Sabtu, 04 Juni 2011

James Bond Memburu Lailatul Qadar

James Bond Memburu Lailatul Qadar

(Menyambut Nuzulul-Quran 10 Oktober 2006)

Oleh Abdul Haris Booegies
Peminat Masalah Sosial

   Lailatul Qadar pertama muncul pada 21 Ramadan tarikh 41 Fiel (10 Agustus 610 Masehi).  Malam itu dipahami sebagai penetapan Allah terhadap perjalanan manusia.  Sebab, di malam tersebut, Jibril melantik Muhammad sebagai rahmatan lil alamin (rahmat bagi semesta).
     Lailatul Qadar juga bermakna sempit.  Karena, banyak malaikat yang menjejakkan diri ke sudut-sudut dunia.  “Turun malam itu, para malaikat dan Jibril” (al-Qadr: 4).  Alhasil, planet ini seolah tak mampu menampung aneka jenis malaikat.
     Secara lazim, lailatul qadar berarti malam kemuliaan.  Apalagi, Tuhan sendiri menegaskan kalau lailatul qadar lebih baik dibandingkan seribu bulan.
     Lailatul qadar merupakan curahan waktu yang dahsyat-fantastis.  Kala Lailatul Qadar menaungi jagat, maka, kegelapan malam ibarat tersaput oleh tiga cahaya purnama.  Kerlap-kerlip bintang berpijar terang.  Keelokan belahan langit tak dinodai meteor.  Udara terasa sejuk serta semerbak wewangian menyebar bersama bayu yang sepoi-sepoi.  Warna dedaunan terlihat hijau mencolok.  Hening di sekeliling ketika sanubari mereguk sepercik kenikmatan surgawi.  Kalbu pun tiba-tiba dibuai optimisme prima, kebahagiaan dan rasa syukur.
     Orang-orang yang di otaknya tertera aksara Allah serta sel hatinya membentuk nama Muhammad, seolah sanggup menatap pucuk langit ketujuh.  Ia bagai mampu memandang tahta suci Zat Absolut Tunggal di zona Sidratul Muntaha yang menjadi tujuan segala harapan.  Sebab, di malam tersebut, gerbang utama langit terbuka lebar.  Sementara pintu neraka ditutup rapat dengan gembok berlapis-lapis.
     Di pagi hari sesudah Lailatul Qadar muncul, maka, matahari terbit berwarna putih laksana tembaga.  Surya tak diliputi pancaran cahaya.
     Setelah zaman nabi, maka, tidak ada ketentuan kapan Lailatul Qadar terjadi lagi.  Secara matematis, KH Masyhuri Baedlowi MA pernah menuangkan secarik teori.  Menurutnya, ada ulama mengotak-atik kata Lailatul Qadar yang dalam bahasa Arab berjumlah sembilan (lam, ya’, lam, ta’, alif, lam, qaf, da’, ra’).  Sedangkan dalam surah al-Qadr, istilah Lailatul Qadar disebutkan tiga kali.  Hingga, 9 x 3 = 27.  Jumlah itu menunjukkan bila Lailatul Qadar terjadi pada 27 Ramadan.
     Surah al-Qadr memuat 30 kata.  Elemen tersebut selaras dengan jumlah hari dalam sebulan.  Morfem di nomor urut 27 pada surah al-Qadr, ialah hiya (dia).  Hiya merujuk pada Lailatul Qadar.  Aspek itu kembali menunjukkan jika Lailatul Qadar terjadi pada 27 Ramadan.
     Secara matematis, Lailatul Qadar turun pada 27 Ramadan.  Sekalipun sudah jelas, namun, ada kesan kalau Lailatul Qadar tidak selamanya muncul.  Bahkan, golongan pesimistis haqqul yaqin bila Lailatul Qadar cuma sekali terjadi pada Senin, 10 Agustus 610.
     Di dunia ini, susah menemukan orang yang bisa bersua dengan Lailatul Qadar.  Karena, ilmu manusia sangat primitif dibandingkan kode-kode Arasy.  Alhasil, para petualang jenius bakal bingung menerka kedatangan Lailatul Qadar.  James Bond pun akan linglung dalam mendeteksi misteri Lailatul Qadar.
 
Skandal
     Pasca Ramadan pada 17 November 2006, kembali muncul film James Bond ke-21 berjudul Casino Royale.  Film aksi dengan sutradara Martin Campbell tersebut, dibintangi Daniel Wroughton Craig yang berwajah pucat dengan tampang tak begitu ramah.  Ia didampingi gadis Perancis Eva Gaelle Green yang berperan sebagai Vesper Lynd.  Aktris jelita dan bahenol itu, pernah bugil total sambil menggelepar penuh nafsu kala bercinta dalam The Dreamers besutan Bernardo Bertolucci.
     Bond merupakan lambang kejantanan serta ketangguhan.  Sosoknya yang flamboyan pernah diperankan oleh Sir Sean Connery, George Lazenby, Sir Roger Moore, Timothy Dalton dan Pierce Brosnan.
     Semua misi yang diemban Bond selalu sukses.  Dunia boleh berubah, tetapi, 007 belum rela mati di tengah cairnya Perang Dingin.  Agen Inggris tersebut belum jua sanggup dieksekusi kala AS makin sangar menghancurkan kekuatan Islam pasca 9/11.
     Petualangan Mr Kiss Kiss Bang Bang itu, terus mencekam dengan senjata serba mutakhir.  Hingga, planet bumi selalu selamat berkat kepiawaian Bond menghalau kejahatan.  Agen terbaik M16 tersebut, bak punya tujuh nyawa dalam pergulatan kekuatan internasional.
     Bond adalah ciptaan Ian Lancaster Fleming (1908-1964).  Agen-agen Inggris yang berkode angka nol ganda (001 atau 009), merupakan simbol jika mereka memiliki izin membunuh siapa saja yang menghadang misinya.
     Bond lahir saat terjadi suasana muram antara AS dengan Uni Soviet.  Apalagi, ketika Soviet menginvasi Hungaria pada 1956.  Akibatnya, Perang Dingin kian mendebarkan di area Blok Timur serta Blok Barat.  Pertarungan ideologi antara kapitalisme dengan komunis, sekonyong-konyong makin meruncing.
     Situasi yang kurang waras itu, akhirnya menggugah Ian menciptakan hero bagi Blok Barat.  Ian adalah mantan anggota intel Angkatan Laut Inggris.  Ia menghendaki figur pahlawan fiktifnya sesakti agen spionase elit Inggris semacam Kim Philby, Guy Burgess atau Donald MacLean.
     Hasrat Ian beralasan berkat koneksinya dengan William “Wild Bill” Donovan, bos CIA.  Ia punya pula akses untuk berhubungan dengan Direktur FBI John Edgar Hoover maupun spymaster Sir William Stephenson.
     Setelah pensiun dari dunia spionase, Ian menetap di Jamaika.  Di negeri eksotis tersebut, ia terlibat skandal dengan Lady Anne Rothermere.  Di tengah puncak asmaranya yang menggebu, Ian meracik dongeng Bond.  Alhasil, terbit novel perdananya bertajuk Casino Royale pada 13 April 1953.

Anugerah
     Bond boleh saja ditugaskan dalam petualangan bertajuk Mission Impossible untuk memburu Lailatul Qadar.  Apalagi, 007 memiliki banyak akal sekaligus akrab dengan teknologi modern.  Hingga, memudahkannya menelisik awan-gemawan dan fenomena di balik kabut.  Kendati Bond selalu berhasil menyelesaikan aneka misi muskil, namun, kekuatan manusia punya batas.  Dalam mengungkap Lailatul Qadar, jagoan dari dunia intelijen itu bakal berhadapan beragam kendala yang rumit dinalar akal sehat.
     Lailatul Qadar sukar dideteksi lantaran rahmat Tuhan yang tidak pilih kasih.  Mukmin, muslim, santri atau Islam KTP, sama di hadapan Allah dalam pembagian rezeki.  Takaran berbeda kalau berbicara perihal ketakwaan.  Walau sersan, bila sujudnya ikhlas, maka, keberadaannya teramat dekat dengan Sang Pencipta.  Biarpun jenderal, jika shalatnya riya’ (pamer ibadah), maka, Tuhan tak merekennya sebagai bentuk ketakwaan.
     Skema tersebut yang membuat Bond kesulitan melacak lailatul qadar di malam 27 Ramadan.  Kalkulasinya sudah sesuai tuntutan matematis.  Ia malahan ditopang sabda suci profetik bahwa songsonglah Lailatul Qadar pada sepuluh malam terakhir.  Asyrul awakhir dimulai pada 21, 23, 25, 27 serta 29 Ramadan.  Masalah timbul akibat ritual religius bukan sekedar area rasio.  Sebab, doktrin langit bertutur soal abstrak yang susah diterawang dengan peralatan canggih.
     Robert Fleming, pernah menasehati Ian, cucunya.  Ia menuturkan bahwa respek dan kehormatan tak pernah datang dari uang.
      Nasehat Robert kepada pencipta 007 itu, juga berlaku di tiap pelosok negeri yang berbasis peradaban positif.  Dalam Islam, pundi-pundi fulus yang diangkut puluhan pedati, bukan cara untuk mereguk kemuliaan.  Keagungan di sisi Allah, mustahil pula diperoleh dengan limpahan materi.  Kehormatan selalu lahir dari kerja keras serta sifat tunduk pada hukum Tuhan.  Alhasil, terbuka akses untuk menerima anugerah atau rezeki berupa wibawa, ilmu maupun harta.
     Dalam menggapai Lailatul Qadar, tidak dibutuhkan kekayaan yang bertumpuk.  Sikap yang wajib digaungkan hanya fokus pada ibadah.  Saat konsentrasi telah maksimal, maka, kesabaran dan keikhlasan mutlak dikedepankan.  Kesabaran diperlukan dalam menanti anugerah berupa Lailatul Qadar.  Kemudian rela kalau Lailatul Qadar tak hinggap dalam kehidupan yang dilakoni.
     Formula tersebut menandaskan bila Lailatul Qadar butuh konsentrasi, kesabaran serta keikhlasan.  Garis tangan tiap manusia berbeda, tetapi, rezeki dan anugerah Sang Khaliq selalu hadir tanpa pilih kasih.  Karena: “Allah memberi rezeki tiada batas kepada siapa yang dikehendaki-Nya” (al-Baqarah: 212).


(Tribun Timur, Senin, 9 Oktober 2006)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Amazing People