Dengan Nama Allah, Pemilik Kasih Sayang yang Mahapemurah
1.  Katakan (wahai Nabi Muhammad): “Saya berlindung kepada Allah, pemelihara manusia”.
2.  “Maharaja manusia”.
3.  “Tuhan yang berhak disembah manusia”.
4.  “Dari godaan setan yang timbul-tenggelam”.
5.  “Membisikkan kejahatan ke hati manusia”,
6.  “Mereka berasal dari jin dan manusia”.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Amazing People