Selasa, 07 Juni 2011

Olimpiade Beijing: Momen Damai Cina-Taiwan


Olimpiade Beijing: Momen Damai Cina-Taiwan
(Menyambut Olimpiade Beijing 8-24 Agustus 2008)

Oleh Abdul Haris Booegies
Peminat Masalah Sosial

Selama 8-24 Agustus 2008, berita-berita Olimpiade Beijing tidak akan lepas dari rutinitas keseharian. Olimpiade yang dinamakan pula Games of the XXXIX Olimpiad ini, resmi dibuka pada malam hari tepat pukul 08 08 08 (jam delapan lewat delapan menit dan delapan detik). Angka delapan dalam kebudayaan Tiongkok bermakna kemakmuran.
Olimpiade Beijing dianggap sarat nuansa artistik serta glamour. Penghuni bumi pasti bakal terkesima menatap Beijing National Stadium maupun Beijing National Aquatics Centre. Dua arena tersebut digelari sebagai yin yang. Suatu kekuatan kosmis bertaraf positif dan negatif guna saling melengkapi.
Beijing National Stadium merupakan wadah laga atlet dengan konstruksi bangunan mirip sarang burung. Masyarakat Cina memang sangat menghormati sarang burung. Pasalnya, dipandang wujud kebanggaan sekaligus lambang kebahagiaan.
Rangka luar stadion yang berbentuk bird nest terdiri atas anyaman logam baja seberat 49.600 ton. Sementara bagian dalam arena ditatah dengan beton. Stadion yang diarsiteki oleh firma Swiss Herzog & de Meuron Architekten AG bersama China Architecture Design & Research Group itu lantas diberi warna merah. Cat tersebut dirumuskan oleh perusahaan Caparol dari kota Ober-Ramstadt, Hessen, Jerman. Stadion yang mampu menampung 80 ribu orang itu menjadi tempat upacara pembukaan serta penutupan olimpiade.
Di sebelah barat stadion Sarang Burung, terpancang Beijing National Aquatics Centre. Arena kolam renang tersebut begitu apik bak gelembung sabun. Rongga gelembung gelanggang itu yakni plastik dari bahan polimer berbasis fluoro carbon (ethylene tetrafuoro ethylene). Dua tempat duel spektakuler tersebut menjadi bagian dari atlet level mondial guna menggapai predikat Citius (tercepat), Altius (tertinggi), Fortius (terkuat).
Olimpiade edisi ke-29 ini diikuti sekitar 10.500 atlet dari hampir 200 negara. Mereka akan berpartisipasi di 28 cabang olahraga lewat 302 pertandingan. Olimpiade sebagai pesta olahraga terbesar di dunia merupakan wadah buat merajut persahabatan antar-negara.
Mantan Presiden International Olimpic Committee (IOC) Juan Antonio Samaranc bertitah bahwa olimpiade idealnya mempererat persaudaraan antar-umat manusia. Selain itu, juga untuk mencairkan pertikaian politik.

Yi Guo Liang Che
Cina termaktub negara paling kaya. Cadangan devisanya mencapai 1.450 miliar dolar AS. Bandingkan dengan Indonesia yang cuma 51 miliar dolar AS. Kendati punya berkarung-karung yuan, tetapi, Cina tak bisa mengendalikan Taiwan. Negara mini Taiwan terkesan bandel. Sebab, ogah kembali ke pangkuan Ibu Pertiwi Cina.
Taiwan bermula ketika Generalisimo Chiang Kai-shek yang berkuasa di Cina melarikan diri ke pulau Taiwan. Chiang Kai-shek bersama pasukan kaum nasionalis kemudian terdesak oleh tentara komunis dalam perang saudara 1945-1949. Di akhir perang sipil pada 1949, Taiwan membentuk pemerintahan sendiri. Cina akhirnya terbagi dua. Satu Republik Rakyat Cina yang yang diproklamasikan oleh Mao Tse-tung pada 1 Oktober 1949. Lainnya Republik Taiwan dengan Ibu Kota Taipei.
Cina daratan tentu saja murka gara-gara ulah Taiwan. Negeri Tirai Bambu yang didukung 170 negara tersebut bersikukuh jika Taiwan adalah provinsi Cina. Beijing sempat melunak dengan mengimbau Taiwan menerima opsi demi reunifikasi nasional. Kebijakan khusus yang berdenging nyaring yaitu yi guo liang che (satu negara dua sistem). Kebijakan itu mujarab diterapkan penguasa Cina di Hongkong maupun Makao.
Tatkala Chen Shui-bia menjadi presiden, ia sempat terbujuk rayu membawa Taiwan ke arah kemerdekaan. Kini, setelah Ma Ying-jeon terpilih sebagai presiden dan Vincent Siew menjabat wakil presiden pada 22 Maret 2008, suasana kembali cair. Karena, perundingan positif diintesifkan.
Presiden Ma yang berasal dari partai Kuomintang (Nasionalis Cina), memang mengusung rapprochement. Ia berniat menggalakkan pendekatan dengan Beijing. Cina Daratan dengan Taiwan jelas berharap negosiasi tersebut menjadi mekanisme komunikasi krusial. Pertemuan demi pertemuan dikehendaki mewujudkan rasa saling percaya. Alhasil, terpatri dasar perdamaian serta stabilitas jangka panjang lintas selat Taiwan.

One World One Dream
Cina yang penuh industri berat berhasrat menampilkan olimpiade musim panas yang betul-betul sehat. Hatta, sejak 8 Juli 2008, pemerintah menutup 267 pabrik. Kebijakan itu diterapkan agar kualitas udara tidak terpolusi gas-gas buangan atau asap tebal dari aneka pabrik. Anggaran yang digelontorkan Cina guna mengatasi polusi dalam menyambut olimpiade mencapai CNY 140 miliar (Rp 188 triliun).
Tidak dapat dipungkiri kalau Olimpiade Beijing banyak menapak onak dan duri. Maklum, sebagian negara Eropa mencoba memboikot gara-gara Cina terlalu keras menghadapi rakyat Tibet yang dipimpin Dalai Lama (Tenzin Gyatso).
Pada intinya, boikot terhadap Olimpiade Beijing sebatas “krisis minus makna”. Faktor politik yang tak terkait pesta tersebut justru merugikan olahragawan. Cina berhak mengadakan olimpiade. Di sisi lain, para pengunjuk rasa pun boleh menyuarakan opini.
Sekarang, api olimpiade yang dinyalakan di Yunani pada 24 Maret 2008, sudah melewati 20 negara. Api itu telah sampai di pinggiran Beijing untuk memasuki stadion Sarang Burung. Hingga, penonton bakal bersorak seirama dengan logo olimpiade Tiongkok yang berbunyi “Dancing Beijing”.
Olimpiade Beijing diinginkan menjadi momentum historis bagi Cina-Taiwan.
Ajang kompetisi olahraga terakbar tersebut dinantikan sebagai perekat antara Cina dengan Taiwan.
Dengan olimpiade, Cina yang cenderung menerapkan kebijakan keras dikehendaki melunak. Sedangkan Taiwan yang menjadi “anak nakal” bisa pula lebih terbuka. Perbedaan politik antara Cina dengan Taiwan diharap sirna. Soalnya, hubungan kedua negara yang dilandasi semangat persaudaraan akan meningkatkan potensi masing-masing.
Di bidang ekonomi, kedua negara tentu kian powerful. Apalagi, pelaku bisnis asal Taiwan yang tersebar di Cina mencapai satu juta orang. Sejak 2002, negeri pemilik Great Wall itu menjadi mitra dagang Taiwan.
Olimpiade Beijing jelas bakal dikenang sepanjang masa bila menjadi gerbang damai Cina-Taiwan. Pasalnya, turnamen multieven per empat tahun tersebut mengikis sekat yang selama ini membelah hati masyarakat Cina. Tidak berlebihan jika Cina menggagas maskot olimpiade bernama Fuwa (sikap bersahabat). Fuwa tiada lain lima bocah lucu dengan model unik yang bernama Beibei, (ikan), Jingjing (panda), Huanhuan (api suci Olimpiade), Yingying (antelop Tibet) serta Nini (burung layang-layang).
Figur Fuwa mengandung pertalian dengan lautan, hutan, api, bumi dan langit. Maskot itu pada akhirnya melambangkan keharmonisan antara manusia dengam alam.
Arkian, senada dengan konsep olimpiade yang berpijak pada sektor hijau.
. Olahraga memang tidak sekedar menyehatkan badan. Sebab, seuntai gerak tubuh dapat merajut nilai persaudaraan. Bahkan, olimpiade di Tiongkok kali ini mengusung tema perdamaian, pengertian antar-manusia serta rekonsiliasi.
Juan Antonio Samaranc bermimpi indah. Ia mengidam-idamkan olimpiade mempererat persaudaraan antar-umat manusia. Apalagi, motto Olimpiade Beijing bergema memukau: “One World One Dream”.

(Tribun Timur)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Amazing People