Rabu, 15 Juni 2011

Hillary Clinton, Magnet Baru Amerika


 Hillary Clinton
Magnet Baru Amerika
Oleh Abdul Haris Booegies
     Sejak Amerika Serikat dibentuk, inilah untuk pertama kalinya muncul figur perempuan tangguh, mandiri sekaligus cerdas untuk merebut kursi kepresidenan.  Namanya Hillary Rodhan Clinton.
     Sejak awal, Bill Clinton telah mendeklarasikan kalau Hillary merupakan calon paling siap.  Clinton memang sangat mengandalkan istrinya.  Sebab, prestasi Clinton tidak luput dari sosok Hillary.  Ketika Clinton menjadi Gubernur Arkansas, maka, Presiden Asosiasi Pendidikan Arkansas Sydney Johnson, memujinya.  Ia menganggap bila Clinton bersama Hillary adalah satu unit kerja (one working unit).  Hingga, keduanya dipanggil Billary.
     Pada 1992 di masa kampanye presiden, orang menyebut Clinton sebagai “suaminya Hillary”.  Aspek itu membuktikan jika Hillary menjadi figur paling krusial bagi Clinton.  Bahkan, Hillary disebut the right Clinton (Clinton yang tepat).  Sementara Clinton tiada lain the wrong Clinton (Clinton yang keliru).  Pasalnya, Hillary berjuang agar massa memilih the wrong Clinton.  Ibarat kata, buy one get one free.  Pilihlah Clinton supaya memperoleh Hillary.
     Kini, senator dari Partai Demokrat New York tersebut berambisi menghuni Gedung Putih sesudah unggul lewat Super Tuesday pada 5 Februari 2008.  Ia punya segudang pengalaman yang bisa dipakai menakhodai AS.  Hillary yang namanya tertoreh dalam daftar National Women’s Hall of Fame, senantiasa dikenang atas pengabdiannya sebagai wakil wanita dan anak-anak.  Khalayak sering mengingat misinya untuk program kesehatan saat ia malang-melintang di Gedung Putih sebagai first lady.
     Hillary yang memiliki pendukung 80 mantan penasehat kebijakan luar negeri dari zaman Clinton, pernah mengeritik Bush yang bebal.  Ia menuding kalau di AS tak ada pemerintahan.  Bush dinilainya secara intensif mengkonsolidasi sekaligus menyalahgunakan kekuasaan buat agenda masa depan mereka sendiri.
     Warisan Bush yang belepotan dengan perkara besar wajib dijernihkan oleh penggantinya nanti.  Hillary dengan sosoknya yang kuat berjanji mengubah citra kepemimpinan AS.  Apalagi, selama ini gaya Hillary kerap menjadi panutan.  Kecerdasan, popularitas serta citranya bagai Evita Peron dari Argentina.

Peraih Grammy Award
     Hillary terlahir dengan nama Hillary Diane Rodham di Park Ridge, pinggir Chicago, pada 26 Oktober 1947.  Hugh Wellsworth Rodham, ayahnya, seorang konservatif yang menjabat posisi eksekutif di suatu industri tekstil.  Ibunda Hillary bernama Dorothy Emma Howell Rodham, seorang ibu rumah tangga. 
     Di masa kecilnya, Hillary dididik secara keras dalam suasana keluarga Methodist di Park Ridge, Illinois.  Selama 1952-1959, ia bersekolah di Eugene Field.  Sewaktu kecil, Hillary menyukai olah raga basketball, dodgeball, baseball dan softball.  Sedangkan tokoh yang dikagumi ialah John Fitzgerald Kennedy.  Di masa muda, Hillary yang pandangannya kepada lelaki sedingin salju, terobsesi menjadi astronot.
     Pertemuan Hillary dengan cowok keren bernama Clinton terjadi pada tahun kedua kuliahnya di Yale.  Kala itu, Hillary menyeberangi aula mahasiswa guna mencari minuman coke.  Ia kemudian mendengar suara Clinton yang asyik bergosip-ria.  Tak dinyana, Hillary tersihir oleh penampilan pemuda Arkansas tersebut.  Alhasil, bayangannya selalu hadir dalam pikirannya.  Keduanya lantas berkenalan di perpustakaan setelah saling melirik.  “Hai, saya Hillary Rodham”.  Clinton yang merasa diserbu kontan gelagapan sembari dibekap rasa malu.  Ia sampai lupa dengan namanya sendiri.  Pada 11 November 1975, mereka menikah.
     Di Sekolah Tinggi Hukum Yale,  Hillary tertoreh sebagai anggota dewan editor jurnal ilmiah Yale Review of Law and Social Action.  Pada 1973, Hillary diwisuda.  Ia lalu bekerja pada perlindugan anak di Cambridge.  Hillary merupakan pribadi yang kritis, energik, populis serta berpikir terbuka.  Namanya sempat masuk daftar 100 pengacara terbaik AS.  Ia kemudian menjadi penasehat pada Badan Komite Hukum yang menyelidiki Richard Nixon.  Sebagaimana diketahui, Nixon terlibat skandal Watergate.
     Pada 1996, Hillary menerbitkan buku pertamanya berjudul It Takes a Village.  Di dalamnya ia membahas pendidikan dan pengajaran bagi anak-anak.  Pustaka laris itu memperoleh hadiah Grammy untuk kategori penuturan lisan versi audiotape.
     Ketika berdiam di Gedung Putih, Hillary pernah melakukan wawancara imaginer dengan Mahatma Gandhi serta mantan ibu negara Eleanor Roosevelt.  Juru bicara Gedung Putih Michael McCurry menandaskan bila diskusi imaginer Hillary sekedar tukar pikiran demi kepentingan penulisan bukunya.
     Di era pemerintahan Clinton, terlihat peran Hillary yang menonjol.  Ia, umpamanya, menunjuk Dick Morris sebagai staf tim politik Clinton.  Hillary juga mengatur kebijaksanaan terhadap perempuan dan anak-anak. 
     Clinton lantas mengangkat sang istri sebagai pimpinan gugus tugas kepresidenan untuk Perbaikan Program Kesehatan (Healtcare Reform).  Posisi tersebut sederajat anggota kabinet.  Hillary tidak pernah absen dalam pertemuan-pertemuan resmi Gedung Putih.

Pendukung UU Patriot
     Jika Hillary sukses menapak ke Gedung Putih, berarti feminisme serta pendidikan bakal semarak di AS.  Gemuruh feminisme akan bangkit seiring naiknya Hillary ke tahta presiden.  Pada 18 Juli 2007, Hillary tampil dalam debat kampanye dengan potongan leher yang sedikit rendah.  Robin Givhan, penulis The Washington Post mendeskripsikannya sebagai pengakuan kecil tentang seksualitas dan feminitas.
     Di AS, gaya berpakaian wanita profesional tergolong konservatif.  Hillary ternyata tampil beda.  Kala itu, ia mengenakan blazer merah jambu dengan baju atas warna hitam.  Potongan lehernya berbentuk V serta agak rendah.
     Busana Hillary yang paling menggegerkan terjadi di kota Brasilia pada akhir Oktober 1995.  Saat asyik bercakap-cakap dengan first lady Brasil Ruth Cordoso, ia tak menyadari kalau tengah duduk dengan posisi kaki terbuka.  CD atawa cawatnya sekonyong-konyong menyembul mesra.  Harian Correo Braziliense lalu melansirnya di halaman pertama hampir setengah halaman.  Sementara Duloren, perusahaan pakaian dalam kaum Hawa, kesemsem berat menjadikannya materi iklan.
     Dalam debat kampanye, sikap Hillary begitu jelas mengenai pentingnya pendidikan.  Apalagi, selama 20 tahun terakhir, beberapa SMA di AS tidak memenuhi standar.  Ruang-ruang sekolah yang cuma muat 1.800 siswa, justru dijejali 5.000 siswa.  Keonaran pun mewarnai kehidupan siswa-siswi.  Arkian, ada SMA yang meminta polisi agar mengawasi sekolah.
     Persoalan pendidikan yang teramat mencemaskan, sekarang menjadi kegelisahan rakyat AS.  Selain pendidikan, maka, tema kampanye Hillary yang patut diperhitungkan yakni hasratnya untuk memulihkan kepemimpinan AS di dunia.
     Paman Sam sebagai adidaya tetap membuat Hillary bernafsu menggunakan kekuatan.  Bila AS diserang, ia tak segan mengerahkan militer.  Ia mendukung pula UU Patriot yang menjamin pemerintah mempraktikkan kekuatan dalam menyelidiki tersangka teroris.
     Presiden AS nantinya harus mengusung harapan dan impian rakyat.  Hillary yang cenderung dipilih oleh wanita serta orangtua dipandang kandidat potensial.  Sebab, sosok Hillary yang tangguh, mandiri dan cerdas adalah minyak mesin demi merajut kerjasama global.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Amazing People